WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Habis setelah Andre Kalah

Andre Marteen (foto: djarum)

BITBURGER Grand Prix Gold 2013 baru memasuki menyelesaikan babak II. Namun, Indonesia sudah dipastikan tak mempunyai wakil pada nomor tunggal putra dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Satu-satunya wakil yang tersisa, Andre Marteen, menyerah dua game langsung 11-21, 11-21 kepada unggulan ke-10 asal Swedia Henri Hurskainen pada babak kedua yang dilaksanakan Rabu waktu setempat (30/10) atau Kamis dini hari WIB (31/10) di Saarbrucken, Jerman.
 Sebelumnya, Andre Marteen harus berjuang sendirian. Itu menyusul kekalahan yang dialami mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Siswanto pada babak pertama tunggal putra.
 Siswanto dipaksa mengakui ketangguhan wakil tuan rumah Marcel Reuter dengan rubber game 21-17, 6-21, 13-21 pada Selasa waktu setempat (29/10) atau Rabu dini hari WIB (30/10). Ini membuat Siswanto belum pernah mengukir prestasi gemilang setelah tak lagi berada di pelatnas.
 Sementara, Andree pada penampilan perdananya dalam turnamen berhadiah USD 120 ribu tersebut  memetik kemenangan dengan susah payah 20-22, 21-13, 21-13 atas pebulu tangkis Bulgaria Stilian Makarski. Ini membuat lelaki asal Bandung, Jawa Barat, tersebut menantang Henri Hurskainen yang sebelumnya menghentikan langkah Michael Spencer-Smith asal Inggris dengan 21-10, 21-11.
   Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Andre memang kalah jauh. Dia duduk di posisi 112 sementara lawannya 44.
Meski tampil dengan bendera Indonesia, tapi Andre kini membela klub Malaysia, Kawasaki. Dia bergabung dengan klub negeri jiran tersebut atas ajakan mantan pelatihnya di pelatnas asal Tiongkok Li Mao. (*)

Asa di Pundak Mantan Pelatnas

Siswanto (foto:djarum)

ANDRE Marteen harus berjuang sendirian di Bitburger Grand Prix  Gold 2013. Itu menyusul kekalahan yang dialami mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Siswanto pada babak pertama tunggal putra.
 Siswanto dipaksa mengakui ketangguhan wakil tuan rumah Marcel Reuter dengan rubber game 21-17, 6-21, 13-21 di Saarbrucken, Jerman,pada Selasa waktu setempat (29/10) atau Rabu dini hari WIB (30/10). Ini membuat Siswanto belum pernah mengukir prestasi gemilang setelah tak lagi berada di pelatnas.
 Sementara, Andree pada penampilan perdananya dalam turnamen berhadiah USD 120 ribu tersebut  memetik kemenangan dengan susah payah 20-22, 21-13, 21-13 atas pebulu tangkis Bulgaria Stilian Makarski. Ini membuat lelaki asal Bandung, Jawa Barat, tersebut menantang unggulan kesepuluh Henri Hurskainen asal Swedia yang sebelumnya menghentikan langkah Michael Spencer-Smith asal Inggris dengan 21-10, 21-11.
   Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Andre kalah jauh. Dia duduk di posisi 112 sementara lawannya 44.
Meski tampil dengan bendera Indonesia, tapi Andre kini membela klub Malaysia, Kawasaki. Dia bergabung dengan klub negeri jiran tersebut atas ajakan mantan pelatihnya di pelatnas asal Tiongkok Li Mao. (*)

Berharap Jonathan Christie Bisa Lebih

Jonathan Christie (foto: twitter)

JONATHAN Christie menjadi pembicaraan dalam Kejuaraan Dunia Junior 2013. Dia mampu menyumbangkan poin saat merah putih menghadapi lawan-lawan berat  Malaysia dan Tiongkok.
 Melawan Malaysia di babak perempat final di Hua Mark Stadium, Bangkok, Thailand (25/10), dia mampu mengalahkan Soo Teck Zhi, yang merupakan juara Asia 2013, dengan mudah dalam dua game langsung 21-10, 21-14.
 Kemenangan ini mampu mengangkat kepercayaan diri rekan-rekannya yang sempat tertinggal 0-1. Hasilnya, Indonesia pun menang 3-1 dan lolos ke semifinal.
 Di babak semifinal nomor beregu dalam event  yang juga dikenal dengan nama Piala Suhandinata tersebut (26/10), lelaki berusia 16 tahun tersebut mempermalukan andalan Negeri Panda, julukan Tiongkok,  Shi Yuqi, juga dengan dua game 21-14, 21-18.
 Sayang, dalam partai final melawan Korea Selatan (Korsel), dia tampil antiklimaks. Jonathan kalah oleh Jeon Hyuk Jin 16-21,19-21.Imbasnya, Indonesia kalah 2-3 dan membuat merah putih mengukir sejarah menjadi juara untuk kali pertama.
 Nah, kini,Jonathan kembali diandalkan di nomor perorangan. Pebulu tangkis asal Tangkas, Jakarta, tersebut diharapkan mampu membuktikan kualitas sesungguhnya seperti saat dia mengejutkan publik bulu tangkis dengan menjuarai  Indonesia Challenge 2013 di Surabaya pada Juli lalu.
 Langkah awal pun dilalui Jonathan dengan mulus. Pemeran Arya di film layar lebar King tersebut tak mengalami kesulitan saat menundukkan wakil Sri Lanka Kamod Rashmitha 21-7, 21-11.
 Tapi, lawan berat sudah menanti di babak kedua. Jonathan bakal berhadapan dengan Sun Feixiang yang di babak pertama menang atas Lee Chak Wei (Hongkong) 21-9, 21-8.
 Jika menang, besar kemungkinan, dia akan menantang unggulan kedua asal Thailand Thammasin Sitthikom. (*)

Untung Ada Kido/Markus

Markis Kido/Markus Fernaldi

MUKA Indonesia terselamatkan di Prancis Super Series 2013. Merah putih batal pulang dengan tangan hampa dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut.
 Satu gelar mampu diraih wakil Indonesia dari nomor andalan, ganda putra. Tapi, itu bukan melalui dua ganda papan atas merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Posisi terhormat tersebut disumbangkan oleh pasangan Markis Kido/Markus Fernaldi. Dalam final yang dilaksakan pada Minggu waktu setempat (27/10)di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Prancis, mereka mempermalukan unggulan keempat Koo Kien Keat/Tan Boon Heong asal Malaysia dengan dua game langsung 21-16, 21-18.
 Sebenarnya, hasil ini cukup mengejutkan. Ini disebabkan Kido/Markus tampil di Prancis Super Series 2013 ini mulai dari babak kualifikasi.
 Dasarnya, peringkat keduanya memang belum layak langsung menembus babak elite. Tapi, itu tak membuat Kido/Markus patah semangat.
 Ya, Kido/Markus merupakan pasangan yang belum genap setahun. Keduanya baru tampil bareng di ajang resmi mulai September lalu.
 Sebelumnya, Kido ngetop saat berpasangan dengan Hendra Setiawan. Bersama Hendra, Kido mencapai masa keemasan.
 Gelar juara dunia mampu diraihnya pada 2007. Puncaknya, saat Kido/Hendra mampu mempersembahkan emas bagi Indonesia di Olimpiade Beijing 2008.
 Sayang, pasangan ini pisah menjelang Olimpiade Beijing 2012. Kido pun berpasangan dengan Alvent Yulianto.
 Pasangan ini tak bertahan lama dan bercerai setelah Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok,pada Agustus 2013. Kido pun menggandeng Markus yang sebenarnya sudah berpasangan dengan rekannya sesama di pelatnas Cipayung Andrei Adistia.


Hasil Final Prancis Super Series 2013
Tunggal Putra: Jan O Jorgensen (Denmark x4) v Kenichi Tago (Jepang x3) 21-19,23-21

Tunggal Putri: Wang Shixian (Tiongkok x7) v Porntip Buranaprasertsuk (Thailand) 21-18, 21-18

Ganda Putra: Markis Kido/Markus Fernaldi v Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia x4) 21-16, 21-18

Ganda Putri: Bao Yixin/Tan Jinhua (Tiongkok) v Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok x5) 21-13, 21-17

Ganda Campuran:Zhang Nan/Zhao Yunlei(Tiongkok x1) v Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x2) 21-16, 21-18
Ket: x=unggulan

Sayang, Jonathan Christie Antiklimaks

Kevin Sanjaya/Arya Maulana

INDONESIA gagal membuat sejarah. Untuk kali kesekian, merah putih tak bisa menjadi juara dunia junior.
 Itu setelah Kevin Sanjaya dkk kalah 2-3 dari Korea Selatan dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Hua  Mark Stadium, Bangkok, Thailand,pada Minggu waktu setempat(27/10). Sebenarnya, kesempatan menjadi juara terbuka lebar.
 Dua kali Indonesia memimpin dalam kedudukan 1-0 dan 2-1. Kemenangan merah putih dibuka pasangan ganda campuran Kevin Sanjaya/Masita Mahmudin. Kemudian jalan memenangi event yang yang juga dikenal dengan Piala Suhandinata tersebut saat pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Arya Maulana membuat skor menjadi 2-1.
 Sayang, dua kesempatan tersebut terbuang begitu saja. Meski, sebenarnya, dua poin dari dari ganda campuran dan ganda putra tersebut sudah diprediksi dari awal.
 Hanya, harapan satu poin yang bakal dipetik dari nomor tunggal putra gagal tercapai. Jonathan Christie tampil antiklimaks.
 Untuk kali pertama, dia gagal menyumbangkan poin bagi Indonesia. Ironisnya, kekalahan ini dialaminya di laga yang sangat krusial.
 Sementara, bagi Korea Selatan, kemenangan atas Indonesia,membuat Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, untuk kali kedua bisa menjadi juara. Sebelumnya, mereka menjadi juara pada 2006. Sejak 2000, Negeri Panda, julukan Tiongkok, telah menjadi juara delapan kali. Selain Korea Selatan, negara yang mematahkan keperkasaan Tiongkok adalah Malaysia pada 2011. (*)
 Selama Piala Sudirman dilaksanakan, Tiongkok masih mendominasi.


HASIL FINAL PIALA SUHANDINATA 2013

Korea Selatan v Indonesia 3-2

Ganda Campuran: Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung v Kevin Sanjaya/Masita Mahmudin 19-21, 16-21

Tunggal Putra: Jeon Hyuk-jin v Jonathan Christie 21-16, 21-19

Ganda Putra: Choi Sol-kyu/Heo Kwang-hee v Kevin Sanjaya/Arya Maulana 16-21, 20-22

Tunggal Putri: Kim Hyo-min v Hana Ramadini 21-15,21-18

Ganda Putri: Kim Ji-won/Chae Yoo-jung v Rosyita Eka Putri/Setyana Daniella 21-18, 21-11

Dari Kualifikasi Mengejar Prestasi

LOLOS: Markis Kido/Markus Fernaldi (foto: twitter)

USIA pasangan Markis Kido/Markus Fernaldi belum genap setahun. Mereka baru tampil bareng di ajang internasional dalam Tiongkok Masters 2013.
 Di event tersebut, Kido/Markus melangkah hingga babak perempat final setelah dihentikan oleh pasangan tuan rumah Chai Biao/Hong Wei 17-21, 16-21. Bagi pasangan anyar, capaian ini termasuk bagus.
 Sayang, sepekan kemudian di Jepang Super Series 2013, mereka langsung tumbang pada penampilan perdana. Grafik penampilan kembali naik saat menembus babak semifinal Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Hasil di Prancis Super Series 2013 ini juga menjadi capaian terbaik. Mereka datang dalam turnamen yang dilaksanakan di Stade Pierre de Coubertin, Paris, tersebut dengan status nonunggulan.
 Bahkan, mereka memulai dari babak kualifikasi. Di laga perdana (22/10), Kido/Markus susah payah menjinakkan Baptiste Careme/Ronan Labar 21-14,15-21,21-19. Beberapa jam kemudian, mereka menundukkan wakil Indonesia lainnya,Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana 21-13, 21-15. Ini membuat Kido/Markus pun merasakan atmosfer babak utama.
 Pada babak I (23/10), Kido/Markus menundukkan pasangan Belanda Ruud Bosch/Koen Ridder (Belanda) 21-12, 21-15. Kemudian, di babak kedua (24/10), mereka membuat kejutan dengan memulangkan lebih awal unggulan ketiga Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 21-13,19-21, 21-16.Tiket semifinal digapai usai menjunglkan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel, unggulan ketujuh asal Korea Selatan, dua game langsung 23-21, 21-17 (25/10).
 Nah, pada babak semifinal (26/10), Kido/Markus memupus asa juara All England 2013 asal Tiongkok yang juga unggulan kelima di Prancis Super Series 2013 Liu Xiaolong/Qiu Zihan 16-21,21-19,21-14. Di final (27/10), mereka akan menjajal pasangan tangguh asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, yang di babak semifinal mengalahkan rekannya sendiri Hoon Thien How/Tan Wee Kiong 21-19,15-21, 21-18.
 Di turnamen berhadiah total USD 200 ribu ini, Kien Keat/Tan Boon Heong menempati unggulan keempat.  (*)


Perjalanan Markis Kido/Markus Fernaldi
Tiongkok Masters 2013: Perempat Final
Jepang Super Series 2013: Babak I
Indonesia Grand Prix Gold 2013; Semifinal
Denmark Super Series Premier 2013: Babak II

Nama Tokoh Indonesia, Angkat Trofi Belum

Tim Junior Indonesia 

PEKAN ini, sorotan insan bulu tangkis tertuju kepada Kejuaraan Dunia Junior 2013. Event tersebut khusus bagi atlet olahraga tepok bulu yang usianya masih di bawah 19 tahun.
 Tapi, BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia)lebih menyebutnya sebagai Suhandinata Cup. Dilihat dari namanya, tokoh yang diabadikan namanya tersebut seperti berasal dari Indonesia.
 ‘’Nama ayah memang dipakai untuk Kejuaraan Dunia Junior yang dilaksanakan di Bangkok,’’ kata Justian Suhandinata, putra Suharso Suhandinata, tokoh yang diabadikan menjadi nama event Kejuaraan Dunia Junior.
 Ya, Suharso Suhandinata merupakan salah satu tokoh bulu tangkis dunia asal Indonesia. Bahkan, lelaki kelahiran Bandung 16 September 1916 dan wafat pada 11 November 2010 tersebut juga dikenang sebagai diplomat bulu tangkis.
 Karena perannya, induk organisasi bulu tangkis dunia yang terpecah menjadi dua, IBF (International Badminton Federation) dan WBF (World Badminton Federation) mampu disatukan. Selain itu, masih ada dedikasi lain dari Suhandinata yang sangat besar bagi olahraga tepok bulu tersebut.
 Apa itu? Suhandinata merupakan tokoh yang getol memperjuangkan agar  bulu tangkis bisa dipertandingkan di Olimpiade. Perjuangan ini pun membuahkan hasil.
 Mulai Olimpiade 1992 di Barcelona, bulu tangkis secara resmi sudah menjadi cabang olahraga di event empat tahunan tersebut. Menariknya, kali pertama dilaksanakan, Indonesia mampu meraih dua emas melalui Alan Budikusuma di nomor tunggal putra dan Susi Susanti di tunggal putri.  Alan dan Susi pun dikenal sebagai pasangan emas karena keduanya akhirnya menikah.
 Dengan diabadikannya Suhandinata menjadi nama titel Kejuaraan Dunia Junior sejak 2010 membuat ada dua event bulu tangkis yang memakai nama putra Indonesia. Sebelumnya, sejak 1989, kejuaraan beregu campuran dinamai Piala Sudirman.
 Beda dengan Piala Sudirman, di ajang Piala Suhandinata, Indonesia belum pernah juara. Untuk 2013 ini, kesempatan tersebut terbuka karena untuk kali pertama, Indonesia lolos ke final.
 Untuk ajang Piala Sudirman, Indonesia pernah menjadi juara pada 1989. (*)

Mengejar Gelar yang Belum Pernah dalam Genggaman


DAHAGA gelar juara Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior bisa segera terobati. Pasukan merah putih sukses menembus babak final di 2013.
 Itu setelah Jonathan Christie dkk secara mengejutkan mampu mempermalukan Tiongkok dengan skor 3-2 dalam babak semifinal yang dilaksanakan di Hua Mark Stadium, Bangkok,  Thailand, pada Sabtu (26/10) waktu setempat.
 Lolosnya merah putih ke laga pemungkas ditentukan dari nomor ganda campuran melalui Kevin Sanjaya/Masita Mahmudin yang menghentikan perlawanan  Huang Kaixiang/Chen Qingchen 19-21, 21-16,21-15
Sebelumnya, Indonesia dan Tiongkok berbagi imbang 2-2. Indonesia memetik kemenangan dari nomor tunggal putra dan putri. Sementara, di nomor ganda, putra dan putri, Indonesia gagal memetik kemenangan.
 Lolos ke final ini juga menjadi yang pertama bagi Indonesia sejak 2000. Bahkan, sejak 2002, merah putih tak pernah merasakan lagi babak semifinal. Menembus empat besar, dilakukan pada 2000 dan 2002.
 Sebaliknya, bagi Tiongkok, sejak 2000, Negeri Panda sudah juara delapan kali. Itu dilakukan pada 2000,2002,2004,2007, 2008,2009,2010, dan 2012. Hanya, Korea Selatan dan Malaysia yang mampu menembus dominasi Tiongkok.
 Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, naik ke podium terhormat pada 2006 dan Malaysia melakukannya pada 2011. Tahun lalu, Tiongkok juara setelah mengalahkan Jepang.
 Pada final yang dilaksanakan Minggu siang waktu Bangkok (27/10), Jonathan dkk akan menjajal ketangguhan Korea Selatan yang di babak semifinal menundukkan Jepang 3-1.  (*)

Hasil Semifinal

Indonesia v Tiongkok 3-2

Ganda Putra: Kevin Sanjaya/Arya Maulana v Liu Yuchen/Zheng Siwei 15-21,13-21

Tunggal Putri:Hana Ramadini v Qin Jinjing 21-18, 21-16

Tunggal Putra: Jonathan Christie v Shi Yuqi 21-14, 21-18

Ganda Putri: Rosyita Eka Putri/Setyana Daniella v Huang Dongping/Jia Yifan 21-15,14-21, 11-21

Ganda Campuran: Kevin Sanjaya/Masita Mahmudin v Huang Kaixiang/Chen Qingchen 19-21, 21-16,21-15

Tidak Terasa Sudah di Posisi 41

Christopher/Trikusuma

TAK sia-sia Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana berpetualang ke Eropa. Perlahan tapi pasti, peringkatnya terus menanjak.
 Dalam ranking yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 24 Oktober, pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut duduk di 41 dunia. Ini tentu menjadi peringkat tertinggi yang pernah diduduki Christopher/Trikusuma.
 Pekan lalu, mereka duduk di posisi 47.  Posisi tersebut sekaligus mengembalikan Christopher/Trikusuma kembali ke 50 besar setelah sempat terlempar ke 52.
 Melonjaknya ranking keduanya tak lepas dari keberanian mereka mengikuti berbagai turnamen di Eropa. Meski, dalam tur keduanya ini belum ada gelar yang bisa diraih.
 Capaian tertingginya adalah menembus babak semifinal dalam Swiss Challenge 2013. Langkah Christopher/Trikusuma yang diunggulkan di posisi kedua secara mengejutkan kalah oleh pasangan gado-gado Jerman/Malaysia Daniel Benz/Kwong Beng Chan dengan rubber game 19-21,21-10, 17-21 (20/10).
 Pekan sebelumnya, mereka tampil di level yang lebih tinggi yakni Belanda Grand Prix. Christopher/Trikusuma mampu melaju hingga ketiga. Namun, mereka takluk oleh sesame pasangan Indonesia Berry Anggriawan/Ricky Karanda 10-21, 12-21.
  Dengan sering mengikuti turnamen ini tak menutup kemungkinan peringkat Christopher/Trikusuma bakal terus melonjak. Level yang diikuti pun bisa jadi bukan hanya di internasional series ataupun challenge, tapi minimal grand prix. (*)

Selalu Kesulitan Hadapi Pasangan Eropa

YESS: Chris Adcock/Gabrielle White (foto: twitter)

PERINGATAN bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  Target juara di Prancis Super Series Premier 2013, keduanya gagal total.
 Langkahnya sudah terhenti di babak perempat final. Tontowi/Liliyana harus mengakui ketangguhan pasangan Inggris Chris Adcock/Gabrielle White dengan dua game langsung 20-22, 17-21. Ini membuat Adcock/White mampu membalas kekalahan yang terjadi dalam Singapura Super Series 2013. Pada 21 Juni lalu, mereka kalah mudah 14-21, 7-21.
 Kemenangan ini juga membuat mereka melanjutkan kejutan yang dilakukan dalam Prancis Super Series 2013. Pada babak kedua, Adcock/White juga memulangkan pasangan Indonesia yang diunggulkan di posisi kedelapan Markis Kido/Pia Zebadiah dengan dua game yang sangat mudah 21-8, 21-8.
 Hasil positif atas Tontowi/Liliyana membuat Adcock/White menantang unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei,yang di perempat final menjinakan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 21-14, 21-12.
 Untuk Tontowi/Liliyana capaian di Paris ini menjadikan keduanya mengulang hasil di Korea Super Series Premier hanya mampu babak perempat final. Selain itu, ini memberi bukti bahwa selain pasangan Tiongkok, pasangan Eropa sering menjadi batu sandungan.
 Di Korea, Tontowi/Liliyana kalah oleh ganda Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen 19-21, 22-20.Pasangan Negeri Skandinavia itu juga yang mengalahkan Tontowi/Liliyana di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series Premier juga dengan dua game langsung 15-21, 14-21.
Tahun lalu di Prancis Super Series, Tontowi/Liliyana juga terhenti di perempat final. Hanya, Adcock saat itu berpasangan dengan Imogen Bankier asal Skotlandia dan kalah 18-21,20-22.   (*)

BWF Tolak Banding Bodin Issara

Bodin (kiri) saat menjatuhkan dan memukul Maneepong
BODIN Issara harus gigit jari. Keinginan memperoleh keringanan hukuman oleh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) gagal tercapai. Pebulu tangkis Thailand tersebut tetap harus menjalani hukuman selama dua tahun sebagaimana keputusan sebelumnya.
 Bodin dilarang beraktivitas di lapangan bulu tangkis selama dua tahun setelah dia adu jotos di lapangan dengan mantan pasangannya Maneepong Jongjit. Itu terjadi di final ganda putra Kanada Grand Prix pada 21 Juli lalu.
 Bodin menjatuhkan Maneepong dan beberapa kali melepaskan pukulan ke lawannya.  Pertemuan di final tersebut merupakan pertandingan perdana bagi kedua mantan pasangan tersebut setelah berpisah.
 ‘’Tiga anggota menolak keinginan Bodin dan tetap melarang dia tampil efektid sejak 21 Juli,’’ kata BWF dalam pernyataannya.
 Namun, untuk Maneepong, dia kena hukuman tiga bulan. Dia pun sudah bisa turun ke lapangan lagi.
 Prancis Super Series 2013 menjadi penampilan perdana baginya. Dalam turnamen tersebut, dia tetap berpasangan dengan Nipitphon Puangpuapech. Sayang, keduanya terhenti pada babak kedua setelah ditundukkan pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.  
 Dulunyan, Bodin dan Maneepong merupakan pasangan andalan Thailand. Bahkan, keduanya menjadi wakil Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, di ajang Olimpiade London. (*)

Tommy Sudah Paham Cara Membalas

Tommy Sugiarto
TOMMY Sugiarto sukses revans (balas kekalahan). Dia mampu mengalahkan Chen Yuekun asal Tiongkok dengan dua game langsung 21-18, 21-13 dalam pertandingan babak kedua Prancis Super Series 2013 yang dilaksanakan di Paris pada Kamis waktu setempat (24/10).
 Ini membalas kekalahan yang dialami Tommy dalam babak kedua Denmark Super Series Premier 2013 pekan lalu. Tepat sepekan sebelumnya,  putra salah satu juara dunia yang dimiliki Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut juga kalah dengan dua game langsung 22-20, 11-21.
 Kekalahan dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 400 ribu tersebut cukup mengjejutkan. Ini disebabkan Tommy menyandang status unggulan ketujuh sementara lawannya nonunggulan.
 Dalam Denmark Super Series Premier itu juga, sebenarnya Tommy sudah sukses revans. Pada babak pertama, dia mengalahkan Kento Momota. Lelaki asal Jepang ini pernah menjungkalkannya di Tiongkok Masters 2013 di Guangzhou. Pada 11 September, dia kalah 17-21, 14-21. Tapi, di Denmark, gantian Tommy yang menang 21-18, 21-8.
 Dalam babak ketiga Prancis Super Series 2013, Tommy akan menjajal ketangguhan unggulan ketiga Kenichi Tago. Pebulu tangkis asal Jepang ini di babak kedua menundukkan kompatriot (rekan satu negara) Sho Sasaki 21-15, 24-22.
 Pertemuan Tommy dan Tago ini bakal menjadi perjumpaan perdana. Namun, diprediksi, pertandingan bakal berlangsung sengit.
 Peringkat keduanya tak jauh berbeda. Tommy hanya satu setrip posisinya di bawah Tago yang ada di peringkat keempat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Sementara, dalam pertandingan lain, Sony Dwi Kuncoro harus mengubur impian menembus perempat final. Dia kalah oleh rekannya, Dionysius Hayom Rumbaka, dengan tiga game 21-15, 17-21, 24-22. Untuk bisa lolos semifinal, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, akan menantang unggulan keempat Jan O Jorgensen yang di babak kedua menundukkan sesama pebulu tangkis Denmark Hans-Kristian Vittinghus 21-19, 21-17.
 Ini bukan tugas bagi Hayom. Pebulu tangkis asal Djarum tersebut sudah tiga kali kalah oleh Vittinghus di Jepang Super Series 2011, Korea Super Series Premier 2012, dan Jerman Grand Prix Gold 2012. (*)

Jeblok Malah Naik Dua Peringkat

TOMMY Sugiarto baru saja memetik hasil mengecewakan dalam beberapa turnamen terakhir.  Hasil terbaiknya hanya menembus babak semifinal dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Meski, sebenarnya, hasil ini juga bisa sebut kurang sesuai harapan. Ini disebabkan dalam turnamen yang diadakan di Jogjakarta tersebut, Tommy menempati unggulan teratas.
 Selain itu, setelah juara Singapura Super Series 2013, dia lebih pulang awal. Bahkan, dalam turnamen Tiongkok Masters dan Jepang Super Series, Tommy langsung tersingkir dalam penampilan perdana.
 Di Tiongkok Masters, putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto tersebut tumbang oleh Kento Momota dengan dua game langsung 17-21, 14-21 (11/9) . Di event ini, Tommy diunggulkan di posisi keempat.
 Sepekan kemudian di Jepang Super Series, dia kalah oleh pebulu tangkis Thailand Tanongsak  Saensomboonsuk 28-30,13-21 (18/9). Di Negeri Sakura, julukan Jepang, Tommy diunggulkan di posisi keenam.
 Hasil jeblok kembali terulang dalam Denmark Super Series Premier. Tommy tersingkir di babak kedua.
 Secara mengejutkan Tommy, yang diunggulkan di posisi ketujuh, harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis nonunggulan Chen Yuekun dari Tiongkok dengan dua game langsung 20-22, 11-21. Berada di posisi kelima ini membuat Tommy mengulangi capaian terbaiknya.  Pekan lalu, Tommy berada di posisi ketujuh. 
 Dari daftar peringkat terbaru, Tommy masih menjadi pebulu tangkis terbaik Indonesia. Posisinya lebih bagus dibandingkan seniornya, Sony Dwi Kuncoro (15), serta Dionysius Hayom Rumbaka (28), ataupun Alamsyah Yunus (27). (*) 

Beda Jauh Peringkat Belum Jaminan

Tontowi/Liliyana (foto: twitter)
TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir baru saja kena tampar. Datang dengan status juara dunia, keduanya gagal di final Denmark Super Series Premier 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Odense pada Minggu waktu setempat (20/10), Tontowi/Liliyana harus mengakui ketangguhan ganda Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan dua game langsung 21-11, 22-20. Kini, keduanya pun kembali tampil di Prancis Super Series 2013.
 Langkah Tontowi/Liliyana pun sudah menjejakkan di babak kedua. Namun, bukan hal yang mudah bagi mereka untuk bisa melaju ke babak ketiga atau babak perempat final.
 Memang, lawan yang dihadapi bukan ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, yang sering jadi batu sandangan Tontowi/Liliyana. Lawannya adalah pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Shin Seung-Chan.
 Dari sisi peringkat, keduanya jauh berbeda. Tontowi/Liliyana Natsir sekarang berada di posisi kedua. Sementara pasangan Negeri Ginseng, ada di peringkat 91. Namun, faktor Yong-dae bisa menjadi perbedaan peringkat seakan tiada artinya.
 Lelaki berusia 27 tahun tersebut dianggap sebagai salah satu mestro ganda. Di ganda putra dan ganda campuran, dia bisa bermain dengan sama baiknya. Bahkan, di nomor ganda campuran, dia meraih emas Olimpiade Beijing 2008.
Di final, mereka memupus asa pasangan Indonesia Nova Widianto/Liliyana Natsir dengan dua game langsung 21-11, 21-17.
 Pada babak pertama Prancis Super Series 2013, Tontowi/Liliyana melaju ke babak kedua tanpa memeras keringkat. Lawan mereka yang kebetulan juga berasal dari Korea Selatan Shin Baek-choel/Eom Hye-won tak bisa turun ke lapangan/ Sedangkan Yong-dae/Seung-chan memupus asa pasangan Indonesia Riky Widianto/Puspita Richi Dili 19-21, 18-21. (*)

Kaos Pembangkit Motivasi

Kaos Liem Swie King (foto: sidiq)
SUDAH dua kali saya berkunjung ke GOR Jati, Kudus. Yang pertama pada 2009 dan yang kedua pada Oktober 2013.
 Tidak ada yang beda dalam dua kunjungan tersebut. Keduanya tetap sama, baik bangunan maupun suasananya. Begitu juga dengan semangat para pebulu tangkis Djarum saat berlatih di tempat tersebut.
 Tapi, dari GOR Jati selalu memberikan kenangan. Mulai dari megahnya gedung juga tentang ingatan akan kejayaan bulu tangkis Indonesia dengan prestasi yang diukir oleh para pebulu tangkis binaan PB Djarum. Ya, GOR Jati merupakan merupakan gedung yang menjadi arena PB Djarum menempa atletnya.
 ‘’GOR dan fasilitas yang ada ini luasnya sekitar tiga hektare. Ini berdiri sejak 2006,’’ kata Corporate Communication PT Djarum kepada smashyes.
 Fasilitas tersebut, tambahnya, termasuk lapangamn yang jumlahnya belasan. Lapangan tersebut dipakai para pebulu tangkis Djarum berlatih.
 ‘’Messnya juga ada di belakang GOR ini. Jadi, anak-anak tak capek kalau datang ke lapangan,’’ terang Budi.
 GOR dan mess yang jaraknya tak jauh beda mungkin sama-sama dengan klub-klub besar di Indonesia. Hanya, ada satu hal yang membedakan GOR Jatim dengan gedung klub bulu tangkis lain.
 Apa itu? Di GOR Jatim ada kaos-kaos yang dipigura dan bergantung di dinding. Nama yang tertera di belakangnya pun bisa bikin merinding.
Mereka adalah para pebulu tangkis yang pernah mengharumkan Indonesia di ajang internasional. Ada kaos legenda ganda dunia Christian Hadinata, legenda tunggal putra yang terkenal dengan jumping smashnya, Liem Swie King. Kaos peraih emas pertama Indonesia di Olimpiade, Alan Budikusuma, pun juga ada.
 Bisa jadi, ini menjadi salah satu motivator bagi pebulu tangkis Djarum untuk tak pernah lelah mengejar prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. (*)




Kans Tommy Balas Kekalahan

Chen Yuekun (yfrog)
INDONESIA sudah dipastikan kehilangan  satu wakil tunggal putra di babak kedua Prancis Super Series 2013. Bukan karena bakal menantang lawan tangguh sekelas Lee Chong Wei asal Malaysia atau Lin Dan (Tiongkok).
 Namun, itu dikarenakan dua duta merah putih Sony Dwi Kuncoro dan Dionysius Hayom Rumbaka bakal saling jegal untuk bisa mendapatkan tiket ke babak ketiga atau perempat final dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut. Itu setelah Sony dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menundukkan lawan-lawannya di Paris pada babak I pada Selasa waktu setempat (22/10) atau Rabu WIB (23/10).
 Sony memulangkan unggulan kedelapan asal Jerman Marc Zwiebler dengan rubber game 21-19, 16-21, 21-9. Ini merupakan kali kedua bagi Sony setelah sebelumnya diukir pada iPiala Thomas 2008. Sementara, Hayom memupus asal Viktor Axelsen dari Denmark dengan dua game langsung 21-12, 21-9.
 Ini merupakan pertemuan kedua bagi sesama pebulu tangkis penghuni pelatnas Cipayung tersebut,. Pertemuan perdana terjadi di final Indonesia Grand Prix Gold 2012. Saat itu, Sony mampu menundukkan Hayom dengan mudah 21-11, 21-11.
 Sukses Sony dan Hayom juga diikuti Tommy Sugiarto. Unggulan kelima ini menundukkan wakil Inggris Rajiv Ouseph 21-16, 21-14. Di babak kedua, Tommy akan dijajal Chen Yuekun asal Tiongkok yang di laga sebelumnya melibas Gurusaidutt (India) 21-9, 21-14. Ini menjadi kesempatan Tommy melakukan balas dendam atas kekalahannya pekan lalu di Denmark Super Series 2013. Tommy menyerah 20-22, 11-21. (*)

Berharap Sony Bisa Bertemu Hayom

Sony Dwi Kuncoro (twitter)
SONY Dwi Kuncoro masih terus berjuang. Harapannya, dia bisa kembali menembus posisi 10 besar dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Tapi, bukan hal yang mudah buat Sony. Arek Suroboyo tersebut sering tertatih-tatih dalam setiap turnamen yang diikuti.
 Cedera masih menjadi momok bagi bapak dua putri ini. Cedera itu pula yang sempat membuatnya sempat terlempar dari 100 besar.
 Tapi, setelah sembuh, Sony mampu membuat lompatan berarti. Posisi empat besar pun mampu ditembusnya.
 Sayang, cedera kembali menerpa. Imbasnya, peringkatnya pun terlempar dari 10 besar.
 Dari peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 17 Oktober 2013, pebulu tangkis yang dibesarkan klub Wima, Surabaya, tersebut ada di posisi ke-15. 
 Dalam turnamen terakhir di Denmark Super Series Premier 2013, Sony membuang kesempatan menembus posisi semifinal. Secara mengejutkan, dia kalah oleh pebulu tangkis Thailand Tanongsak Saensomboonsuk dengan dua game langsung 16-21, 11-21.
 Kini, perjuangan Sony memburu poin pun kembali dilakukan. Dia akan tampil dalam Prancis Super Series 2013 yang dilaksanakan di Paris pada 22-27 Oktober ini.
 Jangan bicara terlalu jauh. Lolos ke babak kedua bakal butuh perjuangan ekstraberat dari Sony.
 Dalam pertandingan perdana, lelaki yang kini tercatat membela Suryanaga, Surabaya, tersebut akan menghadapi andalan Jerman Marc Zwiebler. Secara peringkat, Sony masih kalah. Dia ada di posisi ke-15 sementara lawannya lima tingkat di atas.
 Rekor pertemuan kedua pebulu tangkis pun imbang 1-1. Hanya, dalam pertemuan terakhir di Denmark Open 2009, Sony kalah dengan tiga game 10-21, 21-16, 15-21. Sebelumnya, dia menang 21-10, 21-11 dalam Piala Thomas 2008.
 Jika menang, Sony bisa bersua dengan rekannya sendiri di Pelatnas Cipayung Dionysius Hayom Rumbaka. Syaratnya, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, mampu menundukkan Viktor Axelsen dari Denmark. Ini merupakan pertemuan perdana kedua pebulu tangkis.
 Satu wakil lagi Indonesia di tunggal putra dalam Prancis Super Series adalah Tommy Sugiarto. Dia akan dijajal Chong Wei Feng dari Malaysia. Di Prancis ini, Tommy diunggulkan di posisi kelima. Pekan lalu di Denmark Super Series Premier, Hayom dan Tommy langsung tersungkur di babak pertama. (*)

Bisa Menang setelah Ganti Pasangan

Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (twitter)
TAK salah keputusan Lee Yong-dae untuk berpisah dengan pasangannya Ko Sung-hyun. Meski, saat tak lagi bersama, posisinya di peringkat ganda putra BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) masih berada di posisi teratas.
 Bahkan,  dalam turnamen terakhir yang diikuti, Yong-dae/Sung-hyun baru saja menjadi juara di Tiongkok Masters. Dalam laga final, mereka mengalahkan pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 25-23, 21-19 (15/9).
 Hanya, keputusan untuk pisah sudah bulat. Ini berkaca dari hasil-hasil sebelumnya.
 Apalagi, sebelumnya, mereka gagal total pada Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, Yong-dae/Sung-hyun sudah tersingkir pada babak kedua. Menempati unggulan teratas, pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut, mereka takluk pada babak kedua oleh wakil Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin 21-14,14-21, 19-21.
 Selain itu, Yong-dae/Sung-hyun tak pernah menang jika menghadapi pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Dalam tiga kali pertemuan, mereka selalu tumbang. Menariknya,  semuanya terjadi dalam babak final di Malaysia Super Series 2013, Indonesia Super Series Premier 2013, dan Singapura Super Series 2013.
 Di Malaysia, Yong-dae/Sung-hyun menyerah 15-21, 13-21. Kemudian di Indonesia, mereka kembali tumbang 14-21, 18-21 dan sepekan kemudian di Singapura, kekalahan kembali ditelan 15-21, 18-21.
 Ini pula yang membuat Yong-dae frustrasi. Dia pun memilih pisah dan ditandemkan dengan Yoo Yeon-seong.Sebelumnya, lelaki berusia 27 tahun tersebut berpasanga dengan Shin Baek-choel. Peringkatnya pun tak mengecewakan. Mereka ada di posisi delapan.
 Kombinasi Yong-dae/Yeon-seong pun membuahkan hasil manis. Mereka mampu menjadi juara Denmark Super Series Premier 2013.
 Lawan yang dikalahkannya pun tak main-main. Dalam final yang dilaksanakan 20 Oktober 2013, mereka mengalahkan unggulan pertama Hendra/Ahsan dengan dua game langsung 19-21, 16-21.

HASIL FINAL DENMARK SUPER SERIES PREMIER 2013

TUNGGAL PUTRA: Chen Long (Tiongkok x2) v Lee Chong Wei (Malaysia x1) 24-22, 21-19

TUNGGAL PUTRI: Wang Yihan (Tiongkok x5) v Sung Ji-hyun (Korsel x6) 16-21, 21-18, 22-20

GANDA PUTRA: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x8) v Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) 21-19, 21-16

GANDA PUTRI: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok) v Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x2) 21-16, 21-13

GANDA CAMPURAN: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) v Tontowi Ahmad/Liliyan Natsir (Indonesia x3) 21-11, 22-20

Cai Yun/Fu Haifeng pun Harus Dipisah


KEPANIKAN tengah melanda ganda putra Tiongkok. Pasangan andalannya selama ini, Cai Yun/Fu Haifeng, tak lagi bersama.
 Mereka telah dipisah dan digandengkan dengan pebulu tangkis lain. Cai Yun dipasangkan dengan Chai Biao dan Fu Haifeng dengan Hong Wei.
 Kedua pasangan baru muka lama tersebut pun sudah dijajal dalam Denmark Super Series Premier 2013. Sayang, hasilnya tak maksimal.
 Mereka sama-sama tersingkir dalam babak perempat final turnamen yang menyediakan hadiah total USD 400 ribu tersebut. Cai Yun/Chai Biao ditundukkan pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 16-21, 16-21. Sementara Fu Haifeng/Hong Wei harus mengakui ketangguhan unggulan kedua asal Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen juga dua game langsung 11-21, 18-21.
 Sebenarnya, diceraikannya Cai Yun/Fu Haifeng cukup mengejutkan. Pasangan senior ini masih dianggap terbaik di dunia.
 Faktanya, koleksi gelarnya sampai sekarang susah ditandingi pasangan lain. Empat gelar juara dunia dan satu emas Olimpiade mampu disumbangkan keduanya bagi Tiongkok.
 Hanya, bisa jadi, moncernya pasangan anyar Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, bisa jadi pemicu mereka dipisah. Dalam tiga pertemuan terakhir selama 2013, Cai Yun/Fu Haifeng, tak pernah menang yakni di Indonesia Super Series Premier, Singapura Super Series, dan Kejuaraan Dunia. (*)

Dua Juara Dunia Jadi Tumpuan Asa

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (twitter)

HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/LIliyana Natsir masih jadi tumpuan Indonesia di ajang internasional. Kedua pasangan tersebut menjadi wakil yang tersisa dalam Denmark Super Series 2013.
 Itu setelah kedua pasangan yang juga menyandang status juara dunia tersebut menundukkan lawan-lawannya dalam babak perempat final. Hendra/Ahsan, yang diunggulmkan di posisi teratas, mampu mengalahkan pasangan Jepang Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata,dengan rubber game 18-21,21-17, 21-13 pada pertandingan yang memakan waktu 43 menit di Odensen pada Jumat waktu setempat (18/10). Ini merupakan pertemuan perdana dari kedua pasangan.
 Pada babak semifinal, Hendra/Ahsan bakal menghadapi pasangan Jepang lainnya, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Unggulan ketiga ini di perempat final memupus asa Cai Yun/Chai Biao (Tiongkok) dua game langsung 21-16, 21-16. Pertemuan ini juga menjadi pertemuan perdana kedua pasangan.
 Sementara, Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi ketiga, menghentikan perlawanan Denmark Anders Kristiansen/Julie Houmann 21-10, 24-22. Kemenangan ini membawa Tontowi/Liliyana menghadapi musuh beratnya dari Tiongkok Xu Chen/Ma Jin yang di babak perempat final menundukkan Kim Ki-jung/Kim So-young 21-16, 21-10. Pertemuan nanti bakal menjadi pertemuan kesebelas bagi kedua pasangan dengan skor 4-6.
 Namun, pada pertemuan terakhir, Tontowi/Liliyana menang dalam final Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Hanya, pasangan merah putih juga pernah menelan pil pahit di semifinal Olimpiade London 2012.
 Sayang, sukses Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana gagal diikuti Sony Dwi Kuncoro. Dia kalah dua game langsung 16-21, 11-21 oleh tunggal putra Thailand Tanongsak Saensomboonsuk. (*)    

Yong-dae pun Harus Melalui Babak Kualifikasi


PUNYA gandengan baru membawa risiko bagi Lee Yong-dae. Dia harus berjuang dari babak kualifikasi nomor ganda campuran dalam Denmark Super Series Premier 2013.
 Ya, mulai September lalu, Yong-dae berpasangan dengan Shin Seung-chan. Keduanya sudah unjuk kebolehan dalam dua turnamen, Taiwan Grand Prix Gold 2013 dan Jepang Super Series 2013.
 Hasilnya memang belum memuaskan. Di Taiwan, Yong-dae/Seung-chan mampu menembus babak semifinal dan di Jepang langsung tersungkur pada penampilan perdana. Menariknya, dalam dua turnamen tersebut, mereka kalah oleh lawan yang sama dan juga berasal dari Korea Selatan (Korsel) Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won.
 Imbasnya, peringkatnya pun tak mengalami lonjakan berarti. Dari peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 10 Oktober 2013, Yong-dae/Seung-chan terdampar di posisi 146.
 Wajar kalau di Denmark Super Series Premier, keduanya harus berjuang dari babak kualifikasi. Namun, itu tak membuat kemampuan keduanya pudah.
 Lolos ke babak utama turnamen berhadiah total USD 400 ribu pun digapai. Pada babak I kualifikasi, Yong-dae/Seung-chan menundukkan pasangan tuan rumah Kasper Antonsen/Amanda Madsen 21-12, 21-12. Kepastian menembus babak bergengsi diperoleh setelah melibas pasangan Tiongkok Chai Biao/Tang Jinhua. 21-16, 21-9.
 Berlaga di babak utama pun tak disia-siakan mereka. Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korsel, tersebut melaju ke babak kedua dengan menundukkan wakil India Tarun Kona/Ashwini Ponnapa 21-14, 21-13. Namun, untuk melangkah ke perempat final butuh perjuangan ekstrakeras.
  Yong-dae/Seung-chan akan menjajal unggulan kedua asal Tiongkok Xu Chen/ma Jin yang di babak pertama mengalahkan Robert Mateusiak/Agnieszka Wojtkowska (Polandia) 16-21, 21-16,21-15.
 Yong-dae pernah membuaat sejarah di nomor ganda campuran ini. Berpasangan dengan Lee Hyo-jung, mereka mampu meraih emas di Olimpiade Beijing 2008. Saat itu, Yong-dae masih belum genap berusia 20 tahun. Ini membuat dia menjadi pebulu tangkis termuda yang meraih emas di ajang olimpiade. (*)

Kido Bisa Kembali dengan Pia

Markis Kido/Pia Zebadiah

HATI Markis Kido tengah berbunga. Dia bisa kembali turun di nomor ganda campuran dalam Denmark Super Series Premier 2013. Pasangannya yang juga adik kandungnya, Pia Zebadiah, sudah pulih dari cedera yang membekap.
 ‘’Pia sudah bisa turun di Denmark,’’ kata Kido melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Ya, dalam turnamen yang diikuti, Indonesia Grand Prix Gold 2013 di Jogjakata, pinggang Pia mengalami masalah. Ini membuat menyerah tanpa tanding di dua nomor yang diikuti, ganda putri dan ganda campuran.
 Di ganda putri, Pia yang menggandeng Rizki Amelia Pradipta dan menjadi unggulana teratas, mereka menyerah WO kepada pasangan Malaysia  Lee Meng Yean/Lim Yin Loo. Di ganda campuran, Kido/Pia, yang menempati unggulan ketiga, tak turun lapangan saat harus berhadapan dengan ganda pelatnas Cipayung Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika.
 Di Denmark Super Series Premier, Kido/Pia lolos ke babak kedua. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Odense pada Selasa waktu setempat (15/10), mereka menundukkan pasangan tuan rumah yang lolos dari babak kualifikasi Niclas Nohr/Sara Thygesen 21-11,21-16.
 Untuk bisa lolos ke babak ketiga atau perempat final, Kido/Pia harus bisa menyingkirkan Chris Adcock/Gabrielle White. Pasangan Inggris  ini pada babak pertama menyingkirkan pasangan Indonesia Praveen Jordan/Vita Marissa 21-18, 21-18.
 Kido/Pia pernah mengalahkan Adcock/White di Swiss Grand Prix 2013.  Saat itu, mereka menang rubber game 21-11, 12-21, 21-17.
 Di nomor ganda campuran ini, Indonesia mengandalkan pasangan juara dunia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Di babak pertama, unggulan ketiga ini menyingkirkan pasangan Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin 21-18, 21-15. (*)

Satu Sukses, Dua Gagal Juara

M. Rijal/Debby Susanto (foto:twitter)
BERRY Angriawan/Ricky Karanda Suwardi kembali menelan pil pahit. Pasangan anyar pelatnas Cipayung tersebut gagal menjadi juara dalam Belanda Grand Prix 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Almere pada Minggu waktu setempat, mereka harus mengakui ketangguhan rekannya sendiri di pelatnas, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf, dua game langsung 21-14, 18-21, 17-21. Sepekan sebelumnya, Berry/Ricky juga gagal di final London Grand Prix Gold 2013. Saat itu, mereka kalah oleh pasangan terkuat Eropa asa Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Gelar yang diraih di ganda putra ini menjadi satu-satunya posisi terhormat yang mampu dibawa pulang ke tanah air dari Belanda Grand Prix. Dua pasangan yang lolos ke final, Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris di nomor ganda putri dan Muhammad Rijal/Debby Susanto di ganda campuran, harus mengakui ketangguhan lawan-lawannya.
 Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris yang turun di ganda putri kalah 15-21, 7-21 kepada Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok). Sementara, Muhammad Rijal/Debby Susanto, yang diunggulkan di posisi teratas nomor ganda campuran, secara mengejutkan tumbang oleh pasangan Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo dengan dua game 19-21, 23-25. (*)

HASIL FINAL BELANDA GRAND PRIX 2013


TUNGGAL PUTRA: Wei Nan    (Hongkong) v Chan Yan Kit (Hongkong)
21-15 21-18           

TUNGGAL     PUTRI: Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2) v    Gu Juan (Singapura x3) 21-12 21-12   

GANDA PUTRA: Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf (Indonesia x4) v    Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi (Indonesia) 14-21 21-18 21-17

GANDA PUTRI: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok) v    Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris (Indonesia) 21-15 21-7


GANDA CAMPURAN: Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura x2) v Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1)
21-19 25-23

Yoga Pratama Menjajal Amerika

Yoga Pratama
BUNDESLIGA sudah terasa cukup bagi Yoga Pratama. Apalagi, setelah dia mampu mengantarkan klubnya, Trittau, ke level tertinggi. Kini, lelaki asal Solo, Jawa Tengah, tersebut pun mencari petualangan baru.
 ‘’Kini,saya tengah berada di California, Amerika Serikat. Saya main di liga sini,’’ kata Yoga kepada smashyes melalui layanan pesan singkat.
 Dia mengaku meningggalkan Jerman karena ingin mencari suasana baru. Di Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat, dia pun berangkat sendiri. Bahkan, sang adik yang juga mantan pebulu tangkis pelatnas Cipayung, Pandu Dewantoro, pun tak diajak.
 ‘’Saya sendirian,’’ tambah dia.
 Sebenarnya, untuk bersaing di Eropa, kemampuan Yoga masih bisa diandalkan. Meski peringkatnya di kisaran 200-an besar dunia, tapi skill dan kemampuannya masih di atas rata-rata.
 Itu pula yang membuat pebulu tangkis asal Tangkas tersebut sempat mencicipi pelatnas Cipayung hingga 2010. Setelah itu, dia pun memutuskan untuk menjajal kemampuan di Eropa.
 Di Amerika Serikat, ada beberapa pebulu tangkis Indonesia yang memanaskan persaingan di sana. Sebut saja Holvy de Pauw,  Christanto, ataupun juga Hendry Winarto.
 Sebelumnya, dua pebulu tangkis senior yang pernah menjadi pilar Indonesia sudah berada di Amerika Serikat yakni Tony Gunawan dan Halim Heryanto, Keduanya pun tercatat sudah menjadi pebulu tangkis andalan negeri tersebut.
 Di antara keduanya, Tony yang mendapat catatan khusus. Dia menjadi atlet yang bisa membela dua negara yang berbeda. Pada Olimpiade 2000, arek Suroboyo ini mampu mempersembahkan emas bagi Indonesia di nomor ganda putra berpasangan dengan Candra Wijaya. Sementara pada 2012 di London, Tony membela Amerika Serikat. (*)

Hanya Sepekan di Posisi 50 Besar

Christopher/Trikusuma
MENEMBUS 50 besar menjadi asa pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Itu pun bisa dicapai keduanya pada pekan ke-39 2013.
 Capaian Christopher/Trikusuma tersebut tak lepas dari keberhasilan menembus babak final Polandia Internasional Series 2013. Sayang, sukses itu gagal dilanjutkan dalam Ceko Internasional Challenge.
 Dalam event yang dilaksanakan di Brno pada 26-29 September tersebut, keduanya sudah tersingkir dalam babak perempat final. Menariknya, lawan yang mengalahkan di dua turnamen tersebut sama, yakni pasangan Taiwan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin.
 Imbasnya, dalam peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 10 Oktober, Christopher/Trikusuma turun dua setrip ke posisi 52. Namun, tak menutup kemungkinan, keduanya bisa melonjak lagi peringkatnya.
 Alasannya, pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus hingga perempat final dalam Belanda Grand Prix 2013. Christopher/Trikusuma gagal menembus semifinal setelah harus mengakui ketangguhan pasangan pelatnas Cipayung Berry Anggriawan/Ricky Karanda dengan dua game langsung 10-21, 12-21.
 Saat ini, Christopher/Trikusuma lebih banyak berada di Eropa. Tujuannya guna mendongkrak peringkatnya setinggi mungkin.
 ‘’Ada beberapa turnamen yang diikuti di sana. Di Eropa tak susah mencari turnamen,’’ jelas Jacob Rusdianto, ayah Christopher yang juga mantan Sekjen PB PBSI (sekarang PP PBSI). (*)

Pengobat Kegagalan di London

Berry/Ricky (foto:twitter)
INDONESIA bisa kembali menjadi raja di nomor ganda putra. Para pasangan pelapis pun sudah mulai memberikan harapan.
 Buktinya, merah putih langsung memastikan menjadi juara dalam Belanda Grand Prix 2013. Itu setelah dua pasangan Indonesia.  Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, saling berhadapan dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Almera pada Minggu siang waktu setempat (13/10).
 Dalam pertandingan semifinal (12/10), Berry/Ricky menundukkan pasangan Tiongkok Kang Jun/Liu Cheng dengan dua game langsung 21-12, 21-15. Sementara Wahyu/Ade, yang diunggulkan di posisi keempat, juga menghentikan langkah pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, Li Gen/Zhang Nan, dengan rubber game 15-21, 21-14, 21-16.
 Keberhasilan ini juga membuat nomor ganda putra mampu mengobati kegagalan di London Grand Prix Gold 2013 pekan lalu. Saat itu (6/10), Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi harus mengakui ketangguhan unggulan pertama asal Denmark Marthis Boe/Carsten Mogensen 13-21, 16-21.
 Di Belanda Grand Prix, kans Indonesia menambah gelar masih terbuka. Dua wakil Indonesia mampu menembus babak final ganda putri dan ganda campuran.
 Pada nomor ganda putri, pasangan Anggia Shitta/Della Destiara mampu menang 21-12, 21-19 atas pasangan Tiongkok Du Peng/Xiong Mengjing. Pada laga pemungkas, Anggia/Della bakal kembali dengan wakil Tiongkok. Ini dikarenakan Bao Yixin/Tang Jinhua menang mudah atas wakil tuan rumah Eefje Muskens/Selena Piek 21-17, 21-12.
 Sementara di nomor ganda campuran, unggulan teratas Muhammad Rijal/Debby Susanto akan dijajal unggulan kedua asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan. (*)



AGENDA FINAL BELANDA GRAND PRIX GOLD 2013

TUNGGAL PUTRA: Wei Nan (Hongkong) v Chan Yan Kit (Hongkong)

TUNGGAL PUTRI: Gu Juan (Singapura x3) v Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2)

GANDA PUTRA:Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi (Indonesia) v Wahyu Nayaka/Ade Yusuf (Indonesia x4)

GANDA PUTRI: Anggia Shitta/Della Destiara (Indonesia) v Bao Yixin/Tan Jinhua (Tiongkok)

GANDA CAMPURAN: Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1) v Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan (Singapura x2)

Penuhi Target Tembus 50 Besar

NAIK: Christopher/Trikusuma (foto: facebook)
BERLAHAN tapi pasti, posisi Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana merangkak naik. Dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 3 Oktober lalu, pasangan asal Pb Suryanaga, Surabaya, tersebut sudah menembus 50 besar.
 Tentu ini sesuai target jangka pendek yang diusung oleh Christopher/Trikusuma. Keduanya berharap agar selama tur di Eropa ini bisa masuk 50 besar.
 Pekan lalu, pasangan ini masih berada di posisi 57. Naiknya posisi mereka tak lepas dari keberhasilan menembus babak final Polandia International Series 2013. Sayang, pada laga pemungkas, Christopher/Trikusuma harus mengakui ketangguhan pasangan Taiwan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin dengan tiga game 24-22, 14-21, 14-21.
 Lawan yang sama pula yang membuat Christopher/Trikusuma gagal di perempat final dalam Ceko International Challenge. Pasangan merah putih tersebut menyerah 11-21, 23-21.
 Masuk ke posisi 50 besar sekarang memang butuh perjuangan ekstraskeras bagi Christopher/Trikusuma. Mereka memulai penampilan di ajang internasional dari peringkat 333 dunia.
 Eropa menjadi ladang keduanya merebut poin. Alasannya, banyak turnamen di level internasional series dan challenge ditemukan di Benua Putih.
 Meski pun begitu,  bukan berarti Christopher/Trikusuma tak merasakan jenjang yang lebih tinggi. Keduanya sukses melaju ke babak kedua Singapura Super Series 2013.
 Mereka lolos ke babak utama setelah menang WO atas pasangan tuan rumah Danny Bawa Chrisnanta/Terry Yeo. Pada babak pertama, Christopher/Trikusuma membuat kejutan dengan menjungkalkan pasangan Thailand Bodin Issara/Pakkawat Vilailak 21-17, 21-19. Tapi, pada babak kedua,mereka harus mengakui pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-17, 16-21, 16-21. (*) 

Simon Naik 20 Peringkat

PERDANA: Simon Santoso

LOMPATAN berarti dilakukan Simon Santoso. Peringkatnya di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dikeluarkan 3 Oktober melonjak 20 setrip.
 Ini tak lepas dari sukses yang diraih Simon dengan menjuarai Indonesia Grand Prix Gold 2013 yang berakhir Minggu 29 September di GOR Amongrogo, Jogjakarta. Dalam final, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, berusia 28 tahun tersebut menundukkan rekannya di pelatnas Cipayung,Dionysius Hayom Rumbaka, dengan dengan straight game 21-17, 21-11.
 Kemenangan ini juga diharapkan bisa membangkitkan lagi kepercayaan dirinya. Itu setelah dia dianggap menurun jauh.
 Indikasinya, peringkatnya menurun drastis. Sempat juara Indonesia Super Series 2012 dan duduk di posisi ketiga, posisi Simon turun dratis hingga terlempar hingga 89.
 Di Indonesia Grand Prix Gold 2013, Simon juga mampu mempermalukan tunggal putra terbaik Indonesia saat ini Tommy Sugiarto. Unggulan pertama tersebut dikalahkan 21-14, 13-21, 21-17. (*)

TURUN-NAIK SIMON SANTOSO
6 Juni 2013: 29
13 Juni 2013:26
1 Agustus 2013: 48
7 Agustus 2013: 63
19 September 2013: 59
26 September 2013: 89
3 Oktober 2013: 69


Jawa Pos Goes To Kudus

JUARA LAGI: Tim Jawa Pos menerima trofi 

Jawa Pos kembali menjadi juara Bakti Olahraga Djarum Foundation  Turnamen Bulu Tangkis Antar Media. Dalam final yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Jumat (4/10), Nurwahid dkk mengalahkan Memorandum dengan skor 2-1.
 Jawa Pos sempat ketinggalan lebih dulu. Itu setelah ganda pertama Yudi/Heru menyerah dua game langsung 14-21, 25-27 atas pasangan Dhana/Rahmat. Namun, Imam Gozali, yang turun di nomor tunggal,mampu menyamakan kedudukan setelah menang mudah 21-7, 21-4 atas Harry.
 Pasangan andalan Jawa Pos Nurwahid/Fathoni P. Nanda menentukan kemenangan. Mereka menghentikan perlawanan Yoyok/Sonny 23-21, 21-11.
 ‘’Selama ini, kami sudah dua kali mengalahkan Memorandum. Jadi, kepercayaan diri kami pun sudah tinggi setelah tahu di final ketemu mereka,’’ terang Fathoni.
 Dengan kemenangan atas Memorandum membuat Jawa Pos mengulang sukses 2009.  Namun, pada 2011, gelar juara setelah lepas dan TVRI menjadi juara.
 Hasil ini juga membuat Jawa Pos berhak mengantongi hadiah Rp 10 juta plus piala dan raket. Jumlah ini bisa meningkat jika mampu menjadi juara ataupun finalis dalam grand final yang dilaksanakan di GOR Jati, Kudus, pada 17-19 Oktober.
 Ya, Bakti Olahraga Djarum Foundation  Turnamen Bulu Tangkis Antar Media menggelar grand final dengan pesertanya juara dari tiga wilayah plus runner-up terbaik. Selain di Surabaya, Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 juga dilaksanakan di Jakarta pada 30 September – 2 Oktober lalu untuk wilayah barat dan Semarang pada 3 – 4 Oktober  (wilayah tengah).
 Di wilayah timur, posisi ketiga digapai TVRI dan Jatimprov. TVRI secara mengejutkan kalah oleh Memorandum 1-2 dan Jatimprov harus mengakui ketangguhan Jawa Pos 1-2. (*)

Bakti Olahraga Djarum Foundation  Turnamen Bulu Tangkis Antar Media 2013
Wilayah Timur
Peserta 16:
TVRI
Tabloid Posmo
Metro TV
Berita Jatim
BBSTV
JTV
Memorandum
Radar Surabaya
Tabloid Warta KONI
Tabloid Nurani
Harian Surabaya Pagi
Jatimprov.go.id
Harian Bhirawa
Whatindonews
SBO TV
Jawa Pos

Juara: Jawa Pos
Runner Up: Memorandum
Semifinalis: TVRI, Jatimprov

Pagari Pindah, Bikin Pemusatan Latihan

Penghuni Puslatprov bersama pengurus teras PBSI Jatim
Pengprov PBSI Jatim melakukan terobosan. Mereka menempa para pebulu tangkis berbakat di luar klub-klub besar di Surabaya dan Gresik.
 ‘’Ini kami lakukan agar kekuatan bulu tangkis Jatim bisa merata. Pebulu tangkis ini kami rekrut dengan system seleksi,’’ kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Yacob Rusdianto di sela-sela peresmian Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) Bulu Tangkis Jatim di GOR Sudirman, Surabaya, kemarin (2/10).
 Dalam seleksi yang dilakukan pada Agustus lalu, PBSI Jatim menemukan 12 pebulu tangkis dari berbagai daerah di luar Surabaya dan Jatim. Ya, dalam seleksi tersebut pebulu tangkis dari Suryanaga, Surya Baja, Citra Raya, dan Wima dilarang ikut. Selain itu, wakil dari Semen Gresik juga tak diperbolehkan.
 ‘’Ini proyek jangka panjang. Harapannya, mereka tetap bisa membawa nama harum Jatim tanpa pindah ke provinsi yang lain,’’tegas Yacob.
 Bahkan, mantan Sekjen PB PBSI (sekarang PP PBSI) ini ingkn agar dari pebulu tangkis puslatprov bakal ada yang bisa masuk ke pelatnas Cipayung. Untuk itu, pihaknya pun menggembleng ke-12 pebulu tangkis tersebut dengan latihan keras.
 ‘’Sehari mereka latihan enam jam sehari. Pagi tiga jam dan sore tiga jam,’’ tambah pelatih senior Jatim yang juga pengurus Pengurus Pengprov PBSI Jatim tersebut.
 Para pebulu tangkis puslatprov bakal mendapar fasilitas gratis asrama dan makan. (*)

DAFTAR PEBULU TANGKIS PUSLATPROV
1.Dimas Aji (Sumenep)
2. Koko Dwi (Lamongan)
3. Ilham Bintang (Sidoarjo)
4. Irwan Oktavian
5. Rico Alfarizi (Jember)
6. Rima Wahyu (Banyuwangi)
7. Fradiansa (Tuban)
8. Zalfaa (Jember)
9. Nur Fitriana (Jember)
10. Nabila (Malang)
11. Utari (Kota Mojokerto)

Dua Kandidat Juara Lolos Semifinal

BUKA: Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Juninata
JAWA Pos tak mengalami hambatan berarti di hari perdana
  Dalam penampilan perdana, Jawa Pos menang 2-0 atas SBO TV. Ini membuat tim yang diunggulkan di posisi kedua tersebut dijajal Bhirawa, yang pada pertandingan pertama memetik kemenangan 2-1 atas Whatindonews. Bhirawa pun ditaklukan 2-0 pada pertandingan kedua.
 Untuk bisa menembus babak semifinal, Jawa Pos harus bisa menundukkan Jatimprov. Herlambang dkk lolos dari hadangan Nurani dengan skor 2-0. Jawa Pos pernah menyandang juara pada 2009. Event Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media  setiap tahun ganjil menggelar nomor beregu. Sementara pada 2011, TVRI Surabaya mampu menjadi pemenang.
 TVRI Surabaya juga lolos semifinal. Pada babak pertama, mereka menghentikan langkah Tabloid Posmo 2-0. Selanjutnya, pada babak kedua, mereka menang tanpa tanding atas Berita Jatim.
   Hanya, untuk lolos ke final, TVRI Surabaya harus bisa menyingkirkan Memorandum. Di bawal pertama, Memorandum mengalahkan Radar Surabaya 2-0 dan dilanjukan memungkasi ambisi JTV juga dengan skor 2-0.
 Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 dibuka oleh Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta dengan melakukan pemukulan shuttlecock ke arah peserta. Tahun ini, ada 16 media yang ikut. Ini mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya yang ‘’hanya’’ 12 tim.
 Selain di Surabaya, Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 juga dilaksanakan di Jakarta pada 30 September – 2 Oktober 2013 untuk wilayah barat dan Semarang pada 3 – 4 Oktober  (wilayah tengah). Juara wilayah akan tampil di Kudus pada 17-19 Oktober. (*)


Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013. Dua kemenangan dipetik Nurwahid dkk dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, kemarin (3/10).