Simon Santoso (foto: pb djarum) |
SIMON Santoso kembali keluar dari ‘’pertapaan’’. PP PBSI mengirim pebulu tangkis senior ini ke Korea Grand Prix Gold 2013.
Kepercayaan ini pun dijawabnya. Simon mampu lolos ke babak kedua dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Jeonju Indoor Badminton Court, Jeonju, pada Selasa waktu setempat (5/11), dia mampu mengalahkan wakil Tiongkok Huang Yuxiang dalam pertandingan tiga game 19-21, 21-19, 21-15.
Pada babak kedua, Simon, yang diunggulkan di posisi ke-12, dijajal wakil tuan rumah Kwang Hee-heo, yang di babak pertama memulangkan Nathan Osborne (Kanada) dalam pertandingan dua game langsung mudah 21-6, 21-6.
Ini menjadi pertemuan pertama bagi Simon dengan Hee-heo. Hanya, melihat peringkat dan pengalaman, seharusnya Simon bisa memetik kemenangan. Dia ada di posisi 101 sementara lawannya 586.
Simon lama absen dari berbagai turnamen. Ini dikarenakan dia mengalami cedera.
Kondisi ini diperparah dengan sikapnya yang dianggap indisipliner. Imbasnya, dia pun jarang diberi kesempatan turun di turnamen-turnamen bergengsi. Imbasnya, peringkatnya pun turun drastis. Pernah duduk di posisi ketiga BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia terlempar dari posisi 100 besar dunia. Kesempatan yang minim menjadi salah satu kambing hitam.
Kali terakhir, bocah Tegal, Jawa Tengah, ini diberi kesempatan tampil dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013. Dalam event yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, tersebut Simon mampu menunjukkan kualitas.
Dia mampu menjadi juara setelah di final mengalahkan andalan baru Indonesia di tunggal putra, Dionysius Hayom Rumbaka, dengan dua game 21-17, 21-11 (29/9). Bahkan, sehari sebelumnya, di babak semifinal, Simon mempermalukan unggulan teratas sekaligus tunggal putra terbaik Indonesia saat ini, Tommy Sugiarto, 21-14,13-21, 21-17. (*)