Bambang Setyo |
Namun, sebenarnya, seorang Bambang Setyo, pernah berusaha mengejar karir menjadi pebulu tangkis nasional. Sayang, kekecewaan membuat dia memilih gantung raket.
Kecewa karena cinta? ''Saya kecewa karena tak bisa masuk Jaya Raya. Padahal, banyak teman-teman saya bisa ke sana,'' ungkap lelaki 58 tahun tersebut saat ditemui di sebuah GOR di Sedati Agung, Sidoarjo, Selasa (18/4/2017).
Padahal, saat itu, kenangnya, usianya masih muda, 27, tahun. Baginya, ambisinya menembus skuad nasional akan terbuka jika hengkang ke ibu kota.
Apalagi, status sebagai pebulu tangkis Jawa Timur sudah di tangan. Capaian tertinggi baginya adalah masuk ke final Kejuaraan Daerah.
Lawan yang diadalah Kurnia Hu. Yang kelak pernah menjadi pelatih di Pelatnas Cipayung. Dia juga ayah dari pebulu tangkis andalan Indonesia sekarang Marcus Fernaldi Gideon.
''Pertandingannya memakan waktu 2 jam lebih. Mungkin pertandingan terlama di Jawa Timur,'' kenang Bambang.
Namun, semangatnya padam. Dia menyadari memilih berkarir di kampung halaman.
''Saya terus jadi pelatih di klub Suryanaga. Hingga akhirnya, pindah ke Surya Baja pada 2004,'' ujar Bambang.
Kepindahannya karena ajakan sahabatnya, Abdul Chodir. Dia tak kuasa menolak.
''Saya menjadi pelatih di sana saat Surya Baja kali pertama berdiri. Saya melatih di sana selama hampir empat tahun,'' jelas Bambang.
Pengalaman di Suryanaga dan Surya Baja membuat dia tetap berkecimpung di bulu tangkis. Meski, awalnya dia sempat kesulitan mendapatkan anggota.
''Alhamdulillah. Sekarang klub saya, Galaxy, bisa hidup meski memulainya dari nol,'' pungkasnya. (*)