PUPUS sudah asa Indonesia menjadi juara dunia junior. Meski, peluang tersebut sudah ada di depan mata.
Dalam final nomor beregu yang dilaksanakan di Lima, Peru, pada Minggu malam waktu setempat (8/11/2015) atau Senin pagi WIB (9/11/2015), merah putih kalah 0-3 dari Tiongkok. Dengan langsung kalah tiga partai, dua partai lain urung dilaksanakan.
Tiga wakil Indonesia yang kalah tersebut adalah dari nomor ganda campuran, tunggal putra, dan ganda putra. Ironisnya, semua kalah dengan dua game langsung
Di ganda campuran, Marsheilla Gischa Islami/Andika Ramadiansyah menyerah 10-21, 14-21 kepada Chen Qingchen/Zheng Siwei. Di partai kedua yang mempertandingkan nomor tunggal putra, Panji Ahmad Maulana tak berdaya dan kalah 11-21, 16-21 dari juara tunggal putra tahun lalu Lin Guipu.
Negeri Panda, julukan Tiongkok, menentukan berada di posisi juara usai He Jiting/Zheng menghentikan wakil Indonesia di nomor ganda putra Andika Ramadiansyah/Rinov Rivaldy dengan 21-13, 21-10.
Dengan leading 3-0, Gregoria Mariskan di tunggal putri dan Mychelle Crhytine Bandaso/Serena Kani di ganda putri tak jadi turun ke lapangan.
Kekalahan ini membuat Indonesia tak pernah menjadi juara beregu mulai Kejuaraan Dunia Junior dilaksanakan pada 2000. Sebuah hal yang tragis sebenarnya.
Alasannya, nama resmi Kejuaraan Dunia Junior adalah Suhandinata Cup. Nama tersebut diambil dari tokoh bulu tangkis dunia asal Indonesia Suhandinata
Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, sebenarnya merah putih selalu menembus babak akhir. Pada 2014 dan 2012, Indonesia kalah oleh Tiongkok. Sedang dua tahun lalu, harapan Indonesia dikandaskan Korea Selatan. (*)
Quat-trick Kalah di Final
Tag: