Tontowi/Liliyana saat tampil di final (foto;PBSI) |
Kesempatan menambah koleksi juara terbentang pada 2018. Tontowi/Liliyana mampu menembus babak final. Sayang, mereka dipermalukan wakil Tiongkok Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan dua game langsung 21-14, 21-11.
Kekalahan ini memang di luar dugaan. Sebab, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut bukan biasanya. Di ganda campuran, Zhang biasanya berpasangan dengan Chen Qingchen. Mereka duduk di ranking satu dunia.
Hanya, jika menilik lebih jauh, hasil tersebut seolah mempertegas bahwa Istora Senayan (atau Istora Gelora Bung Karno) menjadi momok bagi Tontowi/Liliyana.
Selama ajang tersebut dilaksanakan di sana, peraih emas Olimpiade Rio 2016 tersebut tak pernah menjadi juara. Termasuk di ajang Indonesia Open.
Padahal, Tontowi/Liliyana sudah berulang kali menembus babak final dalam salah satu ajang bergengsi di dunia tersebut. Pada 2017, Tontowi/Liliyana memang mampu memecah kutukan tak pernah menjadi juara Indonesia Open. Hanya, ajang tersebut dilaksanakan di Jakarta Convention Center karena Istora tengah dalam perbaikan.
Kekalahan tersebut membuat Indonesia hanya mampu meraih dua gelar di Indonesia Masters 2018. Posisi bergengsi itu digapai Anthony Ginting di tunggal putra dan pasanganganda putra Marcus Fernaldu Gideon/Kevin Sanjaya. (*)