OPTIMISTIS: Wong Wing Ki (foto: sidiq) |
Tapi, Wing Ki punya nilai plus dibandingkan kompatriotnya (rekan satu negara) tersebut. Lelaki kelahiran 18 Maret 1990 tersebut mempunyai darah Kota Pahlawan.’
‘’Saya punya darah Indonesia murni. Ibu saya dari Surabaya sedangkan ayah dari Sumedang,’’ kata Wing Ki saat ditemui pada Sabtu (2/2).
Bahkan, saat kecil, dia pernah diajak ibunya ke ibu kota Jawa Timur itu. Sayang, lelaki yang awal tahun lalu sukses menembus semifinal Korea Super Series Premier tersebut lupa kampung asal ibunya.
‘’Ibu yang tahu pasti. Saya lupa karena ini kali kedua saya datang ke Surabaya,’’ ucap Wing Ki dalam bahasa Inggris.
Dia mengaku sangat gembira begitu mendapat tawaran berlaga di SBI 2013 dengan membela klub Surabaya. Baginya, Surabaya juga merupakan kampung halaman.
‘’Hanya, saya lahir di Hongkong. Saya pun bisa sedikit bahasa Indonesia,’’ terang dia.
Tapi, dia tahu berbahasa Indonesia pun dari ayah dan ibunya. Karena, pasangan yang membuatnya lahir ke dunia tersebut selalu memakai bahasa Mandarin sebagai bahasa percakapannya.
‘’Saya biasanya Bahasa Indonesia saat belajar bulu tangkis di Jakarta beberapa waktu lalu. Yang pasti, saya sangat bahagia bisa datang ke Surabaya dan bisa membela klub dari kota asal ibuku,’’ ucap Wing Ki.
Di Suryanaga, Wing Ki bakal menjadi tunggal ketiga. Pertimbangannya, tunggal pertama ditempati Sony Dwi Kuncoro yang kini duduk di ranking keempat serta Hu Yun.
Nah, sebagai tunggal ketiga, besar kemungkinan, Wing Ki akan berhadapan dengan mantan tunggal terbaik Indonesia Taufik Hidayat. Syaratnya, jika Suryanaga bersua dengan klub Taufik, SGS Bandung. Jika ini terjadi, bisa di babak semifinak ataupun final, partai tersebut merupakan ulangan SBI 2011. Saat itu, Suryanaga kalah 2-3 dan merelakan gelar beregu putra lepas.
‘’Hanya, saya kurang beruntung. Selama enam kali pertemuan, saya belum pernah menang,’’ terangnya sambil tertawa.
Namun, di SBI 2013 ini, dia optimistis bisa menang. Alasannya, usia Taufik yang merambat tua membuat kecepatannya jauh berkurang. (*)