WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Pilih Hindari Ketemu Thailand

TUMPUAN: Liew Daren (foto: thestar)
LIEW Daren bukan tunggal putra andalan Malaysia. Tapi, dia optimistis mampu membawa Malaysia menembus babak final Axiata Cup 2013. Ya, pebulu tangkis berusia 26 tersebut menjadi andalan negeri jiran setelah Lee Chong Wei tak terdaftar namanya dalam skuad.
Pada babak semifinal yang dilaksanakan pada Sabtu (13/4), Malaysia akan bertemu antara Thailand dan Asia All-Stars. Mereka terhindar dari Indonesia karena menempati posisi dua teratas. Undian akan dilaksakan sehari sebelum pertandingan yang dilaksanakan di  Cheras Badminton Stadium tersebut.
Penampilan Daren memang masih labil. Capaian terbaiknya adalah menembus babak perempat final Malaysia Super Series 2013 pada Januari lalu.
Sayang, setelah itu,  dia gagal mengulanginya. Pada tiga turnamen berikut, dia sudah angkat koper pada babak-babak awal. Selain itu, penampilan Daren juga tak gemilang pada babak penyisihan. 
Dia kalah oleh wakil Thailand Tanongsak Saen¬som¬boonsuk di DBL Arena, Surabaya. Daren kembali menelan pil pahit atas pebulu tangkis gaek Korea Selatan yang membela Asia All-Stars Lee Hyun-il.
Kekalahannya pada babak ketiga Australia Grand Prix Gold diharapkan bisa memberikan keuntungan. Meski, dia mengakui penampilannya jeblok saat di Negeri Kanguru, julukan Australia.
‘’Saya kecapekan karena harus bepergian yang membuat sakit selama beberapa hari,’’ kata Daren seperti dikutip media Malaysia.
 Sekarang, dia berharap kondisi dan penampilannya bisa kembali dengan istirahat yang dijalani. Selain tentunya program latihan yang dilahapnya.
‘’Saya juga akan melihat rekaman pertandingan melawan Thailand dan Asia All-Stars guna belajar dari kesalahan yang sudah. Kalau boleh memilih, tak bersua dengan Thailand,’’ ungkap Daren.  (*)

Perjalanan Liew Daren selama 2013
Malaysia Super Series :
Babak I: Ajay Jayaram (India) 21-15, 21-11
Babak II: Taufik Hidayat (WO)
Perempat final: Jan O Jorgensen (Denmark x6) 21-19, 13-21, 17-21

All England Super Series
Babak I: Chen Jin (Tiongkok x5) 15-21, 21-19, 11-21

Swiss Grand Prix
Babak I: Mohmed Misbun (Malaysia) 21-14, 21-19
Babak II: Mohammad Arif Abdul Latif (Malaysia) 15-21, 17-21

Australia Grand Prix Gold
Babak I: Marianus Myhre (Norwegia) 18-21, 21-11, 21-11
Babak II: Riyanto Subagja (Indonesia) 21-19, 21-15
Babak III: Lee Dong-keun (Korsel) 14-21, 21-17, 15-21

Hanya Wisnu Yuli yang Berkeringat

TUNGGAL putra Indonesia melaju mulus ke babak II Selandia Baru Grand Prix 2013. Tak ada satu pun wakil merah putih yang terhenti langkahnya pada  penampilan perdana.
 Hanya, dari semua pebulu tangkis Indonesia, Wisnu Yuli Prasetyo yang harus memeras keringkat. Atlet pelatnas Cipayung binaan PB Surya Baja, Surabaya, tersebut harus tampil tiga game 21-18, 21-23, 21-16 untuk mematahkan perlawanan Kwong Beng Chan asal Malaysia di Auckland 10 April.
 Memang, kualitas Beng Chan memang tak bisa dianggap sebelah mata. Dia pernah menjadi anggota pelatnas Malaysia sebelum akhirnya memutuskan mundur pada Januari lalu.
 Bahkan, akhir Maret lalu, Beng Chan mampu menjadi juara Vietnam Challenge. Dalam final yang dilaksanakan di Hanoi, dia mampu mengalahkan pebulu tangkis Hongkong Ng Ka Long.
 Hasil babak pertama juga membuat terjadinya pertemuan sesama wakil Indonesia pada babak kedua. Unggulan teratas tunggal putra Simon Santoso bakal menghadapi pebulu tangkis muda usia Arief Ramadan.
 Penampilan Simon di Selandia Baru ini membuat dia absen menjadi tunggal putra dalam turnamen beregu Axiata Cup 2013 yang babak semifinal dan finalnya dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, 13-14 April ini.
 Saat ini, peringkat Simon tengah jeblok. Cedera membuat posisinya terjun bebas. Dari peringkat ketiga, pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut kini berada di posisi ke-21. Selain itu, pada  Australia Grand Prix Gold pekan lalu, dia sudah tersingkir pada babak awal. (*)
 
Hasil Wakil Indonesia (10/4)
Tunggal Putra: Simon Santoso (x1) v Lin Yu Hsien (Taiwan) 21-17, 21-15; Andre Kurniawan (x6) v Tan Vi Hen (Malaysia) 21-10, 21-15; Riyanto Subagja (x10) v Nathan Tang (Australia) 21-11, 21-10; Wisnu Yuli Prasetyo (x7) Kwong Beng Chan (Malaysia) 21-18, 21-23, 21-16; Evert Sukamta v Samuel Ho (Selandia Baru) 21-18, 21-9; Arief Ramadan v Brock Matheson (Selandia Baru) 21-13, 21-17;

Peserta Asing Serbu Piala Wali Kota Surabaya

OPTIMISTIS: Abdul Chodir (foto: sidiq)
GENGSI Kejuaraan Bulu Tangkis Piala Wali Kota 2013 terjaga. Para pebulu tangkis luar negeri kembali menyerbu event yang dilaksanakan di GOR Sudirman,. Surabaya, pada 4-9 Mei mendatang tersebut.
  Bahkan, empat negara sudah memastikan  jumlah pebulu tangkisnya yang akan ikut ambil bagian pada event berhadiah total Rp 158 juta tersebut. Mereka adalah India yang mengirim 10 pebulu tangkis, Malaysia (22), Jepang (39), dan yang terbanyak Korea Selatan  dengan 43 pebulu tangkisnya.
 ‘’Tahun lalu, Korea Selatan  juga menyandang status juara umum. Tampaknya, mereka tak mau kehilangan gelarnya tahun ini,’’ kata Ketua Panpel Kejuaraan Bulu Tangkis Piala Wali Kota 2013 Abdul Chodir kemarin (8/4).
 Namun, jumlah tersebut, tambah dia, masih bisa bertambah. Ini dikarenakan Singapura, Thailand, dan Tiongkok belum mengirim nama pebulu tangkisnya. ‘’Mereka hanya menginformasikan bakal ikut,’’ tambah Chodir, sapaan karib Abdul Chodir.
 Hadirnya Tiongkok, lanjutnya, juga merupakan sebuah nilai plus. Dalam beberapa  kali penyelenggaraan, Negeri Panda, julukan Tiongkok,     tidak pernah ikut ambil bagian.
 ‘’Tapi, Tiongkok yang datang nanti kemungkinan atlet provinsi. Namun, kemampuannya tetap di atas rata-rata,’’ lanjut lelaki yang juga ketua pemkot PBSI Surabaya tersebut.
 Tahun lalu, peserta asing yang ikut ambil bagian sebanyak 203. Jumlah ini, ucap Chodir, diharapkan meningkat.
  Dalam kejuaraan nanti, ada empat kategori yang dipertandingkan yakni pemula (di bawah 13 tahun), remaja (di bawah usia 16 tahun), taruna (di bawah usia 19 tahun), serta dewasa (di atas 19 tahun).
 Selain itu, Piala Wali Kota tahun ini tengah menjajagi kerja sama dengan sebuah apparel dari Korea Selatan. Pihak panitia dan sponsor sudah menemukan titik terang berkolaborasi. (*) 

Berburu Gelar Negeri Kiwi

IKUT: Aprilsasi Putri dan Vita Marissa (foto: australia open)
SIMON Santoso mulai redup. Buktinya, setelah menjuarai Indonesia Super Series Premier 2012, dia tak lagi naik ke atas podium.
 Bahkan, dia absen lama dalam berbagai turnamen. Imbasnya, peringkatnya pun menurun drastis. Kini, dia pun sudah terlempar dari 10 besar, tepatnya 21 dunia menurut peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 4 April lalu.
 Namun, Simon tetap dianggap sebagai salah satu magnet dalam turnamen Selandia Baru Grand Prix yang dilaksanakan di North Shore Event Centre, Auckland, 10-14 April 2013. Oleh media lokal, pebulu tangkis berusia 27 tahun tersebut disebut pernah duduk di posisi tiga besar dunia, pernah tiga kali membela tim Piala Sudirman Indonesia serta lima kali tampil di ajang Piala Thomas. Wajar kalau Simon pun diharapkan bakal menyedot penonton.
  Selandia Baru Grand Prix diikuti oleh 277 pebulu tangkis dari 21 negara. Turnamen di Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, berhadiah total USD 50 ribu tersebut juga menggelar 64 pertandingan kualifikasi serta 187 babak utama.
 Selain Simon, para pebulu tangkis Indonesia yang baru saja berlaga di Australia Grand Prix Gold pekan lalu juga ikut ambil bagian. Di antara mereka ada para juara Angga Pratama/Rian Agung Saputra (ganda putra), Aprilsasi Putri/Vita Marissa (ganda putri), dan Irfan Fadhilah/Weni Anggraini 9ganda campuran). (*)


Wakil Indonesia di Selandia Baru Challenge
Tunggal Putra: Simon Santoso (x1), Riyanto Subagja (x10), Evert Sukamta, Wisnu Yuli Prasetyo (x10)

Tunggal Putri:Yeni Asmarani (x4), Maziyyah Nadhir (x5), Renna Suwarno (x7), Millicent Wiranto (x8)

Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (x1), Andrei Adistia/Markus Gideon, Bona Septano/Afiat Yuris Wirawan, Berry Angriawan/Yohanes Rendy Sugiarto, Ricky Karanda/Muhammad Ulinnuha (x5)

Ganda Putri: Komala Dewi/Jenna Gozali (x2), Aprilsasi Putri/Vita Marissa, Anggia Shitta/Gresyia Polii,

Ganda Campuran: Riky Widianto/Puspita Richi Dili (x1), Irfan Fadhilah/Weni Anggraini (x2), Praveen Jordan/Vita Marissa (x5), Gideon Markus/Aprilsasi Putri

Ket; x=unggulan

Kado buat Ulang Tahun Mama

BERBAKTI: Aprilsasi Putri Lejarsar Variella

EMPAT bulan bukan waktu yang lama. Tampil itu sudah cukup bagi pasangan Aprilsasi Putri Lejarsar Variella/Vita Marissa menjadi juara sebuah turnamen.
 Level turnamennya pun tak main-main, grand prix gold. Itu dilakukan pasangan Lala, sapaan karib Aprilsasi Putri Lejarsar Variella/Vita di Australia Grand Prix Gold yang berakhir Minggu 7 April lalu di Sydney.
 Ya, pasangan yang pernah sama-sama berada di pelatnas Cipayung meski beda generasi tersebut mampu menundukkan unggulan kedua asal Thailand Amitrapai Savitree/Taerattanachai Sapsiree  dua game langsung 21-19, 21-15.
 ‘’Kami baru gabung empat bulan yang lalu,’’ terang Lala melalui pesan singkat setelah juara.
 Dia juga tak mengetahui alasan Vita memilihnya sebagai pasangan. Padahal, dengan pasangan sebelumnya, Nadya Melati, mereka pernah menembus peringkat 10 besar dunia pada 2011. Sedangkan Lala tercatat pernah berpasangan dengan Lita Nurlita.
 ‘’Mungkin Vita pilih saya karena tukang gebuk. Jadi klop,dia main di depan dan saya yang dibelakang untuk mukulin shuttlecock,’’ terang Lala.
 Bersama Vita, keduanya memulainya dari peringkat yang tidak terlalu bagus, 171. Korea Super Series Premier pun menjadi arena perdana pasangan Lala/Vita. Keduanya mampu menembus babak kedua. Capaian yang bagus untuk pasangan baru.
 Sepekan kemudian, loncatan berarti digapai Lala/Vita. Mereka mampu menembus semifinal Malaysia Super Series.
 Ini membuat Lala/Vita mulai menjadi perhatian para lawan. Hasilnya, di Jerman Grand Prix Gold dan All England Super Series, pasangan yang sama-sama suka memendekkan rambutnya tersebut kurang bersinar dan sudah tumbang pada babak-babak awal.
 Nah, kegagalan di Eropa memacu semangat Lala/Vita. Australia Grand Prix Gold pun jadi pelampiasan. ‘’Gelar Australia saya persembahkan kepada Mama Mien yang ulang tahunya bareng dengan saya, 6 April,’’ terang Lala.
 Setelah sukses di Australia, pekan ini, Lala/Vita akan tampil pada Selandia Baru Challenge. Pada babak awal, mereka akan dijajal ketangguhan pasangan tuan rumah Stern Kelly/Bravo Makali. (*)

Capaian Lala/Vita di 5 Turnamen Awal 2013
Korea Super Series Premier:
BabakI: Goh Liu Ying/Lim Yin Loo (Malaysia) 21-9,22-20
Babak II: Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel x4) 14-21,12-21

Malaysia Super Series
Babak I: Amelia Alicia/Song Fie Cho (Malaysia) 21-10, 21-13
Babak II:Duanganong Aroonkesom/Kunchala Voravichitchaikul (Thailand x3) 21-16, 21-17
Perempat final:Pradnya Gadre/Ashwini Ponnappa (India) 18-21, 21-13, 21-13
Semifinal:Bao Yixin/Tian Qing (Tiongkok x5) 13-21, 17-21

Jerman Grand Prix Gold
Babak I: Steffi Anyys/Severine Corvilain (Belgia) 21-15, 21-12
Babak II: Cheng Shu/Zhao Yunlei (Tiongkok) 18-21, 14-21

All England Super Series
Kualifikasi I:Sophie Brown/Helena (Inggris) 21-13, 21-9
Kualifikasi II: Cheng Shu/Zhao Yunlei (Tiongkok) 12-21, 7-21

Australia Grand Prix Gold
Babak I: Ou Dongni/Tang Yuanting (Tiongkok) 24-22, 21-17
Babak II:Eugenia Tanaka/Renuga Veeran (Australia) 21-9, 21-5
Perempat Final:Vivian Kah/Woon Khe Wei (Malaysia x3) 21-11, 21-19
Semifinal:Ko A-ra/Yoo Hae-won (Korsel) 19-21, 21-11, 21-12
Final: Amitrapai Savitree/Taerattanachai Sapsiree  (Thailand x2)  21-19, 21-15.

X=unggulan

Bukan Lagi Chen Long dan Lin Dan

PENAKLUK: Tian Houwei (foto: thestar)

LUPAKAN Chen Long dan Lin Dan. Selama ini, Lee Chong Wei menganggap kedua pebulu tangkis Tiongkok tersebut sebagai batu sandungan.
 Tapi, kini, bukan hanya keduanya yang perlu diwaspadai. Bahkan, semua wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok. Buktinya, pebulu tangkis peringkat satu dunia tersebut dipermalukan Tian Houwei.
 Pada semifinal Australia Grand Prix Gold 2013 yang dilaksanakan di Sydney pada Sabtu (6/4), Chong Wei takluk rubber game 19-21, 21-17, 18-21. Padahal, kalau melihat peringkat, keduanaya beda jauh bak bumi dan langit. Chong Wei duduk di posisi teratas, sedangkan Houwei di posisi 196.
 Selain itu,Houwei juga masih berusia 21 tahun. Prestasi terbaiknya saat dia menjadi dunia junior 2009.
 Ya, selama ini, Chong Wei hanya menganggap Lin Dan dan Chen Long ssebagai lawan paling menakutkan. Alasannya, hanya keduanya yang memaksa bertekuk lutut.
 Chong Wei kalah dari Lin Dan di final Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Sedang Chen Long membuat pebulu tangkis negeri jiran tersebut takluk dalam final All England Super Series Premier 2013.
Pelatih kepala tunggal putra Malayia Rashid Sidek menganggap kekalahan tersebut sebagai pelajaran bagi anak asuhnya tersebut. Dia tak boleh menganggap remeh lawan yang di atas lapangan.
 ‘’Para pebulu tangkis Tiongkok tak lagi takut kepada Chong Wei,’’ kata Rashid seperti dikutip media Malaysia.
 Meski, dia mengakui Chong Wei baru menjalani penyembuhan setelah sakit. Hanya, dia tak mau itu dijadikan alasan.
Rashid pun optimistis anak asuhnya bakal bangkit dan mempersiapkan diri lebih baik untuk turnamen berikut. Setelah dari Australia, Chong Wei akan tampil di India Super Series yang dilaksanakan di New Delhi pada 23-28 April 2013. (*)

Mereka Yang Mempermalukan Chong Wei
All England Super Series Premier  2013: v Chen Long (Tiongkok) 17-21, 8-21
BWF Super Series Final 2012: Du Pengyu (Tiongkok) 21-12,16-21, 20-22
Hongkong Super Series 2012: Chen Long (Tiongkok) 19-21, 17-21
Olimpiade London 2012: Lin Dan (Tiongkok) 21-15,10-21, 19-21
India Super Series 2012:Shon Wan-ho (Korsel) 18-21, 21-14, 19-21

Jarak Tak Lunturkan Kemampuan Marin



CAROLINA Marin tak punya lelah. Sejak 21 Maret hingga 31 Maret di Surabaya, Indonesia, pebulu tangkis Spanyol ini sudah harus berada di Finlandia. Tentu, gadis berusia 19 tahun tersebut berada di negara Skandinavia tersebut bukan untuk berwisata.
 Sama halnya dengan di Kota Pahlawan, Marin pun ada di Finlandia untuk unjuk kebolehannya di cabang olahraga (cabor) yang membuat namanya terangkat, bulu tangkis.
 Bahkan, jauhnya jarak antara belahan bumi tak membuat dia loyo. Buktinya, Marin masih bisa menjadi juara Finlandia Challenge. Dalam final yang dilaksanakan di Vantaa pada Minggu waktu setempat (7/4), dia mengalahkan kompatriot (rekan satu negaranya) Beatriz Corrales dua game langsung 21-10, 21-15. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 15 ribu tersebut, Marin diunggulkan di posisi pertama sedangkan Corrales diunggulkan di posisi kelima.
 Pertemuan dua pebulu tangkis Negeri Matador, julukan Spanyol, tersebut merupakan ulangan final Kejuaraan Junior Eropa 2011. Kebetulan, saat itu juga dilaksanakan di Vantaa. Hasilnya, Marin juga menang dua game 21-14, 23-21.
 Marin berada di Surabaya Maret lalu karena dia masuk dalam tim Eropa All-Stars. Penampilannya pun cukup fenomenal. Selama tampil, dia tak pernah terkalahkan. Para tunggal putri terbaik dari setiap tim peserta pun dibuatnya takluk. Termasuk wakil Asia All-Star Yip Pui Yin (Hongkong) dan Belaetrix Manuputty (Indonesia.
 Sayang, saat menghadapi Thailand, dia tak turun. Posisinya digantikan juara All England Tine Baun. Saat itu, Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, menurunkan tunggal putri terbaiknya, Ratchanok Intanon. Hasilnya, Tine kalah. Sehingga, partai juara dunia junior versus juara junior Eropa urung terlaksana. (*)
SURABAYA: Marin (kanan) dan Ivan Sozonov (foto: sidiq)

Hasil Final Finlandia Challenge 2013-04-07
Tunggal Putra: Rajiv Ouseph (Inggris x1) v DmytroZavadsky (Ukraina) 21-16, 21-12

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Beatriz Corrales (Spanyol x5) 21-10, 21-15.

Ganda Putra: Heg Nelson Wei Keat/Teo Ee Yi (Malaysia x3) v Mohd Lutfi/Tan Wee Gleen (Malaysia) 21-14, 21-12

Ganda Putri:Imogen Bankier/Petya Nedelcheva (Inggris/Bulgaria) v Lena Grebak/Maria Helsbol (Denmark) 21-10, 21-14

Ganda Campuran: Anders Rasmussen/Lena Grebak (Denmark) v Valery Atrashchenkov/Anna Kobceva (Ukraina x4) 13-21, 21-15, 21-11

Ket: x=unggulan

Bawa Pulang Tiga Gelar

JUARA GANDA PUTRI: Aprilsasi Putri Lejarsar Variella
ANGGA Pratama/Rian Agung Saputra sukses obati kegagalan tahun lalu dalam Australia Grand Prix Gold. Jika tahun lalu, mereka hanya mampu sampai semifinal, maka tahun ini pasangan yang diunggulkan di posisi kedua tersebut mampu meraih juara.
 Dalam final yang dilaksanakan di Sydney pada Minggu (7/4), Angga/Rian mampu mengalahkan rekannya sendiri di pelatnas Cipayung Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, yang diunggulkan di posisi kelima, dengan dua game langsung 22-20, 21-19.
 Ini menjadi gelar perdana bagi Angga/Rian di 2013 atau setelah dua tahun puasa juara. Kali terakhir, gelar juara diraih Angga/Rian pada Vietnam Grand Prix 2011.
 Sebelumnya, kepada smashyes, Rian sempat mengatakan bahwa mereka minimal mampu memperbaiki capaian tahun lalu. Ini artinya mereka harus mampu menembus babak semifinal. Pada 2012, pasangan Angga/Rian terhenti langkahnya pada babak semifinal karena dikalahkan rekannya sendiri, Hendra Setiawan yang saat itu masih berpasangan dengan Markis Kido. Hendra/Markis akhirnya mampu menjadi juara.   Sayang, setelah itu,  Hendra/Markis bubar. Hendra digandengkan dengan Ahsan sedangkan Markis berpartner dengan Alvent.
  Rian menambahkan, meski sama-sama berada di pelatnas, tapi mereka belum pernah menjajal ketangguhan Ahsan/Hendra. Hanya, kedua pasangan sudah saling mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing. Wajar jika pada partai final, pertarungan berlangsung sengit. ‘’Ketat banget,’’ kata Rian melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Selain Angga/Rian, Indonesia juga mampu menambah dua koleksi gelar dari nomor ganda putri dan ganda campuran dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut. Di ganda putri, pasangan Aprilsasi Putri/Vita Marissa menumbangkan unggulan kedua asal Thailand Amitrapai Savitree/Taerattanachai Sapsiree. Sementara di ganda campuran,  Irfan Fadilah/Weni Anggraini menghentikan ambisi ganda Korsel Shin Baek-choel/Jang Ye-na.
 Tahun lalu, di turnamen yang sama, Indonesia hanya mampu membawa satu gelar melalui pasangan ganda putra Hendra/Markis. (*)
  



Hasil Final Australia Grand Prix Gold 2013
Tunggal Putra: Tian Houwei (Tiongkok) v Xue Song (Tiongkok) 20-22, 21-13, 21-12

Tunggal Putri: Sayaka Takahashi (Jepang x7) v Nitchaon Jindapon (Thailand x2) 24-22, 21-10

Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x2) v Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia x5) 22-20, 21-19

Ganda Putri: Aprilsasi Putri/Vita Marissa (Indonesia x8) v Amitrapai Savitree/Taerattanachai Sapsiree (Thailand x2) 21-19, 21-15

Ganda Campuran: Irfan Fadilah/Weni Anggraini (Indonesia x3) v Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel x7) 21-14, 22-24, 21-16

Kawan tapi Tak Pernah Berhadapan


INDONESIA memastikan membawa pulang satu gelar dari Australia Grand Prix Gold 2013. Itu setelah Angga Pratama/Rian Agung Saputra bertemu dengan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan bertemu dalam  pertandingan final yang dilaksanakan di Sydney pada Minggu waktu setempat (7/4).
 Angga/Rian, yang diunggulkan di posisi kedua, tak mengalami kesulitan menundukkan pasangan Korea Selatan (Korsel) Kim Dae-eun/Shin Baek-choel dua game langsung 21-9, 21-14. Sementara, Ahsan/Hendra, yang diunggulkan di posisi kelima, menghentikan perlawanan Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan , unggulan keempat asal Malaysia, juga dengan straight game 21-18, 21-18.
 ‘’Kami baru kali ini bertemu meski sama-sama berada di pelatnas,’’ kata Rian melalui pesan singkat.
 Namun, dia tak berani sesumbar menjadi juara. Lawannya pun secara kualitas juga tak bisa dipandang sebelah mata. Alasannya, pasangan Ahsan/Hendra menyandang status juara Malaysia Super Series. Meski, keduanya baru saja digabungkan.
 Sebelumnya,  Ahsan berpasangan dengan Bona Septano dan Hendra dengan Markis Kido. Bahkan, pasangan Hendra/Markis menyandang status juara bertahan Australia Grand Prix Gold tahun lalu. Selain iu, keduanya juga pernah menjadi juara Olimpiade Beijing 2008.
 Sementara itu, sukses di nomor ganda putra berlanjut di dua nomor lainnya, ganda putrid dan ganda campuran. Di nomor ganda putri, pasangan nonpelatnas yang tak diunggulkan Aprilsasi Putri/Vita Marissa menembus partai puncak berkat kemenangan rubber game 19-21, 21-11, 21-12 atas KoA-ra/Yoo Hae-won asal Korea Selatan.  Di final, Aprilsasi/Vita akan menjajal ketangguhan Savitree Amitrapai/Sapsiree Taerattanachai. Unggulan kedua tersebut di semifinal mengalahkan Chen Qingchen/Huang Dongping asal Tiongkok juga dengan rubber game 21-17, 26-28, 21-15.
 Pada ganda campuran, unggulan ketiga Irfan Fadilah/Weni Anggraini lolos final setelah menundukkan pasangan Tiongkok Yuchen Liu/Huang Dongping 21-19, 13-21, 22-20. Untuk bisa juara, Irfan/Weni harus bisa menyingkirkan unggulan ketujuh asal Korea Selatan Shin Baek-choel/Jang Ye-na, yang disemifinal menang atas Huang Kaixiang/Chen Qingchen (Tiongkok) 23-25, 21-13, 21-19. (*)

Sial di Poin Menentukan

BABAK I: Christopher/Trikusuma
CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana tersandung. Untuk kali pertama, mereka sudah angkat koper lebih awal.
 Itu setelah Christopher/Trikusuma tersingkir pada babak I turnamen Finlandia Challenge 2013. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di  Vantaa pada Jumat waktu setempat (5/4), keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan Swedia Magnus Sahlberg/Mattias Wigardt dengan dua game langsung 20-22, 20-22.
 ‘’Kami benar-benar belum beruntung. Kami sempat  membuat deuce pada game kedua, tapi kesalahan kami sendiri yang membuat kalah,’’ kata Christopher melalui layanan pesan singkat kepada smasyes.
 Pada kedudukan 20-20, tambah Christopher, shuttlecock kena net yang membuat kedudukan 20-21. Nah, setelah itu, pengembalian lawan pas garis.
 Padahal, tambah dia, jika menang, kans lolos semifinal terbentang luas. Alasannya, pada  babak kedua, pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut bakal menghadapi ganda Belanda Jacco Arends/Jelle Maas. Unggulan kedua dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut pernah dikalahkan mereka pada Prancis Challenge pekan lalu.
 ‘’Saya akui sebenarnya undiannya memang enak. Sayang, di  babak awal malah gak lancar,’’ tambah  Christopher, yang merupakan putra mantan Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto tersebut.
 Sebelumnya, pada Austria dan Prancis Challenge, langkah Christopher/Trkusuma selalu melaju hingga babak kedua. Ini pula yang membuat peringkat keduanya melonjak drastis menjadi 195 dunia.
 ‘’Targetnya sih kalau bisa kami bisa menembus 100 besar dunia dalam turnamen Eropa ini,’ tambah Christopher yang lama menjadi penghuni pelatnas Cipayung tersebut.
 Setelah dari Finlandia,  pasangan baru ini akan berburu poin ke Kroasia dan Belanda. (*)

Hanya Tunggal Putri tanpa Wakil


ANGGA PRATAMA/Rian Agung penuhi target. Keduanya mampu menembus babak semifinal Australia Grand Prix Gold 2013.
 Dalam pertandingan di Sydney pada Jumat (5/4), mereka mampu mengalahkan pasangan Indonesia lainnya, Benny Angriawan/Yohanes Rendy Sugiarto dua game langsung 21-11, 21-18. Sayang, harapan ketemu pasangan merah putih lainnya pada babak empat besar urung terlaksana.
 Unggulan kedelapan Ricky Karanda Suwardi/Muhammad Ulinnuha harus mengakui ketangguhan pasangan Korea Selatan Kim Dae-eun/Shin Baek-choel 21-13, 17-21, 12-21. Rian/Angga optimistis bisa membalas kekalahan rekannya di pelatnas Cipayung tersebut.
 ‘’Rasanya bisa,’’ kata Rian melalui pesan layanan singkat kepada smashyes.
 Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korsel, tersebut merupakan pasangan anyar. Bahkan, dari situs BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), peringkat keduanya belum ditemukan.
  Jika bisa mengatasi perlawanan Dae-eun/Baek-choel,  peluang final sesame pasangan Indonesia bakal terjadi. Ini disebabkan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga lolos ke semifinal setelah menumbangkan unggulan teratas asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong straight game 21-18, 21-15.  Di semifinal, pasangan yang diunggulkan di posisi kelima tersebut akan menjajal ketangguhan pasangan negeri jiran lainnya Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuziuan Mohd Tazari yang melibas kompatriot (rekan satu negara) Gan Teik Chai/Ong Soon Hock 21-15 (ret).
 Bagi Ahsan/Hendra ini merupakan pertemuan perdana dengan ganda Malaysia. Memang, dalam segi peringkat, Ahsan/Hendra kalah. Pasangan juara Malaysia Super Series 2013 tersebut berada di posisi ke-20 sedangkan lawannya empat setrip lebih baik. (*)
 

Hasil Wakil Indonesia di Babak Perempat Final
Tunggal Putra: Alamsyah Yunus (x12) v Lee Dong-keun (Korsel) 21-12, 21-14

Tunggal Putri:Di Suo (Tiongkok) v Lindaweni Fanetri (x1) 21-13, 21-18

Ganda Putra:Angga Pratama/Rian Agung Saputro (x2) v Berry Angriawan/Yohanes Rendy Sugiarto 21-11, 21-18;Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (x5) v Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia x2) 21-18, 21-15; Kim Dae-eun/Shin Baek-choel (Korsel) vRicky Karanda/Muhammad Ulinnuha (x8) 13-21, 21-17, 21-12

Ganda Putri: Aprilsasi Putri/Vita Marissa v Vivian Kah Mun Hoo/Khei Wei Woon (Malaysia x3) 21-11, 21-19; Savitree Amitrapai/Sapsiree Taerattanachai (Thailand x2) v Komala Dewi/Jenna Gozali (x7) 21-9, 21-9

Ganda Campuran: Yuchen Liu/Huang Dongping (Tiongkok) v Markis Kido/Pia Zebadiah (x1) 19-21, 21-16, 21-19;Irfan Fadilah/Weni Anggraini (x3) v Kim Dae-eun/Kim So-young (Korsel x8) 21-17, 21-12; Shin Bael-choel/Jang Ye-na (Korsel x7) v Riky Widianto/Puspita Richi Dili (x2) 21-16, 7-21, 21-13

Strategi Loloskan Pasangan Ahsan/Hendra

MENGEJAR GUANGZHOU: Ahsan/Hendra (foto: sidiq)
POSISI  Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan ke Kejuaraan Dunia belum aman. Ini dikarenakan posisinya masih sebagai ganda nomor empat Indonesia dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Dengan hanya menduduki peringkat 20, Ahsan/Hendra masih kalah dengan tiga pasang lainnya. Mereka adalah Anggra Pratama/Rian Agung Saputro (peringkat 13 dunia), Markis Kido/Alvent Yulianto (17), serta Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan (18).
 Padahal, dalam rule (aturan) Kejuaraan Dunia 2013, setiap negara bisa mengirimkan tiga pasangan ke Guangzhou, Tiongkong, venue kejuaraan dunia, pada Agustus mendatang. Batasan akhir untuk bisa masuk pun April mendatang.
 Wajar kalau Ahsan/Hendra pun diforsir tampil dalam dua turnamen yang hampir berurutan yakni Australia Grand Prix Gold 2013 yang dilaksanakan di Sydney 2-6 April mendatang serta Kejuaraan Asia yang dilaksakan di Taipeh, Taiwan, pada 16-21 April  2013.
 ‘’Tujuannya memang untuk bisa menembus Kejuaraan Dunia Guangzhou. Ahsan/Hendra harus turun di turnamen dengan poin yang tinggi,’’ kata pelatih ganda putra pelatnas Cipayung Hery Iman Pierngadi kepada smashyes.
 Kans untuk ke Guangzhou pun terbuka. Di Sydney, mereka sudah menembus babak semifinal. Apalagi, dalam pertandingan perempat final (5/4), mereka mampu menumbangkan unggulan kedua asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Ini menjadi kredit tersendiri bagi pasangan yang baru digabungkan akhir 2012 tersebut.
 ‘’Dalam Kejuaraan Asia, Ahsan/Hendra pun punya peluang besar lolos semifinal dulu. Meski, mereka pasti tak diunggulkan di empat besar,’’ ungkap Hery.
 Nah, perkiraan lelaki yang akrab disapa Hery IP itu pun benar. Ahsan.Hendra hanya diunggulkan di posisi keenam.
 Pada pertandingan pertama, juara Malaysia Super Series tersebut akan dijajal pasangan yang lolos dari babak kualifikasi. Sesuai skenario, Ahsan/Hendra  baru bersua lawan berat pada perempat final. Meraka akan menantang unggulan teratas asal Korea Selatan Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae. Keduanya bertemu di final Malaysia Super Series 2013 lalu. Hasilnya, Ahsan/Hendra menang dua game langsung 21-15, 21-13. (*)



Wakil Indonesia dalam Kejuaraan Asia 2013
Tunggal Putra: Akbar Panji, Mahbub Thomi, Shesar Hiren Rhustavito, Ihsan Maulana,

Tunggal Putri: Maria Febe Kusumastuti, Aprilia Yuswandari, Hera Desi

Ganda Putra: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (x6), Alvent Yulianto/Markis Kido, Yoanthan Suryatama/Hendra Aprida Gunawan

Ganda Putri: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia, Suci Rizky Andini/Delle Destiara

Ganda Campuran: Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika, Fran Kurniawan/Shendy Puspa, Markis Kido/Pia Zebadiah (x4), Edhi Subaktiar/Gloria Emanuelle

Ket: x=unggulan


Dapat Ilmu Langsung dari sang Idola

GENDONG BONEKA: Carolina Marin (foto: sidiq)

TINE Baun sudah memutuskan gantung raket usai All England Maret 2013. Ini  tentu menjadi kerugian besar bagi Eropa.
 Alasannya, pebulu tangkis putri Denmark tersebut salah satu andalan benua putih tersebut mendobrak dominasi tunggal putri Tiongkok. Buktinya pun sudah jelas.
 Perempuan yang kini berusia 33 tahun tersebut mampu menjadi juara All England. Hebatnya, itu dilakukannya bukan hanya sekali tapi tiga kali , 2008, 2010, dan 2013.
 Namun, setelah Tine tak ada lagi, tak ada lagi pebulu tangkis Eropa yang bisa diandalkan. Memang, ada nama Juliane Schenk. Namun, pebulu tangkis Jerman ini hanya Berjaya di Kejuaraan Eropa. Prestasi terbaiknya ‘’hanya’’ juara Singapura Open 2012.
 Selain itu, dia hanya menjadi finalis. Dalam segi usia, Schenk pun juga sudah tak muda lagi. Pada 2013 ini, dia sudah berusia 31 tahun.
 Hanya, Eropa pun kini sedikit tersenyum. Ada penerus Tine yang bisa diandalkan di masa depan. Usianya pun masih muda, 19 tahun.
 Siapa dia? Dia adalah Carolina Marin.  Gadis asal Huelva, Spanyol , tersebut merupakan juara junior Eropa 2011.
 Kemampuannya pun terlihat menonjol. Wajar kalau dia dipercaya menjadi pelapis Tine dalam Axiata Cup 2013. Bahkan selama babak penyisihan pertama, dia selalu turun ke lapangan karena Tine belum datang.
 Pada babak kedua penyisihan, dia hanya sekali absen. Tine berlaga saat Eropa All-Stars menghadapi Thailand. Sayang, dia kalah oleh Ratchanok Intanon, yang pernah dikalahkannya pada final All England 2013.
 Marin sendiri pada babak pertama penyisihan menyumbangkan poin saat menghadapi tunggal putri Singapura Xing Aiying (22/3).Sehari kemudian, pemenang kejuaraan junior Eropa U-17 pada  2009 tersebut mempermalukan tunggal Vietnam Vu Thi Trang. Tunggal Asia All-Star asal Hongkong Yip Pui Yin ditumbangkan pada 23 Maret dan terakhir pada penyisihan pertama, tunggal Malaysia Tee Jing yi pun disikat.
Begitu juga pada putaran II, dia memaksa tunggal Filipina Malvinne Alcala bertekuk lutut (29/3). Puncaknya, wakil Indonesia Bellaetrix Manuputty pun diajarinya bermain bulu tangkis. Total, selama lima kali turun, Marin belum pernah menelan kekalahan.
 Selama putaran II, penampilannya semakin meningkat. Itu tak lepas dari kehadiran Tine di pinggir lapangan. Di Eropa, Marin dikenal sebagai The Next Tine. Jadi, pada akhir Maret 2013, Marin dapat ilmu langsung dari sang idola.
 ‘’Saya senang dapat ilmu dari Tine. Dia idola saya,’’ pungkas juara rurnamen Irlandia 2009 dan Uganda 2010. (*)

Taufik Sudah Tak Menakutkan


SINAR Taufik Hidayat sudah benar-benar pudar. Dengan usia yang sudah berkepala tiga, dia sudah tak lagi menakutkan bagi para lawan-lawannya. Apalagi, dengan pebulu tangkis Tiongkok.
 Jangankan melawan pebulu tangkis papan atas Tiongkok seperti Lin Dan, Chen Long, ataupun Chen  Jin, dengan wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, yang belum terkenal pun, Taufik sudah menyerah.
 Kali ini terjadi pada babak ketiga Australia Grand Prix Gold 2013. Taufik dipermalukan Song Xue dua game langsung 15-21, 18-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Sydney pada Kamis (4/4).
 Ini tentu sangat memalukan. Apalagi, lawannya tersebut melangkah dari babak kualifikasi.
 Pil pahit juga ditelan Simon Santoso. Menempati unggulan kelima, juara Indonesia Super Series Premier tersebut tumbang dengan rubber game 21-16, 17-21, 14-21.
 Di nomor tunggal putra ini, Indonesia hanya bertumpu kepada Alamsyah Yunus.Unggulan keduabelas ini secara mengejutkan memulangkan unggulan ketujuh Gao Huan dengan rubber game 16-21, 21-9, 21-13.
 Pada babak perempat final, mantan penghuni pelatnas Cipayung tersebut akan menghadapi Lee Dong-keun dari Korsel. Dia lolos setelah menumbangkan unggulan ketiga Liew Daren asal Malaysia 21-14, 17-21, 21-15. (*)

Hasil Pertandingan Wakil Indonesia:
Tunggal Putri: Lindaweni Fanetri (x1) v Yui Hashomoto (Jepang) 21-16, 21-9; Nichaon Jindapon (Thailand x4) v Milicent Wiranto (Indonesia) 21-10, 21-6; Sayaka Takahashi (Jepang x7) v Yeni Asmarani (Indonesia) 21-14, 21-13;

Ganda Putra: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (x5) v Chooi Kah Ming/Ow Yao Han (Malaysia) 21-9, 21-16; Ricky Karanda/Muhammad Ulinniha (x8) v Raymond Tam/Glenn Warfe (Australia) 22-20, 21-12; Berry Angriawan/Yohanes Rendy Sugiarto v Bona Septano/Afiat Yuris 21-16, 9-21, 21-16; Angga Pratama/Rian Agung (x2) v Hiroyuki Saeki/Ryota Taohata (Jepang) 21-19, 21-19

Ganda Putri: Vita Marissa/Aprilsasi Putri v Eugenia Tanaka/Renuga Veeran (Australia) 21-17, 21-8; Chen Qingchen/Huang Dongping (Tiongkok) v Gresyia Polii/Anggia Shitta 21-16, 21-17; Komala Dewi/Jenna Gozali (x7) v Ting Xiao/Xiong Rui (Tiongkok) 21-18 , 21-18;

Ganda Campuran: Markis Kido/Pia Zebadiah (x1) v Kevin Dennerly/Kritteka Gregory (Australia) 21-10, 21-11; Erfan Fadilah/Weni Anggraini v Gan Teik Chai/Ng Hui Lin (Malaysia) 14-21, 22-13, 21-11; Riky Widianto/Puspita Richi Dili  (x2) v Gideon Markus/Aprilsasi Putri 21-17, 21-18

Gelar Indian Badminton League di Enam Kota


INDIAN Badminton League (IBL) 2013 masih dua bulan lagi. Tapi, gebyar event yang dilaksanakan 24 Juni hingga 14 Juli tersebut sudah mulai dirasakan.
Apalagi, para bintang olahraga tepok bulu dari Tiongkok, Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, dan Denmark sudah menyatakan hadir. Agar gemanya terasa di seluruh negeri, asosias bulu tangkis India (BAI) menunjuk enam kota sebagai kota penyelenggaraan. Kota tersebut adalah New Delhi,Mumbai,Bangalore, Hyderabad, Pune, dan Lucknow.
’’Setiap tim harus mempunyai satu pebulu tangkis ikon. Dari sebelas atlet, kami mengizinkan empat pebulu tangkis asing di setiap tim,’’ kata Sekretaris IBL   K.Ch. Punnaiah Chowdary seperti dikutip dari sebuah media di India.
Hanya,tambah dia, dari empat pebulu tangkis asing tersebut, tiga saja yang boleh turun ke lapangan. Pada IBL akan mempertandingkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.”Setiap tim yang sudah menang tiga partai sudah dianggap menang,’’ terang Chowdary.
IBL menyediakan hadiah total yang cukup menggiurkan, yakni USD 1 juta atau hampr Rp 10 miliar.  Menariknya, setiap pemain asing, bermain minimal lima partai. Beda dengan Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 yang pebulu tangkis asing bebas bermain berapa pun. Ini mengacu kepada Lee Chong Wei. Pebulu tangkis tunggal putra terbaik dunia saat ini tersebut hanya tampil dua kali saat membela Musica Champions Kudus. (*)
Beda IBL dan SBI
IBL:
-Digelar di enam kota
-Pesertanya klub/negeri bagian India
-Penampilan pebulu tangkis asing minimal lima kali
-Baru kali pertama dilaksanakan

SBI
-Hanya dilaksanakan di satu kota
-Ada peserta klub asing. Ini aneh karena kompetisi Indonesia kok ada klub asing
-Penampilan bulu tangkis sekali saja boleh.
-Sudah tiga kali dilaksanakan




Jalan Saina Akhiri Dahaga Gelar

TUMPUAN:Saina Nehwal (foto: mid-day)

SAINA Nehwal kering gelar di kuarter awal 2013.  Pebulu tangkis tunggal putri andalan India tersebut belum sekalipun mampu menjadi juara dalam setiap turnamen yang diikuti.
 Bahkan, tiga dari empat turnamen yang diikuti, gadis berusia 23 tahun tersebut selalu menembus babak semifinal yakni di Malaysia Super Series, All England Super Series Premier, dan Swiss Grand Prix Gold. Sementara, pada turnamen pembuka tahun, Korea Super Series Premier, Sania hanya beertahan hingga babak perempat final.
 Nah,kini kesempatan mengakhiri paceklik tersebut terbuka lebar.  Saina menjadi unggulan teratas dalam India Super Series yang dilaksanakan di New Delhi pada 23-28 April 2013. Bermain di kandang sendiri, tentu punya keuntungan tersendiri baginya. Selain tak perlu adaptasi cuaca dan arena pertandingan, juara Indonesia Open tiga kali (2009, 2010, 2012) tersebut juga bakal mendapat dukungan dari penonton yang bakal memadari turnamen berhadiah USD 200 ribu tersebut.
 Hanya, tahun lalu, dia mencapai hasil yang kurang memuaskan. Langkah Sania sudah terhenti pada babak kedua setelah secara mengejutkan tumbang oleh pebulu tangkis Korea Selatan Bae Youn-joo 19-21, 10-21. Kini, tantangan diperkirakan tak hanya dari pebulu tangkis Tiongkok dan Jepang.
 Kehadiran pebulu tangkis muda Thailand Ratchanok Inthanon bisa menggagalkan ambisinya. Juara dunia junior tersebut sukses mempermalukan Saina di All England Super Series.
  Sementara itu, seperti dikutip media India, di kelompok tunggal putra, Lee Chong Wei masih menjadi favorit dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium tersebut. Bisa jadi, tahun ini menjadi pembalasan baginya setelah tahun lalu secara mengejutkan tumbang oleh Shon Wan-ho pada babak final dengan 18-21, 21-14, 19-21.
 India Super Series juga bisa  penambah koleksi gelar super seriesnya yang pada All England Super Series Premier lalu takluk oleh Chen Long asal Tiongkok straight game 17-21, 18-21. Selain Chong Wei, pebulu tangkis 10 besar yang ikut ambil bagian di India Super Series antara lain Chen Jing (Tiongkok), Jan O Jorgensen, serta Kenichi Tago (Jepang). Bahkan, nama Sony juga disebut meski dia masih mengalami cedera. (*)

Juara India Super Series 2012
Tunggal Putra: Shon Wan-ho (Korsel)
Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok)
Ganda Putra: Bodin Issara/Maneepong Jongjit (Thailand)
Ganda Putri:Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel)
Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia)

Ke Australia untuk Lobi Oceania

AUSTRALIA Grand Prix Gold punya arti penting. Bukan hanya pebulu tangkis yang berburu poin dan dolar guna mendongkrak peringkat, tapi juga vital bagi seorang Justian Suhandinata.
 ‘’Di Australia, kami akan melakukan lobi ke federasi bulu tangkis di sana juga kawasan Oceania. Suara mereka tetap kami dengar dan butuhkan,’’ kata Justian melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Selain Australia, di kawasan tersebut ada juga Selandia Baru, ada juga Fiji dan Kepulauan Solomon. Mereka diharapkan memberikan suaranya kepada lelaki yang juga tercatat sebagai pengurus PB PBSI tersebut.
 Setelah dari Ocenia, tambah dia, negara-negara Amerika juga akan menjadi bidikan. Selain tentunya, negara di Asia.
 Saat ini, lobi dari Justian sangat penting guna mengejar asa menjadi Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Apalagi, rivalnya, Poul-Erik Hoyer sudah berkoar memperoleh suara yang banyak dari para negara anggota.
 Hanya, Poul-Erik lupa memperhitungkan bahwa saat ini Asia sudah bersatu. Itu setelah Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) Dato Sri Mohd Nadzmi Bin Mohd Salleh mengundurkan diri dari pencalonan. Dia lebih fokus menjadi pelaksana Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Asia (BAC).
 Sebelumnya, suara Asia sempat terbelah. Untung, kondisi tersebut tak berlangsung lama. Apalagi, Justian dengan kesadaran tinggi mendatangi kediaman Nadzmi di  Malaysia.
 Pemilihan Presiden BWF akan dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 18 Mei mendatang atau sehari sebelum event bulu tangkis beregu campuran Piala Sudirman dilaksanakan. Piala Sudirman digelar 19-26 Mei mendatang.
 Presiden BWF sebelumnya Kang Young-joong asal Korea Selatan tak mencalonkan lagi setelah menjabat sejak 2005 atau dua periode. Orang Indonesia yang pernah duduk sebagai orang nomor satu di BWF adalah Ferry Sonneville pada 1971-1974. Ferry juga pernah menjadi pebulu tangkis yang membawa Indonesia menjadi juara Piala Thomas 1958, 1961, dan 1964. (*)

Masih Andalkan Kemampuan Senior

PEBULU tangkis senior tetap jadi tumpuan di nomor tunggal putra Australia Grand Prix Gold 2013. Pada babak ketiga,sudah tak ada lagi pebulu tangkis lapis kedua yang bisa bertahan dalam event yang menyediakan hadiah total USD  150 ribu tersebut.
 Kini, merah putih mengandalkan sabetan Simon Santoso, Taufik Hidayat, dan Alamsyah Yunus. Pada pertandingan Rabu (3/4) waktu setempat, Simon, yang diunggulkan di posisi kelima, menundukan Adulrach Namkul 21-7, 21-13. kemudian, Taufik, unggulan keenam, menghentikan perlawanan pebulu tangkis Irlandia Scott Evans dua game langsung 21-9, 21-13 dan unggulan ke-12 Alamsyah memupus asa Goh Soon Huat (Malaysia) 21-17, 17-21, 21-7.
 Untuk bisa melaju ke babak perempat final, Simon harus bisa mengalahkan Tian Houwei asal Tiongkok, yang pada babak sebelumnya memulangkan unggulan kesepuluh asal Malaysia Mohamad Arif Abdul Latif  18-21, 21-10, 21-7. Taufik, yang tahun ini bakal pensiun, juga akan menghadapi pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok, Song Xue. Pebulu tangkis yang lolos dari babak kualifikasi tersebut pada babak kedua menundukkan unggulan kelimabelas asal Jepang Kazumasa Sakai 22-20, 21-12.  Sama halnya dengan Simon dan Taufik, Alamsyah pun juga menjajal unggulan ketujuh asal Tiongkok Gao Huan, yang sebelumnya menang 21-8, 21-10 atas Luke Chong (Australia). (*)

Hasil Wakil Indonesia
Tunggal Putri: Lindaweni Fanetri (x1) v Kang Hae-won (Korsel) 14-21, 21-16, 22-20; Di Suo (Tiongkok) v Melicia Kurniawan 21-13, 21-15; Nichaon Jindapon (Thailand) v Renna Suwarno 21-18, 21-13; Milicent Wiranto v Alisa Sapniti (Thailand) 22-20, 15-21, 21-16; Tee Ji Ying (Malaysia) v Aprilia Yuswandari (x5) 22-20, 11-21, 21-17; Yeni Asmarani v Anna Rankin (Australia) 21-12, 21-12 
     
     

Gedung Balai Kampung Krukah, Surabaya, Pencetak Pebulu Tangkis Kaliber Dunia


BERSEJARAH: GOR Krukah, Ngagel, Surabaya (foto: sidiq)
‘’Kalau mau ke GOR Krukah, cari aja Kantor BCA Ngagel, pasti ketemu. Tempatnya pas gang di depannya,’’ pesan pelatih Wima Ferry Stewart kepada smashyes.  Awalnya, memang sempat bingung karena Ngagel ada dua jalan, utara dan selatan.
 Namun, setelah beberapa kali mencari, akhirnya Kantor BCA itu pun ketemu. Nah, tinggal mencari gang di depannya, bukan persoalan susah.
 Tak sampai 50 meter, akhirnya penulis bisa menemukan GOR yang dimaksud salah satu tokoh bulu tangkis di Jawa Timur tersebut. Hanya, sebelum sampai ke GOR, sudah ada tulisan Gedung Serba Guna RW V Ngagel Rejo yang terpasang di pagar kawat.
 Setelah itu, baru kita menelusuri jalan yang lebarnya hanya satu meter untuk bisa sampai . Siang itu, akhir Maret 2013, GOR sepi dan pintunya yang bercat biru dan terbuat dari besi itu tertutup.
 ‘’Kebanyakan yang menyewa memang sore dan malam hari,’’ kata Ferry.
 Wima sendiri, tambah lelaki yang kini berusia 59 tahun tersebut, berlatih di tempat yang lebih dikenal dengan sebutan GOR Krukah tersebut hanya pada Kamis sore mulai pukul 15.00 WIB hingga 20.00 WIB. Rutinitas tersebut  sudah dilaksanakan sejak 1987 atau setahun setelah diresmikan Wali Kota Surabaya saat itu Poernomo Kasidi.
 Meski terkesan terpencil dan kurang megah, tapi jangan pernah meremehkan GOR tersebut. Dari tempat tersebut pernah berlatih para pebulu tangkis yang mash atau pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Sebut saja Alan Budikusuma, Hendrawan, dan Sony Dwi Kuncoro.
 Alan merupakan pebulu tangkis yang meraih emas pertama dari cabor bulu tangkis nomor tunggal putra.  Itu dilakukannya pada Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu, selain Alan, Indonesia Raya juga berkumandang dari nomor tunggal putri melalui Susi Susanti. Akhirnya, Alan dan Susi menjadi pasangan suami istri. Selain itu, Alan juga beberapa kali membawa Indonesia meraih Piala Thomas.
 Sementara, Hendrawan merupakan juara dunia 2001 dan peraih perak tunggal putra dalam Olimpiade Sydney 2000. Dia juga beberapa  kali membawa Indonesia meraih Piala Thomas. Kini, Hendrawan tercatat sebagai pelatih tunggal putra Malaysia setelah sempat menempa pebulu tangkis Indonesia di Cipayung.
 Satu nama lagi yang cukup mendunia adalah Sony Dwi Kuncoro. Dia masih aktif dan menyumbangkan perunggu bagi Indonesia pada Olimpiade Athena 2004. Sony juga tiga kali menjadi juara Asia.
 ‘’Hendrawan dan Sony, saya yang melatihnya sendiri di Wima. Kalau Alan memang berlatih di Krukah, tapi ikut klub lain,’’ ungkap Ferry.
 Dia pun berjanji  tak akan meninggalkan GOR Krukah. Bagi lelaki yang juga pengurus teras Pengprov PBSI Jatim tersebut, gedung tersebut meninggalkan banyak kenangan.
 ‘’Susah dilupakan. Meski, kami sekarang sudah berlatih di GOR yang lebih bagus, Krukah tetap akan kami pakai,’’ tandasnya. (*)

Mereka Lahir dari GOR Krukah

1.      Alan Budikusuma
Prestasi: Emas Olimpiade Barcelona 1992
                 Anggota Tim Thomas Indonesia Juara 1994, 1996

2.      Hendrawan
Prestasi: Perak Olimpiade Sydney 2000
                   Juara dunia 2001
                  Anggota Tim Thomas Indonesia Juara 1998, 2000, 2002

3.Sony Dwi Kuncoro
Prestasi: Perunggu Olimpiade Athena 2004
                Juara Asia 2002, 3003, dan 2005

4.Riky Widianto
Prestasi: Pebulu tangkis nomor ganda campuran pelatnas PBSI

5. Febrian Irvanaldy
Prestasi:   Pernah jadi penghuni pelatnas tunggal putra PBSI                                                      

Scott Evans Paksa Tampil


MENYERAH: Scott Evans (kanan) saat lawan Hayom (foto: sidiq)

SCOTT Evans meralat ucapannya. Kepada smashyes di DBL Arena, Surabaya, dalam Axiata Cup 2013 lalu, dia menyatakan bakal mundur dari Australia Grand Prix Gold.
 Ini dikarenakan dia mengalami cedera saat berlaga dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 1 juta atau hampir Rp 10 miliar tersebut. Bahkan, dalam penampilannya membela Eropa All-Stars, pebulu tangkis asal Irlandia  berusia 26 tahun itu mengundurkan diri saat menghadapi tunggal putra Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka (31/3). Padahal, saat itu, pada game kedua, skor masih 11-1 dan pada game pertama  dia sempat merepotkan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, yang hanya menang 21-19.
 Tapi, kemarin (2/4), di Sydney, kota penyelenggaraan Australia Grand Prix Gold 2013, Evans sudah unjuk kebolehan. Bahkan, dia mampu menang dua game langsung 21-14, 21-14 atas wakil tuan rumah Wesley Caulkett.
 Kemenangan ini membuat dia bersua dengan mantan pebulu tangkis terbaik Indonesia Taufik Hidayat, yang kemarin menang atas  Michael Fariman (Australia) 21-12, 21-11.
 Ini merupakan pertemuan perdana bagi keduanya. Tapi, jika fit, tak menutup kemungkinan Evans bisa memetik kemenangan.
 Alasannya, Taufik sekarang sudah jauh menurun. Dari segi peringkat pun, peraih emas Olimpiade Athena 2004 tersebut sekarang berada di posisi ke-25. (*)


Hasil Tunggal Putra Indonesia (2/4):
Simon Santoso (Indonesia x5) v Cham Chen (Australia) 21-8, 21-5
Taufik Hidayat (Indonesia x6) v Michael Fariman (Australia) 21-12, 21-11
Alamsyah Yunus (Indonesia x12) v Parinyawat Thongnuam (Thailand 21-15, 21-14
Prasojo Adi Adrianus (Indonesia) v Anthony Joe (Australia) 21-4, 21-18
Riyanto Subagja (Indonesia) v Chetan Anand (India) 21-14, 21-16
Kasumaza Sakai (Jepang x15) v Wisnu Yuli (Indonesia) 21-13, 13-21, 21-16
Anand Pawar (India x14) v Arif Ramadhan (Indonesia) 19-21, 21-11, 21-13