TINJAU: Sritex Arena |
Namun, pekan ini, nama tersebut tak muncul lagi. Dalam daftar itu, kota penyelenggaraan Indonesia Grand Prix tertutulis TBC (to bel confirmacy) atau menunggu konfirmasi.
Ketua Umum Pemkot PBSI Solo Susanto pun sempat kaget. Dia menganggap Kota Bengawan, julukan Solo, masih dipercaya PP PBSI untuk menggelar even kasta ketiga BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) itu.
Apalagi, belum ada surat pembatalan tentang penunjukan tuan rumah event berhadiah total USD 120 ribu tersebut. Hanya, Susanto memperkirakan bahwa akan ada peninjauan untuk gedung yang akan digunakan, Sritex Arena, Solo.
''Mungkin masih mau ditinjau,'' terang Susanto.
Pada 2014, Solo memang dimanja dengan event bulu tangkis. Selain Indonesia Grand Prix, kota kedua terbesar di Jawa Tengah itu juga menjadi host sirkuit nasional.
Bahkan, ajang Simulasi Piala Thomas-Uber Indonesia bakal digelar di Sritex Arena pada 26 April mendatang.
Indonesia Grand Prix Gold sendiri tahun lalu dilaksanakan di Jogjakarta, kota yang hanya berjarak 60 kilometer dari Solo. Kali terakhir, Solo menggelar event besar adalah Indonesia Terbuka pada 1997 lalu.
Hanya, saat itu, event bergengsi itu dilaksanakan di GOR Manahan, bukan Sritex Arena. Sayang, kini, GOR Manahan kurang mumpuni untuk menggelar pertandingan internasional.
Selain Solo, Indonesia Terbuka selain di Jakarta juga pernah dilaksanakan di Samarinda (1990), Bandung (1991), Semarang (1994), Denpasar (19991), Surabaya (2002), dan Batam (2003). (*)