WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Surabaya Host Axiata Cup 2013

SURABAYA bakal semakin dikenal di dunia bulu tangkis internasional. Selain menjadi tuan rumah Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013, pada Maret mendatang Kota Pahlawan, julukan Surabaya, juga akan menjadi tuan rumah event internasional lainnya, Axiata Cup.
 Sama halnya dengan SBI 2013, pada Axiata nanti juga akan dihadiri para pebulu tangkis papan atas dunia. Hanya, hingga saat ini, nama-nama pebulu tangkis papan atas dunia belum bisa disebutkan.
BAKAL HEBOH: DBL Arena songsong SBI 2013 (foto: sidiq)
‘’Bintang dari Eropa dan Asia akan hadir. Persaingan bakal lebih seru dibandingkan sebelumnya,’’ kata salah satu pengurus PB PBSI Yacob Rusdianto di Surabaya pada 31 Januari.
 Ya, sebenarnya Axiata pada tahun ini memang kali kedua. Penyelenggaraan perdana dilaksanakan tahun lalu dengan juaranya Indonesia Garuda yang mengalahkan sesame tim merah putih, Indonesia Rajawali, dengan aggregate 6-1.  Final Axiata memang memakai system home and away. Pada first leg, Garuda menang 3-1.
 ‘’Sistem yang dipakai tak jauh berbeda. Selain di Surabaya, pertandingan akan dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia,’’ terang Yacob.
 Dia mengaku bangga dengan seringnya Kota Pahlawan dipercaya menjadi tuan rumah laga internasional. Tempat pertandingan, DBL Arena, pun dipercantik agar bisa berwajah bulu tangkis. Tempat yang berada di Jalan A. Yani, Surabaya, itu memang lebih banyak dipakai menggelar pertandingan bola basket.
 ‘’Animo penonton Surabaya juga menjadi pertimbangan. Penontonnya luar biasa,’’ puji lelaki yang kini duduk sebagai dewan pengawas PB PBSI tersebut.
 Sebelumnya, pada era 1990-an, Surabaya juga pernah menjadi tuan rumah Kejuaraan Asia serta dua kali menjadi host Indonesia Terbuka. Semuanya pun berjalan dengan lancar dan menuai pujian dari federasi bulu tangkis Asia dan internasional. (*)

AIM Biscuits Ingin Dukung Sukses Suryanaga

KOMPAK: Manajer Suryanaga Sunoto, Yacob Rusdianto, serta dua wakil AIM Frans dan Wibowo (foto: sidiq)
AIM Biscuits sempat menanjak namanya di akhir decade 2000-an. Itu terjadi saat mereka menjadi sponsor bagi tim sepak bola legendaris Persebaya Surabaya.
 Di mana setiap kaos Green Force, julukan Persebaya, selalu ada tulisan AIM Biscuits yang mengikutinya di dada. Hanya, kerja sama keduanya hanya berjalan dua musim.
 ‘’Belum ada titik temu lagi. Sehingga, kami pun tak menjadi sponsor Persebaya lagi,’’ jelas Wibowo, humas AIM Biscuits, di sela-sela launching kerja sama perusahaan biskuit tersebut dengan klub bulu tangkis Suryanaga di Surabaya pada Kamis (31/1).
 Saat bekerja sama dengan Green Force,menurutnya seperti dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi, nama perusahaan yang berada di kawasan Karangbong, Sidoarjo, itu langsung menanjak. Namun, di sisi lain, jika ada hal-hal yang kurang mengenakan dari oknum Persebaya saat berkaos tim, nama AIM Biscuits ikut terpampang.
 Kini, mereka pun kembali ke olahraga. Hanya, bukan lagi di sepak bola. Pada Superliga Badminton Indonesia (2013), AIMS Biscuits menjadi mendukung perjungan para pebulu tangkis Suryanaga.
 ‘’Pokoknya, kami ingin eksis di olahraga. Kebetulan, saat ini, kami memilih ke bulu tangkis,’’ terang Wibowo.
 Dia menganggap olahraga tepok bulu tangkis tersebut tak kalah populernya dengan sepak bola. Bahkan, dalam sisi prestasi, bulu tangkis lebih unggul.
 ‘’Nilai jual nama AIM Biscuits tetap tinggi. Ini tentu sesuai dengan program kami untuk membuat nama perusahaan dikenal publik,’’ jelas lelaki berkacamata tersebut.
 Sayang, dia enggan menyebutkan nominal rupiah yang disuntikan ke kubu Suryanaga. Hanya, pihaknya mengaku bangga bisa memberikan dukungan kepada tim unggulan pertama di beregu putra dalam Superliga Badminton Indonesia 2013 tersebut.
‘’Semoga kerja sama ini bukan hanya di Superliga Badminton Indonesia. Untuk  event-event mendatang, kesempatan kerja sama tetap terbuka,’’ lanjut Wibowo.
Kubu Suryanaga sendiri tersanjung dengan  adanya kerja sama tersebut. Ini membuat mereka terpancing semangatnya untuk bisa memberikan yang terbaik.
 ‘’Apalagi, pada Superliga Badminton Indonesia tahun ini, kami pasang target juara. Kalau bisa sih, juara di putra dan putri,’’ tegas Ketua Umum PB Suryanaga Yacob Rusdianto.
 Dia menegaskan agar AIM Biscuits bisa menjadi penopang Suryanaga di masa mendatang. Harapannya, klub bulu tangkis kebanggaan Kota Pahlawan, julukan Surabaya, itu terus berprestasi secara berkesinambungan tanpa perlu memikirkan kekurangan sumber dana. (*)

Legenda Negeri Jiran Tutup Usia


DUNIA bulu tangkis tengah berduka. Pada 28 Januari lalu, legenda olahraga bulu tepok asal Malaysia Eddy Choong tutup Asia di negaranya.
 Pada era 1950-an Eddy sangat disegani. Dia mampu menjadi juara tunggal putra turnamen bergengsi All England selama empat tahun 1953, 1954, 1956, dan 1957. Dalam turnamen yang dilaksanakan di Inggris tersebut, lelaki yang tutup usia pada umur 82  tahun tersebut juga mampu menjadi finalis All England pada  1952 dan 1955.
  Selain turu di tunggal, lelaku dengan tinggi 157 sentimeter tersebut juga jago di nomor ganda. Berpasangan dengan saudaranya, David, keduanya meraih title All England pada 1951, 1952, dan 1953. Hasil manis di All England tersebut membuat Eddy mampu mematahkan dominasi Eropa meski posturnya terhitung kecil. Dia pun ikut menjadi bagian tim Malaysia saat menjuarai Piala Thomas 1955.Selama karirnya di bulu tangkis, Eddy mengukir 75 gelar di 14 negara.  Bahkan, saat usianya 53 tahun, dia masih bisa menjadi juara di turnamen veteran All England nomor ganda.
 Atas dedikasinya tersebut, IBF (Federasi Bulu Tangkis Internasional, yang kini berganti menjadi BWF, mengabadikan namanya untuk memberi penghargaan pebulu tangkis terbaik. (*)

PRESTASI TINGGI: Eddy Choong saat masih aktif (foto: nst.com.my)

Malaysia Masih Butuh Pelatih Indonesia

RISIKO TINGGI: Paulus Firman (dua dari kiri) (foto: thestar)

DERETAN pelatih Indonesia yang mencari nafkah di Malaysia bertambah. Setelah Rexy Mainaky dan Hendrawan, kini Paulus Firman pun menyusul terbang ke negeri jiran.
 Seperti dikutip thestar, oleh Federas Bulu Tangkis Malaysia (BAM) dikontrak selama dua tahun untuk menangani nomor ganda putra. Nomor ganda putra di Malaysia memang dikenal keras. Buktinya, Rexy harus angkat koper tahun lalu. Begitu juga dengan penggantinya asal Korea Selatan Yoo Yong-sung. Keduanya meninggalkan Malaysia karena berbeda pendapat dengan BAM.
 Paulus, yang berasal dari Bandung dan berusia 44 tahun, tak mau mengurusi masalah internal antara BAM dan pelatih sebelumnya.’’Yang jelas, saya sangat tersanjung dengan tawaran dari BAM dan tak ragu untuk menerimanya,’’ terang Paulus.
 Apalagi, dia tak asing dengan negara yang beribu kota Kuala Lumpur tersebut. Pada 1995-1996, Paulus memoles Wira Tangkis Badminton Club di Penang.
Dia mengakui sebelum menjalankan tugasnya, dia sudah melakukan diskusi dengan Rexy dan Hendrawan. Paulus tak lupa juga bertukar pikiran dengan pelatih ganda Malaysia Tan Kim Her.
‘’Dia berkata kepada saya bahwa saya harus datang ke Malaysia untuk mencari tantangan yang baru,’’ ucapnya.
Nah, hal itu sesuai dengan keinginan lelaki yang menghabiskan waktunya hampir 16 tahun di Pelatnas Cipayung tersebut. Selama ini, tantangan tersebut sudah tak ditemukannya lagi.
 Di Malaysia, Paulus akan menangani ganda nomor satu Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Dia juga memoles Hoon Thien How/Tan Wee Kiong serta Mohd Lutfi Zaim/Tan Wee Gieen.
‘’Saya mengerti bahwa menangani nomor ganda putra penuh dengan tekanan. Tapi, saya akan menikmatinya dan memberikan semangat kepada anak asuh saya,’’ lanjut dia.
 Sebagai langkah awal, Paulus ingin bertemu dengan anak asuhnya. Diharapkan dari pertemuan tersebut akan terjadi chemistry. Dia juga akan mengunjungi latihan di Bukit Kiara sebelum resmi bertugas setelah Imlek.(*)
Posisi Ganda Putra Malaysia (Peringkat BWF per 25 Januari)
1.Koo Kean Keat/Tan Boon Heong (2)
2.Hoon Thienh How/Tan Wee Kiong (9)
3.Lim Khim Wah/Goh V. Shem (19)
4.Gan Teik Chai/Ong Soon Hock (22)
5.Mohd Zakry/Mohd Fairuzizuan (23)


Perusahaan Biskuit Sponsori Suryanaga

ASING: Hu Yun akan membela Suryanaga (foto: zimbio.com)
SURYANAGA dapat amunisi menyongsong Superliga Badminton Indonesia 2013. Bukan ketambahan pebulu tangkis, karena materi yang dimiliki sekarang sudah menterang baik di sektor beregu  putra maupun beregu putri.
  Ya, di sektor putra, klub kebanggaan Kota Pahlawan, julukan Surabaya, tersebut diperkuat Sony Dwi Kuncoro, Hu Yun, Wong Wing Ki (keduanya asal Hongkong) ataupun Alvent Yulianto, spesialis ganda yang lama menghuni pelatnas Cipayung. Sony prestasinya tengah meroket karena berada di posisi empat besar dunia.
 Untuk beregu putri, tunggal terbaik Jepang Eriko Hirose masuk dalam daftar. Dia akan didampingi Lindaweni Fanetri.
Lalu suntikan apa? Ternyata, Suryanaga sukses menggandeng sponsor. "Perusahaan roti AIM Biscuits akan membantu selama Superliga Badminton Indonesia nanti," kata Wijanarko Adimulya, salah satu pengurus Suryanaga.
Sayang, dia enggan mengungkapkan gelontoran dana yang diberikan perusahaan yang berada di kawasan Karangbong, Sidoarjo, tersebut. Hanya, Wijar, sapaan karib Wijanarko, menganggap dana tersebut sangat membantu.
 ‘Nanti tulisan AIM akan diletakkan di  kaos pebulu tangkis. Kami sangat bangga bisa menarik mereka ke bulu tangkis,’’ lanjug Wijar.
 Sebelumnya, AIM sempat menanjak namanya ketika menjadi sponsor tim sepak bola Persebaya Surabaya pada pentas Indonesia Super League (ISL). Nah, dari situlah AIM mulai dikenal di olahraga. Sayang, kerja sama tersebut tak berlangsung lama. AIM dan Green Force, julukan Persebaya, hanya berkolaborasi selama dua musim. Setelah tak lagi dengan Persebaya, nama AIM pun seolah hilang, khususnya di olahraga.
 Selain AIM, Suryanaga juga dapat dukungan sponsor dari sebuah apprel olahraga khusus bulu tangkis. Sponsor tersebut menyediakan peralatan selama berlatih dan bertanding.
 Pada Superliga Badminton Indonesia 2013, Suryanaga menempati unggulan teratas di kelompok putra. Pada babak penyisihan, Sony dkk akan menghadapi Tangkas Jakarta, Mutiara Bandung, dan Unisys Jepang. (*) 

Pembagian Grup SBI 2013

Putra
Grup A
1. Suryanaga Surabaya
2. Tangkas Jakarta
3. Mutiara Bandung
4. Unisys Jepang
5. Djarum Kudus

Grup B
1. SGS PLN Bandung
2. Malaysia Tigers
3. Jaya Raya Jakarta
4. Musica Champion Kudus
5. Tonami Jepang

Putri
Grup C
1. Jaya Raya Jakarta
2. Mutiara Kudus Bandung
3. Malaysia Tigers
4. Unisys Jepang

Grup D
1. Djarum Kudus
2. Suryanaga Surabaya
3. KGC Korsel
4. Renesas Jepang

Raja Lapangan Bulu Tangkis

FANATIK: Andika (foto:sidiq)
USIA Andika belum tergolong tua. Saat ini dia "baru" 38 tahun.
 Tapi, dalam usia itu, dia layak menyandang Raja Lapangan Bulu Tangkis. Raja dalam ini adalah arti sebenarnya.  
Bukan sebagai pemenang atau sering juara dalam berbagai turnamen. Tapi, lelaki yang juga pengusaha apparel Hi-Qua tersebut mempunyai puluhan dan bakal mencapai ratusan lapangan bulu tangkis.
 ‘’Saya mempunyai lapangan bulu tangkis yang tersebar di berbagai daerah. Ada di Surabaya,Semarang, Palangkaraya serta kota-kota kecil di Kalimantan," jelas Andika.
 Bahkan, dalam waktu dekat, lapangan bulu tangkisnya bertambah lagi. Itu seiring bakal diresmikan GOR Hi-Qua Wijaya di Medan, Sumatera Utara, pertengahan Februari 2013.
 ‘’Akan ada sekitar 11 lapangan nantinya di Medan," jelas Andika.
 Dia juga sudah mempersiapkan beberapa lapangan lagi di berbagai kota. Termasuk juga di Surabaya.
 Padahal, di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, dia sudah mempunyai dua gedung yakni di kawasan Lidah Kulon dan Bratang Jaya. Namun baginya, itu masih kurang.
 ‘’Animo masyarakat Surabaya kepada bulu tangkis sangat tinggi. Ini yang membuat saya ingin bikin lagi lapangan," ungkapnya.
 Dia melihat banyak sisi positif dari pembuatan lapangan. Bukan hanya dari sisi bisnis, tapi juga segi pembinaan. "Sisi bisnis tetap tak bisa dilupakan karena uang dari penyewa kan bisa dipakai untuk pembinaan di klub," ucap Andika.
 Ya, Andika juga mempunyai klub sesuai dengan nama GOR nya. Hanya untuk Surabaya dia berkolaborasi dengan klub Wima dan namanya menjadi Hi-Qua Wima.
 "Tapi nantinya di Surabaya juga akan ada Hi-Qua Wijaya. Kami tak akan berhenti melakukan pembinaan," harapnya.
 Dia ingin dari anaknya nanti ada yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah internasional. Untuk Hi-Qua Wima memang sudah ada pebulu tangkisnya yang menghuni pelatnas Cipayung.
 Hanya, itu belum membuat Andika puas. Dia masih berharap bukan hanya satu atau dua yang masuk di kawah candradimuka pebulu tangkis itu. (*)

SMANOR Jatim Perlu Punya Tim Bulu Tangkis

SEKOLAH ATLET: Pintu masuk SMANOR (foto: sidiq)
JAKARTA bangga punya SMA Ragunan. Sekolah tersebut mampu menelurkan  para atlet-atlet nasional.
 Mereka pun punya banyak cabang olahraga (cabor). Salah satunya bulu tangkis. Sekolah yang berdekatan dengan Kebun Binatang Ragunan tersebut pun rutin mengirim pebulu tangkisnya mengikuti sirkuit nasional (sirnas).
 Pelatihnya pun bukan asal comot, Verawaty Fajrin. Sosok ini merupakan juara dunia tunggal putri pada 1980. Selain Verawaty, hanya Susi Susanti yang bisa mengikuti jejaknya. Selain dari klub, dari SMA Ragunan inilah diharapkan bakal lahir pebulu tangkis-pebulu tangkis yang akan menjaga prestasi Indonesia di ajang internasional.
 Nah, sebenarnya, Jawa Timur (Jatim) juga punya sekolah para atlet, yakni SMA Negeri Olahraga (SMANOR). Lokasinya di Sidoarjo dan berdiri mulai 200 bertepatan saat provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut dipercaya menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XV. Sekolah ini berdiri atas Nota kesepakatan (MoU) antar Mendikbud, KONI Pusat, dan Gubernur Jatim.
 Hanya sayang, dari sekolah ini belum ada tim bulu tangkis. Meski, sebenarnya untuk merealisasikannya bukal hal yang susah.
 Para atlet yang terjun di olahraga tepok bulu tersebut tentu akan tertarik jika diiming-imingi fasilitas  yang lebih. Meski, sebenarnya para siswa SMANOR sudah memperoleh uang saku tiap bulan, seragam sekolah lengkap, seragam olahraga lengkap, asrama, serta makanan atau konsumsi sesuai standar training center (TC).
 Apalagi, di SMANOR juga terdapat GOR bulu tangkis. Tentu bukan hal yang susah untuk menarik pebulu tangkis menuntut ilmu di sana dan juga membentuk klub. (*)

Chong Wei hanya Tampil Dua Pertandingan

LEE Chong Wei bakal memanaskan persaingan di Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013. Pebulu tangkis Malaysia tersebut akan membela Musica Champion Kudus dalam kejuaraan yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 September tersebut. Sayang, Chong Wei tak bisa tampil di klub yang dimanajeri mantan juara dunia Haryanto Arbi tersebut hingga selesai.
“Chong Wei akan bermain untuk Musica tapi hanya untuk dua pertandingan. Program latihannya tak akan terganggu. Bahkan, dia akan memperoleh pertandingan dengan kualitas tinggi,’’ kata pelatih Chong Wei Tey Seu Bock seperti dikutip dari federasi bulu tangkis Malaysia (28/1). 
Dia pun sudah mengingatkan anak asuhnya tersebut agar bisa menjaga peak penampilan. Apalagi., pebulu tangkis berusia 30 tahun tersebut bukan hanya diundang berlaga dalam kompetisi di Indonesia. Bagi Seu Bock, penampilan puncak Chong Wei diharapkan muncul dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.
Setelah dari Kejuaraan Dunia, Chong Wei bakal berpartisipasi dalam kompetisi di Negeri Panda, julukan Tiongkok. Sebelumnya, peraih perak Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 tersebut diundang berlaga di kompetisi lokal India pada Juni mendatang. Hanya, Chong Wei belum memberikan keputusan.
 “Kami sudah memutuskan prioritas Chong Wei adalah Kejuaraan Dunia. Setelah itu, baru ke kompetisi di Tiongkok,’’ tegas Seu Bock.
 Untuk di India, Chong Wei, tambahnya, tak akan ambil bagian. Alasannya, dia tak ingin kelebihan mengikuti banyak event di luar turnamen. Bahkan, dalam kejuaraan beregu negara-negara Asia Tenggara, Axiata Cup, yang putaran pertamanya dilaksanakan di Kuala Lumpur 21-24 Maret mendatang, dia belum memberikan jawaban. 
Penampilan Chong Wei kini memang tengah menanjak. Dia sudah mengantongi USD 105 ribu setelah sukses mempertahankan gelar di Korea Super Series Premier dan Malaysia Super Series. Terdekat, dia akan mengincar gelar di turnamen bergengsi All England yang dilaksanakan di Birmingham 5-10 Maret. Chong Wei membidik gelar ketiganya dalam eventn yang disebut-sebut sebagai kejuaraan dunia tak resmi tersebut. (*)

Saksi Kegagalan Indonesia Raih Piala Thomas


SEPULUH tahun bukan waktu yang sebentar. Dalam rentang itu pula, Indonesia gagal menjadi juara Piala Thomas.
Yang lebih menyakitkan lagi, saya dua kali menjadi saksi mata penggawa merah putih menelan malu gagal mengangkat trofi kejuaraan bulu tangkis beregu putra tersebut. Kali pertama saya mengalaminya di kandang sendiri, Istora Senayan,Jakarta, pada 2004.
 Datang dengan status sebagai juara bertahan dan tuan rumah, Taufik Hidayat tentu diunggulkan mengulang sukses 2002. Sayang, harapan tersebut gagal direalisasikan. Sebaliknya, Indonesia harus menelan malu karena dipecundangi Denmark dengan skor 2-3. Gelar juara akhirnya jatuh ke tangan Tiongkok. Posisi terhormat tersebut sekaligus mengakhiri dahaga gelar Negeri Panda, julukan Tiongkok, selama 14 tahun. Kali terakhir, mereka meraih juara di Tokyo, Jepang, pada 1990.
AWAL: Tiongkok saat juara Piala Thomas 2004 (foto: gov.cn)
 Kekalahan ini juga berimbas dengan mundurnya Ketua Umum PB PBSI Chairul Tanjung dari jabatannya. Padahal, selama dipimpin bos salah satu media tersebut pretasi Indonesia termasuk tak mengecewakan.
 Dua tahun kemudian, Indonesia berangkat dengan semangat tinggi. Taufik dkk diharapkan mampu membalas kekalahan dalam event yang digelar di dua kota di Jepang, Sendai dan Tokyo, itu. Tapi, lagi-lagi langkah Indonesia terhenti pada babak semifinal.
Jika dua tahun lalu dihentikan Denmark, kali ini Tiongkok yang melakukannya. Lin Dan dkk terlalu tangguh ditaklukkan. Indonesia pun menyerah dengan skor teelak 0-3. Pada final, Negeri Tembok Raksasa, julukan lain Tiongkok, kembali bersua Denmark dan menang 3-0.
 Setelah 2004 dan 2006, Tiongkok terus mendominasi. Bahkan, pada 2012 saat Piala Thomas dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, untuk kali pertama, Indonesia menuai prestasi memalukan. Gagal menembus semifinal karena dihentikan Jepang pada perempat final. Tapi, saya tak berada di sana saat aib tersebut terjadi.
 Tapi, dua kali menjadi saksi Indonesia juara Piala Thomas tetap menyakitkan. Saya dan masyarakat Indonesia tentu berharap,Indonesia kembali menjadi penguasa Piala Thomas. Apalagi, Merah Putih masih menjadi penguasa event yang kali pertama dilaksanakan 1930-an itu dengan 13 kali atau empat kali lebih banyak dibandingkan Tiongkok. (*)

 Juara Piala Thomas (10 event terakhir)
1992: Indonesia
1994: Indonesia
1998: Indonesia
2000: Indonesia
2002: Indonesia
2004: Tiongkok
2006: Tiongkok
2008: Tiongkok
2010: Tiongkok
2012: Tiongkok

Distribusi Juara Piala Thomas
Indonesia     13 (1958, 1961*, 1964, 1970, 1973*, 1976, 1979*, 1984,
1994*, 1996, 1998, 2000, 2002)   

Tiongkok: 9 (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012*)   

Malaysia**     5 (1949, 1952, 1955, 1967, 1992* )

*tuan rumah

Ada Yang Jual Mahal

SEMPAT NEGO: Mathis Boe/Carsten Mogensen (foto:politeken.dk)

BUKAN hal yang mudah untuk mendatangkan pebulu tangkis top ke Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2012. Umumnya, mereka mematok harga yang tinggi.
‘’Kami sudah menghubungi beberapa pebulu tangkis dunia. Umumnya, mereka senang bisa main di Indonesia,’’ kata Widjanarko Adimulya, salah satu pengurus PB Suryanaga, Surabaya.
 Hanya, persoalan mentok dalam hal bayaran. Permintaan para pebulu tangkis top tersebut terbentur dengan anggaran yang disediakan klub yang bermarkas di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, tersebut.
 “Pasangan Mathias Boe/Cartsen Mogensen sudah menjalin kontak dengan saya. Eh, nggak tahunya harga yang diminta terlalu tinggi,’’ ucap lelaki yang akrab disapa Wijar tersebut. 
 Pasangan yang kini menempati peringkat satu dunia tersebut, lanjut Wijar, mematok harga USD 50 ribu selama mengikuti event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut. Tentu, pihak Suryanaga merasa keberatan.
 ‘’Saya malah bilang, juaranya saja nggak terima sebanyak itu. Akhirnya, dengan berat hati, kami tak memakai tenaga mereka,’’ terangnya.
 Akhirnya, Suryanaga, yang juga menyandang status unggulan teratas SBI memakai tenaga pebulu tangkis asal Hongkong Hu Yun dan Wong Wing Ki.
Ini membuat Suryanaga banyak berharap bisa mencuri poin dari nomor tunggal. Alasannya,  mereka juga mempunyai Sony Dwi Kuncoro.
 “Aturannya kan hanya dua partai yang boleh diwakili Asing. Tentu, harapan kami dua pebulu tangkis asing kami asal Hongkong bisa memberikan konstribusi yang positif,’’ ungkap Wijar.
 Hanya, Suryanaga, tambah dia, tak mau sesumbar banyak. Di kelompok putra, persaingan sangat ketat. Musica yang diperkuat tunggal putra terbaik dunia saat ini, Lee Chong Wei asal Malaysia, lanjutnya, layak diunggulkan di posisi teratas.
 ‘’Kalau di putri, kami masih punya kans besar juara,’’ tandasnya. (*)

Juara Olimpiade Maju Presiden BWF

SERIUS: Paul-Erik Hoyer (foto: badmintonfreak)
JUSTIAN Suhandinata bakal dapat pesaing ketat. Itu setelah Paul-Erik Hoyer maju sebagai Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional).
 Tentu, kemampuan dan kualitas lelaki asal Denmark tersebut memimpin BWF tidak perlu diragukan lagi. Sebagai atlet,lelaki kelahiran 2 September 1965 tersebut merupakan peraih emas tunggal putra pada Olimpiade Atlanta  1996. Pada babak final, dia menundukkan andalan Tiongkok Dong Jiong 15-12, 15-10. Ini merupakan satu-satunya emas tunggal putra yang bisa diraih wakil Eropa.
 Selain itu, Paul-Erik juga tiga kali menjadi juara Eropa yakni pada 1992, 1994, dan 1996. Pada nomor beregu, dia mampu membawa Denmark lolos ke babak final Piala Thomas.
 Sayang, pada babak final, Negeri Viking, julukan Denmark, harus mengakui ketangguhan Indonesia dengan skor telak 5-0. Dia tumbang di tangan Joko Supriyanto dua set langsung 18-14, 15-8.
 Pada turnamen perorangan, dua kali Paul-Erik berdiri di panggung terhormat yakni pada All England 1995 dan 1996. pada 1995, dia menundukkan jagoan Indonesia Haryanto Arbi 17-16, 15-6. Setahun kemudian, dia memupus asa andalan Malaysia Rashid Sidek 15-7, 15-6.
 Untuk organisasi, saat ini, dia tercatat sebagai presiden federasi bulu tangkis Eropa (BE). Di organisasi yang didirikan 27 September di Frankurt, Jerman, itu dia menggantikan posisi Tom Bacher.
 Paul-Erik maju setelah Presiden  BWF sekarang Kang Young-joong asal Korea Selatan tak maju sebagai pencalonan. Young-joong pun diklaim Paul-Erik telah memberikan dukungan kepadanya.
 ‘’Saya ingin memimpin BWF dengan penuh semangat. Saya juga akan terbuka dan memberikan kesempatan dialog kepada stakeholder BWF,’’ kata Paul-Erik melalui email yang dikirim ke penulis.
 Dia pun akan berusaha agar olahraga tepok bulu tersebut bisa dipertandingkan di olimpiade. Ya, ini sangat penting karena nasib bulu tangkis belum aman untuk bisa berlaga di pesta olahraga empat tahunan tersebut.
 Alasannya, selama ini, bulu tangkis selalu didominasi Asia, khususnya Tiongkok. Ini semakin diperparah dengan adanya tindakan tak fair di nomor ganda putri pada Olimpiade London 2012. Imbasnya, empat pasangan terkena sanksi dari BWF, termasuk pasangan Indonesia Gresyia Polii/Meiliana Jauhari.
 BWF, dulunya bernama IBF, pernah dipimpin orang Indonesia yakni Ferry Sonnevile pada 1971-1974. Pemilihan Presiden BWF  akan dilaksakan 18 Mei di Kuala Lumpur, Malaysia. (*)

Daftar Presiden BWF


1     1934–1955     George Alan Thomas (Inggris)
2     1955–1957     John Plunkett-Dillon (Irlandia)
3     1957–1959     Brigadier Bruce Hay (Inggris)
4     1959–1961     ACJ van Vossen (Belanda)
5     1961–1963     John McCallum (Irlandia)
6     1963–1965     Nils Peder Kristensen (Denmark)
7     1965–1969     David Bloomer (Inggris)
8     1969–1971     Humphrey Chilton (Inggris)
9     1971–1974     Ferry Sonneville (Indonesia)
10     1974–1976     Stuart Wyatt (Inggris)
11     1976–1981     Stellan Mohlin (Swedia)
12     1981–1984     Craig Reedie (Inggris)
13     1984–1986     Poul-Erik Nielsen (Denmark)
14     1986–1990     Ian Palmer (Selandia Baru)
15     1990–1993     Arthur Jones (Inggris)
16     1993–2001     Lu Shengrong (Tiongkok)
17     2001–2005     Korn Dabbaransi (Thailand)
18     2005–     Korea Kang Young-Joong (Korsel)

SBI 2013 Lebih Panas



SUPERLIGA Badminton Indonesia (SBI) bakal bergulir lagi. Event yang diikuti para pebulu tangkis papan atas Indonesia dan dunia tersebut bakal dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari mendatang.
 Ini merupakan kali ketiga SBI bergulir. Tapi, bagi Kota Pahlawan, julukan Surabaya, ini merupakan penunjukan kali kedua. Pada 2011, SBI juga dilaksanakan di DBL Arena.
 ‘Surabaya ditunjuk lagi karena animo masyarakatnya yang tinggi kepada bulu tangkis,’’ kata Wijanarko Adimulya, panitia SBI.
BELA SGS: Kenichi Tago (zambio.com)
 Menurutnya, event tahun ini bakal lebih seru dibandingkan sebelumnya. Alasannya, para pebulu tangkis top dunia yang hadir lebih banyak.
 Imbasnya, persaingan yang disajikan pun bakal lebih panas. Ya, di antara nama-nama pebulu tangkis yang sudah didaftarkan pebulu tangkis top dunia asal Malaysia Lee Chong Wei ikut ambil bagian lagi.
 Jika musim lalu membela SGS Bandung, kini pemilik rekor sembilan kali juara Malaysia Terbuka itu memperkuat Musica Kudus. Dia bakal berjuang bersama Chou Tien Chen (peringkat 27 asal Taiwan), dan Lee Hyun-il (25, Korsel). Di tim yang dimanajeri Haryanto Arbi tersebut juga dibela Tommy Sugiarto, pebulu tangkis Indonesia yang menolak kembali ke pelatnas.
 Meski ada Chong Wei, Musica bukan unggulan utama. Juara bertahan Suryanaga masih ditempatkan di posisi teratas.
Pertimbangannya, peringkat pebulu tangkisnya paling baik di antara para peserta.
 Di tunggal putra, klub tersebut mempunyai Sony Dwi Kuncoro asal Indonesia yang kini duduk di posisi kelima. Klub binaan Jacob Rusdianto juga terdapat Hu Yun (peringkat keenam, Hongkong) dan Wong Wing Yi (19, Hongkong). (*)

Peserta Superliga Badminton Indonesia 2013                                              
Putra                                                       
1. Jaya Raya
Boonsak Ponsana       
Tanongsak Saensomboonsuk
Adi Pratama
Hermansyah
Hendra Setiawan
Markis Kido      
Angga Pratama 
Bona Septano
Agripina Prima Rahmanto Putra
Joko Riyadi      

Manajer: Retno Kustiyah
Asisten: Imelda Wigoeno
Pelatih:
Bambang Supriyanto
Asisten:
Ferry Supit


2. Suryanaga
Hu Yun
Wong Wing Ki
Sony Dwi Kuncoro
Fauzi Adnan
Alvent Yulianto Chandra
Ryan Agung Saputra
Christopher Rusdianto
Ronald Alexander
Trikusuma Wardhana

Manager : Sunoto
Pelatih:
Dicky Susilo
Hadi Sugianto
Nunung Subandoro
Rizky Alan

3. Mutiara Bandung
Wisnu Yuli Prasetyo
Andre Marteen Tene
Febriyan Irvanaldi
Abraham Yoga Arya W.K
Ricky Karanda Suwardi
Hardianto
Andrei Adistia
Yohanes Rendy Sugiarto
Apid Rosidin

Manajer: Sian Sugiarto
Pelatih:
Devi Sukma
Hari Hartono



4. Djarum
Dionysius Hayom Rumbaka
Andre Kurniawan Tedjono
Riyanto Subagja
Shesar Hiren Shustavito
Mohammad Ahsan
Afiat Yuris Wirawan
Berry Angriawan
Muhammad Ulinuha
Praveen Jordan
Didit Juang


Manajer: Fung Permadi
Pelatih:
Agus Dwi Santosa
Antonius B. Iriantho
Aryono


5. SGS PLN                                      
Taufik Hidayat                         
Kenichi Tago                             
Alamsyah Yunus                        
Senatria Agus Setia Putra                         
Hendra Aprida Gunawan                            
Yonathan Suryatama Dasuki                              
Lee Sheng Mu                   
Tsai Chia Hsin                           
Andika Anhar                            
Suherlan                  

Manajer : Eddy Ernig Praja
Asisten Manajer : Herman Subarjah

Pelatih:
Mulyo Handoyo
Amon Santoso


6. Musica Champion
Lee Chong Wei                  
Chou Tien Chen                         
Lee Hyun-Il                      
Tommy Sugiarto                       
Andreas Adityawarman                             
Rian Sukmawan                         
Rendra Wijaya   15827                      
Sigit Budiarto                           
Fran Kurniawan 52751                      
Hadi Saputra            
MANAGER & COACH

Manaer : Haryanto Arbi

Pelatih:
Eddy Hartono
Rudy Heryanto S


7. Tangkas Specs                                               :
Simon Santoso                                  
Nguyen Tien Minh                                     
Evert Sukamta                                 
Gestano Ganendra Adwitya                
Bodin Issara                             
Maneepong Jongjit                           
Gideon Marcus Fernaldi                                     
Wahyu Nayaka Arya Pankarnariya                                      
Nipitphon Puangpuapech                                     
Nova Widianto                  

Manajer: Hendro Santoso

Pelatih:
Kurniahu
Hendry Saputra

8. Tonami Jepang
Sho Sasaki
Riichi Takeshita
Sho Zeniya
Noriyasu Hirata
Hirokatsu Hashimoto
Takeshi Kamura
Keigo Sonoda

Manajer: Araki Jun

Pelatih:
Harmono Yuwono
Yasumura Kosuke

9. Unisys Jepang
Takuma Ueda
Yamada Kazushi
Sakai Kazumasa
Kaneko Yuki
Hayakawa Kenichi
Endo Hiroyuki
Taohata Ryota
Saeki Hiroyuki
Kazuno Kenta
Inoue Takuto

Manajer: Nakajo Hyo

Pelatih:
Komiyama Hajime
Shimizu Fumitake

10. Malaysia Tigers
Chong Wei Feng
Mohamad Arief Abdul Latief
Goh Soon Huat
Liew Daren
Hoon Tien How
Tan Wee Kiong
Lim Khim Wah
Goh V Shem
Mohd. Lutfi Zaim Abdul Khalid
Teo Kok Siang

Manajer: Rosman Razak

Pelatih:
Hendrawan
Paulus Firman
Wong Tat Meng






Putri
1. Jaya Raya
Minatsu Mitani  
Busana Ongbumrungpran
Adriyanti Firdasari
Bellatrix Manuputty
Greysia Polii
Pia Zebadiah Bernadet       
Rizki Amelia Pradipta 
Anneke Feinya Agustine     
Nitya Krishinda Maheswari 

Manajer: Retno Kustiyah
Asisten: Imelda Wigoeno
Pelatih: Bambang Supriyanto
Asisten: Ferry Supit

2. Suryanaga
Eriko Hirose
Lindaweni Fanetri
Ganis Nurahmandan
Tike Arieda Ningrum
Matsuo Szhizuka      
Mami Naito
Lita Nurlita       
Variella Aprilsasi Putri       

Manager : Sunoto
Pelatih:
Dicky Susilo
Hadi Sugianto
Nunung Subandoro
Rizky Alan


3. Mutiara Bandung
Porntip Buranaprasertsuk
Aprilia Yuswandari
Hera Desiana Rachmawati
Maziyah Nadhir
Hanna Ramadini
Tiara Rosalia Nuraidah
Gebby Ristyani Imawan     
Suci Rizki Andini
Melvira Oklamona
Devi Tika Permatasari

Manajer Putri: Umar Djaedi

Pelatih:
Devi Sukma
Hari Hartono

4. Djarum
Julaine Schenk 
Tai Tzu Ying     
Maria Febe Kusumastuti
Febby Angguni  
Meiliana Jauhari
Jenna Gozali
Komala Dewi
Gloria Emanuelle Widjaja  
Annisa Saufika
Vita Marissa

Manajer: Fung Permadi

Pelatih:
Agus Dwi Santosa
Antonius B. Iriantho
Aryono

5. Unisys
Nozomi Okuhara
Sayaka Takahashi
Zhizuka Uchida
Aya Ohori
Misaki Matsutomo
Ayaka Takahashi
Masayo  Nojirino
Momoka Kimura
Naru Shinoya
Eriko Miki

Manajer: Nakajo Hyo

Pelatih:
Komiyama Hajime
Shimizu Fumitake

6. Malaysia Tigers
Tee Jing Yi
Cheah Lydia Li Ya
Cheah Sonia Su Ya
Yang Li Lian
Amelia Alicia Anscelly
Soong Fie Choo
Ng Marylen Poau Leng
Lai Shevon Jemie
Hoo Vivian Kah Mun
Khoo Erica Pei Shan


Manajer : Rosman Razak
Pelatih:
Hendrawan
Paulus Firman
Wong Tat Meng

7. KGC Korea
Bae Yeon Yu
Kim Ye Ji
Bae Seung Hee
Park So Min
Jung Kyung Eun
Yoo Hyun Young
Lee Se Rang
Kim Seul Bee

Manajer: Yoo Gap Soo
Pelatih:
Yim Bang-eon
Yoo Jeong-sang

8. Renesas Jepang
Satoko Suesuna
Miyuki Maeda
Reika Kakiiwa
Kana Ito
Yui Miyauchi
Yuki Fukushima
Ayumi Mine
Yurika Shirokuchi
Asumi Kugo

Manajer :Akihiro Imai

Pelatih:
Kazuhiro Honda
Keiko Yoshitomi
Karel L Mainaky