WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Hanya Ada Dua Pasangan

DUTA: Riki Widianto/Richi Dilli Puspita
INDONESIA tampil dengan kekuatan minim dalam India Grand Prix Gold 2015. Tercatat hanya dua pasangan yang unjuk kekuatan pada event yag dilaksanakan di Lucknow, 20-25 Januari tersebut.
 Dua pasang yang menjadi wakil merah putih tersebut adalah Yonatan Suryatama Dasuki/Didit Juang dan Riki Widianto/Richi Dili Puspita di ganda campuran.  Bahkan, Riki/Dili menjadi unggulan teratas dalam kejuaraan yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Sementara di tiga nomor lainnya, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, Indonesia tak mengirimkan wakil. Ini tentu menjadi tanda tanya. Alasannya, tak ada jadwal internasional yang bentrok dengan India Grand Prix Gold.
 Pada 2014, tidak ada wakil merah putih yang naik ke podium juara. Capaian terbaik diraih Lindaweni Fanetri di nomor tunggal putri yang menembus babak semifinal.
 Perempuan yang akrab disapa Linda ini pernah menjadi juara pada 2012. Dalam babak final, dia mengalahkan jagoan tuan rumah PV Sindhu dengan rubber game 21-15, 18-21, 21-18. (*)

Indonesia Grand Prix Gold Bakal Jadi Buruan Poin

HOST DUA EVENT: Istora Senayan Jakarta
INDONESIA masih mendapat kepercayaan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Buktinya, empat event olahraga tepok bulu yang sudah dilaksanakan pada tahun ini, kembali dilaksanakan 2015.
 Hanya, dibandingkan 2014, jadwal pertandingan internasional tersebut mengalami sedikit perubahan. Turnamen USM Internasional Series tetap jadi pembuka dan dilaksanakan pada April dengan kota yang sama, Semarang, Jawa Tengah.
 Setelah itu, turnamen dengan gengsi tinggi, Indonesia Super Series Premier, juga digeber pada Juni dengan host Jakarta. Hanya, pada 2015, turnamen ini dilaksanakan setelah Australia Super Series beda dengan tahun ini yang digeber sebelum turnamen di Negeri Kanguru, julukan Australia.
  Nah, selang dua bulan dari Indonesia Super Series Premier, Indonesia akan diserbu para atlet olahraga tepok bulu tersebut dengan adanya Kejuaraan Dunia di Jakarta padda 10-16 Agustus.
 Jika ada wakil merah putih bisa naik ke podium terhormat, ini akan menjadi kado yang indah bagi bangsa Indonesia. Ini disebabkan sehari usai Kejuaraan Dunia merupakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
 Tiga pekan kemudian, Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, kembali menjadi host Indonesia International Challenge. Agenda BWF di Indonesia pun ditutup dengan turnamen berlabel grand prix gold pada  1-6 Desember.
 Diperkirakan selain Indonesia Super Series Premier dan Kejuaraan Dunia, Indonesia Grand Prix Gold juga akan menyedot para pebulu tangkis top dunia. Alasannya, poin dari event yang belum diputuskan hostya itu sangat penting untuk bisa tampil dalam Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. (*)


Kalender BWF 2015  di Indonesia
1.USM International Series , Semarang, 14-19 April
2.Indonesia Super Series Premier, Jakarta, 2-7 Juni
3.Kejuaraan Dunia, Jakarta, 10-16 Agustus
4. Indonesia International Challenge, -, 1-6 September
5. Indonesia Grand Prix Gold, -, 1-6 Desember

Terkejut Tak Lagi Tangani Pelatnas

Budi Santoso (foto;PBSI)
BARU satu tahun Budi Santoso menjadi bagian pelatih di Pelatnas Cipayung. Selama rentang itu, dia mampu memoles beberapa anak asuhnya untuk bisa menjadi pilar masa depan bulu tangkis Indonesia.
 Salah satu anak asuhnya yang mencuat adalah Firman Abdul Kholiq. Binaannya di Mutiara, Bandung, dan juga Pelatnas Potensi itu mampu memenangi tunggal putra dalam Indonesia Junior Challenge 2014 dan juga menembus final turnamen senior Indonesia Grand Prix Gold 2014.
 Sayang, di akhir tahun, Budi menerima kabar yang tak sedap. Namanya sudah tak ada lagi di daftar pelatih Pelatnas Cipayung untuk 2015.
 ‘’Saya sendiri juga kaget. Coba tanyakan sajake Binpres,’’ kata Budi kepada smashyes.
 Dia pun tak mendapat kabar bahwa harus meninggalkan tempat yang masuk wilayah Jakarta Timur tersebut. Kini, pilihannya harus kembali ke klub binaannya, Mutiara.
 Sebelumnya, selama rentang hampir satu tahun, Budi memoles pebulu tangkis Pelatnas Potensi. Mereka adalah atlet yang masih muda usia dan diharapkan menjadi pelapis bagi seniornya.
 Bahkan, tak jarang Budi mendampingi pebulu tangkis senior Tommy Sugiarto. Dia dianggap mampu mengerti saat bersama tunggal putra terbaik Indonesia itu.
 Kini, di nomor tunggal putra, jajaran pelatih diisi Hendry Saputra, Marleve Mainaky, Imam Tohari, dan Deni Danuaji. Sementara, skuadnya terdiri dari Tommy Sugiarto, Simon Santoso, Ihsan Maulana, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu,dan Riyanto Subagja. (*)


Sinyo Datang Lagi ke Cipayung

COMEBACK: Markus 'Sinyo' Fernaldi (foto; PBSI)
KEJUTAN kembali terjadi di Pelatnas Cipayung. Nama Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi kembali masuk kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 Padahal, hampir tiga tahun, nama Sinyo terpental. Hanya,  dia kembali mencuat saat kembali berpasangan dengan pebulu tangkis kawasan Markis Kido.
 Bersama Kido, Sinyo merasakan kerasnya persaingan di ajang elite. Bahkan, gelar bergengsi di ajang super series digenggaman saat di Prancis Open 2013. Tahun ini, Kido/Sinyo juga naik ke podium terhormat dalam Indonsia Grand Prix Gold.
 Selain itu, mereka juga tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark. Sayang, pada Desember ini, Kido/Sinyo memutuskan berpisah.
 Kido memilih Agripinna Putra Rahmanto sebagai pasangan baru. Mereka akan langsung berlaga dalam Malaysia Grand Prix Gold 2015 pada Januari mendatang.
 Belum ditentukan siapa yang akan menjadi pasangan Sinyo. Namun, setelah berpisah dengan Kido, dia sempat tampil di Turki
 Sinyo tampil dalam dua nomor pada event yang berlabel international series Di ganda putra, dia menggandeng Kaizar Bobby Alexander dan di ganda campuran bertandam dengan Gabriela Stoeva dari Bulgaria.
Di ganda campuran, Sinyo sempat menembus final sebelum ditundukkan pasangan Indonesia yang berbendera Jerman Jones Jansen/Cisita Jansen.  
 Hanya, beberapa nama bisa menjadi alternatif dipasangkan dengan Sinyo di Pelatnas Cipayung nanti. Salah satunya pebulu tangkis muda Kevin Sanjaya.
 Alasannya, pasangan terakhir Kevin, Selvanus Geh tak ada lagi. Dengan karakter yang hampir sama, bisa jadi Sinyo bertandem dengan lelaki yang dibesarkan PB Djarum Kudus tersebut. (*)


Para penghuni Cipayung 2015
Tunggal Putra
1.       Tommy Sugiarto (Pelita Bakrie, Jakarta)
2.       Simon Santoso (Tangkas, Jakarta)
3.       Ihsan Maulana Mustofa (Djarum, Jawa Tengah)
4.       Jonatan Christie (Tangkas, DKI Jakarta)
5.       Anthony Sinisuka Ginting (SGS Bandung, Jawa Barat)
6.       Firman Abdul Kholik (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
7.       Muhammad Bayu Pangisthu (Djarum, Jawa Tengah)
8.       Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah)

Tunggal Putri
1.       Lindaweni Fanetri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
2.       Bellaetrix Manuputty (Jaya Raya, DKI Jakarta)
3.       Hanna Ramadini (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
4.       Dinar Dyah Ayustine (Djarum, Jawa Tengah)
5.       Gregoria Mariska (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6.       Fitriani (Exist, DKI Jakarta)

Ganda Putra
1.       Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
2.       Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah)
3.       Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
4.       Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
5.       Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6.       Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah)
7.       Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Tangkas, Jakarta)
8.       Ade Yusuf (Wima Surabaya, Jawa Timur)
9.       Kevin Sanjaya Sukamuljo (Djarum, Jawa Tengah)
10.   Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas, DKI Jakarta)
11.   Muhammad Rian Ardianto (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
12.   Fajar Alvian (SGS Bandung, Jawa Barat)
13.   Hardianto (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)
14.   Kenas Adi Haryanto (Djarum, Jawa Tengah)
15.   Rian Swastedian (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
16.   Hantoro (Djarum, Jawa Tengah)

Ganda Putri
1.       Greysia Polii (Jaya Raya, Jakarta)
2.       Nitya Krishinda Maheswari (Jaya Raya, Jakarta)
3.       Suci Rizki Andini (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
4.       Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
5.       Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya, DKI Jakarta)
6.       Della Destiara Haris (Jaya Raya, DKI Jakarta)
7.       Gebby Ristiyani Imawan (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
8.       Rosyita Eka Putri Sari (Djarum, Jawa Tengah)
9.       Maretha Dea Giovani (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
10.   Melvira Oklamona (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
11.   Ni Ketut Mahadewi Istarani (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
12.   Nisak Puji Lestari (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
13.   Rika Rositawati (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
14.   Meirisa Cindy Sahputri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)

Ganda Campuran
1.       Tontowi Ahmad (Djarum, Jawa Tengah)
2.       Liliyana Natsir (Djarum, Jawa Tengah)
3.       Praveen Jordan (Djarum, Jawa Tengah)
4.       Debby Susanto (Djarum, Jawa Tengah)
5.       Riky Widianto (Wima Surabaya, Jawa Timur)
6.       Richi Puspita Dili (SGS Bandung, Jawa Barat)
7.       Alfian Eko Prasetya (Jaya Raya, Jakarta)
8.       Annisa Saufika (Djarum, Jawa Tengah)
9.       Edi Subaktiar (Djarum, Jawa Tengah)
10.   Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum, Jawa Tengah)
11.   Ronald Alexander (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
12.   Melati Daeva Octavianti (Djarum, Jawa Tengah)
13.   Hafiz Faisal (Jaya Raya, Jakarta)
14.   Lukhi Apri Nugroho (Djarum, Jawa Tengah)
15.   Masita Mahmudin (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
16.   Zakia Ulfa (Aufa, Kalimantan Selatan)

Pelatih
Tunggal Putra: Hendry Saputra,, Marleve Mainaky, Imam Tohari, Deni Danuaji

Tunggal Putri: Bambang Supriyanto, Sarwendah Kusumawardhani

Ganda Putra: Herry Iman Pierngadi, Aryono Miranat, Chafidz Yusuf

Ganda Putri: Eng Hian, Endra Muliajaya, Endang Nursugianti

Ganda Campuran: Richard Mainaky, Nova Widianto, Edwin Iriawan, Enroe Suryanto

Sepuluh Tahun tanpa Gelar Kopenhagen Masters

KALAH:Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia (foto:PBSI)
KEGAGALAN pebulu tangkis Indonesia selama 2014 belum tuntas. Meski, di penghujung tahun ini masih ada sebuah turnamen bergengsi yang membuat wakil merah putih berjaya.
 Alih-alih berjaya, sebaliknya petaka yang harus dibawa pulang. Wakil Indonesia tak ada yang bisa naik ke podium terhormat dalam Kopenhagen Masters 2014 yang dilaksanakan di Frederiksberg pada 27-28 Desember waktu setempat.
 Padahal, kans menjadi juara terbuka.Di nomor tunggal putra, Indonesia mengirimkan tunggal terbaiknya, Tommy Sugiarto.
 Tapi, dalam penampilan perdananya 27 Dsember, putra salah satu legenda bulu tangkis merah putih Icuk Sugiarto langsung menyerah kepada wakil tuan Viktor Axelsen dengan dua game langsung 21-17, 21-15. Ini membuat Tommy menelan kekalahan tiga kali selama lima pertemuan.Viktor akhirnya menjadi juara usai menumbangkan rekan senegarnya, Jan O Jorgensen, dengan straight game  22-20, 21-9
 Sementara di ganda campuran, Riki Widianto/Richi Dili Puspita juga langsung angkat koper di penampilan pertama. Ganda nomor dua Indonesia setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tersebut takluk dua game langsung 12-21, 16-21 kepada andalam Denmark Joachim Fischer Nielsen/Charistina Pedersen.
 Satu wakil Pelatnas Cipayung, tempat pebulu tangkis nasionak Indonesia digembleng, yang kalah di laga pertama adalah Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia tak bisa mengatasi pasangan Denmark lainnya, Christinna Pedersen/CamillaRhytter Juhl dan menyerah 18-21, 16-21.
 Hasil ini juga membuat Indonesia puasa gelar selama 10 tahun dari Kopenhagen Masters. Kali terakhir, wakil merah putih yang naik podium terhormat adalah pasangan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian pada 2004.
 Gelar itu melanjutkan tradisi juara ganda putra yang selalu jatuh ke pasangan Indonesia sejak 2000. (*)

Habis Turun, Kini Naik Satu Setrip

POSISI: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
BULAN Desember menjadi bulan yang menarik bagi pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Posisinya selalu naik turun dalam bulan terakhir dalam kalender perhitungan Masehi tersebut.
  Di pekan pertama dan kedua, Hendra/Ahsan duduk di posisi kedua dalam peringkat yang biasanya dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) setiap Kamis sore tersebut. Posisi runner-up ini bertahan selama dua pekan.
 Namun, kejutan besar terjadi pada pekan ketiga. Hendra/Ahsan melorot tiga setrip di posisi kelima. Capaian ini menjadi catatan terburuk bagi pasangan yang dipasangkan sejak 2012 itu.
 Untung, pada 24 Desember yang jatuh pada hari Rabu karena Kamis merupakan Hari Natal, Hendra/Ahsan naik satu setrip ke posisi keempat. Sebenarnya, lompatan lebih bisa dilakukan pasangan terbaik Indonesia itu.
 Sayang, dalam Super Series Finals 2014 yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA), langkah Hnedra/Ahsan tak sesuai harapan. Keduanya hanya sekali tampil dalam event yang diikuti oleh delapan pasangan terbaik dunia selama 2014 tersebut,
 Cedera pinggang Hendra/Ahsan yang kambuh, membuat mereka langsung tersingkir di babak penyisihan. Padahal, tahun lalu, pasangan yang berasal dari klub yang berbeda itu mampu menjadi juara.
 Hendra/Ahsan berhak tampil di Super Series Finals karena hasil yang dipetik tahun ini. Selama 2014, mereka mampu menjuarai dua turnamen level tinggi, All England Super Series Premier dan Hongkong Super Series. Sayang, di Indonesia Super Series Premier, Hendra/Ahsan gagal naik ke podium juara. Padahal, mereka sudah menembus babak final sebelum dihentikan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Sepekan sebelumnya, ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu juga memupus asa Hendra/Ahsan di Singapura Super Series.
 Pil pahit lainnya, pada 2014 ini, Hendra/Ahsan absen dari Kejuaraan Dunia yang digeber di Kopenhagen, Denmark. Padahal, mereka menyandang status juara bertahan. Alasannya pun sama, Ahsan kembali mengalami cedera. (*)

Terdepak setelah Enam Tahun

POSISI Lee Chong Wei asal Malaysia  sebagai tunggal putra nomor satu dunia benar-benar lengser. Sekarang, ranking nomor wahid menjadi milik Chen Long asal Tiongkok.
 Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Rabu  (24/12), Chen Long mengoleksi poin 90.001.Sementara, Chong Wei tetap bertahan dengan 84.631. Posisi nomor satu diduduki Chong Wei hampir selama enam tahun.Selama kurun itu, dia hanya tergeser oleh musuh bebuyutannya, Lin Dan, asal Tiongkok.
 Terdepaknya Chong Wei memang sudah diperkirakan usai Chen Long menjadi juara Super Series Finals yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirates Arab. Dari event yang diikuti delapan pebulu tangkis terbaik itu, Chen Long mengalahkan wakil Denmark Hans-Kristian Vittinghus.
 Beda dengan Chong Wei. Sejak Asian Games pada September lalu di Inchen, Korea Selatan, dia sudah tak pernah turun ke lapangan lagi. Bapak satu anak ini memperoleh sanksi yang belum diputuskan hingga sampai kapan. Ini dikarenakan dia terkena doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia di Kopemhagen, Denmark, pada Agustus lalu.
 Sebenarnya, di Super Series Finals, Chong Wei merupakan juara bertahan. Tahun lalu, dia mengalahkan wakil Indonesia Tommy Sugiarto.
 Di Dubai, Tommy tampil babak belur. Langkahnya sudah terhenti di babak penyisihan.
 Imbasnya, ranking yang dimiliki pun ikut melorot. Kini, kakak Jauziah Sugiarto, pebulu tangkis PON DKI Jakarta, itu berada di posisi kesembilan atau turun satu tingkat. (*)


Ranking 10 besar (tunggal putra)
1.Chen Long  (Tiongkok)
2. Lee Chong Wei (Malaysia)
3.Jan O Jorgensen (Denmark)
4.K. Srikanth (India)
5.Son Wan-ho (Korea Selatan)
6.Lin Dan (Tiongkok)
7.Chou Tien Chen (Taiwan)
8. Kenichi Tago (Jepang)
9. Tommy Sugiarto (Indonesia)
10. Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)

Langsung Unjuk Kekuatan di Malaysia


MARKIS Kido tak perlu lama-lama menyembunyikan pasangan barunya. Dia akan langsung tampil bersama Agripinna Prima Rahmanto dalam Malaysia Grand Prix Gold 2015 yang dilaksanakan 13-18 Januari mendatang.
 Bahkan, Kido/Agripinna langsung ditempatkan sebagai unggulan kelima dalam event yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, tersebut. Ini membuat Indonesia menempatkan tiga pasangan di posisi unggulan lima besar.
 Mereka adalah Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia sebagai unggulan ketiga dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka diunggulkan di posisi keempat.Unggulan teratas sendiri ditempati Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dari Singapura . Sementara, pasangan Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.
 Ya,usai berlaga di Hongkong Super Series, Kido memutuskan berpisah dengan pasangan lamanya, Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi. Artinya pasangan ini hanya bertahan tak lebih dari satu tahun setengah.
 Mereka mulai bertandem usai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Satu gelar super series mampu dipetik dalam Prancis Open 2013. Sebelum berpisah pada 2014 ini, Kido/Sinyo naik ke podium terhormat dalam Indonesia Grand Prix Gold. (*)

Chong Wei Kehilangan Posisi Ranking Pertama


ABSEN dalam beberapa turnamen bergengsi membuat posisi Lee Chong Wei gawat. Pekan ini, ranking pertama tunggal putra yang diduduki pebulu tangkis Malaysia tersebut selama enam tahun terakhir bakal berpindah tangan ke Chen Long.
 Itu menyusul hasil yang dipetik pebulu tangkis Tiongkok tersebut dalam Super Series Finals 2014. Dalam final yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) pada Minggu (21/12), Chen Long mengalahkan Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) dengan dua game langsung 21-16, 21-10.
 Sebelum meraih gelar Super Series Finals, Chen Long mengoleksi 84.041 poin. Ini masih di bawah Chong Wei yang mempunyai 84.361 poin. Namun, kemenangan atas Vittinghus membuat bakal mengantongi total poin, 90.361.
 Selama enam tahun terakhir, Chong Wei hanya sekali kehilangan posisi selama beberapa pekan karena diserobot Lin Dan, yang juga berasal dari Tiongkok.
 Chong Wei sendiri sudah tak pernah tampil usai Asian Games 2014  di Incheon, Korea Selatan, pada September lalu. Penyebabnya, dia mendapat hukuman dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tanpa batas karena positif doping dalam Kejuaraan Dunia di Denmark pada Agustus 2014.
  Diperkirakan, hukuman itu berlaku hingga All England Super Series yang dilaksanakan 3-8 Maret mendatang di Birmingham, Inggris. Tapi, kans berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, masih terbuka karena perburuan poin pesta olahraga empat tahunan tersebut baru dihitung mulai Mei. (*)

Bona Segera Jadi Pilot

BONA Septano hilang dari pentas bulu tangkis. Dia memutuskan untuk memutuskan menekuni profesi barunya yang tak ada hubungannya dengan olahraga tepok bulu tersebut.
 ‘’Bona mau jadi pilot. Sekarang, dia tengah sekolah pilot di Bali,’’ ungkap Markis Kido, pebulu tangkis spesialis ganda yang juga kakak kandung Bona.
 Profesi pilot, tambah dia, sudah lama menjadi idaman adiknya tersebut. Nah, keinginan itu semakin mencuat setelah dia terpental dari Pelatnas Cipayung pada awal 2015.
 Setelah lulus, terang Markis, Bona bakal bekerja sebagai sopir burung besi. Hanya, karena masih pendidikan, Bona belum bisa menentukan maskapai yang akan menampung.
 Pensiunny Bona sebagai pebulu tangkis ini sebenarnya cukup mengejutkan. Alasannya, hingga Juni lalu, dia masih tampil di level tertinggi, super series dan super series premier.
 Kali terakhir, adik Kido tersebut tampil di Indonesia Super Series Premier. Dia berpasangan dengan lelaki yang sama-sama terpental dari Pelatnas Cipayung, Fran Kurniawan.
 Sayang, di Indonesia Super Series Premier 2014, mereka langsung tumbang di babak pertama. Fran/Bona dipaksa mengakui ketangguhan Fu Haifeng/Zhang Nan dari Tiongkok dengan dua game langsung 13-21, 14-21.  Sepekan sebelumnya, Fran/Bona juga tumbang di babak pertama dalam Singapura Super Series oleh unggulan kedua dari Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.
 Bona merupakan saudara dari Kido. Selain Bona juga ada Pia Zebadiah. Ketiganya pernah sama-sama digembleng di Pelatnas Cipayung. Namun, satu demi satu, mereka meninggalkan kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 Puncak prestasi Bona terjadi pada 2010-2011. Saat itu, dia berpasangan dengan Mohammad Ahsan.
 Mereka mampu menembus mengantarkan Indonesia menembus final Piala Thomas 2010. Setahun kemudian, Bona/Ahsan menjadi semifinalis Kejuaraan Dunia 2011di London dan juga meraih emas SEA Games 2011.
 Kini, Ahsan berpasangan dengan Hendra Setiawan. Mereka mampu meraih juara dunia 2013 dan All England Super Series Premier 2014. (*)

Chen Long Ulangi Capaian 2012

CHEN Long kembali meraih gelar nomor tunggal dalam Super Series Finals.  Ini berkat kemenangan 21-16, 21-10 yang dipetik pebulu tangkis Tiongkok tersebut atas Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab, pada Minggu waktu setempat (21/12).
 Ini menjadi kemenangan kesembilan Chen Long dari sepuluh kali pertemuan dengan Vittinghus. Dia hanya tumbang dari pebulu tangkis Negeri Dongeng, julukan Denmark, tersebut dalam pertemuan pertama di Makau Grand Prix 2009.
 Gelar di Dubai ini menjadi yang kedua bagi Chen Long dalam Super Series Finals. Dua tahun lalu,  dia juara saat event yang diikuti delapan besar terbaik dunia itu dilaksanakan di Shenzhen, Tiongkok.
 Namun, sejak dilaksanakan 2007, Chen Long masih kalah dari Lee Chong Wei. Tunggal putra andalan Malaysia itu sudah mengoleksi empat gelar yakni pada 2008, 2009, 2010, dan 2013. Sementara, nama di luar Chen Long dan Chong Wei yang pernah menjarai nomor tunggal putra Super Series Finals adalah Lin Dan. Lelaki asal Tiongkok yang dijuluki Superdan itu naik ke podium terhormat pada 2011.
 Satu gelar dari Chen Long di Dubai ini membuat Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut membawa pulang dua gelar. Satu medali berharga dipetik dari nomor ganda campuran karena terjadi final sessama wakil Tiongkok (All Chinas Finals). Pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei menundukkan  Liu Cheng/Bao Yixin 21-15, 21-12.
 Indonesia sendiri gagal total dalam Super Series Finals 2014. Meski, merah putih mengirim wakilnya di empat nomor.
 Mereka aalah Tommy Sugiarto (tunggal putra), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Nitya Krishinda/Greysia Polii (ganda putri), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Semuanya sudah angkat koper dari babak pertama. (*)


Juara Super Series Finals 2014

Tunggal putra:Chen Long (Tiongkok) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 21-16, 21-10

Tunggal putri: Tai Tzu Ying (Taiwan) v Sung Ji-hyun (Korea Selatan) 21-17, 21-12

Ganda putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) 19-21, 21-19, 21-16

Ganda putri:Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) v Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok) 21-17, 21-14

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok) 21-15, 21-12.

Gagal Juara dengan Pasangan Baru

DEKAT: Gabriela Stoeva (foto: badmintonfoto)
TAK butuh lama bagi Markus Fernaldi untuk mencari pasangan baru. Tak tanggung-tanggung, lelaki yang akrab disapa Sinyo tersebut punya gandengan anyar di nomor ganda putra dan ganda campuran.
 Di ganda putra, pebulu tangkis asal Tangkas, Jakarta, itu bertandem dengan Kaizar Bobby Alexander dan berpasangan dengan Gabriela  Stoeva di ganda campuran.
 Pasangan anyar ini pun langsung ikut ambil bagian dalam turnamen Turki International. Hasilnya pun tak mengecewakan.
 Dalam event yang dilaskanakan di Ankara dan menyediakan hadiah total USD 5 ribu tersebut, di ganda putra, Sinyo/Kaizar menembus babak perempat final. Langkah pasangan merah putih ini dihentikan unggulan keempat asal Rusia Konstantin Abramov/Alexandr Zinchenko 15-21, 21-12, 16-21.
 Di ganda campuran, langkah Sinyo lebih jauh. Berpasangan dengan perempuan Bulgaria Gabriela Stoeva, mereka mampu menembus babak final.
 Sayang, dalam pertandingan yang dilaksanakan Minggu (21/12) waktu setempat, pasangan yang dikabarkan dekat itu harus mengakui pasangan Jerman berdarah Indonesia Jones Rafli Jansen/Cisita Joity Jansen dengan rubber game 21-17, 17-21, 12-21.
 Dalam satu tahun setengah ini, di ganda putra, Sinyo berpasangan dengan Markis Kido. Sebagai pasangan baru, capaian keduanya cukup spektakuler.
 Mereka mampu meraih satu gelar super series yakni Prancis Super Series 2013, dan turnamen grand prix gold, Indonesia Grand Prix Gold.
 Bahkan, dari ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia),Sinyo/Kido masih bertengger di posisi 10 dunia. Mereka menjadi pasangan nomor dua terbaik Indonesia setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang ada di posisi kelima.
 Hendra sendiri sebelumnya juga pernah menjadi pasangan Kido. Pasangan Hendra/Kido pernah mengharumkan nama Indonesia di berbagai turnamen internasional. Juara dunia 2007 dan emas Olimpiade Beijing 2008 mampu digapai. Setelah pisah dari Hendra, Kido berpasangan dengan Alvent Yulianto, pebulu tangkis yang pernah juga digembleng di Pelatnas Cipayung. Hanya, usai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, mereka berpisah. Kido pun berpasangan dengan Sinyo.
 Kini, Kido berpartner dengan rekannya di klub Jaya Raya yang juga pernah ditempa di pelatnas, Agripinna Prima Rahmanto. (*)

Hasil Turki International

Tunggal putra:Mathias Almer (Austria x4) v Nick Fransman (Belanda x3) 21-15, 7-21, 21-17

Tunggal putri:Neslihan Yigit (Turki x3) v Ozge Bayrak (Turki x1) 13-21, 21-14, 21-16

Ganda putra:Konstantin Abramov/Alexandr Zinchenko (Rusia x4) v Karnphop Atthavoroj/Gergely Krauusz (Thailand/Hungaria) 21-17, 21-15

Ganda putri: Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Ozge Bayrak/Neslihan Yigit (Turki x2) 21-11, 21-9

Ganda campuran: Jones Rafli Jansen/Cisita Joity Jansen (Jerman x3) v Markus Fernaldi/Gabriela Stoeva (Indonesia/Bulgaria) 17-21, 21-17, 21-12

X=unggulan

Hanya Tunggal Putri yang Pasti Lepas

KEJUTAN:Tai Tzu Ying (foto:allengland)

TIONGKOK mendominasi babak pemungkas Super Series Finals 2014. Negeri Panda, julukan Tiongkok, menempatkan wakilnya di empat nomor.
 Bahkan, di nomor ganda campuran, terjadi All China Finals (final sesama Tiongkok). Pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei, yang menempati unggulan teratas, akan dijajal Liu Cheng/Bao Yixin.
 Itu setelah keduanya mengalahkan lawan-lawannya. Zhang/Zhao tak mengalami kesulitan saat mengalahkan pasangan suami-istri Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris) 21-9, 21-12 di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) pada Sabtu waktu setempat. Sedangkan Liu/Bao menghentikan perlawanan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen 21-13, 21-12.
 Kans Tiongkok menambah koleksi gelar terbentang di tunggal putra. Unggulan teratas Chen Long dijajal Hans-Kristian Vittinghus (Denmark). Tiket final digapai Chen Long berkat kemenangan 21-18, 21-9 atas Srikanth K. (India) dan Vittinghus menundukkan compatriot (rekan satu negara) Jan O Jorgensen 21-11, 21-17.
 Di babak penyisihan grup, Chen Long mampu mengalahkan Vittinghus dengan rubber game 13-21, 21-10, 21-9. Dari rekor pertemuan, pebulu tangkis Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, juga jauh lebih unggul.
 Dia hanya kali menelan kekalahan dari sembilan kali pertemuan. Satu-satunya pil pahit Chen Lon dari Vittinghus hanya terjadi di pertemuan pertama di Makau pada 2009.
 Hanya, di nomor tunggal putri, Tiongkok tak bisa menempatkan dutanya. Final di nomor ini terjadi antara Tai Tzu Ying (Taiwan) melawan Sung Ji-hyun (Korea Selatan).Di semifinal, Tzy Ying dan Ji-hyun pun menang bukan dari wakil Tiongkok.
 Tzu Ying menundukkan Saina Nehwal dari India dengan 11-21, 21-13, 21-9. Sementara Ji-hyun menghentikan perlawanan Akana Yamaguchi (Jepang) 21-13, 21-13.
 Indonesia sendiri sudah gagal menempatkan wakilnya di babak semifinal. Meski, merah putih menempatkan wakilnya di Super Series Finals pada empat nomor. Mereka adalah Tommy Sugiarto (tunggal putra), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri), dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Berebut juara di Super Series Finals 2014
Tunggal putra: Chen Long (Tiongkok) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)

Tunggal putri:Tai Tzu Ying (Taiwan) v Sung Ji-hyun (Korea Selatan)

Ganda putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok)

Ganda putri:Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang)v Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok)

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok)

Jerman Masih Memikat Andre Tedjono


JERMAN masih menjadi tempat favorit bagi Andre Kurniawan Tedjono. Pada 2015, dia tetap akan kembali ke negeri yang pernah terpisah oleh tembok di Kota Berlin tersebut.
 ‘’Saya 2015 kembali ke Jerman lagi. Kompetisi baru dilaksanakan Februari,’’ jelas Andre kepada smashyes.
 Ini berarti sudah empat musim, lelaki asal Magelang, Jawa Tengah, tersebut berada di Jerman. Dua tahun pertama dihabiskan di Bonn Beuel.
 ‘’Sekarang dan tahun lalu ikut Ludinghausen. Tahun lalu, kami mampu menjadi juara Bundesliga,’’ ungkap pemuda 28 tahun tersebut.
 Di Ludinghausen, Andre bergabung dengan pebulu tangkis Belgia yang punya darah Indonesia Yuhan Tan. Selain itu, ada juga Karin Schnasse, Heather Over,dan Matthew Notttingham.
Selain itu, klub juga memberinya kebebasan untuk tampil di berbagai turnamen. Ini membuat pebulu tangkis yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut kemampuannya tetap terasah.
 Buktinya, pekan lalu, Andre mampu menjadi juara dalam Italia Challenge 2014. Dalam final yang dilaksanakan 12 Desember di Roma, dia mengalahkan pebulu tangkis Indonesia yang membela bendera Italia Indra Bagus Ade Candra.15-21, 21-18, 21-18. Ini sekaligus menjadi pembalas baginya setelah tahun lalu di event yang sama Andre dipaksa kalah.
Sayang, gelar dari Negeri Pizza, julukan Italia, itu tak banyak mendongkrak rankingnya. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Amdre hanya naik satu setrip ke posisi 46 dunia. (*)

Mimpi Sony Kembali Masuk 10 Besar


SEMANGAT pantang menyerah diusung Sony Dwi Kuncoro. Lelaki asal Surabaya itu berharap bisa menembus kembali ranking 10 besar dunia pada 2015.
 ‘’Mau seperti itu. Meski, juga bukan pekerjaan mudah untuk mencapainya,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Namun, jika kembali dalam peak performance-nya, sebenarnya itu bukan hal yang susah bagi Sony. Apalagi, cedera yang sempat membekapnya sudah mulai pulih.
 Buktinya, bapak dua anak tersebut dalam penampilan terakhir masih mampu menembus babak delapan besar Makau Grand Prix Gold 2014.Sayang, langkahnya dihentikan oleh unggulan ketiga asal India HS Prannoy 19-21. 17-21.
 Ini jauh lebih bagus dibandingkan turnamen-turnamen yang diikutinya pada 2014. Dalam dua turnamen super series premier, All England dan Indonesia Open, Sony langsung angkat koper di babak pertama. Begitu juga di Hongkong Super Series atau sepekan sebelum Makau Grand Prix Gold.
 Di All England, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu dikalahkan Wang Zhengming dari Tiongkok 10-21, 10-21. Kemudian di kandang sendiri di Jakarta, Sony takluk 7-21, 11-21 kepada Lee Chong Wei dari Malaysia. Di Hongkong, bapak dua putri menyerah tiga game 21-17,15-21, 14-21.
 Imbasnya, ranking Sony pun merosot drastis.Di awal tahun masih di posisi 14, kini dalam rilis terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) Sony ada di tangga ke-134. Tentu, ini menjadi tempat yang tidak pas bukan Sony.
 Memang, cedera yang dialaminya dalam Super Series Final 2013, membuat Sony lama absen dan ketika kembali ke lapangan, dia belum fit 100 persen.
 Sony pernah menjadi pebulu tangkis yang disegani dunia. Lelaki 30 tahun itu pernah menjadi runner-up Kejuaraan Dunia 2007 sebelum dikalahkan Lin Dan dari Tiongkok.Dua tahun kemudian, Sony menjadi semifinal dalam event yang sama.
 Gelar Indonesia Super Series Premier pernah disandangnya pada 2008 dan juga Jepang Super Series.Sebelum cedera, tahun lalu, dia mampu menembus dua babak final super series, Malaysia dan Hongkong. (*)

Duh, Terburuk selama 2014

PASANGAN Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berada dalam fase terburuk. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (18/12), mereka duduk di posisi kelima.
 Ini berarti Hendra/Ahsan melorot tiga peringkah setelah sebelumnya ada di ranking kedua. Posisi ini termasuk mengejutkan.
 Alasannya, dalam penampilan terakhirnya, Hendra/Ahsan mampu menjadi juara Hongkong Super Series 2014. Dalam babak final yang dilaksanakan pada 23 November, mereka menundukkan pasangan Tiongkok Liu Xiaolong/Qiu Zihan.
 Selain itu, sejak Januari 2014, ranking terburuk Hendra/Ahsan adalah turun ke posisi ketiga pada Novenber lalu. Namun, itu hanya bertahan selama dua minggu.
 Setelah itu, pasangan yang tahun ini juga mengoleksi gelar juara  All England Super Series Premier tersebut kembali ke posisi kedua.  Mereka belum bisa menggeser tempat pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.
 Turunnya Hendra/Ahsan ke posisi kelima membuat para rivalnya naik yakni Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) ke posisi kedua atau melonjak satu setrip dan ganda Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa ke posisi ketiga serta Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan) di tangga keempat.
 Melorotnya posisi ini seakan menambah duka bagi Hendra/Ahsan. Dalam Super Series Finals yang tengah berlangsung di Dunai, Uni Emirate Arab. Mereka mundur dari event  tersebut karena Ahsan mengalami cedera. Ini membuat mereka pun gagal mempertahankan gelar.  (*)

Ranking ganda putra per 18 November 2014 (10 besar)
1Lee Yong-dae/Yoon Yeon-seong (Korea Selatan)
2.Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)
3. Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang)
4. Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan)
5.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia)
6.Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel (Korea Selatan)
7.Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok)
8. Liu Xiaolong/Qiu Zihan (Tiongkok)
9.Fu Haifeng/Zhang Nan (Tiongkok)
10. Markis Kido/Markus Fernaldi (Indonesia) 

Cedera, Menyerah sebelum Laga Usai

INDONESIA kehilangan dua wakil dalam Super Series Finals 2014. Mereka adalah pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan ganda putri Nitya Krishinda Maheswari.
 Ini menyusul cedera yang dialami dalam pertandingan pertama yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada Rabu waktu setempat (17/12).
 Hendra/Ahsan harus mengundurkan diri saat menghadapi pasangan Tiongkok Chai Biao/Hong Wei di game pertama. Saat itu, kedudukan 11-7 buat ganda Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok.
‘’Saya sakit di pinggang,’’ kata Ahsan seperti dikutip situs federasi bulu tangkis dunia (BWF).
 Sakit itu, jelasnya, sudah dirasakan sehari sebelum pertandingan. Ketika itu, Hendra/Ahsan tengah menjalani latihan.
‘’Saya sempat sulit bernafas. Hanya, saya merasa, sebelum pertandingan kondisi sudah bagus kembali,’’ ungkap Ahsan.
 Kalau tidak mengalami cedera, Hendra/Ahsan diunggulkan bisa memetik kemenangan dalam pertandingan Grup A. Pasangan merah putih tersebut pernah mengalahkan Chai/Hong di All England Super Series Premier 2013 dengan dua game langsung 22-20, 21-16. Selain itu, dalam Super Series Finals, Hendra/Ahsan menyandang status juara bertahan. Selain Hendra/Ahsan dan Chai/Hong, di Grup A juga dihuni oleh Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) dan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel yang juga dari Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan. 
 Hal yang sama juga dialami pasangan Nitya/Gresyia. Mereka gagal menuntaskan pertandingan saat kedudukan unggul 8-6. Di game pertama, mereka  menang 21-18. Namun, di game berikutnya menyerah 20-22 pada pertandingan yang masuk Grup B itu.
‘’Nitya mengalami masalah di akhir game kekdua. Saya bertanya kepadanya apakah dia mau melanjutkan pertandingan,’’ ungkap Greysia.
 Namun, Nitya siap melanjutkan pertandingan. Dia tak mau menyerah.
 ‘’Tapi, saat di lapangan ketika game ketiga, cederanya kambuh dan tak ada pilihan selain menghentikan pertandingan,’’ ucap Greysia. Di Grup B ini,  juga dihuni duo pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, Tian Qing/Zhao Yunlei dan Luo Ying/Luo Yu.
 Kekalahan Hendra/Ahsan dan Nitya/Gresysia ini membuat semua wakil Indonesia gagal memetik kemenangan. Di tunggal putra, Tommy Sugiarto, yang menghuni Grup B, menyerah dua game langsung 15-21, 9-21 kepada Jan O Jorgensen (Denmark) dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dipermalukan Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok) 10-21, 21-12, 15-21. (*) 

Kido/Sinyo Tak Akan Berpasangan Lagi

PADA 2015, tak ada lagi pasangan Markis Kido/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi. Itu setelah Kido memutuskan menggandeng pasangan baru, Agripina Prima Rahmanto.
 ‘’Saya ingin mencari pasangan yang  benar-benar pas. Saya sudah lagi dengan Sinyo,’’ kata Kido.
 Hanya, dia enggan menjelaskan secara pasti alasan tak lagi menggandeng pebulu tangkis yang juga putra pelatih Kurnia Hu tersebut. Kini, dia ingin fokus mengkompakan diri dengan pasangan barunya.
 Meski, sebenarnya, dia mengaku targetnya selama berpasangan dengan Sinyo terpenuhi. Apa itu? ‘’Saya masih bisa masuk 10 besar dunia. Ini sebuah hal yang sangat bagus,’’ ucap Kido.
 Selain itu, berpasangan dengan Agripina juga bakal tak mengalami banyak kendala. Alasannya, dia satu klub dengannya di Jaya Raya.
 ‘’Untuk pelatih, kami percayakan kepada Sigit Pamungkas,’’ ucap Kido.
 Nah, target yang dibidik pun tak sembarangan. Kido/Agripina berharap bisa menembus Olimpiade Brasil 2016 dengan menjadi duta Indonesia.
 Kido mulai berpasangan dengan Sinyo usai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Dia sempat tampil di Negeri Panda, julukan Tiongkok, berpasangan dengan Alvent Yulianto. Bersama Sinyo, Kido merasakan manisnya juara Prancis Super Series 2013. Tahun ini, keduanya menjadi juara dalam Indonesia Grand Prix Gold 2014.
 Hanya, dalam beberapa turnamen terakhir, pamor Kido/Sinyo redup. Kegagalan selalu mengiringi penampilan keduanya.  Terakhir, Kido/Sinyo hanya mampu bertahan hingga babak kedua Hongkong Super Series. Selain itu, di ajang Prancis Super Series 2014, mereka hanya mampu sampai perempat final. Padahal, mereka datang dengan status juara bertahan.
 Nama Kido sangat diperhitungkan saat berpasangan dengan Hendra Setiawan. Keduanya mampu merajai berbagai turnamen pada pertengahan era 2000-an. Bahkan, dua gelar bergengsi, juara dunia dan olimpiade, mampu digapai. Juara dunia dipetik pada 2007 dan setahun kemudian, Kido/Hendra meraih emas Olimpiade Beijing 2008.
 Sayang, keduanya memutuskan untuk keluar dari Pelatnas pada 2010. Tiket mempertahankan gelar olimpiade pun tak diambil pada 2012.
 Pada 2013, Hendra memutuskan kembali ke Pelatnas Cipayung. Dia dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Gelar juara dunia diraih pada tahun yang sama.
 Sedangkan Agripina kali terakhir berpasangan dengan Fran Kurniawan. Mereka hanya berjaya di turnamen-turnamen kecil. Salah satunya menjadi juara Bulgaria International 2014. (*) 

Tommy Langsung Menyerah

START buruk bagi Tommy Sugiarto. Dia langsung menelan kekalahan dalam pertandingan perdana Super Series Finals 2014.
 Tunggal putra terbaik Indonesia saat ini tersebut menyerah cepat 15-21, 9-21 kepada Jan O Jorgensen dari Denmark pada laga Grup B yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) pada Rabu waktu setempat (17/12).Ini menjadi pertemuan perdana bagi Tommy dan Jorgensen.
 Dari sisi ranking, Tommy masih kalah. Dia dua setrip di bawah lawannya yang ada di posisi ketiga dunia.
 Kekalahan ini juga membuktikan Tommy masih labil. Dia tak pernah konsisten dari satu turnamen ke turnamen yang lain.
 Selama 2014, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut belum pernah menjadi juara. Capaian terbaiknya adalah menembus babak final Malaysia Super Series. Langkahnya dihentikan andalan tuan rumah Lee Chong Wei.
 Tumbang di babak pertama pun sudah lima kali dialaminya yakni di Korea Super Series,  All England Super Series Premier, Indonesia Super Series Premier, Denmark Super Series Premier, dan Hongkong Super Series. Di tahun ini, sebenarnya Tommy juga pernah duduk di posisi ketiga. Di Grup B ini, selain Tommy dan Jorgensen juga dihuni oleh K. Srikanth (india) dan Kento Momota (Jepang).
 Melawan Srikanth, Tommy punya kenangan manis. Dia pernah menang di Malaysia Super Series Premier 2014 dengan dua game 21-10, 21-15. Begitu juga dengan Momota.
 Lelaki asal Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, itu dikalahkannya dua kali yakni di Australia Super Series 2014 dengan 21-18, 21-7 dan Denmark Super Series Premier dengan 21-18, 21-8. Tommy hanya kalah dalam pertemuan pertama di Tiongkok Masters dengan 17-21, 14-21.
 Dalam ajang Super Series Finals 2014, selain Tommy di tunggal putra, Indonesia juga meloloskan Nitya Krishinda/Greysia Polii (ganda putri) dan pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, yang juga menyandang status juara bertahan. (*)

Chen Long, Atlet Putra Terbaik 2014

PAMOR Indonesia di pentas bulu tangkis dunia kembali diragukan. Merah putih tak mampu menempatkan wakilnya sebagai pebulu tangkis terbaik dunia.
 Sebaliknya, Tiongkok kembali mendominasi dengan meraih dua gelar terbaik, atlet putra dan putri. Di sektor putra, Chen Long dinobatkan menjadi the best atas capaiannya selama 2014 termasuk menjadi juara dunia tunggal putra. Sementara, Zhao Yunlei mempereoleh apresiasi karena dua gelarnya dalam Kejuaraan Dunia dari nomor ganda putri serta ganda campuran. Sedangkan Akane Yamaguchi sebagai pebulu tangkis dengan lompatan terbaik. Sebagai pebulu tangkis yang baru masuk tahap senior, perempuan asal Jepang ini mampu menembus final Tiongkok Super Series 2014. Penganugerahan ini dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab, pada Selasa malam (16/12).   
Chen Long memulai 2014 dengan sempurna. Dia memenangi Korea Super Series. Setelah itu  menjadi runner-up All England dan India Super Series. Dia menyerah kepada Lee Chong Wei asal Malaysia.
 Chen Long membalas kegagalannya dengan mengalahkan lawan yang sama dalam Kejuarana Dunia yang digeber di Kopenhagen, Denmark. Lelaki yang masuk duduk di ranking kedua dunia itu naik ke podium terhormat dalam Asian Games 2014.
Dalam perebutan atlet putra terbaik, Chen Long mengalahkan kompatriot (rekan senegaranya) Lin Dan dan Zhang Nan, serta atlet Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeong-seong.
 ‘’Saya sangat gembira dengan penghargaan ini,’’ kata Chen Long seperti dikutip dari situs BWF. (*)

Ketemu Rival di Babak Penyisihan Grup

HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan ketemu musuh bebuyutan. Pasangan ganda putra terbaik Indonesia itu bakal bentrok dengan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan dalam Super Series Finals 2014.
 Sayangnya, mereka sudah saling jegal dalam babak penyisihan. Itu setelah Hendra/Ahsan  dan Yong-dae/Yeon-seong sama-sama menghuni grup A dalam event yang dilaksanakan di Dubai, Uni Enirate Arab, tersebut.
 Selain Hendra/Ahsan dan Yong-dae/Yeon-seong, di grup A juga terdapat nama Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) dan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel (Korea Selatan).
 Bagi Hendra/Ahsan, Yong-dae/Yeon-seong merupakan momok yang menakutkan. Dari enam kali pertemuan, pasangan merah putih hanya sekali menang yakni di ajang putaran final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India. Namun, dalam pertemuan terakhir di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series Premier 2014, Hendra/Ahsan dipermalukan Yong-dae/Yeon-seong di babak final dengan dua game langsung 15-21, 17-21.
 Sementara, berhadapan dengan Chai Biao/Hong Wei juga bukan kali pertama. Hendra/Ahsan pernah mengalahkan ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu dengan dua game langsung 22-20, 21-16 dalam Jepang Super Series 2013.
 Namun, beda dengan Shin Ko Sung-hyun/Baek-choel. Hendra/Ahsan, yang kini kembali menduduki ranking kedua, belum sekalipun bersua.
 Dalam ajang Super Series Finals yang mulai dilaksanakan 17 Desember itu, Indonesia juga menempatkan Tommy Sugiarto di tunggal putra dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran.
 Sejak 2008, Indonesia hanya sekali menempatkan wakilnya menjadi juara melalui Hendra/Ahsan tahun lalu. (*) 

Peraih juara Super Series Finals 2013
Tunggal putra: Lee Chong Wei (Malaysia)
Tunggal putri: Li Xuerui (Tiongkok)
Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia)
Ganda putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)
Ganda campuran: Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen

Jaya Raya Hentikan Ambisi Djarum Kudus

TAMPIL dengan materi juara dunia belum jaminan Djarum Kudus juara. Buktinya, mereka menyerah 2-3 kepada Jaya Raya Jakarta dalam final Kejuaraan Nasional Beregu Campuran Antarklub 2014 di Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (14/12).
 Memang, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang merupakan juara nomor gamda campuran 2013, sukses menyumbangkan kemenangan. Keduanya tak mengalami kesulisan saat menundukkan Markis Kido/Greysia Polii dengan 22-20, 21-10.
 Raihan ini pun membuat Dionysius Hayom Rumbaka pun terpacu semangatnya. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut melibas tunggal putra Jaya Raya Hermansyah dengan dua game langsung 21-14, 21-15.
 Ini membuat Djarum Kudus tunggal butuh satu kemenangan dari tiga partai yang tersisa. Namun, Jaya Raya tak mau menyerahkan gelar juaranya begitu saja.
 Klub ibu kota itu membuka harapan dari ganda putra. Pasangan dadakan Hendra Setiawan/Angga Pratama tak mengalami kesulitan untuk menghentikan perlawanan duet Djarum Kudus Kevin Sanjaya/Praveen Jordan 21-15, 21-17.
 Jaya Raya mampu menyamakan kedudukan lewat tunggal putri andalannya, Bellaeterix Manuputty. Dia menghentikan perlawanan mantan rekannya di pelatnas Maria Febe Kusumastuti dengan 21-10, 21-15.
 Nah, poin juara dipastikan melalui pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda. Peraih emas Asian Games 2014 itu menjinakkan Liliyana Natsir/Vita Marissa 22-20, 21-15. (*)
 

Lepas dari Posisi Juru Kunci

MAIN: Fauzi Adnan
JAYA Raya Suryanaga lepas dari malu. Klub asal Surabaya tersebut duduk di posisi ketiga Divisi I Grup B Kejuaraan Nasional  Beregu Campuran Antarklub 2014.
 Itu setelah Suryanaga memetik kemenangan 5-0 atas USM dalam pertandingan yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (12/12). Kemenangan ini membuat tim asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya, duduk di posisi ketiga.
 Kemenangan Suryanaga diawali oleh pasangan ganda campuran Tri KusumaWardhana/Ni Ketut Mahadewi yang menang 21-19, 21-11 atas Fuad Alfaris/Alfa Vivianita. Fauzi Adnan yang kembali dipercaya di nomor tunggal putra tak mengalami kesulitan untuk menjinakkan wakil USM Rendy Rontulalo 21-10, 21-10.
Suryanaga memastikan terhindar dari juru kunci berkat kemenangan yang dipetik Afni Fadilah dari nomor ganda putri. Dia melibas Rina Andriani 13-21, 21-12, 21-10.
 Christopher Rusdianto/Rian Agung Saputro di nomor ganda putra memantapkan kemenangan Suryanaga berkat kemenangan 21-8, 21-14 atas Raymond Bimo Prakoso/Rendy Rontualo. Hasil manis klub yang diketuai mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto itu ditutup oleh Meirisa Cindy/Ni Ketut Mahadewi yang melibas Arinda Sari Sinaga/Rina Andriani 21-15, 21-16.
 Dalam dua laga sebelumnya, Suryanaga menelan kekalahan telak 0-5. Masing-masing dari SGS Bandung dan Jaya Raya Jakarta.(*)

Sukses Revans, Andre Raih Gelar Perdana

AKHIRNYA: Andre Kurniawan Tedjono
TUNTAS sudah dendam Andre Kurniawan Tedjono. Dia mampu mengalahkan Indra Bagus Ade Candra 15-21, 21-18, 21-18 dalam pertandingan final tunggal putra Italia Challenge 2014 di Roma pada Jumat waktu setempat (12/12).  Tahun lalu, dalam event yang sama Andre dipermalukan 21-19, 15-21, 12-21.
 Meski sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung, tapi kini kedua pebulu tangkis membela bendera yang berbeda. Andre masih setia dengan tulisan Indonesia di punggung. Sementara, Indra membela tuan rumah.
 Kemenanan ini juga membuat Andre memperbesar rekor kemenangan atas Indra. Kini, dia tiga kali memetik kemenangan dalam empat pertemuan. Dua kemenangan sebelumnya dipetik dalam Indonesia Challenge 2010 dan JPGG Challenge 2008. Menariknya, dalam dua perjumpaan itu, Indra membela bendera yang berbeda.
 Pada 2008, dia masih memakai merah putih di dada. Sedangkan dalam 2010, dia memperkuat Spanyol.
 Dari sisi ranking, Andre memang lebih layak diunggulkan. Dalam rilis peringkat terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Andre berada di posisi 47 sementara Indra di ranking 94. Di Indonesia, Andre berasal dari Djarum Kudus sedangkan Indra dari Tangkas. 
 Saat ini, kedua pebulu tangkis sama-sama mengais rezeki di Eropa. Andre banyak berkutat dalam kompetisi bulu tangkis Jerman (Bundesliga) dan Indra kini di Italia setelah sebelumnya di Negeri Matador, julukan Spanyol.
 Kemenangan atas Indra juga membuat Andre mampu meraih gelar selama 2014. Sebelumnya, dari 16 turnamen yang diikutinya, dia selalu gagal. Poin tertinggi di dapatnya di Belanda Grand Prix. Dengan menembus babak semifinal, Andre membawa pulang 3.850.
 Selain revans yang sukses dilakukan Andre, kejutan terjadi di sektor tunggal putri. Unggulan teratas Beatriz Corrales asal Spanyol dipermalukan Sashina Vignes Waran dari Prancis dengan 21-16, 17-21, 17-21. (*)

Suryanaga Makin Terpuruk

GAEK:Jeffer Rosobin (foto:djarum)
JAYA Raya Suryanaga babak belur. Dalam dua kali penampilannya dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Beregu Campuran Antarklub 2014, klub asal Surabaya itu selalu kalah.
 Bahkan, kekalahan yang ditelan cukup telak, 0-5. Setelah dihancurkan oleh SGS Bandung (10/12), mereka dipermalukan Jaya Raya Jakarta dengan skor yang sama dalam pertandingan Divisi I Grup A yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat, pada Kamis WIB (11/12).
 Kekalahan Suryanaga diawali oleh pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Ni Ketut Mahadewi yang menyerah 17-21, 14-21 kepada Alfian Eko/Greysia Polii. Kemudian, pebulu tangkis senior Jeffer Rosobin tak berdaya saat menghadapi wakil Jaya Raya Jakarta Eka Fajar Kusuma. Dia kalah 19-21, 13-21.
 Skor menjadi 0-3 ketika Rian Agung Saputra/Trikusuma Wardhana takluk dalam pertandingan tiga game 21-15, 18-21, 19-21 kepada pasangan juara dunia 2007 Markis Kido/Hendra Setiawan. Dalam partai keempat yang mempertandingkan tunggal putri, Tike Arieda Ningrum dilibas Bellaetrix Manuputty 22-20, 12-21, 18-21.
 Nesta klub asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya, semakin lengkap dengan kekalahan mudah Afni Fadilah/Meirisa Cindy 13-21, 8-21 kepada Greysia Polii/Rizky Amelia Pradipta.
 Suryanaga masih bisa terhindar dari aib juru kunci. Syaratnya, mereka mampu mengalahkan USM Semarang dalam pertandingan Jumat (12/12). Di atas kertas, Suryanaga masih bisa memenangkan pertandingan.
 Dalam Kejurnas Beregu Campuran Antarklub 2014 ini, Suryanaga kehilangan tunggal putra andalannya, Sony Dwi Kuncoro. Peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu telah berganti kostum Tjakrindo Masters yang juga berasal dari Surabaya.
 Sebaliknya, bagi Jaya Raya, kemenangan atas Suryanaga membuat tim asal ibu kota tersebut memimpin klasemen Grup B. (*)

Asa Tinggal di Pundak Andre

BERTAHAN:Andre Kurniawan Tedjono (foto:djarum)

ASA Indonesia juara di Italia Challenge 2014 ada di pundak Andre Kurniawan Tedjono. Dia menjadi satu-satunya duta merah putih yang masih bertahan di nomor tunggal putra.
 Bahkan, kini, langkah pebulu tangkis binaan Djarum Kudus tersebut sudah sampai perempat final. Ini setelah dia mengalahkan Shih Kuei  Chun dari Taiwan dengan dua game langsung 23-21, 21-13 pada pertandingan yang dilaksanakan di Roma pada Rabu waktu setempat (10/12) atau Kamis dini hari WIB (11/12).
 Untuk bisa menembus semifinal, Andre harus bisa mengalahkan Thomas Rouxel dari Prancis.  Kedua pebulu tangkis pernah bertemu sekali di Skotlandia Grand Prix 2013.
 Hasilnya, Andre menang dua game langsung 21-6, 21-17.Dari sisi ranking, Andre juga masih unggul. Dari ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut duduk di posisi 47 sementara Rouxel di posisi 78.
 Sayang, langkah Andre menembus perempat final gagal diikuti oleh wakil Indonesia lainnya, Adi Pratama, Lelaki yang kini jadi sparring partner di Austria tersebut menyerah 16-21, 14-21 kepada unggulan ketiga asal Spanyol Pablo Abian.
 Sebenarnya, masih ada wakil Indonesia di babak perempat final yakni Indra Bagus Ade Candra. Hanya, dia tampil dengan bendera tuan rumah. Di baba kedua, Indra melibas unggulan keempat Wang Tzu Wei dari Taiwan dengan 21-17, 22-24, 21-15.
 Tahun lalu, Indra bersua dengan Andre di babak final. Dengan kemenangan di tangan Indra lewat rubber game 19-21, 21-15,21-12. (*)

Juara Dunia Tampil di Kejurnas

BEDA LEVEL: Tontowi (kanan) dan Liliyana (foto:PBSI)
KEJUARAAN nasional beregu antarklub 2014 bertabur bintang. Hampir semua pebulu tangkis papan atas dunia yang berasal dari Indonesia turun ke lapangan dalam event yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat, 10-14 Desember tersebut.
 Pasangan sekaliber Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pun turun gunung. Juara dunia 2013 itu membela klub asalnya, Djarum Kudus.
 Tentu saja, mereka tak mengalami kesulitan saat mengalahkan wakil Pertamina Fastron Jakarta Iksawan Indra/Nadya Melati dengan dua game langsung 21-7, 21-13. Kemenangan ini menjadi modal berharga bagi Djarum untuk bisa memetik kemenangan 4-1 dalam pertandingan Divisi 1 Grup 3.
 Tiga poin lain disumbangkan Dionysius Hayom Rumbaka di tunggal putra, Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya (ganda putra), dan Vita Marissa/Rosyita Eka Putri Sari (ganda putri).
 Hayom,sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menang mudah 21-7, 21-10 atas Indra Setiawan, Ahsan/Kevin melibas Muhammad Imam Sholeh/M. Khadafi 21-13, 21-17. Sementara Vita/Rosyita bertarung tiga game 19-21, 21-10, 21-12 atas Nadya Melati/Dian Fitriani.
 Satu-satunya partai yang lepas adalah sektor tunggal putri. Wakil Djarum Dinar Dyah Ayustine menyerah 16-21, 21-14, 13-21 kepada Ganis Nurrahmanadani. Di grup yang sama, Mutiara Bandung menumbangkan Tangkas Jakarta dengan skor ketat 3-2. 
 Di grup lainnya, Grup A, Jaya Raya menang besar 5-0 atas USM Semarang. Lima wakil klub ibu kota tersebut, Hermansyah (tunggal putra), Ruselli Hartawan (tunggal putri), Angga Pratama/Agripina Putra Rahmanto (ganda putra), Anggia Shitta/Rizky Amalia Pradipta(ganda putri), dan Alfian Eko/Greysia Polii tak terkalahkan. (*)

Unggulan Teratas Langsung Tersingkir

TUMBANG: Brice Leverdez (foto:franceolympique)
BRICE LEVERDEZ sempat membuat kejutan. Di Hongkong Super Series 2014, lelaki asal Prancis itu mempermalukan mantan pebulu tangkis terbaik Indonesia Simon Santoso di babak pertama dengan 14-21, 21-19, 21-19 (19/11).
 Sayang, langkahnya di turnamen kasta kedua BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) itu terhenti di babak kedua. Brice dipaksa mengakui ketangguhan Viktor Axelsen asal Denmark 7-21, 14-21 (20/11).
 Setelah itu, Brice terbang ke Jakarta untuk membela Europe All-Stars dalam ajang Axiata Cup 2014. Pebulu tangkis 28 tahun tersebut selalu tampil dalam tujuh pertandingan.
 Nah, usai berlaga di Axiata Cup 2014, Brice pun terbang ke Roma, Italia. Dia berlaga dalam ajang Italia Challenge 2014.
 Dengan ranking 25-nya, Brice diunggulkan di posisi teratas kandidat juara tunggal putra. Namun, faktor kelelahan tampaknya membuatnya tak bisa optimal.
 Dia langsung tersingkir dalam penampilan pertama. Brice menyerah straight game 15-21, 21-23 kepada Artem Pochtarev dari Ukraina di Roma pada Rabu waktu setempat (10/12). Secara ranking, sebenarnya Brice jauh lebih unggul. Lelaki asal negara pecahan Uni Soviet tersebut hanya nangkring di posisi 121.
 Di Italia Challenge 2014, Indonesia menempatkan Andre Kurniawan Tedjono sebagai unggulan kedua. Dalam pertandingan pertama, dia dipaksa tampil tiga game 21-19, 18-21, 21-19 oleh Jan Frohlich dari Rep Ceko.
 Selain itu, ada juga Adi Pratama. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung yang kini menjadi sparring partner timnas Austria tersebut unggul 21-9, 21-14 atas Patrick Kaemnitz. (*) 

Tanpa Chong Wei, Malaysia Tak Punya Wakil

TERSANDUNG: Lee Chong Wei (foto:thestar)
KETERGANTUNGAN kepada Lee Chong Wei membuat Malaysia gigit jari. Untuk kali pertama, negeri jiran tak mempunyain wakil dalam Super Series Finals 2014 yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) pada 17-21 Desember mendatang.
 Direktur Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) Morten Frost Hansen mengatakan kejadian serupa bakal tak terulang tahun depan. Untuk itu, lelaki asal Denmark yang baru mulai bekerja Maret mendatang tersebut bakal menyusun program awal dan mendisksikannya bersama para pelatih yang ada di BAM.
 Deputi Presiden BAM Datuk Norza Zakaria menambahkan absennya wakil Malaysia di Dubai karena adanya tiga kelemahan. Yakni terlalu bergantungnya kepada Lee Chong Wei, kurangnya perencanaan, dan gagalnya pembibitan.
 Chong Wei gagal berlaga di Dubai karena kasus doping yang menimpanya pada Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark, Agustus lalu. Ini membuatnya sejak 2007 tak bisa berlaga dalam Super Series Finals.
  Padahal, tahun ini, bapak satu anak itu mengukir juara di Malaysia Super Series Premier, All England Super Series Premier, India Super Series, dan Jepang Super Series. orza is clearly disappointed.
 “Kami terlalu bergantung kepada Chong Wei. Saya kecewa dua penerusnya, 
Chong Wei Feng dan Liew Daren, yang gagal mendekati Chong Wei,’’ujar Norza.
 Untuk itu, dia berharap Morten bisa segara membenahi kelemahan yang ada dan membuat Malaysia kembali disegani.
 Sejak 2007, Malaysia selalu melahirkan juara di ajang Super Series Finals melalui Chong Wei (tunggal putra 2008, 2009, 2010, 2013), Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (ganda putra 2008), Wong Mew Choo (tunggal putri 2009) serta Wong Pei Tty/Chin Eei Hui (ganda putri 2008 dan 2009). (*)

Peserta Super Series Finals
Tunggal putra: 1. Chen Long (Tiongkok); 2. Jan O Jorgensen (Denmark), 3. Son Wan-ho (Korsel), 4. K. Srikanth (India), 5. Kento Momota (Jepang), 6. Hans-Kristian Vittinghus (Denmark), 7. Tommy Sugiarto (Indonesia), 8. Kenichi Tago (Jepang).
Tungal putri: 1. Wang Shixian (Tiongkok), 2. Wang Yihan (Tiongkok), 3. Saina Nehwal (India), 4. Ratchanok Intanon (Thailand), 5. Sung Ji-hyun (Korsel), 6. Tai Tzu-ying (Taiwan), 7. Bae Yeon-ju (Korsel), 8. Akane Yamaguchi (Jepang).
Ganda putra: 1. Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel), 2. Lee Sheng-mu/Tsai Chia-hsin (Taiwan), 3. Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), 4. Mohd Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia), 5. Liu Xiaolong/Qiu Zihan (Tiongkok), 6. Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok), 7. Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark), 8. Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korsel).
Ganda putri: 1. Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), 2. Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang), 3. Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok), 4. Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark), 5. Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok), 6. Chang Ye-na/Kim So-yeong (Korsel), 7. Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel), 8. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (Indonesia). 
Ganda campuran: 1. Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok), 2. Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok), 3. Tantowi Ahmad-Lilyana Natsir (Indonesia), 4. Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel), 5. Sudket Prapakamol/T. Saralee (Thailand), 6. Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris), 7. Joachim Fischer Neilsen/Christinna Pedersen (Denmark), 8. Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman).

Sehari Tampil dalam Dua Ajang Berbeda

MEMERAS TENAGA:Tommy Sugiarto
INDONESIA gagal menjadi juara Axiata Cup 2014. Dalam babak final yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (7/12), merah putih bermain imbang 2-2 melawan Thailand.
 Namun, dalam total game yang menjadi acuan, skor Indonesia kalah 138-140. Salah satu poin yang lepas adalah di nomor tunggal putra.
 Pebulu tangkis nomor satu Indonesia Tommy Sugiarto secara mengejutkan menyerah dua game langsung 20-22, 13-21 kepada Tanongsak Saensomboonsok. Memang, dalam dua kali pertemuan terakhir, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut selalu kalah.
 Namun, sebenarnya, ada fakta lain yang terungkap dari kekalahan terebut. Pagi harinya, Tommy sudah turun ke lapangan. Bukan di ajang Axiata tapi di liga bulu tangkis Malaysia atau yang akrab disebut Purple League. Final Axiata sendiri dilaksanakan malam hari waktu setempat.
 Pagi harinya, Tommy bertanding membela Puchong United. Turun sebagai tunggal putra pertama, pebulu tangkis nomor lima dunia itu tak mengalami kesulitan untuk mengalahkan wakil Klang United Puah Chen Hao dengan 2-11, 4-11, 1-11.
 Meski tak terlalu memeras keringat, namun tampil sehari dua kali dalam dua ajang yang berbeda tentu perlu mendapat sorotan. Alangkah lebih bagusnya jika Tommy hanya membela Indonesia di ajang Axiata Cup. Apalagi, di event yang menyediakan totaln hadiah USD 1 miliar tersebut, Indonesia gagal menjadin juara tahun lalu.
 Sebelumnya, Tommy juga telat bergabung dengan Tim Indonesia di Axiata Cup 2014. Alasannya juga sama, dia berlaga di Purple League.
 Tommy baru membela Indonesia saat berhadapan dengan Filipina pada 30 November di Jakarta. Padahal, Axiata Cup sudah dimulai sejak 27 November. Tanpa Tommy, tunggal putra pertama diisi oleh Dionysius Hayom Rumbaka dan Simon Santoso. (*)

Duh, Axiata Cup pun Gagal Diraih

CHAMPION:Thailand menjadi juara Axiata Cup 2014 (foto:axiata)

KEGAGALAN demi kegagalan terus dialami tim bulu tangkis Indonesia. Bukan hanya di ajang Piala Thomas dan Piala Uber serta Piala Sudirman, di event Axiata Cup pun, lagu Indonesia Raya gagal berkumandang.
 Itu setelah Indonesia bermain imbang 2-2 melawan Thailand dalam final Axiata Cup 2014 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu waktu setempat (7/12).
 Skor bisa terjadi 2-2 karena dalam Axiata Cup hanya menggelar empat partai yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Artinya, nomor ganda putri tidak dipertandingkan. Jika skor sama, maka hitungan menang kalah poin dalam empat pertandingan dihitung.
 Pada babak final, Indonesia memetik dua kali kemenangan di nomor ganda putra dan ganda campuran. Di ganda putra, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan menang dua game langsung 21-16, 21-12 atas Wannawat Ampunsuwan/Patiphat Chalardchaleam. Kemudian, Riky Widianto/Richi Dili Puspita unggul 21-17, 21-10 atas pasangan ganda campuran Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai.
 Sayang, di dua nomor tunggal, Tommy Sugiarto di sektor putra dan Hanna Ramadhini di putri, gagal menyumbangkan kemenangan. Tommy dipermalukan Tanongsak Saensomboonsuk straight game 20-22, 13-21.
 Bagi Tommy, Tanongsak memang menjadi lawan yang memberikan mimpi buruk. Dalam tiga pertandingan sebelumnya, Tommy dua kalah kalah. Ironisnya, dua kekalahan tersebut ditelannya dalam dua pertemuan terakhir di All England Super Series Premier 2013 dan Jepang Super Series 2013. Tommy hanya sekali menang di Taiwan Grand Prix 2011.
 Sedangkan Hanna masih kalah kelas dengan Ratchanok Intanon. Juara dunia 2013 itu menang 21-9, 21-12.   Secara total,Thailand unggul 140-38. Tahun lalu, Axiata Cup dimenangkan oleh Malaysia. (*)

Sony Masih Punya Arti

Sony Dwi Kuncoro (foto;PBSI)
USIA boleh semakin uzur. Kemampuannya pun dianggap sudah tak seperti dulu.
 Namun, itu tetap tak membuat nilai jual Sony Dwi Kuncoro pudar. Buktinya, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut masih diminati klub Malaysia.
 Dalam liga bulu tangkis negeri jiran itu atau yang akrab dinamakan Purple League, Sony membela klub Ampang Jaya. Dia hanya tampil sejak babak utama.
 Meski klub tersebut, harus berjuang dari babak kualifikasi. Selama perebutan tiket ke babak bergengsi, posisi tunggal putra di Ampang Jaya mengandalkan Kelvin Ng. Dalam dua kali penampilannya, dia selalu kalah.
 Saat berhadapan Bangsar Hawks, dia dipermalukan Ahmad Maziri 11-6, 6-11, 6-11, 7-11 (22/11). Ini membuat Ampang Jaya takluk 1-2.
 Di hari yang sama saat berhadapan dengan Puchong United, Kelvin kembali menyerah 5-11, 11-7, 6-11, 4-11 kepada Vincenth Puah pada (22/11).  Hanya, kekalahan itu tak membuat klubnya kembali tumbang. Ampang Jaya unggul 2-1.
 Hasil tersebut sudah cukup membuat klub tersebut menembus babak utama. Dalam penampilan di babak bergengsi, posisi tunggal sudah tak lagi dipercayakan kepada Kelvin.
 Sebagai gantinya, ada dua pebulu tangkis Goh Giap Chin dan Andrew Liw dipercaya turun ke lapangan ketika Ampang Jaya menang 5-1 atas Bangsar Hawks (27/11). Ini sekaligus membalas kekalahan di kualifikasi. Di babak ini, nomor tunggal putri, mereka mengandalkan pebulu tangkis Indonesia Aprilia Yuswandari yang ikut menyumbangkan angka.
 Pada 30 November, Ampang Jaya kembali memetik kemenangan. Kali ini, Kajang yang dikalahkan 4-2. Goh Giap Chin ikut menyumbangkan poin, sementara Kelvin yang kembali tampil, harus menelan kekalahan. Di Kajang,  ada nama pebulu tangkis senior spesialis ganda Hendra Setiawan, yang ikut memetik kemenangan ketika berhadapan dengan Ong Soon Hock.
 Nah, saat berhadapan dengan Klang United (3/12), Sony baru turun ke lapangan. Dia baru bisa tampil karena berlaga di Hongkong Grand Prix dan Makau Grand Prix Gold.
 Dalam debutnya di Purple League, Sony dipaksa memeras keringkat oleh pebulu tangkis Singapura Derek Wong 6-11, 11-6, 11-10, 8-11, 11-3.
 Kemenangan ini membuat Sony mambalas kekalahan yang ditelannya dalam Kejuaraan Dunia di Tiongkok 2013. Saat itu, dia dipermalukan 22-24, 16-21. Donasi Sony ini ikut memberi andil kepada Ampang Jaya untuk bisa mengalahkan Klang United 4-2. Aprilia juga kembali mendonasikan poin.
 Dengan tiga kali kemenangan, Ampang Jaya pun berada di posisi ketiga. Klub itu hanya kalah poin menang kalah di tiga partai oleh Muar City dan Puchong United. (*)

Kembali ke Posisi Terbaik

YESS:Edi Subaktiar/Gloria Emmanuelle Widjaja
LOMPATAN berarti dilakukan pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emmanuelle Widjaja. Pasangan muda Pelatnas Cipayung tersebut kini duduk di posisi 33 dunia.
 Artinya, dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 4 Desember 2014,Edi/Gloria melonjak 18 setrip dari pekan sebelumnya. Capaian ini tak lepas dari hasil yang dipetik dari Makau Grand Prix Gold 2014.
 Dalam turnamen yang dilaksanakan pekan lalu itu, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut mampu naik ke podium juara. Dalam final yang dilaksanakan Minggu (30/11) tersebut, Edi/Glorioa mengalahkan unggulan kedua asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Vanessa Neo dengan tiga game yang seru 21-15, 29-30, 22-20.
 Hasil dari pulau yang pernah menjadi koloni Portugal tersebut membuat pebulu tangkis yang pernah sama-sama menyandang gelar juara dunia tersebut membawa pulang 7000 poin. Berada di posisi 33 dunia juga menjadi capaian terbaik Edi/Gloria. Menariknya, posisi yang sama pernah ditempati mereka 6 November lalu.
 Selama 2014, mereka sudah tampil dalam sembilan turnamen. Hasilnya, paling mentok hanya mampu menembus babak semifinal. Itu dilakukan di empat turnamen yakni Malaysia Grand Prix Gold, Indonesia Grand Prix Gold, dan Belanda Grand Prix. Satu lagi adalah Bulgaria Internasional.
 Posisi Edi/Gloria ini juga membuat mereka  di bawah Tontowi Ahmad/Liliyana Narsir (keempat), Riky Widianto/Richi Dili Puspita (10), Praveen Jordan/Debby Susanto (12), Markis Kido/Pia Zebadiah (16), dan Muhammad Rijal/Vita Marissa (17).
 Ranking tertinggi dunia masih ditempati pasangan Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei. (*)

Malaysia Ingin Tarik Rexy Lagi

MASA LALU: Rexy Mainaky saat menangani Malaysia.

ASOSIASI Bulu Tangkis Malaysia (BAM) tak mau main-main dalam membangun kekuatan bulu tangkisnya.  Mereka sukses mendatangkan legenda asal Denmark Morten Frost Hansen untuk dijadikan sebagai Direktur Teknik.
 Juara tunggal putra All England empat kali itu akan mulai bekerja Maret mendatang. Namun, itu belum juga membuat BAM puas.
 Kali ini, bidikan diarahkan ke Rexy Mainaky. Tentu, ini menjadi sinyal yang bahaya bagi PP PBSI.
 Alasannya, sampai saat ini, dia masih berstatus sebagai Kabidbinpres PP PBSI. Di tangan lelaki asal Ternate, Maluku Utara, tersebut, bulu tangkis Indonesia hampir kembali ke masa kejayaan.
 Dia mampu mengantarkan bulu tangkis menjadi penyumbang emas bagi kontingen Indonesia dalam Asian Games 2014 melalui Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di nomor ganda putra dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di ganda putri.
 Keseriuan BAM menggaet  Rexy pun tak main-main. Sebuah media Malaysia memberitakan bahwa Rexy telah bertemu dengan Presiden BAM Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Arif  untuk membicarakan kemungkinan kembalinya peraih emas nomor ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Subagdja tersebut..
 Malaysia memang bukan negeri yang asing bagi Rexy. Selama 7,5 tahun hingga 2012, dia berada di sana.  Di bawah polesannya, muncul pasangan tangguh Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.
Mereka diantarkan Rexy mampu meraih emas Asian Games 2006 dan beberapa turnamen bergengsi dengan salah satunya turnamen bergengsi All England 2007.
 Selain Rexy dan Morten, BAM juga mengikat dua pelatih asal Tiongkok– He Guo Quan dan Zhou Yang – pada Oktober lalu. Guo Quan merupakan pelatih Lin Dan, juara dunia lima kali nomor tunggal putra, saat masih junior. Besar kemungkinan, Guo akan memoles tunggal putra.
 Masih ada juga nama Hendrawan.Mantan juara dunia asal Indonesia itu sudah enam tahun menangani tim pelapis Malaysia. (*)

Penerus Tradisi di Makau

MELAJU: Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja

TRADISI juara nomor ganda campuran dalam Makau Grand Prix Gold kembali terjaga. Ini setelah pasangan muda Pelatnas Cipayung Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja  menang tiga game yang menegangkan 21-15, 29-30, 22-20 atas pasangan Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo dalam pertandingan final yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (30/11).
 Sayangnya, kemenangan itu gagal diikuti pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Di babak pemungkas, mereka dipaksa mengakui ketangguhan unggulan kedua asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart 21-19, 22-20.
 Sebelumnya, dalam tiga tahun beruntun, Indonesia selalu memenangi nomor ganda campuran melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2010, 2011, dan 2012. Tahun lalu,keduanya tak ikut ambil bagian. Gelar juara 2013 jatuh ke tangan wakil Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong.
 Bagi Edi/Gloria, juara di Makau ini menjadi capaian tertinggi sekaligus menjadi gelar perdana. Pasangan ini mulai dipasangkan sejak tahun lalu. Harapannya, Edi/Gloria mampu meneruskan kejayaan nomor ganda campuran Indonesia di kancah internasional.
 Secara individu, sebenarnya Edi dan Gloria punya status juara dunia di nomor ganda campuran. Bedanya, Edi juara pada 2012 saat berpasangan dengan Melati Daeva Oktaviani. Sementara, Gloria melakukannya pada 2011 ketika dipasangkan dengan Alfian Eko Prasetya. Saat ini, Alfian berpasangan dengan Melati.
 Hasil di Makau Grand Prix Gold 2014 bakal mengerek peringkat Edi/Gloria. Dalam rilis terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), mereka ada di posisi 51 dunia. Capaian terbaik keduanya adalah menembus ranking 33 dunia pada 6 November lalu. (*)

Jalan Edi Subaktiar/Gloria Emmanuelle Widjaja juara
Babak I: Wong Fai Yin/Mei Kuan Chow (Malaysia): 21-10, 21-15
Babak II: Tang Chun Man/Chan Kaka (Hongkong): 21-19, 21-17
Perempat final: Lu Ching Yao/Hsuan-Yu (Taiwan/Australia): 21-18, 21-18
Semifinal:Huang Kaixiang/Huang Dongping (Tiongkok) 21-15, 18-21, 22-20
Final: Dannya Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura): 21-15,29-30, 22-20

Dari Malaysia Langsung ke Axiata

BELA BANGSA: Hendra Setiawan (foto: yonex)
HENDRA Setiawan seperti tak punya lelah. Dia bisa langsung turun dalam dua event yang jadwalnya nyaris berbarengan, Axiata Cup 2014 dan Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang akrab disebut Purple League 2014.
 Di Purple Cup, pebulu tangkis senior spesialis ganda ini membela Kajang. Bahkan, dalam dua kali penampilannya, Hendra yang berpasangan dengan Ong Soon Hock selalu memberikan kemenangan bagi Kajang. Saat tampil pertama melawan Klang United (28/11),  Hendra / Soon Hock melibas Mohd Fairuizuan/Nelson Heg dengan 11-10, 11-8, 11-10.
 Sayang, donasi poin tersebut tak mampu menolong timnya dari kekalahan. Kajang menyerah 2-4.
Dua hari  kemudian (30/11), Kajang kembali turun lapangan menghadapi Klang United. Hendra/Soon Hock kembali memetik kemenangan atas Muhammad Amzzar /Tay Ken Yew (Ampang Jaya) 11-9, 11-8, 9-11, 11-8. Seperti di laga sebelumnya, Kajang kembali menelan malu dengan takluk 2-4.
 Ya, dalam Axiata Cup yang tengah berlangsung di Jakarta, juara dunia 2007 dan 2013 itu belum sekalipun turun ke lapangan. Menariknya, dua pasangannya saat menjadi juara, Markis Kido (2007) dan Mohammad Ahsan (20013), bertandem di lapangan membela Indonesia.
 Mereka selalu memberikan poin bagi setiap penampilannya. Ketika berhadapan dengan ganda India yang membela Asia All-Stars (27/11) , Kido/Ahsan unggul 21-15, 21-16 atas Manu Attri/Sumeeth Reddy. Donasi satu poin membuat Indonesia batal malu karena ditahan imbang 2-2.
 Sehari kemudian ketika berhadapan dengan Vietnam, pasangan yang belum pernah turun di ajang resmi itu melibas Bao Minh/Huynh Nguyen Kang 21-11, 21-15. Indonesia pun menang 4-0.
 Pada Sabtu (29/11),Kido/Ahsan menyikat ganda Malaysia Tan Boon Heong/Tan Wee Kiong 21-17, 21-13 dan membuat merah putih menyapu bersih empat partai. Kemudian, mereka diistirahatkan saat Indonesia mempermalukan Filipina 4-0. Posisinya digantikan Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya. Sinyo, sapaan karib Markus Fernaldi, merupakan pasangan tetap terakhir dari Kido.
 Nah, pada Senin (1/12), Hendra baru turun ke lapangan membela Indonesia di ajang Axiata Cup 2014. Dia pun berpasangan dengan tandem lamanya, Kido. Hasilnya, pasangan Singapura Hendra Wijaya/Hee Yong disikat 21-19, 21-10 yang membuat Indonesia menang 4-0. (*)

Jadwal Indonesia di Penyisihan Axiata Cup 2014
2 Desember 2014: v Europe All-Stars
3 Desember 2014: v Thailand  

Saatnya Ade/Wahyu Unjuk Kemampuan

Ade Yusuf/Wahyu Nayaka (foto:zimbio)

SEMPAT berhembus kabar pasangan Ade Yusu/Wahyu Nayaka bakal dipisah. Bahkan, salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa Ade pun akan dipulangkan ke klub asalnya, Wima Surabaya.
 Ini seiring dengan jebloknya performa Ade/Wahyu.Selama 2014, mereka belum pernah naik ke podium juara.Beda dengan 2013, saat itu, keduanya mampu meraih dua  gelar yakni di Iran Challenge dan Belanda Grand Prix.
  Di Iran, Ade/Wahyu ,menundukkan rekannya sendiri di Pelatnas Cipayung, Ronald Alexander/Selvanus Geh dengan 21-19, 13-21, 22-20. Mereka mengulanginya di Negeri Kincir Angin, julukan Belanda, berkat kemenangan 14-21, 21-18, 21-17 yang juga atas teman sepelatihan, Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi.
 Sementara, pada 2014, capaian terbaik adalah menembus babak semifinal Indonesia Grand Prix Gold 2014. Dalam event yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, tersebut, Ade/Wahyu dihentikan oleh pasangan nonpelatnas Markis Kido/Markus Fernaldi dua game langsung 13-21, 19-21.
 Selain itu,,, untuk level super series dan super series premier, sinar prestasi mereka seakan redup. Di Korea Super Series, Malaysia Super Series, All Englang Super Series Premier, India Super Series, Singapura Super Series,  Indonesia Super Series Premier, dan Prancis Super Series langkah Ade/Wahyu seakan terasa berat untuk bisa menembus babak-babak akhir.
Bahkan, di Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Prancis, keduanya langsung tersungkur dalam penampilan perdana. Sedangkan di Korea,All England, dan India,Ade/Wahyu sudah terhenti dalam penampilan kedua.
Capaian yang kurang moncer itu pun membuat ranking mereka hanya berkutat di luar 20 besar dunia.  Posisi terbaik yang ditempati pasangan beda klub itu pun ‘’hanya’’ di 22 besar dunia. Dari ranking terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 27 November, mereka terjerambab di posisi 36.
 Namun, tak menutup kemungkinan, posisi mereka bakal naik. Alasannya, di Makau Grand Prix Gold 2014, Ade/Wahyu mampu menembus babak semifinal.
 Itu setelah pasangan yang mulai digandengkan 2012 itu menundukkan Andrew Ellis/Peter Mills (Inggris) dengan 21-15, 21-19 pada pertandingan perempat final di Makau pada Jumat waktu setempat (28/11). Untuk bisa menembus semifinal,Ade/Wahyu harus bisa melibas Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart.
 Bagi pasangan merah putih, kans menembus final tetap terbuka Ade/Wahyu pernah mengalahkan ganda Negeri Singa, julukan Singapura, di Indonesia Challenge 2012 dengan 21-18,17-21, 21-17. (*)