Dewi Tira dengan salah satu anaknya |
--
SEORANG perempuan dengan menggandeng dua anak tengah berada di GOR Sudirman, Surabaya, pada Rabu (2/9/2015) dan Kamis (3/9/2015). Dengan jilbab yang dikenakan tak banyak yang mempedulikan.
Tapi, kalau pernah mengenal, banyak yang menyapa. Dia adalah Dewi Tira.
Bagi insan bulu tangkis, nama tersebut tentu sudah sangat familiar. Apalagi, yang intens dengan olahraga bulu tepok di awal 2000-an.
Tira, sapaan karib Dewi Tira, merupakan mantan tunggal putra terbaik Indonesia. Dia sempat digadang-gadang bakal menjadi penerus Susi Susanti dan Mia Audina. Keduanya merupakan srikandi terbaik yang pernah dimiliki merah putih di olahraga tepok bulu.
Namun, seiring perjalanan waktu, pamornya terus memudar. Hingga akhirnya Tira pun harus angkat koper dari Pelatnas Cipayung.
''Sangat disayangkan. Ada yang salah dengan Dewi Tira saat di pelatnas,'' ujar Koko Pambudi, lelaki yang membesarkan Tira saat bergabung dengan PB Semen Gresik.
Secara skill, ungkapnya, mantan anak asuhnya tersebut cukup jempolan. Namun, ada hal lain yang tak bisa dikendalikan dari perempuan asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut.
Namanya tambah tak terdengar saat mulai sibuk dengan keluarga. Apalagi, setelah itu, Tira mempunyai dua anak.
Tapi, pada 2015, Tira sempat kembali muncul. Dia pun disebut-sebut bakal menjadi pelatih di Puslatda Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Timur 2016.
Tapi, lagi-lagi, Dewi kembali tak ada kabarnya. ''Saya ke India. Menjadi pelatih di sana,''ungkap Tira.
Hanya, dia bukan sebagai pelatih nasional seperti yang pernah dilakoni rekannya di Suryanaga, Hadi Sugianto. Tira menjadi pelatih di sebuah sekolah.
''Pasnya di Kota Lucknow. Kota ini mungkin sudah asing dengan event bulu tangkis karena menjadi tuan rumah India Grand Prix Gold,'' tambah Tira.
Selama menjani karirnya di sana, dia melihat ada beberapa anak asuhnya yang mempunyai potensi. Dia optimistis jika ditangani dengan baik, mereka bisa menjadi pebulu tangkis masa depan India. (*)