SEMANGAT: Greysia/Nitya dijegal di semifinal (foto:PBSI) |
“Perjuangan Greysia/Nitya sudah sangat luar biasa. Bertanding selama dua jam empat puluh satu menit, bukanlah hal yang mudah,'' ungkap Ricky Soebagdja, manajer tim Indonesia.
Sebenarnya, Greysia/Nitya mengawali game pertama dengan baik. Mereka tak sekalipun tersusul perolehan poinnya.
Meski begitu reli panjang untuk memperebutkan satu poin kerap terjadi. Masuk ke game dua, pertandingan berlangsung lebih ketat. Namun Naoko/Kurumi masih kerap memimpin pertandingan. Pasangan Jepang menang 19-21.
Di game ketiga, Greysia/Nitya bisa unggul 6-2 dan 12-9. Namun berikutnya perolehan angka terus ketat dan tetap melewati reli yang panjang. Tak jarang baik Greysia/Nitya dan Naoko/Kurumi jatuh bangun di lapangan. Laga alot tetap terjadi sepanjang pertandingan.
“Main lawan mereka memang harus siap capek karena nggak gampang mati juga di lapangan. Kami nggak boleh lengah sedikit pun,” kata Nitya dikutip dari media PBSI.
“Usaha yang luar biasa dari Greysia/Nitya. Untuk kedepannya ini bisa menjadi modal mereka untuk lebih baik lagi,” puji Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.
Dua pasangan ini sudah pernah enam kali berhadapan. Sebelumnya, Greysia/Nitya menang di lima pertemuan dan kalah satu kali pada All England 2016 lalu. Pertemuan terakhir mereka terjadi di Malaysia Open Super Series Premier 2016. . Saat itu Greysia/Nitya menang 21-18 dan 21-6 dari Naoko/Kurumi.
Hasil ini membuat terjadi All Japans Finals atau final sesama pasangan Jepang Ini setelah Ayaka Takahashi/ Misaki Matsutomo mengalahkan Chang Ye-na/Lee So-hee dari Korea Selatan dengan 21-16, 21-19. (*)