BIJAK: Ferry Stewart di Lapangan KONI |
--
LAPANGAN KONI Jatim di kawasan Kertajaya, Surabaya, pada Selasa (23/6/2015), cukup ramai. Ada yang jogging keliling lapangan, ada juga yang berlatih membidik sasaran panah, dan ada juga yang duduk-duduk di pinggir.
Tapi, ada sekelompok remaja dan anak-anak berlatih dengan serius. Mereka melakukan sprint sekitar 400 meter berulang-ulang.
Tak lama berselang, seorang lelaki datang dengan naik sepeda motor. Latihan berhenti sebentar.
Mereka menyalami lelaki yang baru datang tersebut. Ternyata, dia adalah Ferry Stewart, salah satu tokoh bulu tangkis Jawa Timur. Sedangkan remaja dan anak-anak yang tengah digenjot fisik tersebut adalah atlet klub bulu tangkis Wima.
''Puasa, anak-anak tetap latihan. Hanya, jamnya dikurangi menjadi satu jam saja,'' jelas Ferry.
Ini, jelasnya, agar stamina anak asuhnya terjaga. Apalagi, saat Ramadan, tak ada turnamen yang digelar.
Wima memang bukan besar seperti Jaya Raya Jakarta ataupun klub sekota, Suryanaga. Tapi, mereka mampu melahirkan pebulu tangkis-pebulu tangkis nasional.
Bahkan, beberapa di antaranya mampu mengharumkan nama Indonesia seperti Hendrawan yang pernah menjadi juara dunia tunggal putra 2001 serta mengantarkan merah putih berjaya di Piala Thomas 2002 dan peraih perak Olimpiade Sydney 2000.
Ada juga nama Sony Dwi Kuncoro. Dia merupakan semifinalis Olimpiade Athena 2004 dan kolektor gelar berbagai turnamen bergengsi.
Kini, mereka mempunyai Febriyan Irvanndly. Lelaki 24 tahun tersebut menjadi andalan di berbagai turnamen.
Tapi, sebentar lagi, Wima bakal kehilangan dia. Pada 28 Juni 2015, Febri bakal terbang ke Kanada untuk bergabung dengan klub di Toronto.
''Sebenarnya, bukan hanya Febri atlet Wima yang ke luar negeri. Bahkan, tahun ini, bakal ada empat,'' ungkap Ferry.
Siapa? Dia menyebut Rizky Antarasari bersama Komang akan ke Kanada. Pebulu tangkis spesialis ganda andalan mereka, Rizky Antasari sudah beberapa bulan berada di Singapura.
''Mereka menjadi sparring partner tim nasionalnya. Mereka pun bisa menjadi pebulu tangkis nasional di negeri itu kalau mau pindah kewarganegaraan,'' ungkap Ferry.
Kans terbesar itu ada di tangan Rizky. Alasannya, kemampuan Rizky tak kalah dengan pebulu tangkis Negeri Singa, julukan Singapura.
Apalagi, beberapa atlet tepok bulu negeri tersebut berasal dari Indonesia seperti Danny Bawa Chrisnanta dan Shinta Mulia Sari. Keduanya spesialis ganda.
Menariknya, Ferry tak pernah menarik uang dari setiap atletnya yang bermain di luar negeri. Iuran dari anggotanya tetap menjadi nyawa Wima untuk terus bertahan. (*)