PUTRI: Lindaweni saat di karantina (foto;PBSI) |
Ya, sejak 11 Juli lalu, Hendra Setiawan dkk menjalani karantina di Kudus, Jawa Tengah. Ini sebagai karantina dan dilaksanakan selama lima hari.
Program karantina ini bukan yang pertama dan terakhir. Mulai 28 Juli 2016, para duta bangsa tersebut akan menjalani program serupa di Sao Paulo, Brasil.
“Pada program karantina ini, kami akan melakukan simulasi selama di olimpiade nanti. Jadi suasananya dibuat seperti di olimpiade, dimana atlet akan tinggal di athlete village dan mereka harus menyesuaikan diri dengan jadwal selama di sana,” ujar Rexy Mainaky, Manajer Tim bulutangkis di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, seperti dikutip media PBSI.
Menurutnya, dia berharap para atlet mampu menjaga konsentrasi dan fokus di program karantina. Apalagi olimpiade semakin dekat.
Oleh karenanya, dipilihlah Kudus sebagai tempat karantina yang lokasinya jauh dari Jakarta. Selain itu, fasilitas lapangan bulu tangkis dan wisma Djarum Foundation yang digunakan selama karantina, dinilai sangat memadai.
Sebanyak sembilan atlet pelatnas yang lolos ke olimpiade, menginap di Wisma Ploso. Mereka adalah Linda Wenifanetri (tunggal putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran).
Empat pelatih akan mendampingi para atlet di wisma yang disimulasikan seperti athlete village di olimpiade yaitu Bambang Supriyanto (tunggal putri), Herry Iman Pierngadi (ganda putra), Eng Hian (ganda putri) dan Richard Mainaky (ganda campuran).
Sementara tim sparring dan tim support tinggal di Wisma Kaliputu, berbeda dengan tim inti. Suasana ini benar-benar mirip seperti di olimpiade, dimana tim ofisial tidak dapat mendampingi atlet hingga ke dalam athlete village. Sehingga atlet dilatih untuk mengatur jadwal terapi bersama fisioterapis sampai mempersiapkan perlengkapan latihan atau bertanding.
PBSI akan memberangkatkan sejumlah pemain sparring untuk mendampingi tm olimpiade selama menjalani program karantina di Sao Paulo. Di antaranya Vega Vio Nirwanda (tunggal putra), Ricky Karanda Suwardi, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira, Hardianto, Moh. Reza Pahlevi Isfahani (ganda putra), serta Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti (*)