Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian. |
“Kami senang bisa dapat gelar pertama di level grand prix. Semoga selanjutnya bisa naik terus levelnya dan bisa main di level super series seperti senior-senior kami,” kata Fajar yang ditemui usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.
Rian/Fajar membuka pertandingan dengan kemenangan di dua game pertama. Mereka tampil begitu percaya diri menghadapi unggulan pertama yang didukung penuh oleh penonton di stadion Hsing Chuang Gymnasium. Chen/Wang tak bisa mengembangkan permainan mereka dan hanya mengikuti irama permainan Rian/Fajar.
Tapi, Chen/Wang tak mau menyerah begitu saja. Mereka bangkit dan memimpin pertandingan hingga 7-2. Rian/Fajar sempat menyamakan kedudukan menjadi 10-10, namun Chen/Wang menutup game ketiga dengan kemenangan.
Pada game penentuan, pasangan Taiwan kembali menerapkan permainan menyerang, namun kali ini pertahanan Rian/Fajar lebih kokoh. Mereka jarang membuat kesalahan sendiri.
Unggul 10-6, Rian/Fajar belum bisa menutup game, setting pun kembali terjadi. Sukses menerapkan pola main no lob, dua poin krusial akhirnya menjadi milik Rian/Fajar.
“Di game pertama dan kedua kami sudah langsung in ke permainan, lawan kurang siap. Namun di game selanjutnya, mereka lebih sabar, mereka juga sudah berpengalaman, jadi bisa mengatur tempo,” jelas Rian.
Kunci kemenangan, ungkapnya, adalah kemauan yang kuat. Mereka harus menang dan menang.
''Kami harus siap capek karena shuttlecock yang digunakan berat, tidak boleh lengah dan fokus dijaga terus. Di game terakhir, kami terlalu santai karena unggul jauh, dan lawan nothing to lose juga, jadi sempat kesusul,” beber Fajar.
Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan memberi apresiasi atas raihan prestasi kedua pasangan muda ini. Ini adalah gelar kedua Rian/Fajar di 2016. Sebelumnya, pasangan rangking 41 dunia ini juga menjadi jawara di Wali Kota Surabaya Cup International Series 2016. (*)