TROFI: Ratchanok (kanan) dan Li Xuerui (foto: bangkokpost) |
Wakil sebuah negara yang bernama, Thailand, pun mampu menciptakannya. Itu setelah Ratchanok Inthanon mampu mengalahkan unggulan pertama tunggal putri asal Tiongkok Li Xuerui dengan rubber game 22-20, 18-21, 21-4 dalam pertandingan final yang memakan waktu 1 jam 5 menit di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (11/8). Selama sejarah Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan sejak 1977, tak pernah ada pebulu tangkis di luar Tiongkok, Indonesia, dan Denmark yang mampu menjadi juara di nomor tunggal putri.
Selain itu, Ratchanok mampu mengawinkan gelar juara junior dan senior. Juara junior mampu digapainya tiga tahun beruntun yakni pada 2009, 2010, dan 2011.
Padahal, kalau melihat latar belakang dia memulai karir sungguh ironis. Awalnya, dia berlatih di sebuah pabrik di daerah asalnya, Nakhon Pathom. Sang pemilik pabrik pun sempat waswas kalau dia terbakar karena latihannya di dekat pemasakan air dan gula panas.
Latihan kerasnya pun membuahkan hasil. Pada usia 14 tahun, dia mampu menjadi juara dunia junior. Ratchanok menjadi juara dunia junior termuda dan itu kembali diulanginya padapada tahun ini di level senior .
Menariknya, dia menggunakan uang hadiahnya untuk membantu sang ayah dan kakak yang terjun di bisnis makanan.
Negara Pemegang Koleksi Juara Tunggal Putri:
Tiongkok: 11
Denmark: 2
Indonesia: 2
Thailand: 1