POSISI Asia dalam pemilihan Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) lemah. Penyebabnya, Asia mempunyai dua calon dalam perebutan kursi orang nomor satu di induk organisasi bulu tangkis di muka bumi tersebut yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Mei mendatang. Dua calon dari Asia yang maju adalah Nadzmi Mohd Salleh asal Malaysia dan Justian Suhandinata dari Indonesia.
Justian Suhandinata (foto: badminton.org) |
Nadzmi Mohd Salleh (foto: sinarharian) |
Daftar nominator Presiden BWF akan ditutup pada 21 Februari. Selain Nadzmi dan Justian, calon lainnya adalah Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Eropa yang juga peraih emas nomor tunggal putra Olimpiade Atlanta 1996 dari Denmark Poul-Erik Hoyer Larsen. Nadzmi adalah Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) sedang Justian adalah pengurus teras PB PBSI.
Surasak menegaskan sangat penting negara-negara Asia bersatu dalam pemilihan presiden nanti. ‘’Bagi saya, persatuan sangat penting. Eropa tak akan berdaya kalau Asia bersatu,’’ terangnya kepada media Malaysia.
Dia pun berharap agar Nadzmi dan Justian bisa saling berkompromi agar Asia suaranya bulat. Dia tak ingin kejadian dua tahun lalu terulang.
Surasak pun mengaku telah mengadakan pembicaraan dengan Nadzmi dan Justian. Akhir bulan lalu dia telah menjumpai Nadzmi di Kuala Lumpur.
“Saya menjelaskan kepada dia akan penting Asia satu suara dan akan melalukan yang sama kepada Justian,’’ ungkapnya.
Dia ingin langkah yang dilakukannya bisa membuahkan hasil. Sehingga, langkah selanjutnya pun bisa dilakukan guna memuluskan wakil Asia menjadi Presiden BWF. Preseiden BWF (dulu IBF) yang berasal dari Indonesia adalah Ferry Sonnevile. Dia menjabat pada periode 1971-1974. (*)