Sambang Klub
Sakura Badminton Community
Berkumpul sambil minum kopi atau yang biasa disebut ngopi tak selalu identik negatif. Bahkan, dari kegiatan tersebut menjadi bibit lahirnya sebuah komunitas bulu tangkis.
--
Ade Darma menunggui anak asuhnya di GOR Sakura |
Mereka yang datang membawa tas yang berisi raket bulu tangkis. Tentu mereka akan mencari keringat dengan bermain olahraga tepok bulu tersebut.
''Kami rutin melakukan latihan. Ini sudah kami lakukan sejak dua tahun terakhir,'' kata Ade Darma, lelaki pendiri Sakura Community tersebut.
Penamaan Sakura bukan karena anggotanya berasal dari Jepang. Meski bunga tersebut identik dengan negara yang pernah mengkoloni Indonesia.
''Sakura merupakan tempat perumahan di mana gedung latihan berada. Jadi biar gampang mengingat,'' ungkap Ade.
Mereka, ungkapnya, lebih suka menamainya dengan komunitas karena organisasi tersebut tempat berkumpul para pebulu tangkis dengan latar belakang profesi. Ada yang pialang saham hingga pelajar ada.
''Tanggal resmi kami berdiri adalah 10 November 2016. Tanggalnya dibuat 10 November biar mudah diingat karena Hari Pahlawan,'' ujar lelaki yang juga menantu mantan pesepak bola Parlian Siagian tersebut.
Meski lebih suka menamai dengan komunitas bukan perkumpulan bulu tangkis (PB), namun Sakura tak mau hanya menjadi tempat mencari keringat dan hobi.Ade telah mempunyai program untuk mencetak pebulu tangkis berprestasi.
''Saya suda menyiapkan program jangka panjang. Sakura Badminton Community bakal dikelola secara proesional.'' pungkas Ade. (*)