WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

» »Unlabelled » Dendam Lama Terbalas Tuntas

TANTANGAN: M. Nadib (foto: sidiq)
SIAPA sangka seorang Wisnu Yuli Prasetyo bisa masuk pelatnas senior. Dia bisa bergabung bersama Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso untuk digembleng di Cipayung dan diharapkan bisa mengembalikan nama Indonesia di papan atas bulu tangkis dunia.
  Padahal, secara postur, banyak yang meragukan bahwa lelaki asal Tulungagung berusia 20 tahun tersebut bisa menembus ketatnya persaingan di kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut. Apalagi, bisa ke level senior.
 Sudah banyak rekan seangkatannya yang tergusur. Meski, secara postur mungkin lebih baik dari Wisnu.
 Ya, postur pebulu tangkis asal Surya Baja, Surabaya, itu memang tak setinggi Sony atau pun juga seideal Riyanto Subagja. Namun, skill yang dimiliki membuat kekurangan postur bisa tertutupi.
 Prestasi di level senior pun mampu diukirnya. Memang, levelnya masih di challenge bukan grand prix  ataupun super series. Namun, apa yang sudah dicapai Wisnu tetap perlu diapresiasi.
 Tapi, siapa yang tahu sosok di balik melejitnya perjalanan karir Wisnu. Abdul Chodir, pemilik Surya Baja, sudah pasti karena dia yang mendukung Wisnu dalam berkarir. Hanya, Chodir, sapaan karibnya, tak turun langsung menangani Wisnu.

Lalu siapa? M. Nadib. Dia adalah pelatih yang menangani Wisnu sejak kali bergabung di Surya Baja.
 ‘’Saya merekrutnya dari Tulungagung. Saya melihat ada potensi besar dari dirinya yang bisa dioptimalkan,’’ terang pelatih berusia 32 tahun tersebut.
 Meski, saat dia mengambil Wisnu, banyak orang yang meragukannya. Alasannya, badan Ucil, sapaan Wisnu, kecil dan akan susah berkembang menjadi tinggi.
 ‘’Hanya, saya melihat skill nya tinggi. Pergerakan pergelangan tangannya bisa memutar,’’ kenang Nadib  sambil menirukan kelebihan anak asuhnya tersebut.
 Nadib sendiri sudah tertantang agar ada anak asuhnya bisa masuk pelatnas. Dia masih penasaran dengan lokasi latihan yang masuk wilayah Jakarta Timur itu.
 ‘’Saya sendiri gagal masuk pelatnas. Setelah itu, saya ingin agar anak asuh  saya bisa membalaskan kegagalan tersebut,’’ tegas lelaki yang kini bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jatim itu.
 Ya, semasa menjadi pebulu tangkis, Nadib termasuk potensial. Dia bergabung dengan Suryanaga dan menjadi andalan di sektor tunggal putra.
 ‘’Saya sempat ranking dua nasional. Selangkah lagi sudah ke pelatnas, eh ternyata nasib memang belum berpihak,’’ lanjut ayah tiga anak ini.
 Dia yang butuh kemenangan, ternyata terjegal. Padahal, dalam pertandingan itu, dia sempat memimpin jauh.
 ‘’Saya pun merasa gagal tapi bukan akhir segalanya. Masih banyak jalan ke pelatnas, kalau saya gagal anak asuh saya harus bisa,’’ lanjut lelaki yang pensiun sebagai pebulu tangkis sejak 2003 itu.
 Kini, harapannya itu telah tercapai. Namun, dia belum mau berhenti.
 Nasib ingin ada Wisnu-Wisnu lain yang lahir dari polesannya. (*)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama