Ade Yusuf/Wahyu Nayaka terhenti di semifinal (foto: PBSI) |
Kekalahan itu juga membuat dua SEA Games ini, ganda putra gagal membuat lagu Indonesia Raya berkumandang. Tahun lalu, emas disabet pasangan Thailand Dechapol Puavaranukroh/Kittinupong Kedren. Setelah sebelumnya, Angga Pratama selalu sukses menjadi juara. Pada SEA Games 2015, dia berpasangan dengan Ricky Karanda Suwardi dan dua tahun sebelumnya dengan Rian Agung Saputro.
Sebenarnya, asa meraih emas di ganda putra terbentang luas. Unggulan teratas sekaligus calon kuat juara ditempati Fajar Alfin/Muhammad Rian Ardianto. Posisinya sebagai peringkat kelima dunia menjadi modal berharga.
Sayang, jangankan menembus final. Melangkah semifinal pun tidak bisa dilakukan. Fajri, julukan Fajar/Rian, dipermalukan Bodin Issara/Maneepong Jongjit (Thailand) dengan dua game langsung 16-21, 21-23 di perempat final.
Tak bisa dipungkiri, penampilan Fajri memang tak seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan di final beregu putra, mereka menjadi satu-satunya nomor yang tak bisa menghasilkan angka.
Tanpa medali emas ini membuat ganda putra senasib dengan tunggal putra. Nomor ini lebih ironis karena tak satu medali pun yang dibawa pulang. (*)