WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Gapai Tiket Semifinal Dulu

Putri Kusuma Wardani
TIKET semifinal di tangan Indonesia dalam Asia Junior Championships 2018. Ini dipastikan setelah Indonesia menang 3-1 atas Thailand.

Skor pertama diperoleh Putri Kusuma Wardani setelah menang dari Phittayaporn Chaiwan. Putri mengatasi Chaiwan dalam dua game 21-16, 21-17. Namun, kedudukan menjadi imbang 1-1, ketika Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay tak berhasil mengatasi Kunlavut Vitidsarn. Ikhsan kalah 15-21, 15-21 dalam 42 menit.

“Sebenarnya tadi menurut analisis pelatih, memang tunggal putra dan putri mereka lebih unggul. Kekuatan kami ada di ganda, jadi kalau bisa mencuri satu poin dari tunggal,''kata Ricky Soebagdja, wakil manajer Indonesia

 Penampilan dari tunggal putri, ujar dia luar biasa. Pihaknya sangat mengapresiasi.

 ''Kuncinya tadi memang di ganda tidak boleh meleset. Secara keseluruhan penampilan yang di luar harapan adalah tunggal putra. Karena banyak mati sendiri dan pemain Thailand tampak tidak cukup sulit melawan Indonesia,” ucap Ricky seperti dikutip dari media PBSI.

Beruntung di dua partai berikutnya, Indonesia berhasil mengamankan kemenangan. Pasangan ganda putri Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Rehan Naufal Kusharjanto/Pramudya Kusumawardana dari ganda putra sama-sama dalam sukses mengatasi lawan.

“Game pertama kami sudah main bagus. Tapi game kedua saya mainnya agak kurang yakin malah lawannya jadi berkembang. Itu yang nggak boleh seharusnya,” jelas Rehan usai bertanding di Jaya Raya Sport Hall Training Center, Jakarta.

Petandingan Indonesia v Thailand:
Tunggal Putri:  Putri Kusuma Wardani v Phittayaporn Chaiwan 21-16, 21-17

Tunggal Putra: Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay v Kunlavut Vitidsarn 15-21, 15-21

Ganda Putri Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti v Benyapa Aimsaard/Chasinee Korepap 21-17, 21-17

Ganda Putra: Rehan Naufal Kusharjanto/Pramudya Kusumawardana v Thanawin Madee/Wachirawit Sothon: 21-14, 21-23, 21-15

Ganda Campuran: Ghifari Anandaffa Prihardika/Siti Fadia Silva Ramadhanti v Phittayaporn Chaiwan/Kunlavut Vitidsarn: (tidak dimainkan) (*)

Gagal Jadi Juara Grup

INDONESIA gagal menjadi juara Grup D Asia Junior Championships 2018. Merah putih menyerah 2-3 kepada Jepang di babak di Jaya Raya Sport Hall Training Center, Jakarta, Minggu (15/7/2018) tersebut.

“Hasil di grup ini Indonesia jadi runner-up. Prediksi lawan Jepang memang ramai. Tapi kalau dilihat penampilan para atlet, bisa dibilang masih belum maksimal,” kata Ricky Soebagdja, wakil manajer tim Indonesia.

Dua poin pertama melayang dari genggaman Indonesia. Ini setelah pasangan ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan tunggal putra, Alberto Alvin Yulianto kalah.

Indonesia sempat menahan laju Jepang setelah Ghifari Anandaffa Prihardika/Pramudya Kusumawardana Riyanto merebut kemenangan 17-21, 21-6 dan 23-21. Mereka mengalahkan Hiroki Midorikawa/Hiroki Nakayama dalam waktu 50 menit.

Sayang di partai keempat, Stephani Widjaja tak berhasil mengatasi Hirari Mizui dengan baik. Stephani kalah dua game langsung, 16-21 dan 7-21 dari Mizui.

Di partai terakhir, pasangan ganda putri Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti menyumbangkan satu poin buat Indonesia. Mereka sukses menang dari Natsu Saito/Rumi Yoshida dengan skor 21-18 dan 22-20. Hasil pertandingan Agatha/Fadia memperkecil jarak kekalahan Indonesia 2-3 dari Jepang.

“Saat pemilihan atlet kami sudah berdiskusi dengan pelatih, mana yang paling pas. Untuk di tunggal putri, sayang penampilannya tidak sesuai harapan. Ini yang nanti harus dievaluasi penyebabnya,” tambah Ricky.

Meski kalah, Indonesia dipastikan lolos ke babak perempat final sebagai runner up grup D. Selain Indonesia dan Jepang, enam negara lain yang lolos ialah Tiongkok, Malaysia, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, dan India. (*)

Permalukan Penakluk Tontowi/Liliyana

PASANGAN Chris Adcock/Gabriella Adcock jadi mimpi buruk bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Malaysia Open 2018. Keduanya mampu membuat mati kutu pasangan ganda campuran terbaik Indonesia itu.

Tapi, nama  kehebatan Chris/Gabrielle seakan tak ada artinya di depan pasangan muda merah putih Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka kalah dua game langsung 12-21, 12-21.

Padahal, di atas kertas Hafiz/Gloria tak terlalu diunggulkan. Ranking mereka , 11, kalah dari pasangan suami istri asal Inggris yang kini ada di posisi keenam dunia tersebut.Ini merupakan pertemuan dari kedua pasangan.

Bagi Hafiz/Gloria kememangan di Negeri Gajah Putih tersebut merupakan gelar perdana. Keduanya baru dipasangkan Oktober tahun lalu.

Pekan lalu, Hafiz/Gloria menjadi sorotan. Keduanya mampu menembus ajang turnamen akbar, Indonesia Open. Sayang, langkah keduanya dihentikan seniornya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang akhirnya keluar menjadi juara.

Kemenangan itu membuat Indonesia sukses membawa pulang dua gelar. Satu lagi posisi terhormat disumbangkan pasangan ganda putri Gresyia Polii/Apriani Rahayu. (*)

Fokus Dulu di Grup

Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (foto:PBSI)
GENDERANG perang sudah ditabuh Tim Indonesia dalam  Kejuaraan Beregu beregu Asia Junior Championsips 2018. Kemenangan menjadi target yang dibidik saat menghadapi Jepang dan Singapura yang menjadi lawan di Grup D.

“Saya rasa kekuatan cukup baik di junior Indonesia. Tahun lalu Gregoria jadi kartu as kami. Tapi sekarang dengan komposisi tahun ini sebenarnya tidak jauh berbeda. Seperti Agatha (Imanuella)/(Siti) Fadia (Silva Ramadhanti), tahun lalu ke semifinal, lalu juga Ikhsan yang semakin matang. Jadi kami optimis,” ungkap Manajer Indonesia Susy Susanti.

Apalagi, lanjut dia, target seperti tahun lalu. Yakni masuk finaldan berusaha lebih.

''Tapi kami fokus dulu di grup,” lanjut Susy.

Ajang ini akan bergulir pada 14-17 Juli di Jaya Raya Sport Hall Training Center, Jakarta.

Berikut Skuad Indonesia di Asia Junior Championships 2018:

Tim Putra :
1. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay
2. Karono
3. Alberto Alvin Yulianto
4. Rehan Naufal Kusharjanto
5. Pramudya Kusumawardana Riyanto
6. Ghifari Anandaffa Prihardika
7. Daniel Marthin
8. Leo Rolly Carnando

Tim Putri :
1. Putri Kusuma Wardani
2. Stephani Widjaja
3. Ribka Sugiarto
4. Febriana Dwipuji Kusuma
5. Siti Fadia Silva Ramadhanti
6. Agatha Imanuela
7. Lisa Ayu Kusumawati
8. Putri Syaikah (*)

Gagal Bertemu dengan Tommy

Tommy Sugiarto melaju ke babak final Thailand Open 2018
NASIB kurang beruntung memayungi Sony Dwi Kuncoro. Dia menyerah dengan duece 21-23 di game saat berhadapan dengan wakil Jepang Kanta Tsuneyama di babak semifinal Thailand Open 2018 di Bangkok pada Sabtu waktu setempat (14/7/2018).

Di game pertama, Sony kalah 13-21. Tapi, di game kedua, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut unggul 21-14. Ini merupakan pertemuan perdana Sony dengan atlet Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut.

''Belum rezeki,'' tulis Sony singkat saat dihubungi melalui media sosial.

Sebenarnya, di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, penampilan Sony cukup  baik. Dia harus melalui dari babak kualifikasi.

Tapi, satu demi satu lawan yang dihadapi mampu dikalahkan. Termasuk salah satu penghuni Pelatnas PBSI Ihsan Maulana Mustofa di babak I.

Begitu juga di perempat final. Sony mampu membalas kekalahan dari Huang Yuxiang dari Tiongkok.

Kekalahan Sony ini juga membuat laga final sesama pebulu tangkis Indonesia (all Indonesian finals) urung terlaksana. Di babak semifinal lainnya, wakil merah putih Tommy Sugiarto menghentikan perlawanan andalan tuan rumah Suppanyu Avihingsanon.

Hasil itu membuat Tommy selalu menang dalam dua kali pertemuan. Sebelumnya, putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto itu unggul di Malaysia Open 2011. (*)

Pasang Target Tembus Final

INDONESIA pantang malu di kandang dalam Asia Junior Championships 2018. Merah putih  menargetkan menembus babak final beregu yang dilaksanakan 14-17 Juli 2018, di Jaya Raya Sport Hall Training Center, Jakarta. Di penyisihan, Indonesia menghuni grup D bersama Jepang dan Singapura.
“Untuk beregu memang kalau dibilang berat enggak, dibilang enteng juga enggak. Karena kita tahu Jepang juga cukup baik,''kata Manajer Tim Indonesia Susy Susanti seperti dikutip dari media PBSI.

Pihaknya tetap waspada dan konsentrasi satu-satu, tidak lengah. Kalau target,  ucap Susy, mudah-mudahan bisa minimal seperti tahun lalu, ke final.

''Tapi kami tetap berusaha meningkatkan. Apalagi sebagai tuan rumah, ini mungkin terakhir, yang berikutnya sudah bukan di Indonesia lagi,” ujar Susy.

Pada laga pertamanya, Indonesia akan menghadapi Singapura (15/7) pada pukul 09.00 WIB. Kemudian pada hari yang sama Indonesia bertemu Jepang, pukul 16.00 WIB.

Berbicara mengenai kondisi timnya, Susy menjelaskan, pebulu tangkis Indonesia yang diturunkan dalam kondisi yang baik. Berbagai persiapan sudah dilakukan sejak enam bulan sebelum pertandingan.

“Persiapan cukup baik. Dari tahun lalu kami persiapkan dari awal tahun paling tidak enam bulan. Mereka latihan intensif, lebih terfokus dan sparing dengan senior juga. Tahun lalu hasilnya cukup baik, mudah-mudahan tahun ini juga lebih baik lagi,” lanjut Susy.

Pembagian Grup

Grup A: Tiongkok, Malaysia, Myanmar

Grup B: Thailand, Taiwan, Hong Kong, Macau

Grup C: Korea, India, Kazakhstan, Sri Lanka

Grup D: Indonesia, Jepang, Singapura (*)

Lawan Bakal Lebih Berat Son

Kanta Tsuneyama yang akan menantang Sony (foto:zimbio)
TAK banyak waktu bagi Sony Dwi Kuncoro untuk lolos ke babak semifinal Thailand Open 2018. Bahkan, tidak sampai 30 menit atau setengah jam baginya untuk memeras keringat.

Padahal, lawan yang dihadapi bapak dua putri ini bukan pebulu tangkis kacangan. Sony melawan Huang Yuxiang dari Tiongkok. Ranking Huang pun jauh lebih baik dibandingkan Sony.

Arek Suroboyo tersebut ''hanya'' di posisi 80. Sedangkan  Huang di posisi 38.

Selain itu, dalam pertemuan sebelumnya, Sony kalah. Dia menyerah dua game langsung 17-21, 9-21 di Malaysia Open 2017.

''Ya, saya kalah dalam pertemuan pertama,'' ungkap Sony saat dihubungi melalui media sosial.

Di babak semifinal, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut akan ditantang Kanta Tsuneyama. Di perempat final, pebulu tangkis Jepang itu   menghentikan wakil tuan rumah Khosit Phetpradab dengan straight game 21-15, 21-13.

Kemampuan pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut tak boleh dipandang sebelah mata. Di Indonesia Open 2018, dia mempermalukan mantan nomor satu dunia Jan O Jorgensen (Denmark) di babak I. Di babak II, Kanta melumat Brice Laverdez (Prancis), yang di babak I memulangkan legenda hidup asal Tiongkok Lin Dan. Sayang, langkahnya dihentikan pebulu tangkis nomor satu dunia sekarang Viktor Axelsen (Denmark). (*)

Gregoria Beri Harapan

Gregoria langkahnya sudah sampai semifinal
PENAMPILAN Gregoria Mariska semakin menunjukan tren positif. Dia tak lagi sering tumbang di babak-babak perdana.

Bahkan, kini langkah Gregoria menembus babak semifinal Thailand Open 2018. Itu setelah juara dunia junior tunggal putri 2017 tersebut menundukkan Michelle Li dari Kanada dengan dua game langsung 21-17, 21-8 di Bangkok pada Jumat waktu setempat (13/7/2018).

Ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua pebulu tangkis. Hanya, kemenangan Gregoria ini termasuk kejutan.

Kok bisa? Dari sisi ranking, Gregoria kalah. Dia ada di posisi 29 sedangkan Michelle di 14.

Namun, di lapangan berkata lain.Penampilan Gregoria lebih baik dibandingkan Michelle.

Sejak 1994, setelah Susi Susanti tidak ada lagi wakil Indonesia yang menjadi juara di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand. Kini Susi merupakan Kabid Binpres dari PP PBSI. (*)

Kembali Jadi Pasangan Nomor Satu

Tontowi/Liliyana saat tampil di Indonesia Open 2018 (foto:PBSI)
PASANGAN Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir duduk kembali di singgasananya. Gelar juara Indonesia Open 2018 membuat mereka naik dua setrip ke posisi teratas dunia.

Pekan lalu, Tontowi/Liliyana masih ada di ranking ketiga. Apalagi, saat itu, ,mereka juga gagal menjadi pemenang di Malaysia Open.

Untung kegagalan tersebut terbalas di kandang sendiri. Tontowi/Liliyana memenangi Indonesia, salah satu turnamen yang masuk dalam jajaran tertinggi di dunia.

Pada babak final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (18/7/2018), pasangan yang sama -sama berasal dari PB Djarum Kudus tersebut menundukkan wakil Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan dua game langsung 21-17, 21-8. Pasangan negeri jiran itu juga pernah dikalahkan Tontowi/Liliyana di final Olimpiade Rio, Brasil, 2016.

Atas keberhasilan ini, keduanya langsung diguyur bonus ratusan juta rupiah dari Djarum Foundation pada Rabu (11/7/2018). Usai dari Indonesia Open 2018, Tontowi/Liliyana akan bertanding di Singapore Open. (*)

Akhirnya Bisa Kalahkan Prannoy

Prannoy H.S.dikalahkan Sony Dwi Kuncoro (foto: indiaexpress)
SATU demi satu halangan dilewati Sony Dwi Kuncoro di Thailand Open 2018. Sekarang, pebulu tangkis tunggal putra berusia 34 tahun tersebut sudah sampai ke babak perempat final.

Itu setelah dia mengalahkan H.S. Prannoy dari India dengan dua game langsung 21-18, 21-14 di Bangkok, Kamis (12/7/2018). Hasil itu membuat Sony memperkecil ketinggalan kekalahannya atas lawan yang sama menjadi 1-2.  Dua kali  pil pahit tersebut ditelan bapak dua putri itu di Macau Open 2014 dan India Open Grand Prix Gold 2011.

Sebenarnya, di atas kertas, Sony tak diunggulkan menembus perempat final. Dari sisi ranking dunia, suami dari Gading Safitri tersebut kalah jauh.

Saat ini, dia ada di posisi 80. Sementara Prannoy sudah di ranking 11 dunia.

Sehari sebelumnya, saat dihubungi melalui media sosial, Sony tak gentar melawan Prannoy. Dia tetap optimistis bisa memenangkan pertandingan.

Sebenarnya, Thailand Open bukan ajang yang asing bagi dia. Mantan tunggal terbaik Indonesia itu pernah menjadi juara pada 2012.

Ketika itu, Sony tampil luar biasa. Lin Dan yang tengah berada di puncak penampilan dipecundangi dengan dua game langsung 21-17, 21-16. Di babak final, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut melibas wakil Tiongkok lainnya, Chen Yuekuen, dengan 21-17, 21-14. (*)

Guyuran Bonus kepada Juara Indonesia Open

PB Djarum memberikan apresiasi kepada tiga pebulu tangkisnya yang meraih prestasi di Indonesia Open 2018. Mereka adalah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir serta pemain ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo. Ketihanya  dihadiahi bonus senilai masing-masing Rp 200 juta dari Djarum Foundation serta voucher senilai Rp. 50 juta dari Blibli.com.

Trio juara menerima apresiasi. (foto: PBSI)
 Kevin menjuarai Indonesia Open 2018 bersama Marcus Fernaldi Gideon. Ini membuat keduanya kini kian mantap di posisi puncak rangking dunia.

Acara penyerahan bonus dilangsungkan di Galeri Indonesia Kaya dan dihadiri para penerima penghargaan kecuali Richard Mainaky yang berhalangan hadir. Pemberian bonus ini merupakan lanjutan dari komitmen Bakti Olahraga Djarum Foundation yang dimulai sejak 2009 .

"Djarum Foundation berkomitmen untuk memberi apresiasi kepada pemain dan pelatih yang berjasa, apalagi ini di kandang sendiri. Buat Owi (sapaan karib Tontowi)/Butet (sapaan karib Liliyana Natsir) ini pecah telor karena sebelumnya tidak pernah juara Indonesia Open di Istora. Kalau buat Kevin, ini pertama kalinya juara Indonesia Open, mudah-mudahan tahun depan juara lagi," ujar Yoppy Rosimin, Program Director Djarum Foundation.

Dengan acara itu, pihaknya mengharapkan rencana pensiun yang sudah disusun Butet bisa diurungkan. Alasannya, Butet, kata Yoppy sambil bercanda, takut dikejar Kevin jumlah bonusnya.

Dituturkan Yoppy, Tontowi/Liliyana sudah kali delapan mendapatkan apresiasi.Sedangkan bagi Kevin, ini adalah kali ketiga .

Yoppy melanjutkan bahwa Djarum Foundation berencana untuk tak putus memberikan apresiasi kepada atletnya yang berprestasi dengan tujuan utama memberi motivasi kepada atlet serta menggugah para pengusaha dan berbagai pihak untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan bulutangkis Tanah Air.

 "Buat saya sih tidak munafik ya, bonus itu pasti menambah motivasi. Tapi dari awal pertandingan saya tidak memikirkan bonus dan fokus sama target saya dulu. Kami berterima kasih banyak atas penghargaan kepada prestasi kami, terima kasih untuk PB Djarum, Djarum Foundation, Blibli.com dan Tiket.com atas yang selalu mendukung kami," sebut Liliyana.

 Tontowi mengucapkan terima kasih buat apresiasi yang diberikan tak henti-hentinya. Mudah-mudahan, ungkap dia, ini bisa menjadi acuan buat para atlet PB Djarum supaya termotivasi juga untuk berprestasi.

Tidak hanya pemain, jerih payah pelatih membawa anak didiknya di podium juara pun diapresiasi. Kepala Pelatih Ganda Putra PP PBSI Herry Iman Pierngadi, Asisten Pelatih Ganda Putra PP PBSI Aryono Miranat, Kepala Pelatih Ganda Campuran PP PBSI Richard Mainaky serta Asisten Pelatih Ganda Campuran PP PBSI Vita Marissa dihadiahi masing-masing satu kulkas Polytron serta voucher senilai Rp. 5 juta dari Blibli.com. (*)

Sony Sukses Balaskan Dendam

Sony melaju ke babak II Thailand Open 2018
PERTANDINGAN simulasi Piala Thomas 2012 di Solo tak dilupakan Sony Dwi Kuncoro. Dia harus turun ke lapangan meski kondisinya lagi tak prima.

 Imbasnya, Sony menyerah kepada pebulu muda kala itu, Ihsan Maulana Mustofa. Kekalahan itu membuat bapak dua putri tersebut gagal menembus Piala Thomas.

Yang menyakitkan lagi, Sony dicoret dari Pelatnas Cipayung. Tempat yang sudah dihuninya selama 10 tahun lebih.

Setelah itu, Sony tak pernah berjumpa lagi dengan Ihsan. Hingga akhirnya pada Rabu (11/7/2018), keduanya berjumpa di babak I Thailand Open 2018.

Hasilnya, Sony mampu membalas kekalahan di Kota Bengawan, julukan Solo. Suami Gading Safitri ini menang dua game langsung 21-19, 21-8.

Di babak kedua, lawan berat sudah menunggu Sony. Dia menantang unggulan keempat H.S. Prannoy dari India.

Pebulu tangkis ranking 14 dunia tersebut bisa menjadi batu sandungan bagi Sony. Kok bisa? Dari dua kali pertemuan, mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut tak pernah memetik kemenangan. Itu terjadi di Macau Open 2014 dan India Grand Prix Gold 2011. (*)

Mantan Tunggal Putri No 1 Malaysia Tinggalkan Tim Nasional

Tee Jing Yi (foto NST)
KERJA sama Tee Jing Yi dengan Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) selesai. Ini setelah pebulu tangkis putri berusia 27 tahun tersebut memutuskan mundur.

Sejak usia 15, Jing Yi sudah bergabung dengan BAM. Namanya terukir dua kali berlaga di ajang olimpiade. Waktunya banyak dihabiskan di nomor tunggal sebelum banting setir ke nomor ganda pada akhir tahun lalu.

Jing Yi bermain di Malaysian Open dua pekan lalu. Berpasangan dengan Goh Yea Ching, mereka kalah 19-21, 18-21 dari pasangan Korea Selatan Kim Hye-rin/Kong Hee-yong di babak I.

Jing Yi berpasangan dengan Soong Fie Cho, yang sudah meraih tiga gelar. Salah satunya Malaysian International Challenge pada April lalu.

Mereka duduk di ranking 32 dunia atau kedua terbaik di Malaysia setelah pasangan nomor 15 dunia 15 Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean.

Saat dikonfirmasi, Jing Yi membenarkan dia telah meninggalkan tim nasional. Dia juga belum memutuskan untuk menjadi pebulu tangkis mandiri.

“Saat ini saya hanya ingin istirahat dari bulu tangkis,'' ujar perempuan yang lima kali membela Malaysia di ajang Piala Uber tersebut seperti dikutip media Malaysia.

Untuk ke depannya, dia masih menunggu. Hanya, Jing Yi mengaku masih ingin meneruskan karir di olahraga tepok bulu tersebut. (*)

Lolos Babak Utama, Harus Hadapi Junior

Sony Dwi Kuncoro menang dua kali di babak kualifikasi
ASA Sony Dwi Kuncoro menembus babak utama Thailand Open 2018 tercapai. Arek Suroboyo ini mampu memetik dua kemenangan dalam pertandingan babak kualifikasi yang dilaksanakan di Bangkok Selasa waktu setempat (10/7/2018).

Pada pertandingan pertama, Sony menundukkan Lu Chia Huang dari Taiwan dengan dua game langsung 21-15, 21-13. Tiket ke babak diraih mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut setelah menghentikan perlawanan Kartikey Gulshan Kumar dari India dengan 21-14, 28-26.

Namun, di babak kedua, Indonesia sudah dipastikan kehilangan satu wakil. Ini karena Sony berjumpa dengan juniornya, Ihsan Maulana Mustofa.

Dari sisi ranking saat ini, Sony kalah. Dia ada di posisi 80 dunia sedangkan juniornya tersebut berada di posisi 44 dunia.

Hanya, dalam segi pengalaman, Sony tetap unggul. Dia pernah menjadi salah satu tunggal terbaik Indonesia dan dunia. Perunggu Olimpiade Athena 2004 pernah diraih.

 ''Saya fokus saja melawan Ihsan,'' ujar Sony. (*)

Kembali Memulai dari Babak Kualifikasi

Sony Dwi Kuncoro tak bisa langsung ke babak utama
TAMPIL dari  babak kualifiikasi sudah jadi hal yang biasa bagi seorang Sony Dwi Kuncoro. Penyebabnya,ranking dunia yang dimiliki belum bisa untuk tampil di babak utama. Meski itu hanya turnamen level IV.

Ini dilakoni Sony dalam Thailand Open 2018. Sebuah turnamen yang masuk kategori  world tour super 500.

 Pebulu tangkis yang kini sudah berusia 34 tahun tersebut harus merangkak dari bawah. Di babak I ajang yang dilaksanakan di Bangkok itu, Sony akan berjumpa dengan wakil Taiwan Lu Chia Huang.

 Di atas kertas, arek Suroboyo tersebut lebih diunggulkan. Selain ranking yang jauh lebih baik, 80, sementara lawannya, 133, Sony unggul dalam sisi pengalaman.

 Hanya, untuk faktor stamina bisa jadi bumerang bagi Sony. Lawannya masih berusia 21 dan dianggap punya stamina yang lebih prima.

Selain Sony, waki Indonesia yang harus melalui babak kualifikasi di Negeri Gajah, julukan Thailand, adalah Firman Abdul Kholik dan Shesar Hiren Rustavito.

Sedangkan yang langsung lolos ke babak utama adalah Ihsan Maulana Mustofa dan Tommy Sugiarto (*)

Masuk Salah Satu Turnamen Terbaik di Dunia

INDONESIA Open 2018 World Tour Super 1000 dinobatkan menjadi salah satu turnamen terbaik oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Pertimbangannnya, ajang tersebut mampu menyajikan tontonan bulu tangkis yang dikemas menarik. Hal ini mendukung tujuan BWF yang ingin bulutangkis lebih dikenal, banyak ditonton dan dicintai di seluruh dunia.

"Kami berterima kasih kepada PBSI, Blibli dan semua pihak yang sudah bekerja keras di event ini. Sudah lama turnamen ini menjadi yang terbaik, Indonesia Open selangkah lebih baik dan membuat bulu tangkis bisa dinikmati," kata Darren Parks, Event Director BWF, menyebut Istora sebagai salah satu tempat pertandingan bulu tangkis terbaik.

Dia mengaku sudah beberapa kali menyaksikan turnamen-turnamen. Indonesia Open, ujar Park, adalah salah satu yang terbaik.

''Fans datang kemari dan tentunya apa yang mereka dapat di sini akan terkenang di ingatan mereka," tambah Parks.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Turnamen Achmad Budiharto mengatakan bahwa pelaksanaan turnamen berlangsung lancar. Pihaknya bersyukur karena turnamen ini bisa diselesaikan dengan baik, selamat dan sukses.

''Ini semua karena kerja keras kita semua. Hasilnya pun tidak mengecewakan, kita dapat dua gelar," ucap Budi, sapaan karub Achmad Budiharto.

 Dilihat dari kehadiran penonton, tambah dia, juga sangat memuaskan dan memecahkan rekor. Kalau biasanya babak awal ada dua-tiga ribu penonton, ungkap Budi, sekarang tembus empat ribuan.

''Ada hal-hal baru yang tahun ini kami akomodir, misalnya karena ini event keluarga, jadi kami sediakan Blibli Mart dan kids corner," ujar Budi yang juga merupakan Sekretaris Jenderal PP PBSI. (*)

Sukses Ulangi 2008

Kevin/Marcus usai penyerahan juara (foto;PBSI)
DI kandang sendiri, sapu bersih pernah dilakukan di Indonesia Open. Tapi, tanpa gelar juga pernah dialami.

Tapi, capaian terakhir terbaik terakhir pada 2008. Indonesia mampu meraih dua gelar melalui Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra dan pasangan ganda putri Vita Marissa/Liliyana Natsir.

 Setelah itu, itu baru kembali diulangi pada 2018 ini. Merah putih berkibar dua kali . Hanya dari nomor yang berbeda, kali ini ganda putra dan ganda campuran yang jadi penyelamat muka Indonesia.

Di ganda putra, pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon naik ke podium juara setelah mengalahkan pasangan Jepang Takuto Inoue/Yuki Kaneko dengan dua game langsung 21-13, 21-16 di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (8/7).

Ini menjadi kemenangan keempat selama empat kali pertemuan. Sekaligus, menjadi gelar perdana di Indonesia Open. Tahun lalu, dengan posisi sama sebagai unggulan teratas, Kevin/Marcus langsung tersingkir di babak I.

Sementara, di ganda campuran, Tontowi/Liliyana menang mudah atas lawannya dari Malaysia Chang Peng Soon/Goh Liu Ying dengan straight game 21-17, 21-8. Ini menjadi gelar kedua di ajang yang sama setelah kesuksesan tahun lalu.

Bagi Indonesia, sukses ini menjadi bekal menyongsong Asian Games 2018 yang digelar di kandang sendiri. Apalagi, tempat yang dipakai sama. (*)

Hasil Final Indonesia Open 2018
Tunggal Putra
Kento Momota (Jepang) v Viktor Axelsen (Denmark) 21-14, 21-9

Tunggal Putri
Tai Tzu Ying (Taiwan) v Chen Yufei (Tiongkok) 21-23, 21-15, 21-9

Ganda Putra
Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia) v Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang) 21-13, 21-16

Ganda Putri
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) v Mayu Matsutomo/Wakana Nakahara (Jepang) 21-14, 21-16, 21-14

Ganda Campuran
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia) v Chen Peng Soon/Goh Liu Yong (Malaysia) 21-17, 21-8

Tetap Respek kepada Tontowi/Liliyana

Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (foto:TSN)
LAGA final ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016 kembali terulang. wakil Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan berhadapan dengan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) di babak final Indonesia Open 2018 yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7).

 Ini merupakan pertemuan pertama bagi kedua pasangan setelah olimpiade. Dari sepuluh kali pertemuan, Chan/Goh baru satu kali berhasil mengalahkan Tontowi/Liliyana.

"Kami sudah mempersiapkan diri kalau kami akan melawan satu stadion, ha ha ha," canda Goh dalam konferensi pers usai pertandingan Sabtu (7/7).

Dia mengaku bermain baik dan berharap bisa terulang saat final. dan kami bisa menerapkan pola permainan kami. Meski, Goh secara sportif respek kepada Tontowi/Liliyana.
"Sebelumnya kami akan melakukan analisis dan persiapan," kata Chan.

Indonesia meloloskan dua wakil ke final. Selain Tontowi/Liliyana, pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon juga melaju ke babak pemungkas setelah mengalahkan sesama wakil Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Di babak final, Kevin/Marcus akan berhadapan dengan Takuto Inoue/Yuki Kaneko dari Jepang.(*)

Edisi Perdana Telah Terbit

Majalah Edisi Perdana Sudah Bisa Anda Baca
Klik di sini Edisi Juni


Tiga Juara Bertahan Sudah Tersingkir

DUA juara bertahan nomor tunggal di Indonesia Open kalah. Ini setelah di Sayaki Sato menyerah tiga game 19-21, 21-17, 14-21  dari Kirsty Gilmour dari Skotlandia di babak II nomor tunggal putri yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/7/2018).

Tahun lalu, gadis asal Jepang tersebut naik ke podium juara. Di babak final, dia mengalahkan Sung Ji-hyun asal Korea Selatan dengan 21-13, 17-21, 21-14.

Sebenarnya, kekalahan Sayaki ini tidak terlalu mengejutkan. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, dia dua kali menyerah.

Sementara di tunggal putra, sehari sebelumnya, Kidambi Srikanth (India)  dipulangkan oleh Kento Momota (Jepang) dengan rubber game 12-21, 21-14, 21-15.  Bagi Momota, ini menjadi kemenangan ketujuh dari 10 kali pertemuan. Atau menjadi empat kemenangan beruntun.

Pada Rabu, juara ganda putra Li Junhui/Liu Yuchen juga kehilangan gelar. Unggulan keempat ini kalah 19-21, 15-21 dari wakil Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov. Hasil ini membuat tinggal dua pemenang tahun lalu yang masih bertahan, yakni Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia) di ganda ganda campuran. (*)