LANJUT: Akane Yamaguchi (foto;cnnasia) |
Namun, anggapan tersebut bakal mentah. Ini kalau melihat Akane Yamaguchi.
Perempuan asal Jepang ini menjadi salah satu pebulu tangkis tunggal putri yang sekarang disegani di dunia. Salah satu buktinya, di level junior, dia tiga kali mampu menembus final Kejuaraan Dunia Junior.
Hasilnya, dalam debutnya pada 2012, dia mampu lolos ke final. Saat itu, usianya masih 14 tahun. Padahal, ajang tersebut banyak diikuti oleh pebulu tangkis yang usianya jauh di atas karena maksimal 19 tahun.
Saat itu, dalam laga final yang dilaksanakan di Chiba, Jepang, Akane dikalahkan rekan senegaranya, Nozomi Okuhara dengan 12-21, 9-21. Tapi, dua tahun beruntun setelah itu, dia mampu menjadi juara.
Pada 2013 di Bangkok, Thailand, dia melibas wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, lainnya, Aya Ohori, dengan 21-11, 21-13. Setahun kemudian di Alor Setar, Malaysia, Akane menghentikan He Bingjiao (Tiongkok) dengan 14-21, 21-18, 21-13.
Menariknya, pada 2013, Akane juga mampu menjadi pemenang di kandangnya sendiri dalam level senior, Jepang Super Series Premier. Saat itu, dia menundukkan kompatriot (rekan satu negara) Shizuka Uchida 21-15, 21-19.
Sayang, tahun lalu, dia langsung tumbang di babak pertama. Akane ditundukkan Li Xuerui dari Tiongkok dengan tiga game 21-19, 19-21, 18-21. Xuerui akhirnya keluar sebagai juara Jepang Super Series 2014.
Seakan tak mau mengulangi kesalahan yang sama, Akane kembali bertemu dengan tunggal putri Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, itu kembali di babak perempat final Jepang Super Series 2015. Tapi, kali ini, hasilnya berbeda.
Akane yang memenangkan pertandingan. Mantan peringkat satu dunia itu dijinakkannya dengan 21-19, 13-21, 21-16.
Setelah itu, di perempat final, Akane berjumpa dengan lawan yang lebih jangkung dari Tiongkok lagi, Wang Shixian. Meski posturnya hanya 158 sentimeter, dia mampu membuat Shixan menyerah 21-12, 15-21, 26-24 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Tokyo pada Sabtu waktu setempat (12/9/2015). Kemenangan itu membuatnya unggul dua kali dalam tiga kali pertemuan dengan lawannya yang kini berada di posisi kesepuluh atau tiga setrip di atasnya.
Di babak final, Akane berjumpa dengan pebulu tangkis tuan rumah lainnya Nozomi yang di semifinal menundukkan Tai Tzu Ying, unggulan keempat asal Taiwan, dengan 21-12, 14-21, 21-19.Ironisnya, Akane tak pernah menang dalam empat kali pertemuan yakni dua kali di level junior dan dua kali di level senior.
Namun, kemampuan dan semangat Akane layak dicontoh. Posturnya yang masih di bawah garis net tak membuatnya mudah dikalahkan. Sebaliknya, dia membuat lawan-lawannya yang lebih jangkung keluar lapangan dengan kekalahan. (*)