Praveen Jordan/Debby Susanto (foto;PBSI) |
Kemenangan ini membuat asa Indonesia membawa pulang dari turnamen berhadiah total USD 550 ribu tersebut terjaga. Meski, sebenarnya, Praveen/Debby bukan tumpuan harapan membawa pulang gelar ke tana air.
Bahkan, di nomor ganda campuran, harusnya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang digadang-gadang bisa merebut gelar keempatnya dalam All England. Tapi, keduanya malah sudah tersungkur di perempat final oleh ganda tuan rumah Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
Perjuangan Praveen/Debby menembus semifinal bukan mudah. Di game pertama, mereka sempat tertinggal 9-13 sebelumnya akhirnya mengunci kemenangan menjadi 21-14.
Hal yang sama juga terjadi di game kedua. Liu/Bao memimpin terus dari awal pertandingan hinggan 16-12. Hingga kemudian Praveen/Debby berbalik melancarkan serangan, merebut poin demi poin dan merebut kemenangan 23-21.
“Sempat ketekan di awal, mau nggak mau harus cepat mengubah permainan. Kalau terus ketekan jadinya nggak enak. Jadi kami harus cepat mencari solusinya dengan inisiatif untuk balik menekan,” kata Praveen.
Di semifinal, Praveen/Debby akan berhadapan dengan unggulan pertama asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei. Tujuh kali bertemu, Praveen/Debby belum sekalipun meraih kemenangan. Namun di pertemuan terakhir mereka di Hongkong Super Series 2015, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus itu sempat menyulitkan lawan sebelum akhirnya kalah tipis 20-22, 21-17, 19-21.(*)