WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Bisa Barter Pasangan dengan Rijal

Praveen (kanan)/Vita Marissa

PENAMPILAN moncer Praveen Jordan selama 2013 membuat PP PBSI kepincut. Pebulu tangkis spesialis ganda asal Djarum tersebut mendapat kepercayaan masuk Pelatnas Cipayung.
 Baru satu tahun berpasangan dengan pebulu tangkis senior Vita Marissa, Praveen mampu menembus peringkat 10 besar dunia. Bahkan, dalam daftar yang dilansir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember, keduanya mampu duduk di posisi ketujuh dunia.
 Itu tak lepas dari capaian Praveen/Vita dalam berbagai turnamen. Tiga koleksi gelar pun mampu disabet selama 2013 yakni di Selandia Baru Grand Prix, Malaysia Grand Prix Gold, dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Di antara ketiga gelar tersebut, capaian dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013 layak dapat sorotan. Dalam laga pemungkas, Praveen/Vita mempermalukan juara dunia ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 22-20, 9-21, 21-14.
 Bakal bergabungnya Praveen ke Pelatnas Cipayung mulai merebak saat Vita akan berpasangan dengan Muhammad Rijal dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 7-12 Januari di Seoul. Sementara di Cipayung nanti,Praveen belum dipastikan berpasangan dengan siapa.
 Hanya, di antara nama yang ada, bisa jadi, Praveen berpasangan dengan Debby Susanto yang sebelumnya berpasangan dengan Rijal, yang akhirnya memutuskan untuk mundur dari Cipayung. (*)

Jatim Kirim Wakil Baru

Ni Ketut Mahadewi (foto; PBSI)

JAWA Timur masih menjadi barometer bulu tangkis Indonesia. Buktinya, mereka masih bisa menempatkan semua wakilnya dalam semua nomor dalam daftar penghuni Pelatnas Cipayung 2014.
 ‘’Jerih payah mereka selama ini membuat mereka kembali dipanggil Pelatnas Cipayung,’’ kata Ketua Bidang Pembinaan Pengprov PBSI Jatim Widjanarko Adi Mulya seusai pengumuman daftar Penghuni Cipayung 2014 pada Senin sore (30/12).
 Ya, nama-nama seperti Sony Dwi Kuncoro dan Wisnu Yuli Prasetyo masih ada dalam daftar andalan nomor tunggal putra. Begitu juga dengan Aprilia Yuswandari di tunggal putri dan Rian Agung Saputro di ganda putra.
 ‘’Bahkan, Jatim punya wakil baru di pelatnas atas nama Ni Ketut Mahadewi di ganda putri,’’ lanjut dia.
 Hanya, dibandingkan Sony, Wisnu, Aprilia, dan Rian, Ketut, sapaan karib Ni Ketut Mahadewi, berada di level potensi bukan prestasi. Namun, tak menutup kemungkinan, pebulu tangkis putrid asal Suryanaga, Surabaya, tersebut bakal dipromosikan di level prestasi kalau mampu bersinar dalam setiap kejuaraan internasional. Ya, sekarang PP PBSI membagi pebulu tangkis dalam dua kategori, prestasi dan potensi.
 Ketut mulai menarik perhatian setelah mampu menjadi finalis Indonesia Challenge 2013 di nomor ganda campuran. Berpasangan dengan Yodi Satrio, mereka kalah di final oleh pasangan senior Ardiansyah/Devi Tika Permatasari 21-19, 18-21, 19-21 di Surabaya pada 7 Juli 2013.
 Dalam Indonesia Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Jogjakarta, Yodi/Ketut menumbangkan unggulan kelima Dany Bawa Chrisnanta/Yu Yan asal Singapura pada babak pertama 10-21, 21-19,22-20. Namun, langkah mereka dihentikan ganda Malaysia Ong Jian Guo/Lim Yin Loo di babak kedua dengan 10-21, 12-21.
 ‘’Saya  berharap mereka yang ada di pelatnas ini mampu mengharunkan nama Jatim dengan prestasi. Tiada prestasi tanpa kerja keras,’’ ucap Wijar, sapaan karib Widjanarko. (*)

Firda pun Harus Meninggalkan Cipayung

TERLEMPAR: Adrianti Firdasari

BERAKHIR sudah kebersamaan Adrianti Firdasari dengan Pelatnas Cipayung. Namanya sudah tak masuk lagi dalam daftar penghuni kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
  Padahal, selama hampir sepuluh tahun dia memeras keringat untuk berlatih di sana. Selain itu, sejak 2004, namanya selalu menjadi andalan Indonesia dalam berbagai event internasional mulai dari SEA Games,Asian Games, Piala Uber, dan Piala Sudirman.
 Indonesia pun pernah diharumkannya dalam berbagai event. Salah satunya dengan menyumbangkan emas bagi Indonesia di nomor tunggal putri pada SEA Games 2005.
 Firda, sapaan karib Adrianti FirdasIndonesia, pun membawa nama Indonesia dalam OIimpiade London 2012.Sayang, langkahnya terhenti pada babak kedua setelah ditundukkan wakil Tiongkok Wang Xin dengan 21-15, 21-8.
 Nah, setelah itu, penampilan perempuan yang kini berusia 27 tahun tersebut menurun drastis. Selama 2013, tak ada prestasi yang bisa dibanggakan.
 Tumbang pada babak-babak awal sudah menjadi langganan baginya. Imbasnya pun, peringkat dunianya menurun tajam.
 Dari peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember 2013 atau terakhir pada 2013, Firda terdampar di posisi 75.
 Tanda-tanda dia bakal terdepak sudah tercium selama 2013. Ini diperparah dengan kegagalannya menjadi juara dalam ajang Kejurnas Perorangan 2013. Langkah Firda sudah terhenti pada babak awal.
 Peluang Firda bisa kembali ke Cipayung juga bakal berat. Selain usianya yang sudah tak muda lagi, para juniornya pun terus menunjukan perkembangan yang signifikan. (*)

PENGHUNI CIPAYUNG 2014


TUNGGAL PUTRA
Prestasi:
Sony Dwi Kuncoro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Tommy Sugiarto (Pelita Bakrie, DKI Jakarta), Dionysius Hayom Rumbaka (Djarum, Jawa Tengah), Wisnu Yuli Prasetyo (Surya Baja Surabaya, Jawa Timur), Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah), Simon Santoso (Tangkas Specs, DKI Jakarta)

Potensi
Jonatan Christie (Tangkas Specs, DKI Jakarta), Ihsan Maulana Mustofa (Djarum, Jawa Tengah), Anthony Sinisuka Ginting (SGS PLN Bandung, Jawa Barat), Muhammad Bayu Pangisthu (Djarum, Jawa Tengah), Rifan Fauzin Ivanudin (Pelita Bakrie, DKI Jakarta), Firman Abdul Kholik (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)

TUNGGAL PUTRI
Prestasi:
Lindaweni Fanetri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Aprilia Yuswandari (Semen Gresik, Jawa Timur), Belllaetrix Manuputty (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Hera Desi Ana Rachmawati (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Maria Febe Kusumastuti (Djarum, Jawa Tengah)

Potensi:
Hanna Ramadini (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ruselli Hartawan (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Gregoria Mariska (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Vehrenica Debora Rumate (Tangkas Specs, DKI Jakarta), Mayrina Lukmanda (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)

GANDA PUTRA
Prestasi:
Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah), Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah), Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ade Yusuf Santoso (Wima Surabaya, Jawa Timur), Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Tangkas Specs, DKI Jakarta)

Potensi:
Selvanus Geh (Wima Surabaya, Jawa Timur), Hardianto (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Kevin Sanjaya Sukamuljo (Djarum, Jawa Tengah), Agrippina Prima Rahmanto Putera (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Arya Maulana Aldiartama (Djarum, Jawa Tengah), Hafiz Faisal (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Clinton Hendrik Kudamasa (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), M. Rian Ardianto (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)

GANDA PUTRI
Prestasi:
Nitya Krishinda Maheswari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Greysia Polii (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Suci Rizki Andini (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Della Destiara Haris (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Gebby Ristiyani Imawan (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ririn Amelia (Djarum, Jawa Tengah)

Potensi:
Rosyita Eka Putri Sari (Djarum, Jawa Tengah), Melati Daeva Oktavianti (Djarum, Jawa Tengah), Melvira Oklamona (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Maretha Dea Giovani (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Della Augustia Surya (Djarum, Jawa Tengah), Uswatun Khasanah (Djarum, Jawa Tengah, Sinta Arum (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ni Ketut Mahadewi (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)

GANDA CAMPURAN
Prestasi:
Tontowi Ahmad (Djarum, Jawa Tengah), Liliyana Natsir (Tangkas Specs, DKI Jakarta), Riky Widianto (Wima Surabaya, Jawa Timur), Richi Puspita Dili (Pusdiklat Pikiran Rakyat, Jawa Barat), Praveen Jordan (Djarum, Jawa Tengah), Debby Susanto (Djarum, Jawa Tengah), Irfan Fadhilah (CBN Batam, Kepulauan Riau), Weni Anggraini (CBN Batam, Kepulauan Riau)

Potensi
Alfian Eko Prasetya (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Annisa Saufika (Djarum, Jawa Tengah), Edi Subaktiar (Djarum, Jawa Tengah), Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum, Jawa Tengah), Lukhi Apri Nugroho (Djarum, Jawa Tengah), Shela Devi Aulia (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Rafiddias Akhdan Nugroho (Djarum, Jawa Tengah), Masita Mahmudin (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Ronald Alexander (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Febriani Endar Kusumawati (Djarum, Jawa Tengah)

Total : 72 atlet
Atlet yang mengundurkan diri :
Anneke Feinya Agustine (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Shesar Hiren Rhustavito (Djarum, Jawa Tengah), Muhammad Rijal (Djarum, Jawa Tengah)

Kido hanya Turun bersama Pia

Pia Zebadiah/Markis Kido

KOPENHAGEN Masters kembali digelar. Pertandingan bulu tangkis bertajuk invitasi tersebut dilaksanakan 27-28 Desember waktu setempat.
Indonesia pun dapat kepercayaan mengirimkan wakilnya di nomor ganda campuran. Memang bukan juara dunia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
 Tapi, yang berangkat ke Negeri Skandinavia tersebut adalah   Markis Kido bersama sang adik, Pia Zebadiah. Kemampuan keduanya tak boleh dipandang sebelah mata.
 Dalam daftar peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember atau terakhir selaa 2013, Kido/Pia duduk di posisi kesembilan.
 Dalam pertandingan Kopenhagen Masters yang hanya diikuti oleh empat pasangan tersebut, mereka akan menjajal ketangguhan pasangan tuan rumah Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Dari pertemuan keduanya, Kido/Pia masih kalah 1-2.
Tapi, kemenangan tersebut digapai Kido/Pia dalam pertemuan terakhir di All England Super Series Premier 2013. Saat itu, kedua pebulu tangkis yang sama-sama pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul 12-21, 21-19, 23-21.
 Hanya, saat ini, Joachim/Christinna tengah on fire. Mereka baru saja menjadi juara Super Series Final 2013.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut, mereka menundukkan unggulan pertama Ma Jin/Tang Jinhua asal Tiongkok 21-19, 21-12.
 ‘’Kami diundang Asosiasi Bulu Tangkis Denmark,’’ kata Kido melalui layanan pesan singkat kepada smashyes.
 Bahkan, seharusnya dia tampil di dua nomor yakni ganda campuran dan ganda putra. Sayang, pasangannya di ganda putra, Markus Fernaldi, tidak bisa.
 ‘’Sinyo (sapaan karib Markus Fernaldi) ada acara Natalan,’’ terang Kido.
 Selain Kido/Pia versus Joachim/Christinna, nomor ganda campuran dalam Kopenhagen Masters 2013 juga mempertandingkan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) melawan pasangan tuan rumah Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl. (*)

Indonesia Punya Internasional Series

TUAN RUMAH: Istora Senayan Jakarta (foto:badzine)

BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) sudah mengeluarkan agenda pertandingan 2014. Nama Indonesia ada dalam dua turnamen, Indonesia Super Series Premier dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Sebenarnya, masih ada satu titel lagi. Event ini pun sudah menjdi agenda tahunan yakni Indonesia Challenge. Pada 2013, kejuaraan berhadiah total USD 20 ribu tersebut dilaksanakan di Surabaya.
 ‘’Indonesia Challenge masih ada. Hanya, kami lupa belum apply,’’ kata Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Rudianto kepada smashyes.
 Hanya,lelaki yang akrab disapa Rudi tersebut belum bisa menyebutkan tuan rumah Indonesia Challenge 2014. Ini disebabkan PP PBSI melalukan lelang.
 ‘’Semua masih punya kesempatan, termasuk juga Surabaya,’’ lanjut dia.
 Bahkan, dia menambahkan, pada 2014, Indonesia akan mempunyai satu event anyar dengan titel internasional series. Kejuarana ini digelar di Semarang pada 14-19 April mendatang.
 ‘’Saya baru dapetin jadwalnya,’’ terang lelaki berkacamata tersebut.
 Dengan adanya Indonesia Internasional Series membuat PP PBSI mendapat jatah komplet dari BWF mulai dari level bawah hingga atas.Ini menjadi kesempatan bagi para pebulu tangkis Indonesia menambah pundi-pundi poin dan mengangkat peringkat dunianya. (*)


AGENDA INTERNASIONAL DI INDONESIA
-Indonesia Open Super Series Premier (Jakarta, 17-22 Juni)

-Indonesia Internasional Series (Semarang, 14-19 Juli )

-Indonesia Challenge (Agustus)

-Indonesia Grand Prix Gold (9-14 September)

Turun Satu Setrip di Akhir 2013

Tommy Sugiarto

POSISI tiga besar gagak dipertahankan Tommy Sugiarto. Dalam daftar peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember 2013, posisi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun satu setrip.
 Tempat Tommy digantikan oleh Jan O Jorgensen dari Denmark. Putra salah satu juara dunia tunggal putra milik Indonesia Icuk Sugiarto tersebut hanya selisih 17 poin.
 Posisi ketiga yang diduduki Tommy pekan lalu merupakan capaian terbaik yang pernah ditempatinya. Kali terakhir, pebulu tangkis Indonesia yang berada di posisi ketiga adalah Simon Santoso.
 Dalam daftar ranking terbaru BWF, Indonesia menempatkan dua pebulu tangkis di posisi 10 besar tunggal putra. Selain Tommy ada nama Sony Dwi Kuncoro yang berada di ranking delapan.
Posisi teratas masih diduduki Lee Chong Wei asal Malaysia. Dia dikawal ketat oleh Chen Long (Tiongkok).
 Persaingan bakal semakin memanas pada 2014. Apalagi, pada pekan kedua, para pebulu tangkis dunia sudah kembali bersaing dalam Korea Super Series yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari.
 Sayang, dalam event yang menyediakan hadiah total USD 600 ribu tersebut, Sony absen. ‘’Saya ke Malaysia saja,’’ terang Sony melalui layanan pesan singkat kepada smashyes.
 Malaysia Terbuka tahun ini naik pangkat menjadi super series premier setelah tahun lalu berlabel super series. Kejuaraan ini digelar di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari. (*)

Ke Jakarta bukan untuk Balik Cipayung

MALAYSIA:Hendrawan

KEINGINAN Pelatnas Cipayung memakai tenaga Hendrawan lagi harus ditunda. Lelaki asal Malang, Jawa Timur, tersebut memilih bertahan di Malaysia.
 ‘’Saya ke Jakarta hanya menjalani liburan. Tidak ada hubungannya dengan bulu tangkis,’’ kata Hendrawan kepada smashyes.
 Dia bersama keluarga berada di Indonesia hingga 4 Januari 2014 mendatang.  Juara dunia nomor tunggal putra 2001 itu pun mengakui belum punya rencana kembali ke Cipayung.
   ‘’Saya jalani dulu saja tugas di Malaysia. Nggak tahu nanti-nantinya bagaimana,’’ ucap Hendrawan.
 Sebenarnya menangani Pelatnas Cipayung bukan hal yang asing bagi lelaki kelahiran 27 Juni 1972 tersebut. Pada 2006, dia pernah dipercaya memoles penghuni kawah candradimuka para pebulu tangkis Indonesia tersebut.
 Tapi, sejak 2009, dia menerima tantangan untuk menangani Malaysia. Saat itu, dia bersama mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Rexy Mainaky.
 Kini, Rexy kembali ke Indonesia dan dipercaya menjadi Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PBSI). Posisi dan hubungan Rexy ini yang sempat memantikan kabar bahwa Hendrawan bakal kembali ke Cipayung. (*)

Cai Yun/Fu Haifeng pun Dicarikan Lagi Pasangan

BONGKAR PASANG: Cai Yun/Fu Haifeng (foto: thestar)

TIONGKOK terus mencari komposisi yang pas buat pasangan ganda putra senior, Cai Yun dan Fu Haifeng. Setelah dipisah dan kembali digabungkan, kini keduanya pun kembali (lagi) diceraikan dan dicarikan pasangan baru.
 Dalam Malaysia Super Series Premier  yang dilaksanakan 14-19 Januari 2014, Cai Yun berpasangan dengan Chen Liu. Sementara, Fu Haifeng ditandemkan dengan Zhang Nan.
 Sebenarnya, Cai/Yu merupakan pasangan tangguh di pentas bulu tangkis dunia. Hanya, kehadiran beberapa pasangan baru, termasuk ganda Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, membuat dominasi mereka goyah. Padahal, secara prestasi, belum ada pasangan yang mampu menggeser mereka.
 Cai/Yun mampu dua kali lolos ke final dua olimpiade terakhir. Hasilnya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut meraih emas di London 2012. Sedang di kandang sendiri, Beijing 2008, keduanya kalah oleh pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Markis Kido.
 Yang lebih fenomenal dalam Kejuaraan Dunia.Cai/Yu empat kali menjadi juara (2006, 2009, 2010, 2011), dan dua kali menembus semifinal (2003, 2013).
Sayang, memasuki 2013, prestasi pasangan yang sama sama berusia 33 tahun tersebut meredup. Tidak satu pun gelar mereka raih.
 Imbasnya, setelah Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus 2013, keduanya dipisahkan. Cai berpasangan dengan Chai Biao dan Fu bersama Hong Wei.
 Tapi, kedua pasangan anyar ini pun tak memberikan hasil memuaskan. Kegagalan sering mengiringi Cai/Chai dan Fu/Hong.
 Akibatnya, Cai/Fu dipasangkan lagi dalam Hongkong Super Series 2013. Hasilnya jeblok juga. Keduanya kalah oleh pasangan Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov di babak kedua dengan rubber game 16-21, 21-18, 20-22.
 Cheng Liu, yang jadi pasangan Cai, merupakan pebulu tangkis spesialis ganda. Namun, dia lebih moncer di ganda campuran berpasangan dengan Bao Yixin. Kali terakhir, Cheng/Bao menembus babak final di Hongkong Super Series 2013.
 Begitu juga dengan Zhang Nan. Bahkan, prestasinya di ganda campuran lebih mentereng.
 Bersama Zhao Yunlei, yang juga kekasihnya, mereka merupakan peraih emas Olimpiade London 2012 dan juara dunia 2011. Pada Kejuaraan Dunia 2013, Zhang/Zhao harus puas di posisi kedua setelah dikalahkan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Pernah Permalukan Chong Wei di India

Shon Wan-ho (foto: badzine)

LEE Chong Wei jadi unggulan teratas tunggal putra dalam Korea Super Series 2014. Lawan yang dihadapinya juga pebulu tangkis unggulan, Shon Wan-Ho, dari Korea Selatan.
 Tapi, Chong Wei tak boleh menganggap remeh lawannya. Itu disebabkan pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut pernah memberikan pengalaman buruk kepada Chong Wei.
 Pada final India Super Series 2012, Chong Wei secara mengejutkan kalah dengan rubber game 18-21,21-14, 21-19. Padahal, dalam tiga pertemuan sebelumnya, Chong Wei tak pernah kalah.
  Penampilan Wan-ho tahun ini juga tidak terlalu mengecewakan. Dia sudah mengoleksi tiga gelar. Hanya, posisi terhormat tersebut diraihnya di level grand prix dan grand prix gold yakni Taiwan Grand Prix Gold 2013, Makau Grand Prix Gold 2013, dan Vietnam Grand Prix 2013.
  Pemenang Chong Wei versus Wan-ho bakal dijajal duel sesama pebulu tangkis Eropa Viktor Axelsen melawan Marc Zwiebler. Jika Chong Wei dan Zwiebler sama –sama mengalahkan lawan-lawanya, ini akan jadi ulangan final Indonesia Super Series Premier 2013 di Jakarta. Pada pertandingan yang dilaksanakan 16 Juni tersebut, Chong Wei menang dengan dua game langsung 21-15, 21-14. (*)
  

Ulangan Final SEA Games di Babak I Korea SS

KANS REVANS: Dionysius Hayom Rumbaka

DIONYSIUS Hayom Rumbaka belum melupakan SEA Games 2013. Dia gagal mempersembahkan emas bagi Indonesia dalam event olahraga dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 14 Desember 2013, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, harus mengakui ketangguhan wakil Thailand Tanongsak Saensomboonsuk dengan dua game 20-22, 17-21.
 Kegagalan ini juga membuat pebulu tangkis binaan Djarum tersebut menyandangkan emas nomor tunggal. Sebelumnya, pacar Hayom, BellaetrixManuputty, menjadi juara di nomor tunggal putri.
Nah, kesempatan Hayom membalas kekalahan tersebut terbuka. Dia bakal berjumpa lagi dengan Tanongsak dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari mendatang.  Secara peringkat, Tanongsak mempunyai ranking lebih bagus. Dia ada di posisi ke-12 sedangkan Hayom sepuluh setrip di bawahnya.
 Tahun ini, Tanongsak membuat lompatan berarti. Dia tiga kali menembus babak semifinal turnamen super series dan super series premier yakni All England Super Series Premier, Denmark Super Series Premier, dan Prancis Super Series.
 Sementara, di ajang super series atau super series premier, Hayom hanya mampu lolos ke semifinal Indonesia Super Series Premier 2013. Di Denmark Super Series Premier 2013, Hayom hanya sampai babak 32 besar atau babak kedua dan di Prancis Super Series terhenti di babak delapan besar. (*)

Dua Stoeva Dapat Tiga Juara

Gabriela (depan)/Stefani Stoeva

TURKI Internasional menjadi pesta bagi Stoeva bersaudara. Dalam event yang dilaksanakan di Istanbul pada 19-22 Desember waktu setempat, mereka menyapu bersih nomor yang melibatkan kaum hawa.
 Ada nama Stoeva dalam daftar juara nomor tunggal putrid, ganda putri, dan ganda campuran. Dalam final nomor tunggal putra yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (22/12), Stefani  Stoeva, yang diunggulkan di posisi kedua, harus berjuang tiga game untuk bisa mengalahkan andalan tuan rumah Neslihan Yigit, yang juga unggulan kedelapan, 14-21, 21-16, 21-19.
 Kemenangan ini membuat Stefani unggul 3-2 selama lima kali pertemuan. Padahal, dalam dua pertemuan awal, Yigit selalu menang.
 Tapi, seiring meningkatnya penampilan, Stefani selalu menang dalam tiga pertemuan terakhir. Bahkan, dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), kini Stefani lebih unggul. Dia ada di posisi 53 dunia sementara Yigit di rangking 165.
 Gelar di Turki ini juga menjadi gelar kedua di nomor tunggal bagi Stefani. Sebelumnya, gadis 18 tahun tersebut juara di kandang sendiri dalam Bulgaria International 2013, dia mengalahkan seniornya Linda Zetchiri dengan dua game 21-16, 21-18.
 Sukses di nomor tunggal diikuti Stefani di nomor ganda. Berpasangan dengan sang kakak, Gabriella, mereka menundukkan unggulan kedua yang juga tumpuan asa Turki Ozge Bayrak/Neslihan Yigit 21-15, 21-8.
 Ini juga menjadi gelar kedua bagi pasangan kakak beradik tersebut selama 2013. Stefani/Gabriela juga mengulangi sukses serupa tahun lalu. Menariknya, lawan yang dikalahnya juga Bayrak/Yigit.
 Di ganda campuran, Gabriela yang berpasangan dengan Anton Kaisti dari Finlandia menang 21-9, 21-15 atas ganda Rusia Vasily Kuznetsov/Viktoriia Vorobeva. (*)

Gelar Pertama Jelang Tutup Tahun

JUARA:Tan Yuhan (foto: sporza.be)

PACEKLIK gelar Yuhan Tan selama 2013 berakhir. Pebulu tangkis Belgia yang mempunyai darah Indonesia tersebut mampu menjadi juara nomor tunggal putra dalam Turki Challenge 2013.
Dalam final yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (22/12) atau Senin WIB (23/12) di Fatih Sport Kompleksi, Istanbul, Yuhan, yang diunggulkan di posisi kedua, mengalahkan unggulan kedua asal Slovenia Iztok Utrosa dengan dua game langsung 21-11, 21-12.
 Kegagalan demi kegagalan itu pula yang membuat peringkat Yuhan terus turun.Kali terakhir, dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 19 Desember 2013, Yuhan ada di posisi 97. Padahal, di awal 2013, Yuhan sempat berada di orbit 50 besar dunia.
 Capaian terbaik dari 11 turnamen yang diikuti, Yuhan hanya sampai babak perempat final di tiga turnamen challenge di Austria, Spanyol, dan Bulgaria.
 Tapi, pada 2013 ini, Yuhan sempat merasakan atmosfer Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Tapi, langkah pemuda 25 tahun tersebut langsung tumbang di babak pertama setelah kalah oleh  pebulu tangkis tuan rumah Wang Zhengming 17-21, 14-21.
 Tahun ini, Yuhan juga tak tampil di Indonesia. Padahal, tahun lalu, dia sempat berlaga dalam Indonesia Super Series Premier. Tapi, di babak kualifikasi, dia menyerah kepada pebulu tangkis India Gurusaidutt 21-19, 8-21, 16-21. (*)

Hendra Aprida Tak Lagi Bersama Yonathan

Hendra Aprida/Yonathan (foto: PBSI)

ADA pasangan baru lagi dari Indonesia. Pasangan Hendra Aprida Gunawan/Yonathan Suryatama Dasuki bakal tak bersama lagi.
 Itu terlihat dari daftar peserta kejuaraan Malaysia Super Series Premier 2013 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 14-19 Januari mendatang.  Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut, Hendra berpasangan Andrei Adistia.
 Pasangan baru ini termasuk mengejutkan. Selama ini, Hendra berpasangan dengan Yonathan Suryatama Dasuki. Bahkan, pasangan nonpelatnas tersebut mampu lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
Sayang, langkah keduanya sampai babak pertama. Dalam pertandingan perdana, mereka langsung menyerah kepada pasangan Denmark Rasmus Bonde/Mads Conrad 21-14, 23-25, 18-21.
  Bisa jadi, pisahnya Hendra/Yonathan karena jebloknya mereka selama 2013. Tumbang di babak-babak awal sudah menjadi langganan bagi mereka.
 Bahkan, dalam dua turnamen terakhir, Hongkong Super Series 2013 dan Vietnam Grand Prix 2013, mereka tersingkir di babak pertama. Di Hongkong,  Hendra/Yonathan menyerah 17-21, 15-21 kepada pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, yang akhirnya menjadi juara. Di Vietnam, keduanya memilih absen meski menempati daftar unggulan teatas. (*)

Budi pun Rela Bolak-Balik Jakarta-Bandung

Budi Santoso dan keluarga

BUDI Santoso kembali ke Pelatnas Cipayung. Tapi, dia bukan lagi sebagai atlet karena usianya sudah tak muda lagi.
 ‘’Sejak Juli, saya dipercaya menjadi pelatih Pelantas Cipayung,’’ kata Budi kepada smashyes.
 Hanya, dalam kerjanya, Budi bukan menangani pebulu tangkis senior seperti Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Simon Santoso. Dia memoles para pebulu tangkis muda yang masuk masuk kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 ‘’Tapi, saya tidak ada kontrak di Cipayung,’’ tambah suami Eni Widiowati tersebut.
 Namun, itu tak pernah membuat Budi berkecil hati. Dia ingin melahirkan pebulu tangkis muda handal dari Cipayung.
 Bahkan, untuk itu, mantan pebulu tangkis Djarum tersebut sering bolak-balik Jakarta- Bandung. ‘’Ini dikarenakan istri saya tinggal di Bandung. Anak-anak saya juga ada di sana,’’ ungkap Budi.
 Kehadiran Budi melengkapi jajaran pelatih di sektor tunggal putra. Sebelumnya sudah ada Joko Supriyanto, Marleve Mainaky, dan Imam Tohari.
 Sebenarnya, Cipayung bukan tempat asing bagi dia. Selama 10 tahun, Budi tinggal di sana.
 ‘’Saya di Cipayung dari 1993 sampai 2003,’’ lanjut dia.
 Selama berada di Cipayung, Budi pun banyak menorehkan prestasi.  Salah satunya, lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 38 tahun lalu tersebut menjadi bagian skuad Indonesia saat menjadi juara Piala Thomas 2002.
 Bersama dengan Marleve Mainaky, Taufik Hidayat, Hendrawan, dan Rony Agustinus,  dia menjadi pilar di nomor tunggal. Gelar juara Piala Thomas 2002 juga menjadi gelar terakhir bagi merah putih di event bulu tangkis beregu putra tersebut.
 Setelah itu, Indonesia tak pernah lagi berdiri di podium terhormat. Bahkan, pada 2012, merah putih sudah menyerah di babak kedua atau perempat final. Ironisnya yang mengalahkan adalah Jepang, negara yang selama ini tak pernah menang atas Indonesia. (*)

Batal ke Korea Biar Fresh

MARKIS Kido menyimpan energi. Dia memilih absen dari turnamen pembuka, Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 2-7 Januari.
“Saya memilih tampil di Malaysia. Lebih dekat dan juga menghemat energi,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido, melalui layanan pesan singkat. Event di negeri jiran tersebut baru dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari.
 Selain lebih dekat, kejuaran di Malaysia juga menyediakan poin lebih banyak. Itu disebabkan levelnya naik menjadi super series premier. Kebalikan dengan Korea yang turun menjadi super series.
 Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 19 Desember, Kido di nomor ganda putra berada di posisi 24. Dia berpasangan dengan Markus Fernaldi.
 Bersama Markus,  ini merupakan pasangan anyarnya.  Namun, keduanya sudah menorehkan prestasi.
 Kido/Markus menjadi juara di ajang Prancis Super Series 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Paris pada 27 Oktober, mereka mengalahkan unggulan keempat asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan dua game langsung 16-21, 18-21.
 Hasil ini membuat Kido/Markus memperoleh 9200 poin. Saat itu, peringkat mereka langsung menembus 50 besar.
 Sayang, capaian tersebut gagal diulangi pada dua turnamen berikutnya, Tiongkok Super Series Premier dan Hongkong Super Series. Di Tiongkok, Kido/Markus dihentikan pasangan tuan rumah Liu Xiaolong/Qiu Zihan 18-21, 17-21 pada babak 16 besar (14/11). Sepekan kemudian, Kido/Markus gagal di delapan besar setelah harus mengakui ketangguhan pasangan Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis 19-21, 15-21 (22/11).
 ‘’Pada 2014, saya tetap berpasangan dengan Markus,’’ucap Kido.
 Ya, sebelum dengan Markus, Kido sudah berpasangan dengan Alvent Yulianto dan Hendra Setiawan. Bersama Alvent, mereka lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
 Sedang dengan Hendra, Kido mampu berjaya. Juara dunia mampu diraih pada 2007 dan setahun kemudian meraih emas Olimpiade Beijing 2008. (*) 

Posisi Tertinggi Yang Diduduki Tommy

LOMPATAN berarti dilakukan Tommy Sugiarto. Dari daftar ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), lelaki  berusia 25 tahun tersebut ada di posisi ketiga nomor bergengsi tunggal putra. Dia di bawah Chen Long asal Tiongkok yang satu setrip di atasnya dan Lee Chong Wei (Malaysia) yang masih kukuh di posisi puncak.
 Melonjaknya peringkat Tommy tersebut tak lepas dari capaiannya dalam Super Series Final 2013. Dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut, putra salah satu juara dunia tunggal putra yang dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto itu mampu menembus final. Sayang, dalam laga puncak yang digelar Minggu (15/12), dia harus mengakui ketangguhan Chong Wei dengan dua game langsung 10-21, 11-21. Ini merupakan kekalahan Tommy selama delapan kali pertemuan Tommy dengan pebulu tangkis negeri jiran tersebut.
  Namun, duduk di posisi ketiga juga punya arti penting bagi Tommy. Ini merupakan rangking tertingginya selama berkiprah di ajang bulu tangkis.
 Pebulu tangkis Indonesia terakhir yang duduk di posisi tertinggi adalah Simon Santoso. Usai menjadi juara Indonesia Super Series Premier 2012, dia naik ke posisi ketiga.
 Sayang, setelah itu, dia mengalami cedera dan melakukan perbuatan indispliner yang membuat PP PBSI tak pernah mengirimnya di turnamen super series atau super series premier.Padahal, dari dua turnamen bergengsi tersebut, poin yang akan didapat cukup besar.
 Dari daftar rankin terakhir BWF, tunggal putra Indonesia lainnya, Sony Dwi Kuncoro, juga naik. Dia berada di posisi kedelapan atau naik satu setrip. (*)

PERINGKAT WAKIL INDONESIA DI NOMOR TUNGGAL
3. Tommy Sugiarto
8. Sony Dwi Kuncoro
22. Dionysius Hayom Rumbaka
31. Alamsyah Yunus
68. Andre Kurniawan Tedjono

Satu Hari Bikin Tiga Rekor Langsung

KOMPAK:Christinna Pedersen (kanan) dan Kamilla 

CHRISTINNA Pedersen tengah jadi bintang. Dia baru saja menorehkan tiga rekor di ajang Super Series Final yang berakhir Minggu lalu (15/12) di Kuala Lumpur, Malaysia.
 Bersama Kamilla Rytter Juhl di nomor ganda putri, mereka menjadi pasangan Eropa pertama yang menjadi juara di nomor ini. Itu setelah Christinna/Kamilla menumbangkan pasangan Tiongkok Ma Jin/Tang Jinhua dengan dua game langsung 21-19, 21-12.
 Kemudian di nomor ganda campuran, perempuan berusia 27 tahun tersebut kembali menjadi juara. Berpasangan dengan rekan senegaranya, Denmark, Joachim Fischer Nielsen,mereka mengalahkan pasangan nomor 1 dunia yang juga peraih emas Olimpiade London 2012 Zhang Nan/Zhao Yunlei 12-21, 21-19, 21-4.
  Ini membuat Christinna menjadi pebulu tangkis pertama yang meraih dua gelar dalam Super Series Final di tahun yang sama.
Ternyata, itu belum cukup. Gelarnya di ganda campuran tersebut membuat Christinna sudah mengoleksi tiga gelar. Juara di nomor yang sama pernah diraihnya pada 2009 dan 2012. Kedua gelar itu digapai juga setelah menghentikan asa Zhang/Yunlei.
 ‘’Sungguh sebuah perasaan yang besar. Bersama pasangan saya, saya bermain lebih bagus dan lebih bagus,’’ kata Christinna seperti dikutip media lokal Malaysia. (*)

Simon Cium Aroma Super Series Premier

Simon Santoso (foto:PBSI)

SIMON Santoso kembali merasakan atmoser super series. Namanya tercantum sebagai peserta Korea Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan   7-12 Januari di Seoul.
 Memang, Simon tak langsung berlaga di babak utama. Dengan peringkatnya yang masih 79 saat mendaftar, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut harus berjuang dari babak kualifikasi.
 Namun, bertanding di ajang super series premier sudah membuktikan bahwa perjuangannya selama ini sudah kembali dihargai PP PBSI. Sebelumnya, induk organisasi olahraga tepok bulu tersebut tak banyak memberi kesempatan kepada Simon berlaga di ajang super series atau super series premier.
 Selama 2013, Simon hanya sekali yakni di India Super Series. Hasilnya, dia pun langsung tumbang di babak pertama setelah kalah rubber game oleh Hu Yun dari Hongkong 18-21, 21-13, 6-21.
 Selebihnya, Simon banyak berkutat di ajang grand prix dan grand prix gold. Di level tersebut, bocah Tegal, Jawa Tengah, ini mampu menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta (29/9), Simon tak mengalami kesulitan menundukkan rekannya sesama penghuni Pelatnas Cipayung Dionysius Hayom Rumbaka 21-17, 21-11. Sehari sebelumnya (28/9), dia mempermalukan unggulan pertama sekaligus pebulu tangkis yang kini duduk di peringkat kelima dunia Tommy Sugiarto 21-14,13-21, 21-17.
 Namun, gelar tersebut belum membuat PBSI puas. Simon pun diuji di level  Kejurnas Perorangan 2013. Karena bukan tempatnya, Simon pun tak terlalu sulit untuk menjadi juara.
 PBSI memang sempat  mengancam mengeluarkan Simon dari Pelatnas Cipayung. Ini dipicu sikap Simon yang dianggap indisipliner karena tak mau tampil di Piala Sudirman 2013 dan mempertahankan gelar di Indonesia Super Series Premier 2013.
 Alasannya, dia mengalami cedera. Simon pun seakan diasingkan PBSI dengan tak mengirimnya ke berbagai turnamen. Imbasnya, peringkatnya pun turun drastis. Dari posisi ketiga, Simon sempat terlempar di 100 besar.
 Kini, di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 12 Desember, dia sudah di posisi 65. Ini melonjak  14 peringkat.
 Kenaikan ini hasil dari capaian Simon yang menembus babak empat besar Vietnam Grand Prix 2013. Langkah gagal ke final dihentikan pebulu tangkis Malaysia yang juga unggulan kedua Tan Chun Seang 13-21,21-14, 18-21. (*)

Dua Pekan yang Indah Fran/Bona

PERDANA: Fran Kurniawan/Bona Septano (foto: pbsi)

FRAN Kurniawan/Bona Septano tengah on fire. Akhir pekan lalu (15/12), keduanya mampu menjadi juara turnamen bulu tangkis Pertamina 2013.
 Dalam final, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menundukkan rekannya sendiri Hafiz Faizal/Putra Eka Rhoma dengan dua game langsung 22-20, 21-15.
 Sepekan sebelumnya, Fran/Bona juga menjadi juara di level yang lebih tinggi Vietnam Grand Prix 2013. Pada pertandingan pemungkas di Ho Chi Minh City (8/12), keduanya menghentikan ambisi pasangan Taiwan Lin Chia Yu/Wu Hsiao-Lin 18-21, 21-18,21-18.
 Ini merupakan gelar perdana bagi Fran/Bona.Keduanya baru dipasangkan September lalu.
 Selama ini, Fran dikenal sebagai pebulu tangkis ganda campuran. Bersama dua pasangan terakhir, Shendy Puspa Irawati dan Pia Zebadiah, mereka mampu menembus posisi 10 besar dunia. Menariknya, Pia merupakan saudara dari Bona.
 Sementara, Bona sempat memberi harapan ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Mereka sempat lolos ke Olimpiade London 2012 dan semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 di Birmingham.
 Keduanya pisah setelah Ahsan digandengkan dengan  Hendra Setiawan, yang terakhir berpasangan dengan saudara Bona yang lain Markis Kido.
 Sempat dipasangkan dengan Afiat Yuris Wirawan, Bona gagal bersinar. Capaian tertingginya hanya menembus semifinal Selandia Baru Grand Prix 2013.
 Gelar di Vietnam Grand Prix ini juga melambungka peringkat Fran/Bona. Keduanya melejit 28 tingkat ke posisi 79 dunia sekaligus untuk kali pertama menembus 100 besar dunia. (*)

LANGKAH FRAN/BONA
Taiwan Grand Prix Gold 2013: Semifinalis
Indonesia Grand Prix Gold 2013: 16 besar
Korea Grand Prix Gold 2013: 16 besar
Vietnam Grand Prix 2013: Juara

Febby yang Terbanyak Koleksi Gelar

BERI BUKTI: Febby Angguni (foto:djarum)

LINDAWENI Fanetri boleh menyandang status tunggal putri terbaik Indonesia saat ini. Pertimbangannya, peringkatnya masih yang tertinggi di antara semua pebulu tangkis merah putih yakni 17.
 Orang juga boleh menyebut Bellaetrix Manuputty. Ini disebabkan dia mampu meraih emas bagi Indonesia di nomor tunggal putri SEA Games 2013 yang masih berlangsung di Myanmar.
 Tapi, kalau berdasar gelar juara, keduanya masih kalah oleh Febby Angguni. Pebulu tangkis 22 tahun tersebut sudah mengoleksi tiga gelar selama 2013.
 Gelar ketiga diperolehnya di ajang India Challenge 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Mumbai pada Minggu waktu setempat (15/12), Febby menghentikan perlawanan rekannya sendiri asal Indonesia yang juga berasal dari Djarum Ana Rovita dengan rubber game 20-22, 21-14, 21-19.
 Ini menjadi kemenangan keempat Febby atas rekannya tersebut dalam turnamen yang masuk kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional). Menariknya, tiga kemenangan tersebut dipetiknya selama 2013 yakni di Indonesia Challenge di Surabaya, Babolat Kharkov di Ukraina, dan Belgia Challenge 2013.
 Di Surabaya (5/7), Febby menang 13-21, 21-4, 21-11. Kemudian di Babolat Kharkov (8/9), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul dua  game 22-20, 21-14 dan kali terakhir di Belgia (12/9), menang 21-14, 9-21, 21-14.
 Dua gelar sebelumnya diraih Febby di Belgia dan Ukraina. Di Belgia (14/9), dia menundukkan Cheng Chi Ya (Taiwan) 22-20, 21-11 dan sepekan sebelumnya di Ukraina memupus asa Ana.
 Koleksi gelar ini sempat melambungkan Febby ke posisi 31 dunia. Tapi, sempat beberapa kali absen membuat dia turun ke posisi ke-36. Ana sendiri saat ini ada di ranking 145 dunia. Posisi Febby ini tepat di bawah Bellaetrix.
  Sebenarnya, Febby sempat menghuni Pelatnas Cipayung. Namun, dia keluar setelah dianggap kurang berkembang di kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut dan kembali ke klub asalnya, Djarum.
 Setelah kembali ke Kudus, markas nomor tunggal Djarum, Febby kembali menunjukkan kualitas dan kemampuan yang dimiliki. Hanya, untuk level, grand prix dan super series, dia masih butuh perjuangan ekstrakeras.
 Capaian terbaiknya hanya mampu menembus delapan besar di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Dia gagal lolos semifinal karena kalah oleh pebulu tangkis pelatnas Maria Febe Kusumastuti 13-21, 21-23. (*)

Baru Hendra/Ahsan yang Bisa Juara

Hendra/Ahsan (foto:badmintonindonesia)

SEJAK 2008,  Super Series Final digelar. Selama itu pula, Indonesia tak pernah menempatkan wakilnya menjadi juara dalam event yang hanya diikuti delapan wakil di setiap nomor tersebut.
 Namun, pada 2013 ini, buruknya prestasi merah putih terpatahkan. Itu setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mampu menjadi juara di nomor ganda putra.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu waktu setempat (15/12), Hendra/Ahsan menundukan pasangan Korea Selatan (Korsel) Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 21-14, 21-16.  Gelar ini sekaligus memutus dominasi pasangan Denmark Matias Boe/Carsten Mogensen yang tiga tahun terakhir menjadi juara.
 Sejak digelar 2008, Indonesia selalu menempatkan wakilnya di Super Series Final. Namun, hanya pada 2008, merah putih mampu menempatkan wakilnya di final yakni di nomor ganda putri melalui pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir dan ganda campuran melalui Nova Widianto/Liliyana Natsir.
 Sayang, di final, keduanya harus puas di posisi runner-up. Vita/Liliyana kalah oleh pasangan Malaysia Wong Pei Tty/Chin Eei Hui 15-21, 22-20 dan Nova/Liliyana menyerah kepada Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark 19-21,21-18, 20-22. (*)


PUNCAK SUPER SERIES FINAL 2013
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Tommy Sugiarto (Indonesia x4) 21-10, 21-12

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok ) v Tai Tzu Ying (Taiwan) 21-8, 21-14

Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel) 21-14, 21-16

Ganda Putri:Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x3) v Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok x4) 21-19, 21-12

Ganda Campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x4) v Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) 12-21,21-19, 21-10

Sumbang Emas sebelum Berpisah

INDONESIA RAYA: Rijal/Debby saat pengalungan medali 

TAHUN 2013 menjadi tahun kelabu bagi Muhammad Rijal/Debby Susanto. Selama setahun, pasangan ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut tak pernah menjadi juara.
 Capaian terbaiknya di Belanda Grand Prix dengan menembus babak final. Sayang, dalam pemungkas, Rijal/Debby, yang diunggulkan di posisi teratas, harus mengakui keunggulan pasangan Singapura yang ditempatkan di posisi kedua Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo 19-21, 23-25 di Almere (13/10).
 Selain itu, kegagalan demi kegagalan harus ditelan Rijal/Debby. Padahal, mereka sempat memberikan harapan ketika menembus babak semifinal turnamen paling bergengsi di muka bumi ini, All England. Rijal/Debby gagal menembus final setelah ditundukkan pasangan Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei 17-21, 16-21 (9/3).
 Meski gagal ke final, perolehan poin dari All England 2013 paling tinggi yakni 7.700. Ini sempat melambungkan Rijal/Debby ke posisi keenam.
 Namun, menjelang akhir tahun, kabar kurang sedap pun berhembus. Rijal/Debby bakal dipisahakan.
 Kabar ini ternyata menjadi kenyataan. Di turnamen pembuka tahun, Korea Super Series Premier 2014, Rijal tak lagi bersama Debby. Tapi, pemuda berusia 27 tahun tersebut bergandengan dengan pasangan lamanya, Vita Marissa.
 Namun, sebelum berpisah, Rijal/Debby masih mengusung tugas membela Indonesia di ajang 2013. Tugasnya pun tak ringan, menjadi juara sekaligus mempersembahkan emas bagi merah putih putih dalam ajang dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
 Asa itu pun dijawab tuntas oleh Rijal/Debby. Posisi terhormat mampu diraih setelah dalam pertandingan final mampu mengalahkan wakil Thailand Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai dengan rubber game 21-18, 21-19.
 Dua tahun lalu, emas nomor ganda campuran juga diraih pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sedangkan Rijal/Debby harus puas memperoleh perunggu.
 Pada SEA Games 2013 ini, Indonesia memasang target tiga emas. Memang, target sudah tercapai. Namun, bisa jadi tiga emas ini akan menjadi capaian terburuk Indonesia di aajang SEA Games. (*)


PERTANDINGAN FINAL SEA GAMES 2013 :

Tunggal Putra: Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand x2) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia) 20-22, 17-21

Tunggal Putri: Bellaetrix Manuputty (Indonesia) vs Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2) 9-21, 21-13, 21-13


Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x1) vs Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan (Indonesia) 21-13, 17-21, 21-11

Ganda Putri: Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia) v
Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (Indonesia x1) 21-17, 18-21, 21-17

Ganda Campuran: Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1) vs Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) 21-18, 21-19
 

DISTRIBUSI MEDALI 2013:
Tiga medali emas : Angga Pratama/Rian Agung Saputro (ganda putra), Bellaetrix Manuputty (tunggal putri), Muhammad Rijal/Debby Susanto (ganda campuran)

Tiga medali perak : Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan (ganda putra), Dionysius Hayom Rumbaka (tunggal putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri)

Satu medali perunggu : Wisnu Yuli Prasetyo (tunggal putra)

Saatnya Juara dan Sukses Revans

LAPANG: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto: PBSI)

9 Januari 2013 punya kenangan pahit bagi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tampil di babak awal Korea Super Series 2013, keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 19-21, 19-21.
 Tapi, kekalahan tersebut tak membuat pasangan yang baru dipartnerkan tersebut patah semangat. Sebaliknya, kekalahan di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, menjadi pelajaran berharga bagi Hendra/Ahsan mengarungi turnamen-turnamen berikut.Hasilnya, tiga gelar beruntun langsung disabet yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series.
 Namun, kesempatan membalas kekalahan dari Ki-jung/Sa-rang belum pernah datang. Tapi, akhirnya jalan melakukan revans itu pun datang.
 Hendra/Ahsan akan menghadapi Ki-jung/Sa-rang dalam laga puncak nomor ganda putra Super Series Final 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (15/12). Itu setelah keduanya mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam babak semifinal sehari sebelumnya (14/12).
 Hendra/Ahsan, yang kini duduk di posisi teratas dunia, mengalahkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen 21-18,21-18. Sedang Ki-jung/Sa-rang menghentikan perlawanan kompatriot (rekan satu negara) Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun 21-14, 19-21, 21-16.
 Memang, jalan juara di Super Series Final 2013 ini sudah diprediksi sejak awal. Alasannya, musuh bebuyutan mereka, Yong-dae/Yoo Yeong-seong, absen karena posisi tidak mampu menembus delapan besar di tahun ini.
 Kalau Yong-dae/Seong-seong hadir, bisa jadi harapan juara Hendra/Ahsan sangat tipis. Itu disebabkan mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan. (*)

PEREBUTAN JUARA SUPER SERIES FINAL 2013

Tunggal putra: Lee Chong Wei (Malaysia) v Tommy Sugiarto (Indonesia)

Tunggal putri: Tai Tzu Ying (Taiwan) v Li Xuerui (Tiongkok)

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korea Selatan)

Ganda putri: Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok) v Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)

Bela Italia Baru Bisa Juara

Indra Bagus Ade Candra

PEBULU tangkis Italia juara di kandang sendiri. Nomor yang dimenanginya pun paling bergengsi, tunggal putra.
 Tapi, jangan kaget kalau melihat nama dan asalnya. Dia adalah Indra Bagus Ade Candra. Lelaki ini memang kelahiran Indonesia dan bahkan pernah menjadi bagian Pelatnas Cipayung.
 Dalam final yang dilaksanakan di Roma pada Jumat waktu setempat (13/120 atau Sabtu dini hari WIB (14/12), Indra mengalahkan pebulu tangkis Indonesia yang lama berpetualang di Eropa Andre Kurniawan Tedjono dengan rubber game 19-21, 21-15, 21-12.
 Ini juga menjadi kemenangan perdana bagi Indra atas Andre. Dalam dua kali pertemuan sebelumnya, dia kalah yakni di Indonesia Challenge 2008 dan 2010.
 Menariknya, dalam dua pertemuan tersebut, Indra membawa bendera negara yang berbeda. Pada 2008, dia mengusung nama Indonesia. Tapi, dua tahun kemudian, benderanya sudah berganti Spanyol.
 Hasilnya, Indra tak pernah memetik kemenangan. Kini, dia mengusung bendera Italia, baru dia bisa meraih kemenangan dan menjadi juara.
 Di Italia Challenge 2013 ini, selain Indra dan Andre,prestasi juga diraih pasangan ganda putra Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus babak semifinal sebelum dihentikan unggulan teratas asal Polandia Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha. (*)

HASIL FINAL ITALIA INTERNASIONAL 2013
Tunggal Putra: Indra Bagus Ade Candra (Italia) v Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) 19-21, 21-15, 21-12

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Sabrina Jaquet (Swiss) 21-15, 21-14

Ganda Putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Lukasz Moren/Wojciech (Polandia x2) 23-21, 21-17

Ganda Putri: Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x2) v Tang He Tian/Renuga Veeran (Australia) 21-10, 21-8

Ganda Campuran: Zvonimir Durkinjak/Eva Lee (Kroasia/AS) v Jacco Arends/Selena Piek (Belanda x5) 23-21, 21-18

Bangun Jam 1 Malam untuk Tahu Jadwal Semifinal

Jan O Jorgensen (foto:zimbio)

SEBUAH pesan dari Jan O Jorgensen layak disimak. Pebulu tangkis tunggal putra asal Denmark tersebut menyindir kebijakan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dalam menentukan undian babak semifinal Super Series Final 2013.
 "Habis kalah dari Lee Chong Wei, ketemu lagi dengan dia di semifinal. Sistem yang bagus," katanya di media sosial pada Sabtu dini hari waktu Malaysia (14/12), tempat Super Series Final dilaksanakan.
 Ya, pada Jumat (13/12), Jorgensen memaksa Chong Wei memeras keringkat lebih banyak. Pebulu tangkis nomor satu dunia asal Malaysia tersebut menang dengan skor ketat 23-21, 24-22.
 Nah, dalam undian yang dikeluarkan tengah malam, Jorgsen akan kembali menantang Chong Wei. Memang, dalam rekor pertemuan, Jorgensen hanya sekali menang dalam sembilan bersua ayah dari Kingston tersebut.
 Tapi, kalau melihat serunya pertandingan perebutan juara Grup A bukan tak mungkin Jorgensen akan memupus harapan Chong Wei menjadi juara di kandang sendiri. Apalagi, sistem yang dipakai di babak semifinal sudah sistem gugur.
 Undian yang mempertemukan juara dan runner-up grup yang sama di babak semifinal ini juga membuat wakil Indonesia, Tommy Sugiarto, bersua lagi dengan Kenichi Tago asal Jepang. Dalam pertandingan terakhir Grup B, Tommy memetik kemenangan 21-14,20-22, 21-19.
 Ini membuat Tommy menjadi juara grup dan Tago di posisi kedua. Sebenarnya, wakil Indonesia di Grup B bukan hanya Tommy. Masih ada pebulu tangkis senior Sony Dwi Kuncoro.
  Sayang, saat menghadapi Hu Yun dari Hongkong pada Jumat, dia mengundurkan diri. Kabarnya, arek Suroboyo tersebut mengalami cedera.
 Hanya, saat dikonfirmasi melalui layanan pesan pendek, Sony belum memberikan jawaban. Sony sempat memulai pertandingan dengan hasil yang memuaskan karena mampu mengalahkan Tommy.
 Tapi, di pertandingan kedua, pebulu tangkis yang bernaung di klub Suryanaga, Surabaya, tersebut kalah oleh Tago. Ini menjadi kekalahan Sony dari pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut selama delapan kali pertemuan. (*)

Dari Finlandia Menuju Olimpiade 2016

REUNI: Imam (tengah) bersama pebulu tangkis Indonesia

BULU tangkis sudah menjadi olahraga internasional. Olahraga tepok bulu tersebut pun menyebar di segala penjuru dunia.
 Seiring dengan itu, wakil Indonesia pun ada di mana-mana. Begitu juga dengan Finlandia.
 "'Kini, mulai 2013, saya menjadi pelatih nasional Finlandia. Sasarannya meloloskan wakil Finlandia ke Olimpiade 2016," kata Imam Teguh Santoso, lelaki asal Indonesia.
 Ya, sejak kali pertama datang di Negeri Skandinavia tersebut pada 2009, lelaki kelahiran 1974 tersebut menangani tim kota. Berkat polesannya yang dianggap bertuah, dia pun naik pangkat menjadi pelatih nasional.
 Salah satu pebulu tangkis yang ditanganinya adalah Ville  Pang. Di kawasan Eropa, dia termasuk pebulu tangkis yang disegani.
 Sebenarnya, Finlandia tak salah memilih Imam. Ilmu yang dimilikinya tak bisa dipandang enteng.
 "Saya pernah menjadi rekan tanding pebulu tangkis pelatnas pada 1992 di era Tong Sinfu," kenang lelaki asal Jakarta tersebut.
 Tentu, ilmu dari sosok Tong sangat bermanfaat. Lelaki kelahiran Lampung tersebut sukses menangani Indonesia dan Tiongkok.
  Memang, karir Imam sebagai pebulu tangkis tak begitu moncer. Dia harus pensiun lebih cepat karena sakit lever yang diderita.
 Setelah dari klub yang dibela, Tangkas, Imam sempat bermain di klub Jeffer Rosobin dan Ratih.
 "Baru saya ke Finlandia. Saya menggantikan posisi Henny, putri mantan pelatih pelatnas Atik Jauhari," lanjut Imam.
 Selama di Eropa, dia memanfaatkan kesempatan momen bisa bertemu dengan pebulu tangkis Indonesia. Seperti di Italia Challenge 2013.
 Imam bisa bersua dengan Christopher Rusdianto, Trikusuma Wardhana, Andre Kurniawan Tedjono, Indra Bagus Ade Candra, ataupun Wisnu Haryo.

Menanti Alan-Susi Kecil

Bellaetrix Manuputty (foto:PBSI)

ALAN Budikusuma dan Susi Susanti dikenal sebagai pasangan emas olimpiade. Keduanya mampu menjadi juara saat pesta olahraga empat tahunan tersebut dilaksanakan di Barcelona pada 1992.
 Alan naik ke podium terhormat di nomor tunggal putra sementara Susi di tunggal putri. Saat itu, keduanya berpacaran.
 Beberapa tahun kemudian, Alan dan Susi menikah. Prestasi ini nyaris diikuti oleh pasangan Tiongkok Lin Dan dan Xie Xingfang.
 Meski sama sama lolos ke final di Olimpiade Beijing 2008, namun hanya Lin Dan yang juara. Xie Xingfang kalah oleh rejannya sendiri Zhang Ning12-21,21-10,  18-21.
 Kini, Indonesia menunggu pasangan emas lainnya. Tapi, ini lingkupnya lebih kecil yakni SEA Games.
 Sepasang kekasih yang tengah kasmaran, Dionysius Hayom Rumbaka dan Bellaetrix Manuputty, menembus final SEA Games 2013 yang tengah berlangsung di Myanmar.
 Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menghentikan langkah unggulan teratas asal Vietnam Nguyen Tien Minh dengan rubber game  13-21,21-12,22-20 dalam pertandingan pada Jumat waktu setempat (13/12).
 Di final, pebulu tangkis binaan Djarum tersebut akan menantang wakil Thailand Tanongsak Saensomboonsuk.  Tanongsak pada babak semifinal melibas wakil Indonesia lainnya Wisnu Yuli Prasetyo 17-21,21-11,21-12.
 Sementara, Bella, sapaan karib Bellaetrix, secara mengejutkan menumbangkan andalan Thailand Jindapon Nitchanon 21-17,20-22,22-20. Bella di partai final siang ini akan berhadapan dengan wakil Thailand lainnya Busanan Ongbamrungpan. (*)

All Indonesia Final di Roma Challenge

Andre Kurniawan Tedjono (foto:djarum)
FINAL sesama Indonesia (All Indonesian Final) di luar negeri belum pernah terjadi. Apalagi, itu terjadi di nomor tunggal putra.
 Namun, ini tersaji dalam Italia Challenge 2013. Dua wakil merah putih, Andre Kurniawan dan Indra Bagus Ade Chandra,bakal berhadapan di laga pemungkas.
 Itu setelah Andre dan Indra mampu menundukkan lawan-lawannya pada babak final yang dilaksanakan di Roma pada Kamis waktu setempat (12/12) atau Jumat dinin hari WIB (13/12).
 Andre menundukkan unggulan pertama asal Finlandia Ville Lang dengan tiga game 13-21, 21-14, 21-6. Kemenangan ini menjadi kemenangan ketiga pebulu tangkis Djarum tersebut atas Lang.
 Dua hasil positi dipetik Andre di White Night 2011 di St-Petersburg, Rusia, dan Italia Internasional 2007 di Roma. Di St-Petersburg, Andre unggul 21-16, 20-22,21-14 dan menang 21-12, 21-12 di Roma.
 Sementara, Indra menang dua game langsung unggulan kedelapan asal Denmark Emil Holst 21-17, 21-8.  Pertemuan ini perjumpaan perdana bagi kedua pebulu tangkis.
 Andre dan Indra telah dua kali bertemu di ajang internasional. Menariknya, dalam setiap kali mereka berhadapan, Indra membawa bendera yang berbeda.
 Pada 2008, dalam Gudang Garam Jawa Pos Challenge (JPGG Challenge), Indra membela Indonesia dan 2010 di Indonesia Challenge, dia mengusung bendera Spanyol. Keduanya dimenangkan Andre. (*)

AGENDA FINAL ITALIA CHALLENGE 2013
Tunggal Putra: Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) v Indra Bagus Ade Candra (Italia)

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Sabrina Jaquet (Swiss x8)

Ganda Putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Lukasz Moren/Wojciech Szkudlarczyk  (Polandia x2)

Ganda Putri: Tang He Tian/Renuga Veeran (Australia) v Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x2)

Ganda Campuran: Zvonimir Durkinjak/Eva Lee (Kroasia/AS) v Jacco Arends/Selena Piek (Belanda x5)

Christopher/Trikusuma Terhenti di Semifinal

DI ITALIA: Christopher/Trikusuma 

LANGKAH menembus babak final Italia Challenge 2013 gagal digapai Christopher/Trikusuma Wardhana. Unggulan kelima tersebut dipaksa mengakui ketangguhan unggulan teratas asal Polandia Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha dengan dua game 16-21, 27-29 pada babak semifinal yang dilaksanakan di Palafijlkam, Roma, Kamis waktu setempat (12/12) atau Jumat dini hari WIB (13/12).
 Secara peringkat, pasangan merah putih masih kalah jauh. Saat ini, Christopher/Trikusuma ada di posisi 46 atau 24 setrip di bawah ganda Polandia.
 Namun, lolos ke semifinal sudah mengobati kecewa pasangan binaan Suryanaga, Surabaya, tersebut. Ini disebabkan dalam dua turnamen terakhir yang diikuti, Christoper/Trikusuma tersingkir di babak awal.
 Pada Prancis Super Series 2013, mereka sudah tersingkir di babak penyisihan setelah dikalahkan sesama pasangan Indonesia, Markis Kido/Markus Fernaldi. Kido/Markus sendiri akhirnya menjadi juara dalam turnamen yang dilaksanakan di Paris pada 22-27 Oktober tersebut. Kemudian di Bitburger Grand Prix yang digelar di Saarbrucken, Jerman, pada 29Oktober-3 November, Christopher/Trikusuma ditundukkan Anders Skaarup/Kim Astrup.
 




Tago Bisa Pecah Telor

Kenichi Tago (foto:zimbio)

PLONG sudah hati Kenichi Tago. Keinginannya mengalahkan Sony Dwi Kuncoro akhirnya terlaksana.
 Itu setelah Tago mampu menang 12-21,21-19, 21-17 dalam pertandingan penyisihan Grup B Super Series Final 2013 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis waktu setempat (12/12). Sebelumnya, pebulu tangkis Jepang tersebut tak pernah menang selama tujuh kali pertemuan.
 Kemenangan tersebut juga membuka jalan Tago lolos ke babak semifinal. Alasannya, dalam pertandingan perdana (11/12), dia juga mampu menang atas Hu Yu nasal Hongkong.
 Kepastiannya lolos akan ditentukan dalam pertandingan terakhir penyisihan (13/12) melawan wakil Indonesia lainnya Tommy Sugiarto. Persaingan di grup ini masih ketat.
 Tago, Sony, dan Tommy punya kans lolos. Dari Grup B bakal diambil dua wakil, juara dan runner-up. Dari rekor pertemuan, Tago dan Tommy hanya sekali bertemu yakni di Prancis Super Series 2013. Hasilnya, Tago menang dua game langsung 21-19, 23-21.
 Sementara,Sony akan dijajal Hu Yun dari Hongkong. Sony pernah mengalahkan lawannya tersebut pada Taiwan Grand Prix 2011 dengan 21-16, 21-10.
 Jika di Grup B perebutan tiket berlangsung ketat, beda dengan Grup A. Lee Chong Wei (Malaysia) dan Jan O Jorgensen (Denmark) sudah dipastikan memegang tiket semifinal. Itu dikarenakan keduanya sudah dua kali memetik kemenangan. Laga terakhir(13/12) hanya menjadi laga perebutan juara grup. (*)

Pasangan Sensasional 2013 Bercerai


PASANGAN ganda campuran Praveen Jordan/Vita Marissa membuat heboh selama 2013.  Dua gelar sudah dikoleksi pasangan beda usia yang cukup jauh tersebut.Ini membuat mereka menembus posisi ketujuh.
 Praveen/Vita sudah mampu mengoleksi dua gelar yakni dari Selandia Baru Grand Prix dan Indonesia Grand Prix Gold 2013. Di Selandia Baru, pasangan yang membawa nama Djarum tersebut menundukkan pasangan Pelatnas Cipayung Riky Widianto/Puspita Richi Dili dengan dua game langsung 21-18, 21-8 (14/4). Sementara di Indonesia Grand Prix Gold yang digelar di GOR Amongrogo, Jogjakarta, Praveen/Vita mempermalukan juara dunia asal Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan rubber game 22-20, 9-21, 21-14 (29/9).
 Tapi, pada 2014, bisa jadi kita tak akan melihat lagi Praveen/Vita bermain di lapangan. Itu setelah Vita menggandeng Muhammad Rijal dalam Korea Super Series Premier yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari.
 Sebenarnya, Rijal juga bukan wajah yang asing bagi Vita. Keduanya pernah berpasangan pada 2008 saat Vita masih menghuni Pelatnas Cipayung.
 Bahkan, pasangan ini sempat mencuat namanya ketika menjadi juara Jepang Super Series 2008. Dalam final yang dilaksanakan pada 21 September 2008, Rijal/Vita menundukkan Nova Widianto/Liliyana Natsir dengan 14-21, 21-15, 21-19.
  Sementara, kali terakhir, bersama Debby Susanto, mereka masih eksis di posisi 10 besar. Bahkan, sebelumnya, Rijal/Debby pernah menduduki posisi keenam.
 Sayang, saat dikonfirmasi, Praveen belum memberikan jawaban. Begitu juga dengan Ketua PB Djarum Yoppie Rosimin yang membawahi ketiga pebulu tangkis tersebut. (*)

Christopher/Trikusuma Petik Dua Kemenangan


LANGKAH Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana di Italia Challenge 2013. Mereka mampu memetik dua kali kemenangan dalam pertandingan yang dilaksanakan di Palafijlkam, Roma, pada Rabu waktu setempat (11/12) atau Kamis dini hari WIB (12/12).
 Di pertandingan pertama, Christopher/Trikusuma wakil Prancis Bastian Kesaudy/Gaetan Mittelher dengan dua game 21-19, 21-7. Ini membuat pasangan asal Suryanaga, Surabaya, menjajal Milosz Bochat/Pawel Pietryja dari Polandia. Hasilnya, pasangan yang diunggulkan di posisi kelima tersebut memetik kemenangan lagi dengan dua game 21-11, 25-23.
 Untuk bisa lolos semifinal, Christopher/Trikusuma harus bisa menyingkirkan Nikita Khakimov/Vasily Kuznetsov. Pasangan Rusia ini di babak kedua memupus asa pasangan tuan rumah Giovani Greco/Rosario Maddaloni 21-13, 21-15.
 Ini menjadi pertemuan perdana dua pasangan. Hanya, kalau merujuk peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Christopher/Trikusuma bisa menembus semifinal. Peringkat mereka aada di posisi 46 dunia atau 25 setrip lebih bagus dibandingkan pasangan Negeri Beruang Merah, julukan Rusia.
 Posisi 46 ini sudah tiga pekan diduduki Christopher/Trikusuma. Capaian terbaik keduanya ada di posisi 41 dunia pada 24 Oktober lalu.
 Mandegnya ranking itu dikarenakan Christopher/Trikusuma sempagt absen hampir sebulan karena mengikuti liga bulu tangkis di Denmark.
Selain Christopher/Trikusuma, di Italia Challenge 2013 juga ada nama Andre Kurniawan Tedjono di nomor tunggal putra. Pebulu tangkis binaan Djarum tersebut memulangkan unggulan keempat asal Malaysia Misbun Ramdan Mohmed Misbun dengan rubber game 8-21, 21-10, 21-19.
 Andre akan menjajal unggulan kelima asal Rusia Vladimir Malkov yang di babak kedua Valeriy Atrashchenkov dari Ukrania 21-15, 21-16. Tahun lalu, Andre mengalahkan Malkov di babak awal Swiss Grand Prix dengan  dua game langsung 21-19, 21-16.
 Hanya, sekarang, peringkat Malkov lebih bagus. Dia ada di posisi 49 sedangkan Andre 67. (*)

Sony Merasa Lebih Beruntung

Sony (kanan) dan Tommy 

AWAL bagus bagi Sony Dwi Kuncoro dalam Super Series Final 2013. Arek Suroboyo tersebut mampu menang dalam pertandingan perdananya di grup.
 Sony menang dua game langsung 21-19, 2-10 pada laga Grup B yang dilaksanakan di Stadium Badminton Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu waktu setempat (11/12). Kemenangan ini sementara membawa bapak dua putri ini memimpin Grup B.
 Itu disebabkan dalam pertandingan lain, Kenichi Tago (Jepang) hanya menang tiga game 20-22, 24-22,21-17. Pada pertandingan kedua, Sony akan berhadapan dengan musuh bebuyutannya Tago.
 Besar kemungkinan, Sony akan kembali memetik kemenangan karena pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut tak pernah menang dalam tujuh kali pertemuan.
 ''Kami sudah sering bertemu jadi tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing. Saya lebih beruntung dibandingkan Tommy,'' kata Sony melalui pesan singkat.
 Kemenangan Sony ini juga diikuti Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra. Juara dunia 2013 ini menundukkan wakil Malaysia Hoon Thien How/Tan Wee Kiong dengan dua game 21-17, 21-13 dalam laga Grup A.
 Sukses keduanya gagal diikuti menjadi kemenangan oleh wakil Indonesia di hari perdana Super Series Final 2013. Bahkan, juara dunia ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir secara mengejutkan tumbang 21-9, 24-26, 16-21 oleh pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam di Grup B. (*)

Semua Sudah Dikalahkan Sony

Sony Dwi Kuncoro

INDONESIA punya dua wakil di nomor tunggal putra dalam Super Series Final 2013, Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro. Keduanya tergabung dalam grup B dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11-15 Desember tersebut.
 Namun, Tommy dan Sony harus saling bertemu pada penampilan perdana. Dari peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Tommy lebih diunggulkan.
 Putra juara dunia bulu tangkis Indonesia di era 1980-an Icuk Sugiarto tersebut ada di ranking kelima sedangkan Sony empat setrip di bawahnya. Apalagi, rekor pertemuan keduanya imbang 1-1.
 Hanya, melihat pertemuan terakhir, Sony boleh percaya diri. Dia mengalahkan Tommy dalam babak semifinal Hongkong Super Series 2013 dengan 21-14, 8-3 (ret). Tommy mundur pada game kedua karena mengalami cedera.
 Kemenangan di laga pembuka ini bakal melapangkan jalan bisa menembus pertandingan final. Ini disebabkan hanya juara grup yang berhak ke sana.
 Selain Tomy dan Sony, grup B juga dihuni Hu Yun asal Hongkong dan Kenichi Tago. Namun, dari semuanya,kans terbesar ada di tangan Sony. Arek Suroboyo tersebut sudah mengalahkan rival-rivalnya. (*)

MEREKA MELAWAN
Tommy Sugiarto v Sony Dwi Kuncoro: 1-1
Tommy Sugiarto v Hu Yun (Hongkong): 0-1
Tommy Sugiarto v Kenichi Tago (Jepang): 0-1

Sony Dwi Kuncoro v Hu Yun (Hongkong) 1-0
Sony Dwi Kuncoro v Kenichoi Tago (Jepang): 7-0

Tommy-Sony Pisah dengan Chong Wei

KETAT: Bagan drawing Super Series Final 2013
INDONESIA punya kesempatan menempatkan wakilnya di partai puncak nomor tunggal putra Super Series Final 2013. Dua pebulu tangkis merah putih, Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro, berada dalam satu grup, yakni Grup B.
 Dalam aturan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), hanya juara grup yang berhak lolos ke pertandingan pemungkas. Selain itu, berada di Grup B juga menghindari Tommy dan Sony berhadapan dengan Lee Chong Wei lebih awal.
 Bagi keduanya, pebulu tangkis Malaysia tersebut menjadi momok yang menakutkan. Bagi Tommy, dia tak pernah menang dalam tujuh kali pertemuan. Kali terakhir, putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang dimiliki Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut menyerah mudah 6-21, 9-21 dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
Sementara, Sony menang lima kali  selama 14 kali pertemuan. Kali terakhir, dia menyerah 13-21, 9-21 di final Hongkong Super Series 2013.
 Peserta Super Series Final 2013 merupakan delapan pebulu tangkis yang koleksi poinnya tertinggi di semua nomor. Hanya, tiap negara diwakili oleh dua peserta. (*)




TUNGGAL PUTRA
Grup A: Lee Chong Wei (Malaysia), Jan O Jorgensen (Denmark), Boonsak Ponsana (Thailand), Wang Zhengming (Tiongkok)
Grup B: Kenichi Tago (Jepang), Tommy Sugiarto (Indonesia), Boonsak Ponsana (Thailand), Hu Yun (Hongkong), Sony Dwi Kuncoro (Indonesia)

TUNGGAL PUTRI
Grup A: Wang Shixian (Tiongkok), Porntip Buranaprasertsuk (Thailand), Sung Ji Hyun (Korea Selatan), Tai Tzu Ying (Taipei)
Grup B: Saina Nehwal (India), Bae Yeon Ju (Korea Selatan), Minatsu Mitani (Jepang), Li Xuerui (Tiongkok)

GANDA PUTRA
Grup A: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia), Liu Xiaolong/Qiu Zihan (Tiongkok), Thien How Hoon/Wee Kiong Tan (Malaysia), Kim Ki Jung/Kim Sa Rang (Korea Selatan)
Grup B: Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae (Korea Selatan), Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Jepang), Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)

GANDA PUTRI
Grup A: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok), Jung Kyung Eun/Kim So Young (Korea Selatan), Pia Zebadiah B./Rizki Amelia P. (Indonesia)
Grup B: Wang Xiaoli/ Yu Yang (Tiongkok), Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark), Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang),
Duanganong A./Kunchala V. (Thailand)

GANDA CAMPURAN
Grup A: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok), Chris Adcock/Gabrielle White (Inggris), Peng Soon Chan/Liu Ying Goh (Malaysia), Pia Zebadiah Bernadet/Markis Kido (Indonesia)
Grup B: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia), Joachim Fischer N./Christinna Pedersen (Denmark), Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand), Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok)

Misbun Ramdan Akhiri Dahaga Gelar Tujuh Bulan


EROPA sudah bukan tanah yang asing lagi bagi Misbun Ramdan Mohmed Misbun. Sejak Februari, putra legenda bulu tangkis Malaysia Misbun Sidek tersebut terus berburu poin di Benua Putih.
 Hasilnya, tiga gelar tersebut sudah mampu disabetnya. Dia naik podium terhormat di Portugal Internasional 2013, Slovenia Internasional, dan Hellas Internasional.
 Di Portugal, lelaki 22 tahun tersebut menundukkan Pablo Abian dari Spanyol dengan mudah 21-8, 21-9 (28/4). Di Slovenia, Adan, sapaan karib Misbun Ramdan Mohmed Misbun, menghentikan perlawanan Lucas Corvee (Prancis) 21-11, 21-12 (12/5). Sepekan kemudian (12/19) dia melibas wakil Rep Ceko Jan Frohlich 21-14, 21-13.
 Tapi, sejak Mei, Adan tak pernah lagi. Kegagalan demi kegagalan harus diterimanya.
 Hingga akhirnya, di Irlandia Challenge 2013, dia menjadi juara lagi. Dalam laga pemungkas yang dilaksanakan di Baldoyle Badminton Centre, pada Sabtu waktu setempat (7/12) atau Minggu WIB (8/12) Adan, yang diunggulkan di posisi kedua, mampu mengalahkan Dieter Domke, unggulan kelima asal Jerman, dengan dua game langsung 21-13, 21-18.
 Gelar ini diharapkan mampu mendongkrak peringkatnya yang masih berkutat di 48 dunia. Apalagi, salah satu motivasi Adan meninggalkan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) adalah menembus jajaran elite. Posisi ini juga membuat dia menjadi tunggal keempat terbaik Malaysia di bawah Lee Chong Wei (1), Chong Wei Feng (15), dan Liew Daren (28).

JUARA IRLANDIA CHALLENGE 2013
Tunggal Putra: Misbun Ramdan Mohmed Misbun (Malaysia x2) v Dieter Domke (Jerman x5) 21-13, 21-18

Tunggal Putri: Zhang Beiwen (AS) v Beatriz Corrales (Spanyol x3) 21-9, 17-21, 21-10

Ganda Putra: Adan Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x2) v Jacco Arends/Jelle Maas (Belanda x3) 21-9, 21-6

Ganda Putri: Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x4) v Ng Hui Ern/Ng Hui Lin (Malaysia x2) 21-17, 21-10

Ganda Campuran: Jacco Arends/Selena Piek (Belanda x5) v Robert Blair/Imogen Bankier (Skotlandia x2) 9-21, 21-19, 21-13

Gagal di Kejurnas, Sukses di Grand Prix


KEJURNAS Perorangan 2013 membuat kecewa Fran Kurniawan/Bona Septano. Mereka gagal menjadi juara dalam event yang dilaksanakan di Denpasar, Bali.
 Padahal, event tersebut merupakan ajang pemanasan sebelum tampil dalam Vietnam Grand Prix 2013. Tapi, siapa sangka, dalam turnamen yang menyediakan USD 50 ribu tersebut, Fran/Bona mampu menjadi juara.
 Dalam final yang dilaksanakan di Phan Dinh Phung Stadium, Ho Chi Minh City, pada Minggu (8/12), Fran/Bona menang rubber game 18-21, 21-18, 21-18 atas pasangan Taiwan Lin Chia Yun/Wu Hsiao-Lin. Ini  merupakan gelar perdana bagi pasangan yang kini masih terdampar di posisi 107 tersebut.
 Ya, Fran/Bona memang pasangan yang baru ditandemkan. Keduanya pun baru tampil dalam tiga turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yakni Taiwan Grand Prix Gold 2013, Indonesia Grand Prix Gold 2013, dan Korea Grand Prix Gold 2013.
 Dari ketiga turnamen itu, hasil tertinggi dicapai di Korea Grand Prix Gold 2013. Fran/Bona mampu menembus babak semifinal. Langkah mereka dihentikan unggulan keempat asat Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin 20-22, 21-13, 9-21.
 Sementara di Indonesia Grand Prix, mereka takluk oleh pada babak kedua oleh sesama pasangan Pelatnas Cipayung yang menempati unggulan kedua Angga Pratama/Rian Agung Saputra 21-19, 13-21, 17-21 . Begitu juga dengan di Korea Grand Prix.
 Langkah Fran/Bona juga sampai babak kedua karena menyerah oleh pasangan tuan rumah Kim Ki-jung/Kim Sa-rang 8-21, 22-24.
 Fran/Bona merupakan pasangan yang hasil perombakan saat Cipayung sudah dipimpin Rexy Mainaky. Sebelumnya, Fran dikenal sebagai pebulu tangkis spesialias ganda campuran.
 Berpasangan dengan Shendy Puspa Irawati, mereka pernah duduk di posisi 10 besar dunia. Ini pula yang membuat mereka merasakan tampil dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
 Sementara, Bona sempat beberapa kali mengalami bongkar pasang di nomor ganda putra. Sebelum dengan Fran, adik pebulu tangkis peraih emas Olimpiade Beijing 2008 Markis Kido tersebut ditandemkan dengan Alfiat Yuris Wirawan.
 Namun, pasangan ini tidak bisa berkembang dan bersinar seperti saat Bona dipasangkan dengan Mohammad Ahsan.  Bona/Ahsan pernah berada di peringkat lima dunia dan tampil di ajang Olimpiade London 2012.
 Namun, dalam event bergengsi empat tahunan tersebut, mereka sudah terhenti di babak penyisihan. Kini, Ahsan dipasangkan dengan mantan tandem Kido, Hendra Setiawan.Mereka pun menjadi pasangan  satu dunia dan sukses meraih gelar juara dunia 2013.(*)

HASIL VIETNAM GRAND PRIX 2013
Tunggal Putra: Son Wan-ho (Korsel x6) v Tan Chun Seang (Malaysia x2) 21-14, 21-9

Tunggal Putri: He Bing Jiao (Tiongkok) v Hera Desi (Indonesia x2) 21-10, 21-6

Ganda Putra: Fran Kurniawan/Bona Septano (Indonesia) v Lin Chia Yu/Wu Hsiao-Lin (Taiwan) 18-21, 21-18,  
  21-18

Ganda Putri: Ko A-ra/Yoo Hae-won (Korsel x1) v Anscelly Amelia/Soong Fie Cho (Malaysia) 12-21, 21-10, 21-9

Ganda Campuran: Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung (Korsel) v Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan (Taiwan x3) 22-20, 19-21, 21-14