WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Harus Rasakan Turnamen Level Bawah

PP PBSI tahu diri. Induk organisasi bulu tangkis di Indonesia tersebut tak mau memaksakan tunggal putrinya berlaga di level atas.

Setelah mengirim Dinar Dyah Ayustine dkk ke Vietnam International Challenge 2018 dan juara. Kini, harapan serupa terjadi di New Orleans Open 2018 yang dilaksanakan di Prancis.
 Dalam ajang yang masuk kategori super 100 tersebut , di tunggal kaum hawa PBSI mengirimkan Gregoria Mariska Tunjung dan Ruselli Hartawan.

Dengan ranking 49 dunia, Gregoria ditempatkan sebagai unggulan kedelapan. Di babak I, juara dunia junior ini akan ditantang wakil Denmark Julie Dawal. Ini menjadi pertemuan dari kedua atlet. Sementara. Ruselli, yang berstatus nonunggulan, melawan Ksenia Polikarpova.

Sejak digulirkan pada 2012, belum ada wakil Indonesia yang menjadi juara di New Orleans Open. (*)

Bukan Kelasnya Kento

DIA menjadi pahlawan saat Jepang untuk kali pertama menjadi juara Piala Thomas 2014. Di semifinal, seorang Kento Momota memastikan kemenangan negaranya atas Tiongkok dengan skor telak 3-0.

Kento mampu mengandaskan perlawanan wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, Du Pengyu, dengan 23-25, 21-18, 21-14. Dua hari kemudian di babak final yang dilaksanakan di Siri Complex Sport, New Delhi, India, (25/5/2014), dia menyumbangkan satu angka berkat keunggulan 21-15, 21-17 atas Chong Wei Feng.

Sayang, petaka terjadi 2016. Federasi bulu tangkis Jepang menjatuhkan sanksi karena terbukti melakukan judi ilegal. Imbasnya, ranking dunianya yang berada di posisi kedua terus merosot.

Saat kembali dari sanksi, kerja keras harus dilakukan pebulu tangkis 26 tahun tersebut. Dia memulai kejuaraan dari babak kualifikasi.
 Gelar juara pun beberapa sempat kembali diraih. Hanya, itu bukan di ajang bergengsi, super series dan super series premier.

 Pada 2018, Kento sempat nihil gelar. Tapi, itu terobati di Vietnam International Challenge.

Dalam final yang dilaksanakan di Hanoi pada Minggu waktu setempat (25/3/2018), Kento menundukkan Goh Giap Chin (Malaysia) dengan dua game mudah 21-9, 21-15. (*) 

Untung Masih Ada Dinar

DINAR Dyah Ayustine menyelamatkan muka Indonesia di Vietnam International Challenge 2018. Dia sukses naik ke podium juara nomor tunggal putri dalam turnamen yang masuk level challenge tersebut.

Dalam final yang dilaksanakan Minggu (25/3/2018) di Hanoi, Dinar mengalahkan Asuka Takahashi dari Jepang dengan tiga game 13-21, 21-16, 21-14. Ini menjadi gelar perdana bagi pebulu tangkis yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut pada 2018. Bahkan, pada 2017, Dinar juga belum pernah merasakan manisnya naik podium terhormat.

Di Vietnam International Challenge, gelar yang diraih Dinar menghentikan puasa gelar di tunggal putri. Kali terakhir srikandi merah putih yang jadi pemenang di ajang tersebut adalah Hana Ramadhini pada 2013.

Sebenarnya tahun ini, Hana kembali turun. Bahkan, dengan ranking yang dimiliki, 40, dia menempati unggulan teratas.

Sayang, langkahnya terhenti di babak II. Hana dipaksa harus mengakui ketangguhan Liang Ting Yu dari Taiwan dengan rubber game 19-21, 21-12, 17-21. (*)

Tak Percaya Bisa Pertahankan Gelar

RAIHAN sukses pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon terus berlanjut. Mereka berhasil naik podium juara di ajang All England 2018 BWF World Tour Super 1000.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Arena Birmingham, Kevin/Marcus mempermalukan rival beratnya, Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark), dengan 21-18, 21-17. Ini membuat pasangan ranking satu dunia ini mempertahanan gelar yang mereka raih tahun lalu.

Kevin/Marcus terus melanjutkan dominasi mereka dengan permainan yang kaya akan pukulan-pukulan ‘ajaib'. Tak jarang penonton berdecak kagum.

“Tentunya senang bisa mempertahankan gelar, apalagi gelar yang bergengsi, jadi luar biasa. Kunci kemenangannya fokus poin demi poin, tidak membuat kesalahan sendiri, seminim mungkin lah kami buat kesalahan, dan selalu fokus,” ujar Kevin setelah laga seperti dikutip media PBSI.

Marcus menambahkan, dia senang sekali bisa juara All England lagi. Apalagi, putra pelatih Kurnia Hu ini tidak menyangka juga bisa juara dua kali.

''Memang agak susah jalannya, tidak gampang banget,” kata Marcus.

Seperti sudah diperkirakan, pertandingan kedua pasangan memang selalu berlangsung sengit. Boe/Mogensen bisa dibilang lawan terberat Kevin/Marcus yang belum terkalahkan sejak China Open Super Series Premier 2017.

“Kami enjoy melakukan semuanya, happy, tidak ada tekanan. Tiap main jadi fokus satu demi satu dan lakukan yang terbaik,” tambah Marcus ketika ditanya rahasia suksesnya dan Kevin.

Pebulu tangkis yang juga akrab disapa Sinyo ini memuji lawan yang tampil lebih baik, tidak seperti pertemuan terakhir di China Open 2017. Buktinya, mereka sudah mendapat poinnya. 

''Mereka sepertinya lebih siap menghadapi kami,” tutur Marcus.


Kemenangan ini sekaligus membuat Kevin/Marcus memperbaiki catatan rekor pertemuan mereka dengan Boe/Mogensen menjadi 4-4.


 Dengan hasil ini, kelima sektor di All England 2018 dimenangkan oleh lima negara yang berbeda

Distribusi Gelar All England 2018

Ganda Campuran
Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) vs Zheng Siwei/Huang Yaqiong (5/Tiongkok) 15-21, 22-20, 21-16

Tunggal Putri
Tai Tzu Ying (1/Taiwan) vs Akane Yamaguchi (2/Jepang) 22-20, 21-13

Tunggal Putra
Shi Yuqi (7/Tiongkok) vs Lin Dan (6/Tiongkok) 21-19, 16-21, 21-9

Ganda Putri
Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (3/Denmark) vs Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (4/Jepang) 21-19, 21-18

Ganda Putra
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1/Indonesia) vs Mathias Boe/Carsten Mogensen (2/Denmark) 21-18, 21-17

Peraih Perunggu Olimpiade 2012 Tutup Usia


BULU tangkis Korea Selatan berduka.Salah satu mantan andalanya, Jhung Jae-sung, tutup usia pada Jumat waktu setempat dengan usia yang masih muda, 35 tahun.

Kali pertama, jenazah Jae-sung ditemukan oleh istrinya pada pagi hari. Belum diketahui penyebab kematian mantan pasangan legenda ganda putra dunia, Lee Yong-dae,tersebut. Hasil otopsi akan diumumkan pada Sabtu besok. Hanya di berbagai sumber disebutkan bahwa Jae-sung terkena serangan jantung.

Bersama Yong-dae, mereka merupasalah salah satu pasangan tangguh dunia.  Mereka pernah meraih medali perunggu di Olimpiade London 2012.

Di pesta olahraga empat tahunan tersebut, Jae-sung/Yong-dae dikalahkan Mathias Boe/Cartsen Mogensen (Denmark) di babak semifinal. Namun, di perebutan perunggu, mereka melibas pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.

"Saya sangat sedih mendengar berita itu. Dia selalu fit saat sebagai pemain,'' kata Boon Heong seperti dikutip media Malaysia.

Ucapan belasungkawa juga dilontarkan mantan tunggal putra terkuat dunia asal Malaysia Lee Chong Wei. Dia mendoakan agar istri dan dua anaknya tabah menghadapi kepergiaan Jae-sung.

Selain meraih perunggu Olimpiade London 2012, dia tercatat pernah menjadi finalis Kejuaraan Dunia 2007 dan 2009. (*)

Rombak Pasangan untuk Ikuti Jejak Gresyia/Apriani

SEKTOR ganda putri melakukan bongkar pasang. Tujuannya untuk menemukan komposisi terbaik.

Sebelumnya, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian menemukan kombinasi senior-junior Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris yang penampilannya kian membaik. Namun, Eng masih mencari satu hingga dua kombinasi lagi demi mengokohkan skuad ke Piala Uber 2018 dan Asian Games 2018.

Pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Yulfira Barkah terpaksa dipisah oleh Eng. Begitu pula Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani.

Kini, Nitya diduetkan dengan Ketut. Sedangkan Anggia bersama Meirisa Cindy Sahputri. Sementara Yulfira akan berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari yang baru akan come back usai absen panjang akibat cedera yang dialaminya di SEA Games 2017.

“Sampai saat ini saya melihat prestasi Anggia/Ketut belum konsisten, sedangkan mereka sudah cukup lama dipasangkan. Begitu juga Nitya/Yulfira yang progressnya stuck. Sedangkan target saya untuk Nitya adalah bisa mendekati kualitas dan prestasi seperti pada waktu berpasangan dengan Greysia,” jelas Eng seperti dikutip media PBSI.

Dia melihat Nitya dan Ketut bisa saling melengkapi dari segi kualitas individu dan kebutuhan sebagai partner di lapangan.  Yulfira yang merupakan pemain muda, dinilai Eng, masih butuh banyak jam terbang dan pengalaman untuk meningkatkan performanya. Yulfira pun perlu mengasah lagi kemampuannya untuk bersaing di level yang lebih tinggi.

Eng juga berharap Rosyita dapat menyesuaikan diri dengan atmosfer pertandingan yang sudah lama tak dirasakannya dalam beberapa bulan terakhir akibat pemulihan cedera.

“Yulfira masih butuh proses lagi, saya melihat tipe permainan Yulfira lebih cocok dengan Rosyita. Untuk Rosyita, masalah yang ada tinggal melepasakan trauma cedera saja, secara umum kondisi Rosyita sudah pulih,” ujarnya.

Pasangan-pasangan baru akan diberi kesempatan di beberapa turnamen untuk melihat hasil dan progressnya. Setiap turnamen akan ada target untuk pantauan.

''Tetapi khusus Nitya/Ketut tuntutannya tentu lebih tinggi dari pasangan yang lainnya,” beber Eng.

Sejumlah pasangan baru ini memiliki kesempatan untuk tampil di Asian Games 2018 sebagai ganda kedua. Greysia/Apriyani menjadi kandidat terkuat untuk mengisi slot ganda pertama.

“Untuk ganda kedua di Asian Games, masih terbuka untuk siapapun dengan dasar prestasi terbaik. Soal Piala Uber, saya masih melihat dulu kebutuhan dan hasil dari tournamen sampai batas waktu entry by name,” ujar Eng.

Nitya/Ketut, Anggia/Cindy dan Rosyita/Yulfira akan memulai debut mereka di turnamen Osaka International Challenge 2018 dan China Masters 2018 BWF World Tour Super 100. (*)

Bisa Lolos karena Unggul Rekor

HENDRA Setiawan/M. Ahsan memulai debut di German Open 2018 dengan mulus. Keduanya menundukkan wakil Inggris Marcus Ellis/Chris Langridge dengan dua game langsung 21-16, 21-14 di Mulheim-An-Der-Rhur pada Rabu waktu setempat (7/3/2018).

Kemenangan ini mengulangi sukses Hendra/Ahsan saat bertemu lawan yang sama dalam Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta. Ketika itu, mereka juga unggul straight game 21-16, 22-20.

Di babak kedua German Open 2015, Hendra/Ahsan akan menantang unggulan kelima Kim Astrup/Anders Rasmussen dari Denmark.Di atas kertas, wakil Indonesia akan memetik kemenangan.

Alasannya, Hendra/Ahsan tak pernah kalah dalam tiga kali pertemuan. Itu terjadi sebelum keduanya sempat diceraikan oleh PBSI usai Olimpiade Rio Agustus 2016.

Ya, karena sempat mengalami penurunan, keduanya sempat berpisah. Ahsan, yang masih berada di Pelatnas Cipayung, digandengkan dengan Rian Agung. Sedangkan Hendra, yang memutuskan menjadi pebulu tangkis profesional, memilih Tan Boon Heong asal Malaysia sebagai rekannya.

Sayang, penampilan bersama pasangan barunya itu tak memuaskan. Akhirnya, Hendra dan Ahsan pun kembali digandengkan.

Tujuannya agar nomor ganda Indonesia di pentas internasional tetap terjaga. Selain itu, keduanya juga diharapkan mampu melapisi pasangan muda Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon yang kini duduk di nomor satu dunia. (*)

Kesempatan Kedua Hendra/Ahsan

PBSI tak ragu lagi memasangkan Hendra Setiawan/M. Ahsan. Kali ini, keduanya diduetkan di German Open 2018.

Sebelumnya, pasangan juara dunia 2013 dan 2015 tersebut turun di India Open 2018 . Hasilnya, Hendra/Ahsan mampu menembus babak semifinal.

Hanya, langkah ganda senior ini dihentikan juniornya, Kevin Sanjaya/Marcus ''Sinyo'' Gideon. Penampilan tersebut menjadi debut keduanya setelah hampir dua tahun diceraikan.

Lama absen membuat Hendra/Ahsan kini terdampar di peringkat 171 dunia. Padahal, mereka pernah menjadi pasangan nomor satu dunia.

Di di babak I German Open 2018,Hendra/Ahsan ditantang wakil Inggris Marcus Ellis/Chris Langridge. Ini menjadi pertemuan kedua bagi kedua pasangan.

Pertemuan perdana terjadi di Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta. Ketika itu, Hendra/Ahsan menang 21-16, 22-20. Dalam ajang itu, pasangan senior merah putih tersebut akhirnya keluar sebagai juara. (*) 

Kembali Jumpa dengan Finalis Rio 2016

INDONESIA menambah wakil di ganda campuran dalam German Open 2018. Mereka yang lolos ke babak elite itu adalah pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeve Oktavianti.

Di babak kualifikasi yang dilaksanakan di Mulheim-An-Der-Rhur Selasa waktu setempat (6/3/2018), Praveen/Melati menang atas Kristoffer Knudsen/Isabella Nielsen dengan dua game langsung 21-14, 21-11. Satu kemenangan tersebut sudah cukup untuk menemani sesama pasangan Pelatnas Cipayung Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Di babak utama, tugas berat sudah menghadang Praveen/Melati. Pasangan yang berasal dari satu klub, Djarum Kudus, tersebut bersua dengan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Pasangan Malaysia tersebut merupakan peraih perak Olimpiade Rio 2016. Saat itu, di final, Soon/Ying menyerah kepada wakil Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Pertemuan Praveen/Melati dengan ganda negeri jiran tersebut merupakan kali kedua. Hasilnya, mereka menang di India Open 31 Januari 2018 lalu dengan tiga game 12-21, 21-15, 21-15. (*)    

Panaskan Mesin di German Open

DUA tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting dan Jonatan Christie, panasi mesin. Keduanya tampil dalam German Open 2018 yang berlangsung pekan ini.

Turnamen tersebut menjadi ajang pemanasan sebelum berlaga di event lebih bergengsi, All England 2018, pekan depan. Tujuannya di kejuarana dunia tak resmi itu Anthony dan Jonatan bisa mengibarkan sang saka Merah Putih.

 Dari undian German Open 2018yang dirilis, di babak I, keduanya berhadapan dengan lawan yang tak terlalu berat. Anthony, yang diunggulkan di posisi kelima, berjumpa dengan wakil kualifikasi. Sedangkan Jonatan, unggulan kedelapan, dijajal wakil India Sai Praneeth.

 Meski unggulan kelima tapi Jonatan pantang menganggap enteng lawan. Praneeth pernah mengalahkan dia di final Thailand Open 2017 dengan 21-17, 21-18, 21-19.

Sejak dilaksanakan 2000, belum ada satu pun wakil Indonesia yang bisa menjadi juara tunggal putra di German Open. (*)

Yes, Pertahankan Gelar Beregu Putra

KEMENANGAN 3-1 atas Tiongkok membawa tim Indonesia menuju podium juara beregu putra Kejuaraan Asia 2018. hasil ini membuat merah putuh berhasil mempertahankan gelar yang diraih dua tahun lalu di Hyderabad, India.


Pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Rian Agung Saputro menjadi penentu kemenangan tim. Mereka meraih kemenangan di partai keempat atas Han Chengkai/Zhou Haodong dengan 21-14, 21-19.

“Dari awal kami memang sudah siap dengan permainan bola-bola depan, sesuai dengan instruksi pelatih,” kata Hendra usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Sebelumnya, Jonatan Christie menjadi pembuka jalan dengan merebut angka pertama dari Shi Yuqi dengan skor 16-21, 21-17, 21-18. Pasangan Mohammad Ahsan/Angga Pratama menang dua game langsung atas He Jiting/Tan Qiang dengan skor 21-19, 21-18.


Langkah sempat tersendat ketika Anthony Sinisuka Ginting yang turun di partai ketiga harus mengakui keunggulan Qiao Bin dalam permainan rubber game dengan skor 12-21, 21-11, 14-21.

 Sementara itu, Susy Susanti mengapresiasi kerja keras tim putra hingga berhasil mempertahankan gelar. Apalagi kondisi tim tidak seratus persen karena ada beberapa pemain yang cedera. Pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tidak diturunkan karena Marcus mengalami cedera perut. Sedangkan Anthony Sinisuka Ginting pun tengah menderita cedera engkel kanan.

“Terima kasih buat tim dan ofisial yang sudah kerja keras sehingga kita bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Ini kado yang indah untuk ulang tahun saya hari ini. Untuk di Piala Thomas, satu-satu dulu ya. Di awal target kami lolos dulu ke putaran final di Bangkok, ternyata hasilnya bisa maksimal,” kata Susy.

Sementara itu, tim putri Indonesia mendapat medali perunggu setelah di semifinal dikalahkan Jepang dengan skor 0-3. Jepang akhirnya memenangkan titel juara beregu putri usai mengalahkan Tiongkok dengan skor 3-0. (*)

Lolos, Tantang Unggulan Teratas

TIKET semifinal diraih tim putri Indonesia di Kejuaraan Asia 2018. Dalam pertandingan perempat final di Alor Setar, Kedah, Malaysia, Jumat waktu setempat (9/2/2018) Fitriani dkk menang 3-1 atas India.

Merah putih sempat tertinggal ketika Fitriani yang dipercaya sebagai tunggal pertama menyerah kepada Pusarla V. Sindhu dengan dua game langsung 13-21, 22-24. Ini membuat dia tak pernah menang dari Sindhu selama empat kali perjumpaan.

Semangat wakil Indonesia kembali bangkit. Penyebannya, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menang dua game langsung 21-5, 21-16 atas Ashwini Ponnappa/Sikki N Reddy 21-5, 21-16.

Hanna Ramadini yang dipercaya turun di partai ketiga pun tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Dia menghentikan perlawanan Sri Krishna Priya Kudaravalli dengan 21-8 21-15. Skor berubah menjadi 2-1 bagi Indonesia.

Nah, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani menjadi penentu kemenangan atas India. Mereka melibas Sanyogita Ghorpade/Pusarla V Sindhu, dalam dua game langsung 21-9, 21-18

“Kami nggak kepikirian apa-apa, mikirnya cuma mau kasih yang terbaik. Kalau sudah melakukan yang terbaik, pasti hasilnya akan baik juga. Di game pertama kami memang menang cukup mudah, namun pada game kedua mereka lebih berani dan lebih menekan kami,” kata Anggia seperti dikutip media PBSI.

Dengan hasil ini, tim putri Indonesia di babak semifinal akan berhadapan dengan tim unggulan pertama yaitu tim Jepang. Kejuaraan Asia ini juga menjadi ajang kualifikasi putaran final Piala Uber 2018 yang akan dilaksanakan di Thailand pada Mei mendatang. (*)

Kejutkan Juara Bertahan Piala Uber

PRESTASI putri Tiongkok masih susah dibendung di sektor beregu putri. Buktinya,Negeri Panda, julukan Tiongkok, sudah 14 kali mengangkat Piala Uber sebagai lambang supremasi beregu kaum hawa tersebut.

Bahkan, dalam sembilan kali penyelenggaraan, Tiongkok hanya gagal pada 2010. Saat itu, gelar jatuh ke tangan Korea Selatan.

Ini pula yang membuat mereka langsung merebut tiket otomatis ke putaran final yang akan dilaksanakan di Thailand pada Mei mendatang. Sehingga Tiongkok memilih menyimpan kekuatan terbaik.

Tapi, negeri terpadat penduduknya di dunia tersebut tetap tak boleh dipandang sebelah mata.Wajar kalau Indonesia tak diunggulkan karena berada satu grup dengan Tiongkok di babak penyisihan.

Tapi, siapa sangka, di atas lapangan berkata lain. Secara mengejutkan Indonesia menang 3-2 atas Tiongkok dalam pertandingan penyisihan Grup Z di Alor Setar, Malaysia, Rabu waktu setempat (8/2/2018). 

Di partai pertama, Fitriani membuka jalan dengan menundukkan Chen Yufei 16-21, 21-12, 21-15. Angka kedua diamankan pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang mengalahkan Du Yue/Li Yinhui dengan 21-18, 21-12.

Gregoria Mariska Tunjung yang turun di partai ketiga, harus mengakui keunggulan He Bingjiao dalam dua game langsung, 21-23, 10-21.

Kemenangan pasangan ganda putri Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris atas Cao Tong Wei/Yu Zheng, membuat tim putri Indonesia memastikan posisi sebagai juara grup Z. Rizki/Della menang dua game langsung dengan skor 21-14, 19-21, 23-21.(*)

Tidak Ada Chen Long dan Lin Dan

DALAM dua edisi Piala Thomas, Tiongkok gagal menjadi juara. 2014 di New Delhi, India, mereka hanya sampai  babak semifinal.

Yang ironis pada 2016. Bermain di kandangnya sendiri di Kunshan, Negeri Panda, julukan Tiongkok, malah dijegal Korea Selatan 1-3 di babak perempat final.

Kini, Tiongkok harus berjuang dari babak kualifikasi. Sebab, jatah juara bertahan menjadi milik Denmark. Sedangkan kuota lolos otomatis lainnya menjadi hak Thailand sebagai tuan rumah.

Artinya, negara terpadat penduduknya di dunia tersebut harus merebut kuota lolos dalam ajang kualifikasi yang dibarengkan dengan Kejuaraan Asia 2018 yang dilaksanakan di Alor Setar, Kedah, Malaysia.

 Meski bukan tugas ringan, tapi juara sembilan kali Piala Thomas tersebut tak menurunkan kekuatan terbaik. Tunggal putra andalannya, Chen Long dan Lin Dan, tak dimasukan tim. Begitu juga dengan pasangan nomor tiga dunia Li Junhui/Liu Yuchen.

 Di antara jajaran pebulu tangkisnya yang dikirim, Shi Yuqi menjadi atlet dengan ranking tertinggi. Dia ada di posisi kedelapan dunia di nomor tunggal putra.

 Meski tak komplet, tapi di laga penyisihan Tiongkok masih tangguh. Berada di Grup A, mereka mengalahkan Singapura dengan skor telak 5-0. (*)

Malu Besar Tuan Rumah



PIL pahit harus ditelan tim putra Malaysia di Kejuaraan Asia 2018. Bermain di kandang sendiri, Lee Chong Wei dkk menyerah 2-3 dari Thailand dalam pertandingan penyisihan Grup C di Alor Setar pada Selasa waktu setempat (6/2/2018).

Chong Wei memberikan asa tuan rumah menang. Di partai pertama tunggal putra, mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut menundukkan Khosit P. dengan dua game langsung 21-13, 21-9.

Di partai kedua, peraih perak Olimpiade Rio 2016, pasangan Tan Wee Kiong/Goh V Shem dipermalukan Kittinupong/Dechapol dengan tiga game 21-16, 19-21, 20-22. Negeri serumpun dengan Indonesia itu kembali unggul.

Tunggal keduanya, Lee Zii Jia, melibas Suppanyu dengan 21-14, 21-12. Tapi, Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, kembali menyamakan kedudukan dari nomor ganda. Pasangan Tinn Isriyanet/Kittisak menundukkan Ong Yw Sin/Teo Ei Yi dengan mudah 17-21, 11-21.

Di laga pemungkas, Iskandar Zulkarnain tampil di bawah form. Dia menyerah mudah 13-21, 14-21 dari Kanthapon.

Di Kejuaraan Asia 2018 yang juga menjadi ajang kualifikasi lolos ke putaran final 2018, Malaysia memang target tinggi. Mereka ingin menembus babak semifinal. (*)

Tetap Turunkan Kekuatan Terbaik

INDONESIA tak mau menganggap remeh Maladewa. Buktinya, merah putih menurunkan kekuatan terbaik.

Hanya di ganda putra kedua saja, penggawa Cipayung menampilkan racikan coba-coba Angga Pratama/Hendra Setiawan. Selebihnya merupakan andalan.

Di tunggal putra, Indonesia menurunkan trionya, Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana. Bahkan, pasangan ganda putra nomor satu dunia Marcus Gideon Fernaldi/Kevin Sanjaya diberi kesempatan turun.

Mereka menyumbang angka kemenangan kelima bagi tim putra Indonesia. Hasilnya, Hendra dkk menang telak 5-0 dalam penyisihan Grup D Kejuaraan Asia 2018 di Alor Setar, Malaysia, Selasa waktu setempat.

 Kevin/Marcus mengalahkan pasangan Hussein Zayan Shaheed/Hassan Afsheem Shaheem dengan skor 21-10, 21-10. Prestasi Kevin/Marcus di pertandingan individu memang tak perlu diragukan lagi, mereka tengah berada di top performance .

Akan tetapi di sejumlah pertandingan beregu, Kevin/Marcus masih kurang beruntung. Di ajang Piala Sudirman 2017, Kevin/Marcus dikalahkan Mathias Boe/Carsten Mogensen dalam laga melawan tim Denmark.

Dalam penyisihan grup di putaran final Piala Thomas 2016, Kevin/Marcus juga sempat menderita kekalahan dari Puavaranukroh Dechapol/Bodin Issara yang mewakili Thailand.

“Kalau buat saya, pressure di beregu dan perorangan sama saja, saya mencoba menikmati tiap pertandingan. Tiap pertandingan itu kan ada faktor luck, waktu itu kami kurang lucky saja,” kata Kevin seperti dikutip media PBSI.
Kevin/Marcus mengaku optimis dengan peluang Indonesia di Kejuaraan Asia 2018. “Walaupun Indonesia turun full team, tapi tim lain juga punya materi pemain yang bagus. Semua punya peluang,” tambah Kevin. (*)

 Hasil Pertandingan Indonesia v Maladewa  5-0 :

1.Jonatan Christie vs Hussein Zayan Shaheed 21-3, 21-5

2.Anthony Sinisuka Ginting vs Ahmed Nibal 21-10, 21-3

3.Ihsan Maulana Mustofa vs Hassan Afsheem Shaheem 21-7, 21-4

4. Hendra Setiawan/Angga Pratama vs Mohamed Arsalaan Ali/Ahmed Nibal 21-8, 21-6

5. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon vs Hussein Zayan Shaheed/Hassan Afsheem Shaheem 21-10, 21-10

Pasangan Pertama Indonesia yang Juara

KEMAMPUAN Greysia Polii/Apriyani Rahayu mulai diperhitungkan. Gelar demi gelar mampu diraih keduanya. 

Terbaru, Greysia/Apriyani menjadi juara di India Open 2018. Titel juara diraih pasangan asal Pelatnas Cipayung tersebut usai mengalahkan Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand), dengan 21-18, 21-15 di New Delhi pada Minggu waktu setempat.

“Saya mengucap syukur Puji Tuhan kami bisa diberi kemenangan hari ini. Apalagi saya dalam kondisi batuk sejak final Indonesia Masters, dan ini tidak mudah buat saya, jaga fokus dan mindset kalau kami tetap bisa,” kata Greysia usai laga.

Lebih lanjut dikatakan Greysia, mereka berhasil mengevaluasi penampilan ketika kalah di laga final Daihatsu Indonesia Masters 2018.“Waktu itu kami dibawah tekanan dan terlalu menggebu-gebu ingin juara, ini yang nggak boleh. Kami ingin dapat ritmenya, kami harus banyak pengalaman lagi tampil di partai final,” ujar Greysia.

Gelar ini merupakan gelar ketiga bagi Greysia/Apriyani sejak pertama kali dipasangkan pada Mei 2017. Sebelumnya Greysia/Apriyani meraih gelar Thailand Open 2017 dan French Open Super Series 2017.

Selain itu, sekali kali pertama dilaksanakan 2008, belum ada wakil Indonesia yang meraih gelar di nomor ganda putri. (*)

Kevin/Marcus Belum Terbendung

PASANGAN ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon terus menunjukkan kekuatan. Mereka berhasil mencetak hat-trick di ajang India Open 2018. Prestasi yang sama dilakukan keduanya pada 2016 dan 2017.

Untuk tahun, di final yang dilaksanakan di New Delhi pada Minggu, Kevin/Marcus mempermalukan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), dengan 21-14, 21-16.

Gelar ini merupakan gelar kedua Kevin/Marcus di 2018. Pekan lalu, Kevin/Marcus baru saja menjadi juara Indonesia Masters 2018.

Dengan kemenangan ini, Kevin/Marcus pun tercatat meraih gelar juara di lima turnamen berturut-turut di China Open Super Series Premier 2017, Hongkong Open Super Series 2017, BWF World Super Series Finals 2017, Daihatsu Indonesia Masters 2018 dan India Open 2018 BWF World Tour Super 500.

Penampilan Kevin/Marcus sepanjang India Open 2018 pun cukup baik. Dalam perjalanan ke podium juara, Kevin/Marcus tak pernah kehilangan satu game pun.

“Pastinya senang bisa dapat gelar hat-trick di turnamen ini. Kami mengawali tahun 2018 dengan baik, semoga ke depannya kami bisa tampil lebih baik lagi dan meraih gelar juara. Kami harus bisa mengatur kondisi dengan jadwal turnamen yang padat seperti tahun ini,” ujar Marcus seperti dikutip media PBSI.

Indonesia meraih dua gelar juara dari ajang India Open 2018. Di ganda putri, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil menggondol gelar juara setelah menundukkan unggulan kedua, Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand), dengan 21-18, 21-15.

Sementara pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di final takluk dari unggulan kelima, Mathias Christiansen/Christinna Pedersen (Denmark), dengan 21-14, 21-15. (*)

Rekor sang Senior Lebih Bagus

SATU tempat ke babak final nomor ganda di India Open 2018 sudah menjadi milik Indonesia. Dua wakil merah putih, Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya dan Hendra Setiawan/M. Ahsan bertemu di babak semifinal.

 Di babak perempat final di New Delhi Jumat waktu setempat, kedua pasangan mengalahkan lawan-lawannya. Sinyo/Kevin yang ditempatkan sebagai unggulan teratas menang dua game yang ketat 21-19, 21-19 atas pasangan tuan rumah Manu Attri/Reddy B.

 Pertandingan ini merupakam kali ketiga. Hasilnya, Sinyo/Kevin tak pernah kalah.

   Sedangkan Hendra/Ahsan menghentikan perlawanan Chai Biao/Wang Zekang dengan 21-10, 21-19.Mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

 Dari rekor pertemuan sebelumnya, Hendra/Ahsan masih unggul dari Sinyo/Kevin. Pasangan senior ini menang dua kali dari tiga kali pertemuan.

 Lolosnya Hendra/Ahsan cukup mengejutkan. India Open 2018 merupakan debut keduanya setelah sempat berpisah selama hampir 1,5 tahun.

 Beda dengan Sinyo/Kevin, mereka tampil tahun ini dengan status juara bertahan. Selain itu, kemenangan di India akan membuat mereka semakin kokoh di peringkat teratas ganda putra.(*)

Hore, Ada Wakil di 10 Besar Dunia

INDONESIA kembali punya wakil di 10 besar tunggal putra. Anthony Ginting pas berada di posisi akhir top ten.

Dia naik enam setrip dari posisi pekan lalu. Capaian ini tidak lepas dari hasil di Indonesia Masters 2018.

Dalam ajang yang menyediakan hadiah total USD 350 ribu tersebut, Anthony keluar sebagai juara. Di final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (28/1/2018), dia menang atas Chou Tien Chen dari Taiwan.

Masuk jajaran sepuluh besar dunia menjadi capaian tertinggi bagi pebulu tangkis 21 tahun tersebut.Kali terakhir, wakil Indonesia yang bisa masuk jajaran bergengsi itu adalah Tommy Sugiarto.

Sayang, putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut labil. Kini, Tommy ada di ranking 28 dunia atau naik satu setrip dibandingkan pekan lalu. (*)