DUA tahun lalu, Jepang mengukir sejarah. Untuk kali pertama, negeri dengan ibu kota Tokyo tersebut menjadi juara Piala Thomas.
Dalam final yang dilaksanakan di New Delhi, India, Kenichi Tago dkk mengalahkan Malaysia dengan skor tipis 3-2.
Saat itu, posisi Jepang kurang diunggulkan. Tapi, kemenangan atas Tiongkok di semifinal dengan 3-0 membuat Kenichi Tago dkk langsung mendapat perhatian.
Mereka pun kembali menjadi favorit juara. Tapi, siapa sangka, dua bulan menjelang Piala Thomas digelar cobaan menghantam internal mereka.
Dua pebulu tangkisnya yang menjadi pahlawan pada 2014, Tago dan Kento Momota, tersandung masalah.
Keduanya terlibat dalam judi ilegal. Tago dan Momota disanksi berlarang di berbagai turnamen.
Akibatnya, kekuatan Jepang di Piala Thomas pincang. Itu sudah terlihat di penyisihan.
Menghuni Grup A, mereka gagal menjadi juara grup. Negeri Sakura, julukan Jepang, dihancurkan Tiongkok dengan 0-5.
Hasil ini membuat Jepang harus puas sebagai runner-up grup dan harus menerima nasib berjumpa dengan juara grup.
Dalam undiannya, akhirnya Jepang berjumpa dengan Denmark selaku penguasa Grup D. Keduanya bertemu di babak perempat final yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat (19/5/2016).
Jepang sudah tertinggal 0-2 di dua partai awal. Di tunggal pertama, Sho Sasaki kalah 13-21, 16-21 kepada Viktor Axelsen. Kemudian pasangan Hiroyuki Endo.Kenichi Hayakawa menyerah 16-21, 17-21 kepada Mathias Boe/Mads Conrad-Petersen.
Tapi, Jepang mampu menyamakan kedudukan. Tunggal keduanya Takuma Ueda melibas Jan O Jorgensen dengan 21-13, 13-21, 21-10 dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda menghentikan perlawanan Kim Astrup/Anders Rasmussen 21-15, 21-17.
Nah, partai kelima yang mempertemukan Riichi Takeshita dari Jepang dan Hans-Kristian Vittinghus menjadi penentu. Partai ini dimenangkan wakil Negeri Dongeng, julukan Denmark, dengan 21-23, 17-21.
Jepang pun harus merelakan PialaThomas terbang lagi ke negara lain. (*)
Piala Thomas pun Terbang Lagi dari Jepang
Tag: