Greysia Polii/Nitya saat tampil di final (foto: PBSI) |
.Greysia/Nitya dipaksa harus mengakui ketangguhan pasangan baru Tiongkok, Bao Yixin/Chen Qingchen, 21-23, 17-21 dalam final yang dilaksanakan di Sydney pada Minggu waktu setempat (12/6/2016). Di game pertama dimulai, Greysia/Nitya bisa unggul tipis dengan 4-2.
Tapi kemudian Bao/Chen menyusul jadi 11-8 dan 16-14. Greysia/Nitya terus mencoba menyusul.
Hingga akhirnya, mereka menyentuh game point, 20-18. Sayangnya tinggal satu poin lagi, Greysia/Nitya banyak terburu-buru sehingga melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan.
Skor menjadi sama kuat 20-20. Poin kritis berlangsung lebih ketat. Namun akhirnya pasangan Tiongkok lah yang merebut kemenangan 23-21.
“Game pertama kami selalu ketat sampai pada akhirnya kami dapet momen di 20-18. Tapi pas banget saya pukul pas raketnya putus, padahal harusnya bisa point,'' ungkap Greysia dikutip dari media PBSI.
Dia mengaku menerima kekalahan tersebut. Laga itu, ujar Greysia, dijadikan pemanasan sebelum berlaga di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Agustus mendatang,
“Secara keseluruhan di sini kami membangun kepercayaan diri bersama. Kami benar-benar saling membantu agar ini bisa jadi batu loncatan untuk penampilan kami yang lebih baik di Olimpiade mendatang,” tambah Greysia.
Dengan kekalahan Greysia/Nitya, Indonesia hanya membawa satu gelar dari nomor ganda putra melalui Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. . (*)