WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Hendra/Ahsan Kembali Memakan Korban

PASANGAN Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mulai menebar ancaman. Buktinya, mereka mampu menundukkan unggulan ketiga Lu Ching Yao/Yang Po Han dari Taiwan dengan dua game langsung 21-15, 21-10 di babak II India Open 2018 di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, pada Kamis waktu setempat (1/2/2018).

Pertemuan ini menjadi yang pertama bagi kedua pasangan. Dibandingkan penampilan di babak I, aksi Hendra/Ahsan melawan pasangan Taiwan sudah mulai cair.

Keduanya sudah tak banyak melakukan kesalahan. Ini dikarenakan India Open 2018 ini merupakan debut bagi Hendra/Ahsan setelah hampir satu setengah tahun berpisah.

Di perempat final, juara dunia 2013 dan 2015 tersebut berjumpa dengan wakil Tiongkok Chai Biao/Wang Zekang. Bagi Hendra/Ahsan, duel tersebut menjadi pertemuan pertama. Hanya, Chai bukan lawan yang asing.

Hendra/Ahsan sudah beberapa kali bertemu. Tapi, dia bukan berpasangan dengan Wang Zekang. (*)


Sempat Canggung setelah Lama Tak Bersama

Ahsan/Hendra lewati hadangan babak I (foto;PBSI)
DEBUT manis dibukukan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Mereka mampu memetik kemenangan di babak I India Open 2018.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di New Delhi pada Rabu waktu setempat (31/1/2018), Ahsan/Hendra menang dua game langsung 25-23, 21-9 atas Krishna Prasad/Dhruv Kapila. Lama tak bermain bersama di ajang internasional membuat pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut agak canggung. Akibatnya di game pertama banyak kesalahan yang dilakukan sendiri.

Sudah unggul dalam kedudukan game point 20-17, namun Hendra/Ahsan belum dapat menyelesaikan permainan, Garaga/Kapila balik unggul 21-20. Akan tetapi, pasangan juara dunia 2013 dan 2015 ini menunjukkan kematangannya dengan tetap tenang di saat-saat kritis.

“Awalnya nggak gampang juga, seperti kurang siap,” kata Hendra seperti dikutip dari media PBSI.Kali terakhir, keduanya berpasangan di Korea Open 2016 atau satu setengah tahun yang lalu.






Hendra/Ahsan ditarget untuk minimal lolos ke babak semifinal India Open 2018. Akan tetapi keduanya tak mau terbebani dengan target tersebut dan memilih untuk fokus di satu demi satu pertandingan. Apalagi di babak kedua, Hendra/Ahsan akan bertemu unggulan ketiga, Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan). (*)

PBSI Jatim Beri Kemudahan Atlet ke S1

Wijar (kanan) dan Bahrul Amik usai Mou
PENDIDIKAN pebulu tangkis Jatim terjamin. Mereka tak perlu pusing-pusing melanjutkan jenjang ke strata 1.

Ini setelah Pengprov PBSI Jatim melakukan nota kesepakatan dengan (memorandum of undestanding/Mou) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Surabaya. Dalam acara yang dilaksanakan Selasa (30/1/2018) itu, PBSI Jatim diwakili Ketua Umum Wijanarko Adi Mulya. Sementara Bahrul Amik selaku rektor menjadi duta Unitomo.

''PBSI Jatim MoU dengan Unitomo untuk program bea siswa atlit berprestasi Jatim,'' kata Wijar, sapaan karib Wijanarko.

Untuk bisa menuntut ilmu ke Unitomo, jelas Wijar, tak susah. Atlet tersebut, terang dia, mempunyai piagam kejuaraan provinsi.

''Teknisnya akan diatur kemudian. Ini untuk memberi ruang bagi atlet menempuh pendidikan S1,'' ujar Wijar yang juga wasekjen PP PBSI tersebut. (*)

Sendirian di India Open

TOMMY Sugiarto berjuang sendirian di India Open. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut tak ada yang menemani di nomor spesialisnya tersebut dalam ajang yang berhadiah total USD 350 ribu tersebut.

Kans menjadi juara sangat kecil. Alasannya, penampilan Tommy sekarang labil.

Usai menjadi juara di Thailand Masters, pebulu tangkis berusia 29 tahun itu gagal di dua ajang berikut, Malaysia Masters dan Indonesia Masters. Di Malaysia Masters, Tommy langsung tersingkir di babak I. Dia kalah 20-22, 21-16, 20-22 oleh Jeon Hyeok-jin (Korea Selatan).

Sepekan kemudian, putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto itu tumbang di babak II Indonesia Masters 2018. Tommy dipermalukan pebulu tangkis senior Sony Dwi Kuncoro dengan dua game langsung 14-21, 10-21.

Kini, dia India Open, Tommy diharapkan bisa bangkit. Namun, di babak I, dia langsung mendapat tantangan.

Kakak dari pebulu tangkis ganda putri Pelatnas Cipayung Jauza Sugiarto tersebut dijajal wakil tuan rumah Ajay Jayaram. Untung, dari rekor pertemuan, Tommy masih unggul. Dia selalu menang dalam tiga pertemuan. (*)

Pasangkan Lagi Hendra/Ahsan di India

HENDRA Setiawan dan Mohammad Ahsan kembali berpasangan. Padahal, hampir satu setengah tahun keduanya dipisahkan.

Bahkan, Hendra sempat keluar dari Pelatnas Cipayung. Dia memilih berpasangan dengan pebulu tangkis Malaysia Tan Boon Heong.

Sedangkan Ahsan sempat bergonta-ganti pasangan. Terakhir, dia ditandemkan dengan Rian Agung Saputro.

Sebagai reuni perdana, Hendra/Ahsan turun di India Open 2018. Lamanya berpisah membuat juara dunia 2015 tersebut tak menempati unggulan.

Kali terakhir, Hendra/Ahsan bermain bersama di Korea Open 2016. Langkah keduanya dihentikan pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen dengan dua game langsung 11-21. 16-21.

Penampilan di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut menjadi puncak jebloknya Hendra/Ahsan. Sebelumnya, mereka tampil tak sesuai harapan di Olimpiade dan Indonesia Open.

Diharapkan menjadi juara, mereka malah tumbang di babak awal. Ini yang membuat PBSI memutuskan menceraikan keduanya. (*)

Yang Kedua bagi Sinyo dan Kevin

Sinyo/Kevin dengan medali juara (foto:PBSI)
MARCUS 'Sinyo' Fernali Gideon/Kevin Sanjaya mampu menjadi juara ganda putra Indonesia Masters 2018. Di final, mereka mengalahkan musuh beratnya,

Bagi pasangan ini, gelar tersebut yang pertama di ajang tersebut. Li Junhui/Liu Yuchen, dengan tiga game 9-21, 21-10, 21-16 di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (28/1/2018).  Ini menjadi kemenangan lima kali beruntun selama enam kali perjumpaan Sinyo/Kevin dengan pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.

Menariknya, sebenarya bagi masing-masing individu, kemenangan itu menjadi gelar kedua bagi masing-masing perorangan, Sinyo dan Kevin. Sinyo pernah menjadi juara ganda putra pada 2014 di Palembang, Sumatera Selatan.

Ketika itu, dia berpasangan dengan Markis Kido. Di final, Sinyo/Kido menundukkan Kevin yang berpasangan dengan Selvanus Geh dengan 21-17, 20-22, 21-14.

Sedangkan dua tahun lalu (karena 2017 Indonesia Masters tak digelar), Kevin yang dipasangkan dengan Wahyu Nayaka menjadi juara di Balikpapan. Di final, mereka melibas Han Chengkai/Zhou Haodong (Tiongkok) 21-16, 21-18.

Usai menjadi juara Indonesia Masters 2018, Sinyo/Kevin tak bisa santai. Mereka akan langsung terjun di India Open 2018 yang mulai dilaksnakan 31 Januari. (*)

Tontowi/Liliyana Tak Pernah Juara di Istora

Tontowi/Liliyana saat tampil di final (foto;PBSI)
SEJAK dilaksanakan 2010, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sudah tiga kali menjadi juara nomor ganda campuran. Itu dilakukan pada 2010, 2012, dan 2015.

Kesempatan menambah koleksi juara terbentang pada 2018. Tontowi/Liliyana mampu menembus babak final. Sayang, mereka dipermalukan wakil Tiongkok  Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan dua game langsung 21-14, 21-11.

Kekalahan ini memang di luar dugaan. Sebab, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut bukan biasanya. Di ganda campuran, Zhang biasanya berpasangan dengan Chen Qingchen. Mereka duduk di ranking satu dunia.

Hanya, jika menilik lebih jauh, hasil tersebut seolah mempertegas bahwa Istora Senayan (atau Istora Gelora Bung Karno) menjadi momok bagi Tontowi/Liliyana.

Selama ajang tersebut dilaksanakan di sana, peraih emas Olimpiade Rio 2016 tersebut tak pernah menjadi juara. Termasuk di ajang Indonesia Open.

Padahal, Tontowi/Liliyana sudah berulang kali menembus babak final dalam salah satu ajang bergengsi di dunia tersebut. Pada 2017, Tontowi/Liliyana memang mampu memecah kutukan tak pernah menjadi juara Indonesia Open. Hanya, ajang tersebut dilaksanakan di Jakarta Convention Center karena Istora tengah dalam perbaikan.

Kekalahan tersebut membuat Indonesia hanya mampu meraih dua gelar di Indonesia Masters 2018. Posisi bergengsi itu digapai Anthony Ginting di tunggal putra dan pasanganganda putra Marcus Fernaldu Gideon/Kevin Sanjaya.  (*)

Tempatkan Empat Wakil di Final

PESTA gelar di kandang sudah di depan mata. Indonesia mengirimkan wakil terbanyak ke babak final Indonesia Masters 2018. Sebanyak empat wakil lolos ke partai puncak.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi wakil pertama yang lolos ke final dengan mengalahkan junior mereka di pelatnas, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dengan 22-20, 21-17.Berjuang tiga game, Anthony Sinisuka Ginting memastikan satu tiket final dengan menundukkan unggulan keenam, Chou Tien Chen (Taiwan), dengan 21-16, 13-21, 21-12. Anthony pun menyusul langkah Tontowi/Liliyana ke final.

Wakil ketiga yang lolos adalah pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Unggulan kedelapan ini menundukkan Lee So Hee/Shin Seung Chan, asal Korea, dengan 21-11, 17-21, 21-17.

Kevin Sanjaya/Marcus Gideon menyempurnakan penampilan Indonesia di partai semifinal. Pasangan ranking satu dunia ini mengalahkan Satwiksairaj Sankireddy/Chirag Shetty (India) dengan 21-14, 21-11.

“Lawan bermain cukup bagus. Kami coba perbaiki permainan kami jadi lebih fokus dan kurangi kesalahan sendiri,” kata Kevin seperti dikutip media PBSI.


Sebagai penyandang status unggulan pertama sekaligus andalan tuan rumah, Kevin/Marcus tak ingin terbebani, melainkan ingin konsentrasi hanya pada permainan mereka.

“Yang penting dari kami, bagaimana menjaga motivasi. Lawan pasti mau mengalahkan kami, nikmati saja,” jelas Kevin.

Di partai final, Kevin/Marcus akan bertemu Li Junhui/Liu Yuchen dari Tiongkok. (*)

Fajar/Rian Naik Lima Tingkat

LONJAKAN berarti dilakukan pasangan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) 25 Januari 2018, keduanya menduduki posisi 11.

Artinya, Fajar/Rian naik lima setrip dari ranking pekan lalu. Capaian ini tak lepas dari hasil di Malaysia Masters 2018.

Dalam ajang yang masuk level V yang dilaksanakan pekan lalu itu, pasangan muda yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut mampu keluar sebagai juara. Di babak final, Fajar/Rian menundukkan wakil tuan rumah Goh V Shem/Tan Wee Kiong dengan 14-21, 24-22, 21-13.

Lawannya bukan pasangan remeh. Mereka merupakan finalis Olimpiade Rio 2016.

Sayang, capaian tersebut gagal diulangi di kandang sendiri. Fajar/Rian sudah menyerah di babak II Indonesia Masters 2018.(*)

Tinggal Bertumpu pada Anthony Ginting

PERJALANAN Sony Dwi Kuncoro di Indonesia Masters 2018 terhenti. Dia dipaksa harus mengakui ketangguhan unggulan keempat asal Korea Selatan Son Wan-ho dengan dua game langsung 21-14, 21-14 dalam pertandingan babak perempat final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (26/1/2018).

Kekalahan ini membuat gapnya dengan Son Wan-ho mendekat. Dalam lima kali pertemuan, Sony dua kali menelan kekalahan.

Sebenarnya, lolos hingga babak perempat final menjadi capaian terbaik mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut. Sebelumnya, Sony lebih banyak tumbang di babak kualifikasi.

Untung, di babak semifinal tunggal putra, Indonesia masih menempatkan wakilnya. Asa juara itu diletakan ke pundak Anthony Ginting.

Dia menembus semifina usai mengalahkan peraih emas Olimpiade Rio 2016 Chen Long dari Tiongkok. Anthony menang tiga game 21-11, 16-21, 21-18.

Ini menjadi kemenangan beruntun bagi Anthony. Pekan lalu, dia juga menang atas Chen Long di Babak I Malaysia Masters. (*)

Wakil Cipayung Singkirkan Juara Dunia

POSISI Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta bukan ganda nomor satu dunia. Gelar turnamen level atas pun belum pernah diraih.

Tapi, Della/Amel, sapaan karib Rizki Amelia Pradipta, menjadi momok bagi pasangan nomor satu dunia Chen Qingchen/Jia Yifen dari Tiongkok. Bagaimana tidak, dua kali bertemu, juara dunia 2017 tersebut tak bisa menang.

Dalam pertemuan pertama di Denmark Open 2017, pasangan Indonesia menang dua game langsung 21-15, 21-11. Kemudian di Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (25/1/2018), Della/Amel kembali memetik kemenangan dengan 21-23, 21-18, 21-10.

Secara ranking, Della/Amel jauh di bawah. Saat ini, keduanya hanya berada di posisi 50.

Di perempat final, pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut akan menjajal unggulan kelima asal Korea Selatan Lee So-hee/Shin Seung-chan. Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua pasangan.

Selain Della/Amel, pasangan Indonesia yang sudah menjejakkan kaki di perempat final adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Di babak II, unggulan kedelapan ini menghentikan rekannya sendiri, Agatha Imanuela/Siti Fadia, dengan 21-11, 21-16. (*)

Tundukkan Tommy, Sony Tembus Perempat Final

LANGKAH Sony Dwi Kuncoro di Indonesia Masters sudah sampai  perempat final. Capaian itu didapat usai Arek Suroboyo tersebut mengalahkan mantan rekannya di Pelatnas Cipayung, Tommy Sugiarto, dengan dua game langsung 21-14, 21-10 di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (25/1/2018).


Kemenangan ini membuat Sony menjadi unggul 3-2 selama pertemuan dengan putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut. Namun, tugas berat kembali harus dijalani Sony.


Di perempat final, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut sudah ditunggu unggulan keempat Son Wan-ho. Di babak kedua, wakil Korea Selatan itu menghentikan Wang Tzu Wei (Taiwan) dengan 21-17, 11-21, 21-19.


Menilik rekor pertemuan keduanya, Sony bisa menembus semifinal. Dari empat kali pertemuan, bapak dua putri tersebut hanya sekali kalah.


Selain itu, dalam pertemuan terakhir, Sony menundukkan Wan-ho di Singapore Open 2016 dengan 21-16, 13-21, 21-14. Hanya, dari sisi ranking, wakil merah putih tersebut jauh di bawah.


Dia ada di posisi 97. Sedangkan wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut di ranking lima dunia. (*)

Yang Menang Juara Dunia 2015

GOH Jin Wei dari Malaysia merupakan juara dunia junior nomor tunggal putri 2015. Sedangkan wakil Indonesia Gregoria Mariska adalah pemenang Kejuaraan Dunia Junior tahun lalu.

Dua juara dunia junior ini harus saling bertemu di babak I Indonesia Masters 2018. Hasilnya, Goh yang masih unggul. Dia mengalahkan Gregoria dengan rubber game 14-21, 21-19, 12-21 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

 Hasil ini membuat Gregoria kalah 2-3 dalam head to head. Padahal, sebelum pertandingan di Indonesia Masters 2018, dia punya bekal berharga.

Gregoria mampu mengalahkan Goh dalam Kejuaraan Beregu Junior Asia 2017 di Jakarta. Ketika itu, dia menang 21-11, 17-16. Game kedua tak dilanjutkan karena Goh cedera.

 Dengan tumbangnya Gregoria, tuan rumah hanya mempunyai satu wakil di babak II nomor tunggal putri di Indonesia Masters 2018. Dia adalah Fitriani.

 Hanya, peluang lolos ke perempat final baginya sangat berat. Di babak II, Fitriani berjumpa dengan Rachanok Intanon dari Thailand. (*)

Bahayanya Tunggal Putra India

AMBISI Indonesia menembus putaran final Piala Thomas 2018 dapat tantangan. Merah Putih berada satu grup dengan India, Filipina, dan Maladewa.

Untuk lolos bukan hal yang susah. Filipina dan Maladewa, kekuatannya masih jauh di bawah Indonesia.

 Hanya, untuk menjadi juara grup butuh perjuangan ekstra. India bisa menjadi pengganjal meraih posisi teratas Grup C,

Negeri dengan ibu kota New Dehli tersebut mempunyai materi tunggal yang tengah on fire. Kidambhi Srikant, Prannoy H.S. dan Sai Praneeth masuk dalam jajaran 10 besar dunia. Tiap juara nantinya akan diwakili juara dan runner-up.

 Babak Kualifikasi Piala Thomas 2018 dikemas dalam Kejuaraan Beregu Asia. Kejuaraan akan dilaksanakan di Alor Setar, Malaysia, pada 6-11 Februari 2018. (*)

Pembagian Grup Kejuaraan Asia/Kualifikasi Piala Thomas 2018
Putra
Grup A: Tiongkok, Hongkong ,Singapore
Grup B: Jepang, Korsel, Kazakhstan, Nepal.
Grup C: Malaysia, Taiwan, Thailand, Myanmar.
Grup D: Indonesia India, Filipina, Maladewa.

Putri:
Grup A: Jepang, India, Hongkong
Grup B: Korsel, Taiwan, Maladewa
Grup C: Malaysia,Thailand, Vietnam,Filipina
Grup D: Tiongkok, Indonesia, Singapura

Bertemu dengan Mantan Teman di Pelatnas

REVANS sempurna dibukukan Sony Dwi Kuncoro. Dia mampu mengalahkan Ng Ka Long dari Hongkong dengan dua game langsung 21-19, 21-19 di Babak I Indonesia Masters di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (24/1/2018). Sebelumnya, pada 2016, Sony kalah dari lawan yang sama di Malaysia Masters.

 Kemenangan ini membawa Sony bertemu dengan mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Tommy Sugiarto. Di babak perdana, mantan tunggal 10 besar dunia tersebut menang atas rekannya sendiri, Shesar Hiren Rustavito,dengan 21-16, 21-19.

 Sepanjang karir keduanya, Sony dan Tommy baru bertemu empat kali. Hasilnya, keduanya skornya imbang 2-2.
 Hanya, dalam pertemuan terakhir di Indonesia Masters 2015, Sony kalah 11-21, 8-21. Sekarang, posisi Tommy juga lebih diunggulkan.

 Alasannya, ranking yang dimiliki jauh lebih bagus. Tommy ada di posisi 25 sedangkan Sony terjerambab di 97.

Selain Sony dan Tommy, wakil Indonsia yang menembus babak II nomor tunggal putra Indonesia Masters 2018 adalah Anthony Ginting. Dia lolos usai menundukkan Wong Wing Ki dari Hongkong dengan 21-17, 21-8. Di babak kedua, dia akan menjajal sang pembunuh raksasa Kanthapon asal Thailand yang di babak I mempermalukan legenda Lin Dan (Tiongkok) dengan 21-15, 21-19. (*)

Hore, Sony Lolos Babak Utama

ATMOSFER babak utama kejuaraan bergengsi akhirnya bisa dirasakan Sony Dwi Kuncoro. Itu setelah dia memetik dua kali kemenangan di babak kualifikasi Indonesia Masters 2018.

Di laga pertama, mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu dipaksa memeras keringat selama tiga game 21-11, 17-21, 21-18 atas pebulu tangkis muda didikan Pelatnas PBSI Chico Aura di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa (23/1/2018). Selang berapa jam kemudian, Sony butuh dua game 21-18, 21-9 guna menghentikan perlawanan Vega Vio, mantan penghuni Pelatnas PBSI.

Namun, di babak utama, tantangan berat sudah menghadang. Sony menantang unggulan ketujuh asal Hongkong Ng Ka Long. Keduanya baru sekali bertemu yakni di Malaysia Masters 2017. Hasilnya, Sony kalah dengan dua game langsung 16-21, 16-21.

Di dua ajang sebelumnya, Thailand Masters dan Malaysia Masters, bapak dua putri ini gagal merasakan babak utama.  Di Negeri Gajah Putih, julukan Thailad, Sony urung berlaga karena sakit.

Sepekan kemudian, setelah kondisi dianggap fit, peraih perunggu Olimpiade Athena ini berangkat ke Malaysia. Hasilnya, Sony tumbang di babak kualifikasi.(*)

Kandaskan Harapan Tuan Rumah

HARAPAN diberikan pasangan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto. Mereka mampu menjadi juara ganda putra di Malaysia Masters 2018.

Dalam final yang dilaksanakan di Axiata Arena, Kuala Lumpur, pada Minggu (20/1/2018), Fajar/Rian menang tiga game 14-21, 24-22, 21-13 atas wakil tuan rumah Goh v Shem/Tan Wee Kiong.

Ini menjadi gelar pertama bagi ganda yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut. Pekan lalu di Thailand Masters, Fajar/Rian hanya mampu menembus babak perempat final.

Prestasi di negeri jiran ini diprediksi akan mengangkat ranking keduanya. Saat ini, Fajar/Rian masih bertengger di posisi 16.

Selain itu,kemenangan Fajar/Rian meneruskan tradisi juara Indonesia di Malaysia Masters dalam tiga tahun terakhir. Pada 2017, gelar juara diraih Berry Anggriawan/Hardianto dan setahun sebelumnya Markus Gideon/Kevin Sanjaya.

Usai dari Malaysia Masters, kemampuan Fajar/Rian akan ditantang di kandang sendiri dalam Indonesia Masters 2018 di Jakarta. (*)

Yes, Ada Wakil ke Final

PASANGAN Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto layak dapat perhatian. Ganda putra pelapis di skuda Indonesia tersebut sukses menembus babak final Malaysia Masters 2018.

Ini setelah Fajar/Rian mengalahkan ganda nomor dua Denmark, Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding, dengan rubber game 15-21, 21-16, 21-17 di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Sabtu (20/1/2018). Kemenangan ini membalas pahit yang dialami di Indonesia Open 2017. saat itu, Fajar/Rian menyerah 19-21, 21-14, 25-27.

“Di game pertama, kami terlalu banyak mengangkat bola. Jadi lawan dengan mudah menyerang kami,'' ungkap Rian seperti dikutip media PBSI.

Namun, jelas dia, di game kedua dan ketiga, mereka terus bermain no lob dan lebih banyak inisiatif menyerang. Tujuannya tak memberi kesempatan lawan menyerang.

“Lawan memang smash nya tajam sekali. Kami terbawa irama main mereka di game pertama,” tambah Fajar.

Ini adalah pertama kalinya Fajar/Rian melangkah ke final turnamen selevel super series. Hal ini tentunya menggambarkan peningkatan grafik penampilan anak didik Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi.

Sementara itu, pasangan ganda campuran Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja harus terhenti di semifinal dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Tiongkok), dengan skor 13-21, 16-21. (*)

Peraih Perak Rio Kembali Menggeliat

Goh V. Shem/Tan Wee Kiong
BAM bisa harus kembali merevisi kepuutusan. Keinginan memisahkan pasangan ganda putra, Goh V. Shem/Tan Wee Kiong, bukan keputusan terbaik.

 Itu setelah keduanya menjadi satu-satunya wakil tuan rumah yang masih bertahan di Malaysia Masters 2018.  Bahkan, kans menembus final dan juara terbuka lebar.

 Lawan yang dihadapi ''hanyalah'' wakil Taiwan Chen Hun Ling/Wang Chi-Lin. Jika bisa kembali penampilan puncak, lawannya tersebut akan dilibas.

 Ya, ketika masih solid, emas Olimpiade Rio 2016 pun nyaris menjadi milik Goh/Tan. Sayang, di final, keduanya kalah oleh pasangan Tiongkok Zhang Nan/Fu Haifeng.

 Ranking dunia juga pernah diduduki Goh/Tan. Sayang, penampilannya terus menurun.

 Puncaknya di Kejuaraan Dunia 2017. Sebagai unggulan, keduanya sudah tersingkir di babak I. Setelah itu, oleh BAM keduanya dipisah.

 Goh ditandemkan degan Teo Ee Yi dan Tan digandakan dengan Ong Yew Sin. Tapi, hasil yang diraih pasangan anyar tersebut tidak sesuai ekspektasi.

 Hingga akhirnya, BAM menduetkan kembali Goh dan Tan. Itu sudah dilakukan pada 2018. Dengan Thailand Masters sebagai reuni pertama. Hasilnya, mereka mampu menembus babak semifinal. (*)

Baru Bisa Sebatas Buat Kejutan

Anders Antonsen mengalahkan Anthony Ginting
PUPUS sudah asa Indonesia membawa gelar tunggal putra dari Malaysia Masters 2018. Dua wakil yang tersisa, Anthony Ginting dan Jonatan Christie, harus tumbang di babak perempat final.

 Dalam pertandingan yang digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, pada Jumat waktu setempat, keduanya menyerah kepada lawan-lawannya. Kebetulan keduanya dari negara yang sama, Denmark.

Anthony takluk 19-21, 16-21 kepada Hans-Kristian Vittinghus.Bagi keduanya laga di Malaysia Masters 2018 menjadi pertemuan perdana.

Sedang Jonatan harus mengakui ketangguhan unggulan teratas Viktor Axelsen dengan rubber game 15-21,21-19, 12-21. Ini juga merupakan pertama dari kedua pebulu tangkis.

Kekalahan tersebut juga menunjukkan keduanya perlu menjaga tren. Di babak awal Anthony dan Jonatan sempat membuat kejutan dengan memulangkan para calon juara.

Anthony melibas peraih emas Olimpiade Rio 2016 asal Tiongkok Chen Long dan Jonatan menyingkiran  Chou Tien Chen dari Taiwan. Bahkan, rekan keduanya, Ihsan Mauala Mustofa, mempermalukan lima kali juara dunia dan peraih dua emas di olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, Lin Dan (Tiongkok).

Usai dari Malaysia Masters 2018, para jagoan tunggal merah putih yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut akan tampil di kandang sendiri, Indonesia Masters 2018. Ajang yang masuk kategori level IV dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) itu akan dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pekan depan. (*)