WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Gagal Dapat Kado Manis saat Ultah

Alamsyah (kiri) dan Jonatan (foto; sidiq)
ALAMSYAH Yunus dapat kado ulang tahun pahit di usianya yang ke-26. Dia gagal mempertahankan gelar Indonesia Challenge.
 Dalam final edisi 2013, dia harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis muda usia Jonatan Christie dari pelatnas dengan straight game 17-21, 10-21 di GOR Sudirman, Surabaya, pada Minggu (7/7).
 ‘’Lawan memang lebih bagus. Dia tidak mau saya ajak main-main reli,’’ kata Alamsyah kepada wartawan setelah pertandingan.
 Ya, dalam laga pemungkas, mantan penghuni pelatnas Cipayung 2005-2008 tersebut seakan mati kutu. Jonatan tak memberikan kesempatan kepada Alamsyah untuk mengembangkan permainan reli yang menjadi andalam Alamsyah.
 Dia pun membantah kalau staminanya sudah terkuras pada babak semifinal saat mengalahkan pebulu tangkis Hongkong Wei Nan yang berlangsung selama 100 menit atau 1 jam 40 menit. Secara sportif, dia memuji Jonatan memang lebih bagus.
 ‘’Bola-bola saya mudah dia patahkan. Tampaknya, Jonatan memang sudah mempelajari main saya,’’ ungkap Alamsyah.
 Tahun lalu, pada laga final yang kebetulan juga berlangsung 7 Juli, dia mengalahkan Wisnu Yuli Prasetyo. Sayang, tahun ini, Alamsyah gagal mengulangi. (*)



HASIL SEMIFINAL INDONESIA CHALLENGE 2012

TUNGGAL PUTRA:
Jonatan Christie (Indonesia) v Alamsyah Yunus (Indonesia x1) 21-17, 21-10


TUNGGAL PUTRI:
Dinar Dyah Agustine (Indonesia) v Stefani Stoeva (Bulgaria x6) 13-21, 21-15, 21-12


GANDA PUTRA:
Praveen Jordan/Didit Juang (Indonesia) v Hardianto/Agripinna Prima (Indonesia) 17-21, 21-16, 23-21

GANDA PUTRI:
Mareta Dea Giovani/Melvira Oklamona (Indonesia x4) v Shella Devi Aulia/Anggia Shitta (Indonesia x3)

GANDA CAMPURAN:
Ardiansyah/Devi Tika (Indonesia x4) v Satrio Yodhi/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia)  19-21, 21-18, 21-19
Ket; x=unggulan

Juliane Schenk Jadi Sparring Malaysia

PROFESIONAL: Juliane Schenk (foto:badmintonweb)

SEKTOR tunggal putri Malaysia tak begitu menonjol. Bahkan, dengan Indonesia, negeri jiran tersebut masih kalah.
 Namun, Malaysia menjadi favorit pebulu tangkis dunia untuk berlatih. Atlet yang datang kali ini pun bukan main-main, Juliane Schenk. Perempuan Jerman ini sekarang berada di peringkat keempat dunia.
 Kemampuannya pun tak bisa dipandang sebelah mata.Para pebulu tangkis tunggal putri top dunia pernah dikalahkannya, termasuk Tiongkok.
 Schenk datang ke Malaysia dalam rangka persiapan menghadapi Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang. Perempuan berusia 31 tahun tersebut bakal menjadi lawan tanding bagi dua tunggal putri Malaysia yang juga bakal berangkat ke Guangzhou Sonia Cheah dan Tee Jing Yi.
 Schenk juga akan bergabung bersama Sonia dan Jing Yi di Hongkong selama timnas Malaysia menggelar pemusatan latihan  mulai 25 Juli mendatang. Langkah ini dilakukan Schenk setelah dia memutuskan menjadi pebulu tangkis professional gara-gara tak akur lagi dengan asosiasi bulu tangkis Jerman (DBV).
 ‘’Semua terjadi begitu cepat. Saya mengirimkan surat ke DBV pada 31 Mei bahwa saya akan pensiun akhir tahun ini,’’ kata Schenk kepada media lokal Malaysia.
 Tiga hari kemudian, surat yang dikirim mendapat jawaban. Hanya, isinya sangat mengejutkan.
 ‘’Saya dipecat dari tim nasional. Ini sangat mengejutkan karena saya sudah menghabiskan waktu 15 tahun bersama tim nasional,’’ ucap Scenk.
 Imbasnya, dia pun tak punya tempat lagi untuk berlatih dan tak punya uang untuk bepergian. Padahal, dia butuh itu untuk mempersiapkan diri tampil pada Kejuaraan Dunia.
 ‘’Saya pun memutuskan menjadi pebulu tangkis professional,’’ ungkap Schenk.
 Hasilnya pun luar biasa. Dia mampu lolos ke final Indonesia Super Series Premier 2013 padahal dia tak menjalani latihan. Sepekan kemudian pada Singapura Super Series, pelatih tunggal putri Malaysia Wong Tat Meng menawarinya menjadi lawan tanding bagi anak asuhnya. Tanpa berpikir panjang, Schenk pun menerima.
‘’Latihan di Eropa dan Asia berbeda. Tapi, kami bis saling belajar,’’ ucap Schenk.
Saat ditanya apakah tertarik menjadi asisten Tat Meng nanti, dia tertawa. Itu, jelasnya, memang bakal menjadi sebuah keputusan.’’Tapi, saya juga akan bertanya kepada orang lain juga,’’ lanjut dia.
 Hanya, itu belum bisa diputuskan dalam waktu dekat. Alasannya, dia bakal ikut ambil bagian dalam Indian Badminton League (IBL). (*)

Pebulu Tangkis Postur Kecil, Jangan Pernah Menyerah

ULET: Alamsyah (foto: sidiq)
ALAMSYAH Yunus mampu memikat penonton Indonesia Challenge 2013 yang memadati GOR Sudirman, Surabaya (6/7). Dia menghentikan laju pebulu tangkis Hongkong Wei Nan. Padahal, secara fisik, Alamsyah tak ada apa-apanya. Berikut petikan wawancara smashyes dengan Alamsyah termasuk soal keputusannya menjadi pebulu tangkis mandiri.

Selamat Alamsyah lolos final?
-Terima kasih. Tapi, butuh perjuangan yang sangat berat. Dukungan dari penonton membuat semangat saya terus meletup untuk bisa memenangkan pertandingan.

Tapi, Anda memang tampil luar bisa tadi?
-Sebenarnya saya sudah nyaris kalah lagi pada game kedua. Sekali lagi, penonton membuat semangat ini tak mau menyerah kepada Wei Nan.

Lawan sendiri bagaimana?
-Ini pertemuan saya yang ketiga dan Alhamdulillah saya selalu menang. Tapi, menangnya juga melalui pertarungan yang ketat. (Alamsyah mengalahkan Wei Nan di Vietnam Grand Prix 2011 dan Malaysia Grand Prix Gold 2013). Dengan postur yang bagus, Wei Nan bisa menutup daerah dengan bagus. Game pertama sudah menjadi bukti bahwa saya sempat mengalami kerepotan.
Anda yakin juara?
-Sebenarnya sih saya belum pernah bertemu dengan Jonatan Christie. Dia akan baru di pelatnas. Tapi, saya sih optimistis menang. Hanya, sikap tersebut tak boleh berlebihan karena malah bisa membayakan bagi saya sendiri. Final ini juga menambah semangat sendiri bagi saya karena pas barengan dengan hari ulang tahun saya. Jadi, saya mau cari kado sendiri pas ulang tahunku.

Alamsyah tampaknya malah enjoy menjadi pebulu tangkis mandiri?
-Awalnya sih ya agak repot. Kan dulunya ada yang menguruskan. Apalagi saat di pelatnas. Istilahnya tinggal bawa raket. (Alamsyah di pelatnas mulai 2005-2008). Kini, saya harus mengurus jadwal dan semuanya sendiri. Saya nikmati semua ini.

Banyak yang bilang Anda terpental dari pelatnas karena postur?
-Memang siapa sangka dengan tinggi 165 sentimeter saya bisa berprestasi. Tapi, saya harus bisa membuktikan bahwa atlet dengan postur tak ideal seperti saya tidak boleh menyerah.
Dengan usia yang 26 tahun, Anda masih susah dikalahkan, khususnya di level grand prix gold ke bawah apalagi sirkuit nasional?
-Semua itu hasil dari latihan keras. Tanpa itu, tak mungkin saya bisa meraih prestasi. (*)

JANGAN REMEHKAN ALAMSYAH YUNUS
2007: Semifinal Rusia Grand Prix Gold
2008: Semifinal Thailand dan Makau Grand Prix Gold
2009: Finalis Australia Grand Prix
2010: Semifinalis Vietnam Challenge,Semifinalis Australia Grand Prix, Juara Indonesia Challenge, Juara India Challenge
2011:Juara India Challenge
2012: Juara Indonesia Challenge
2013: Malaysia Grand Prix Gold

Tahan Sakit, Febri Gagal Lolos Final

SAKIT: Kaki Febri yang cedera (foto; sidiq)
FEBRIYAN Irvanaldy harus membuang jauh ambisi lolos final Indonesia Challenge 2013. Itu setelah pebulu tangkis Hi-Qua Wima tersebut dipaksa mengakui ketangguhan Jonatan Christie dari Pelatnas Cipayung dengan rubber game 21-18,11-21, 12-21 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Sabtu sore (6/7).
 Sebenarnya, dalam kejuaraan yang menyediakan hadiah total USD 20 ribu tersebut, Febri, sapaan karib Febryan Irvanaldy, lebih diunggulkan. Ini dikarenakan dia kenyang pengalaman dan usianya, 21, lebih matang dibandingkan Jonatan.
 Febri pernah menimba ilmu di Singapura dan pelatnas. Sementara lawannya baru kali ini menghuni Cipayung, lokasi pelatnas PP PBSI.
 Asa memenangkan pertandingan pun sempat terbuka. Febri menguasi game pertama. ‘’Tapi, pada game kedua, kaki saya yang mengelupas mengeluarkan darah. Saya harus menahannya dan kepala juga mulai pusing,’’ kata Febri setelah pertandingan.
 Dia pun menunjukan cedera yang dialami. Di jari kaki, dia terpaksa menutupi dengan pembalut serta penyuntik pemati rasa.
 ‘’Ini  sudah maksimal dari perjuangan Febri di lapangan. Dia menahan sakit untuk bisa memberikan perlawanan,’’ tambah pelatih Febri, Ferry Stewart.
 Jonatan pun mengakui dia memanfaatkan cedera yang menimpa lawannya. Apalagi, sang pelatih, Marleve Mainaky, mengintruksikan untuk memberikan bola-bola sulit kepada Febri.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan Minggu (7/7), dia akan menantang unggulan pertama sekaligus juara bertahan Alamsyah Yunus. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menghentikan perlawanan pebulu tangkis Hongkong Wei Nan dengan rubber game 17-21, 23-21, 21-15.
 ‘’Saya sangat menantikan pertandingan ini. Melawan Alamsyah merupakan pertandingan yang sudah lama saya impikan,’’ ungkap Jonatan yang pekan lalu menjadi juara ASEAN School Games di Hanoi, Vietnam.
 Sebelumnya, dia tak pernah berhadapan dengan Alamsyah. Meski kalah senior, Jonatan tetap optimistis bisa memenangkan pertandingan. (*)

HASIL SEMIFINAL INDONESIA CHALLENGE 2012

TUNGGAL PUTRA:
Alamsyah Yunus (Indonesia x1) v Wei Nan (Hongkong x4) 17-21, 23-21, 21-15; Jonatan Christie (Indonesia) v Febriyan Irvanaldy (Indonesia) 18-21, 21-11, 21-12

TUNGGAL PUTRI:
Stefani Stoeva (Bulgaria x6) v Maziyyah Nadhir (Indonesia x5) 21-19, 18-21, 21-9; Dinar Dyah Agustine (Indonesia) v Milicent Wiranto (Indonesia x4) 21-19, 21-18; 

GANDA PUTRA:
Hardianto/Agripinna Prima (Indonesia) v I Komang Sandy/Moh Solihudin 21-17, 21-12; Praveen Jordan/Didit Juang (Indonesia) v Wahyu Nayaka/Ade Yusuf (Indonesia x1) 14-21, 21-15,22-20


GANDA PUTRI:
Shella Devi Aulia/Anggia Shitta (Indonesia x3) v Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) 21-16, 16-21, 24-22; Mareta Dea Giovani/Melvira Oklamona (Indonesia x4) v Nadya Melati/Natalia Poluakan (Indonesia) 19-21, 21-15,2-20


GANDA CAMPURAN:
Ardiansyah/Devi Tika (Indonesia x4) v Rendra Wijaya/Nurvita (Indonesia) 21-17, 21-16; Satrio Yodhi/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia) v Rizki Ristian/Anggraeni Novalita (Indonesia) 21-19, 21-14

Ket; x=unggulan

Kesempatan Mengenang Masa Lalu

REUNI:Selvanus (pojok kiri) bersama Ferry Stewart (foto: sidiq)

BERTANDING di Indonesia Challenge 2013 benar-benar dimanfaatkan Selvanus  Geh. Bukan hanya untuk mematangkan dengan pasangannya, Ronald Alexander, saja. Tapi, dia ingin mengenang empat tahunnya di Surabaya.
 Ya, meski asli Samarinda, Kalimantan Timur, tapi lelaki berusia 21 tahun tersebut bisa masuk pelatnas juga berkat gemblengan di Hi-Qua Wima. Di tangan pelatih bertangan dingin Ferry Stewart, bakat dan potensinya terasah.
 Untuk itu, di sela-sela mengikuti turnamen kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut, dia pun bereuni dengan rekan-rekannya di Wima termasuk juga dengan Ferry. Selvanus pun mengajak makan malam mereka di sebuah kedai ikan bakar di kawasan Barata Jaya, Surabaya.
 Dia hapal dengan Barata Jaya karena semasa di Wima, dia setiap hari berlatih di GOR Mikasa yang berada di kawasan tersebut. Selvanus juga terlihat berdiskusi dengan Ferry soal penampilannya di Indonesia Challenge.
 Apalagi, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 20 ribu tersebut, Selvanus/Ronald tersingkir di babak perempat final. Padahal, ganda putra berperingkat 54 dunia tersebut duduk sebagai unggulan kedua.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman pada Jumat malam (5/7), Selvanus/Ronald harus mengakui ketangguhan pasangan Indonesia lainnya, Hardianto/Agripinna Prima dua game langsung 18-21,20-22.
 ‘’Selvanus datang ke Wima pada 2008. Dulunya juga main tunggal. Tapi, saya sudah melihat dia punya potensi lebih kalau main ganda,’’ ungkap Ferry.
 Insting lelaki blasteran Manado-Belanda itu pun tak salah. Tak butuh lama, prestasi pun datang ke Selvanus. Hingga akhinya, dia pun lolos seleksi pelatnas Cipayung pada 2012.
 ‘’Polesan Om Ferry sangat membantu saya,’’ ungkap Selvanus.
 Baginya, Wima sudah seperti rumah sendiri.  Menariknya, dia memilih bergabung Wima karena merasa bakal berkembang kalau bergabung di klub yang kini disponsori perusahaan apprel Hi-Qua tersebut. (*)

SELVANUS/RONALD REDUP DI 2013
Indonesia Super Series Premier: Kualifikasi
Thailand Grand Prix Gold : Babak I
Malaysia Grand Prix Gold: Babak II
Vietnam Challenge: Babak I
Iran Challenge: Semifinal

Putra Ternate yang Harumkan Surabaya

Rizky Hidayat (foto: sidiq)

SURABAYA  berpesta di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2013. Kota terbesar kedua di Indonesia tersebut mampu menjadi juara umum dalam event dua tahunan tersebut.
 Salah satu cabang olahraga (cabor) yang memberikan konstribusi besar adalah bulu tangkis. Olahraga tepok bulu ini menyumbangkan enam medali emas dari tujuh medali emas yang diperebutkan dalam kegiatan yang dilaksanakan di Madiun pada 22-29 Juni tersebut.
 Nah, di antara enam medali tersebut tiga di antaranya hasil tetesan keringat seorang Rizky Hidayat.  Pebulu tangkis berusia 21 tahun binaan Hi-Qua Wima itu menjadi juara di nomor beregu putra, ganda putra, dan ganda campuran.
 Berpasangan dengan Andrean, Rizky menentukan kemenangan atas Pasuruan di beregu putra. Di perorangan, Rizky/Andrean pun mempermalukan pasangan Sidoarjo Dimas/Komandani 21-13, 21-16.
 Nah, pada hari yang sama (29/7), Rizky yang berpasangan dengan Ni Ketut mengalahkan rekannya sendiri Andrean/Heti 21-15, 23-21. ‘’Semua ini hasil latihan keras selama ini,’’ kata Rizky kepada smashyes.
 Ya, latihan keras itu juga yang membuat dia nyaris masuk pelatnas Cipayung. Sayang, dalam seleksi akhir, Rizky terpental. Hanya, pasangannya di Wima, Ade Yusuf yang diterima dalam kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia tersebut.
 ‘’Rizky pebulu tangkis potensial. Dia gagal karena posturnya mungkin dianggap kurang di pelatnas,’’ tambah Ferry Stewart, pelatih Hi-Qua Wima.
 Namun, dia salut dengan perjuangan anak asuhnya tersebut. Rizky, jelas dia, datang ke Surabaya pada 2006.
 ’’Aslinya dia dari Ternate.  Awalnya dia juga turun di tunggal. Tapi ternyata Rizky juga punya potensi besar di ganda,’’ ungkap lelaki yang punya dedikasi tinggi di bulu tangkis tersebut.
 Rizky pun mengaku tak menyerah meski gagal ke pelatnas. Tantangan lain yang dikejarnya aadalah ingin merasakan kerasnya berkompetisi di negara lain. (*)

Siapa Rizky Hidayat
-Aslinya dari Ternate tapi kini sekarang kerasan di Surabaya
-Datang sebagai pebulu tangkis tunggal, kini tangguh di ganda
-Juga kuliah karena ingin jadi sarjana
-Jadi penyumbang tiga emas di Porprov 2013. Kantongnya bisa bertambah menjadi Rp 60 juta karena prestasinya itu
-Di BWF terdaftar dengan nama Ismail Rizky Hidayat
-Peringkatnya 643 di ganda putra dan 479 di ganda campuran

Langkah Febri Sudah Semifinal

ASA: Febriyan  (foto:sidiq)

FEBRIYAN Irvanaldy terus melaju. Pebulu tangkis Hi-Qua Wima tersebut melangkahkan kakinya ke babak semifinal Indonesia Challenge 2013.
 Itu setelah Febri, sapaan karib Febriyand Irvanaldy, mampu mengalahkan Panji Akbar yang juga berasal dari Indonesia dengan rubber game 21-14, 18-21,21-14 pada pertandingan perempat final yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Jumat malam (5/7).
 ‘’Game kedua saya sempat terbawa iramanya. Untung,pada game ketiga, saya mampu bangkit lagi,’’ kata Febri setelah pertandingan.
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan Sabtu (6/7), lelaki berusia 21 tahun tersebut akan ditantang pebulu tangkis pelatnas Christie Jonathan yang diperempat final memupus asa Andre Marteen (Indonesia) 21-18, 21-18. Di atas kertas, Febri tentu lebih diunggulkan karena lebih senior dibandingkan lawannya.
 ‘’Tapi, saya belum pernah bertemu Christie. Bagi saya, lawan siapapun tetap berat,’’ tegas Febri.
 Semifinal lainnya tunggal putra mempertemukan unggulan pertama Alamsyah Yunus (Indonesi) melawan unggulan keempat asal Hongkong Wei Nan.  Sebelumnya, Alamsyah memupus asa wakil Indonesia lainnya, Robin Gonansa 21-17, 21-13. Sementara Wei Nan menang 18-21,21-13, 21-17 atas Senatria Agus (Indonesia).
 Untuk nomor tunggal putri, kejutan terjadi ketika unggulan teratas Febby Angguni tumbang oleh pebulu tangkis nonunggulan Dinar Dyah (Indonesia) 17-21, 16-21. (*)

Anak II Penambah Semangat Sony


PUTRI II: Naraya Aisha Kuncoro
SONY Dwi Kuncoro punya suntikan semangat baru. Bukan soal kondisinya yang sudah mulai guna persiapan Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang. Bukan juga bakal datangnya kucuran bonus kepada pebulu tangkis  yang mampu menjadi juara dalam event dua tahunan tersebut.
 Lalu apa? Peraih perunggu tunggal putra Olimpiade Athena 2004 tersebut mempunyai anak kedua. Itu setelah sang istri, Gading Safitri, melahirkan pada Kamis malam (4/7).
 ‘’Lahir di Kemang Medica Care. Anaknya sesuai dengan USG, cewek lagi,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Anak keduanya ini diberi nama Naraya Aisha Kuncoro. Anak pertama Sony juga berkelain perempuan dan sudah berusia 2 tahun yakni Divya Amanta Kuncoro.
 ‘’Alhamdulillah, ibunya juga dalam keadaan sehat,’’ ungkap arek Suroboyo tersebut.
 Dia mengakui kelahiran anak keduanya ini menambah semangatnya pada Kejuaraan Dunia. Sony berharap  dia mampu memberikan yang terbaik usai mengalami cedera saat tampil pada All England Super Series Premier 2013 di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Maret lalu.
 Pada Indonesia Super Series Premier Juni lalu, Sony memulai debut pascacedera. Sayang, hasilnya belum sesuai harapan. Sebagai unggulan keempat, dia sudah tersingkir pada babak kedua turnamen berhadiah total USD 700 ribu tersebut.
 Ayah Sony, Sumadji, pun mengaku gembira dengan kelahiran cucunya tersebut. Rencananya, pada Sabtu (6/7) besok, dia akan ke Jakarta untuk melihat Naraya.
 ‘’Saat ini, saya masih di Surabaya. Besok baru ke sana,’’ ungkapnya. (*)

Putri Morten Frost Seriusi Bulu Tangkis

PENERUS: Josephine Frost Zwicky (foto:thestar)

MASIH ingat Morten Frost-Hansen? Bagi pecinta bulu tangkis, tentu jawabnya iya.
 Lelaki asal Denmark yang kini berusia 55 tahun tersebut merupakan jagoan olahraga tepok bulu di era 1980-an dengan mengoleksi empat gelar All England (1982,1984, 1986, dan 1987). Belum lagi puluhan gelar yang dikantonginya dari berbagai turnamen.Dia masuk dalam Hall of Fame BWF pada 1998.
 Kini, dia pun aktif berkelana dari satu negara ke negara lain guna mengembangkan olahraga tepok bulu. Malaysia dan Afrika Selatan pernah ditanganinya.
 Darah bulu tangkis yang mengalir dalam darahnya pun turun kepada Josephine Frost Zwicky. Gadis berusia 17 tahun ini pun menggeluti olahraga yang membuat nama ayahnya melambung.
 Bahkan, saat ini, Frost Zwicky pun tengah berada di Malaysia.Dia menjalani latihan dengan bergabung timnas negeri jiran di bawah asuhan Wong Tat Meng. Dia pun mengizinkan Frost-Zwicky  kembali ke ‘’rumah’’.
‘’Saya berada di Malaysia selama 3,5 tahun ketika ayah menjadi pelatih nasional. Saya masih terlalu kecil untuk mengingat banyak hal. Hanya yang saya ingat, saya selalu berada di lapangan bulu tangkis,’’ terang Frost Zwicky kepada media lokal Malaysia.
 Dia mengakui ayahnya yang mengaturnya untuk bisa berlatih di Malaysia. Tujuannya, agar kemampuannya meningkat dan memperoleh banyak pengalaman.
 ‘’Kata ayah, di Malaysia juga akan mengajari saya mandiri,’’ ungkap Frost Zwicky.
 Dia sendiri baru serius menekuni bulu tangkis 1,5 tahun lalu. Sebelumnya, berbagai olahraga telah ditekuni.
‘’Saya juga berlatih seperti renang, menunggang kuda,sedang, dan juga balet. Sebenarnya, saya sudah bermain bulu tangkis saat masih usia Sembilan tahun tapi baru serius akhir tahun lalu,’’ ungkap dia.
 Frost Zwicky mengaku dia punya potensi di bulu tangkis tapi harus butuh kerja ekstrakeras untuk merealisasikannya menjadi prestasi,’’ tambah dia.
 Setelah dari Malaysia,dia akan terjun di turnamen lokal. Setelah merasa siap, baru menjajal turnamen internasional.
 Gadis dengan tinggi 1,70 meter tersebut akan menghabiskan waktunya selama lima minggu di Malaysia. Dia diharapkan bisa melanjutkan prestasi Denmark setelah mundurnya juara All England Camilla Martin dan Tine Rasmussen.(*)

SIAPA JOSEPHINE FROST ZWICKY
-Gadis 17 tahun ini merupakan putri legenda bulu tangkis dunia Morten Frost Hansen asal Denmark
-Tingginya ideal untuk seorang pebulu tangkis putrid yakni 1,7 meter
-Berlatih ke Malaysia atas saran sang ayah.
-Peringkat tunggalnya masih jelek yakni 815 dunia (berdasar peringkat BWF per 4 Juli
-Pada 2013 ini hanya turun di satu turnamen internasional yakni Denmark International dan langsung tumbang pada penampilan perdana.

Febri Pulangkan Unggulan



JALAN  Febriyan Irvanaldy menembus semifinal Indonesia Challenge 2013 terbentang. Itu setelah dia mampu menjungkalkan unggulan ke-10 asal Malaysia Nur Mohd Azryn Ayub dengan rubber game 20-22,21-5, 21-9 pada pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Kamis malam (4/7).
 Untuk bisa lolos empat besar, Febri, sapaan karib Febriyan Irvanaldy, harus bisa menyingkirkan pebulu tangkis Indonesia lainnya Akbar Panji, yang di babak ketiga memulangkan Nguyen Hoang Nam asal Vietnam juga dengan rubber game 13-21, 21-17,21-18.
 ‘’Kali terakhir kami bertemu di Sirnas Surabaya 2012. Saat itu, saya menang straight game,’’ kata Febry setelah pertandingan.
 Namun, dia mengaku tak mau menganggap enteng lawan. Apalagi, waktu setahun membuat perkembangan lawan juga susah dipantau.
 Dalam pertandingan tunggal putra lainnya, kejutan terjadi saat unggulan kedua asal Hongkong Chan Yan Kit  dikalahkan wakil Indonesia yang menempati unggulan ke-15 Andre Marteen dua game langsung 20-22,13-21. Sebenarnya, Yan Kit sudah nyaris pulang awal.
 Pada babak pertama dia harus kerja ekstrakeras saat menghadapi Yoga Pratama, pebulu tangkis Indonesia yang membela bendera Jerman. Dalam pertandingan yang dilaksanakan Rabu  (3/7) tersebut, Yan Kit menang rubber game 18-21, 21-8,21-14. (*)

JADWAL PEREMPAT FINAL INDONESIA CHALLENGE 2013 (5/7)
Alamsyah Yunus (Indonesia x1) v Robin Gonansa (Indonesia x12); Nan Wei (Vietnam x4) v Senatria Agus Setia Putra (Indonesia); Akbar Panji (Indonesia) v Febriyan Irvanaldy (Indonesia); Christie Jonathan (Indonesia) v Andre Marteen (Indonesia x15)

Sony Siap Lebaran di Guangzhou

DUKUNGAN: Sony bersama anak dan istri.
KONDISI Sony Dwi Kuncoro sudah pulih. Kini, konsentrasinya hanya tertuju kepada Kejuaraan Dunia yang bakal dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang.
 ‘’Sudah sembuh. Ini sudah latihan rutin kok,’’ jelas Sony kepada smashyes.
 Dia pun rutin digembleng di Cipayung, lokasi pelatnas PBSI, mulai pukul 08.00-11.00 WIB. Terus dilanjutkan sore selama dua jam mulai pukul 15.00-17.00 WIB.
 ‘’Jadwal latihan pun sama saat Ramadan nanti. Jadi, mungkin nggak puasa karena persiapan ke Kejuaraan Dunia,’’ ungkap arek Suroboyo berusia 28 tahun ini.
 Bahkan, dia pun sudah siap tak berlebaran bersama keluarga. Padahal, saat ini, sang istri, Gading Safitri, tengah hamil anak kedua.
 ‘’Sudah risiko,’’ ucapnya singkat.
 Sony juga menjelaskan cedera yang dialaminya adalah pinggang bukan lutut seperti dugaan banyak orang selama ini. Cedera tersebut dialaminya saat tampil pada All England Super Series Premier 2013 di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris.
 Itu pula yang membuat Sony lama absen dari berbagai turnamen. Imbasnya, peringkatnya pun terus menurun.
 Sempat lama di empat besar, kini, Sony ada di posisi 10 besar. Kali terakhirm dia tampil di Indonesia Super Series Premier 2013. Hanya, karena masih menahan sakit, Sony tersungkur pada babak kedua. (*)


Di Lapangan Yoga Patuhi Instruksi Adik

BANTU: Yoga dan Pandu (foto; sidiq)
PUNYA saudara sesama pebulu tangkis ada enaknya. Dia bisa jadi sparring partner, bisa juga jadi pendamping atau ofisial.
 Itu yang dilakoni Yoga Pratama. Sang adik, Pandu Dewantoro, menjadi ofisialnya saat Yoga menghadapi unggulan kedua asal Hongkong Chan Yan Kit dalam pertandingan babak I Indonesia Challenge 2013 di GOR Sudirman, Surabaya, pada Rabu (3/7). Ini cukup membantu Yoga.
 Buktinya, pebulu tangkis yang berlaga di Jerman tersebut mampu menang di game pertama 21-18. Sayang, pada dua game berikut, lelaki berusia 24 tahun tersebut kalah 8-21 dan 14-21.
 ‘’Poin saya banyak yang hilang. Tahun lalu, saya sampai perempat final. Tapi, kini saya gagal mengulangi,’’ terang Yoga.
 Awalnya, dia cukup optimistis mampu mengulangi prestasi yang diukirnya tahun lalu. Itu dikarenakan undian (drawing) dianggap cukup menguntungkan dirinya.
 ‘’Tapi kok tiba-tiba ada undian ulang (redrawing) dan saya langsung bertemu dengan unggulan kedua,’’ ungkap lelaki yang juga pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut.
 Yan Kit sendiri juga bukan pebulu tangkis kacangan. Dia pernah duduk di posisi 12 besar dunia. Turnamen level super series dan grand prix gold sudah menjadi langganan baginya.
 ‘’Yan Kit ini bagus. Dia pernah menjadi andalan Hongkong,’’ ungkap mantan Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto yang ikut menyaksikan penampilan Yoga versus Yan Kit.
 Yoga dan Pandu sendiri mempunyai prestasi yang tak bisa dipandang sebelah mata. Keduanya pernah menembus kerasnya persaingan masuk pelatnas Cipayung.
 Namun, keduanya tak bisa bertahan lama. Yoga kembali ke klub asalnya, Tangkas, sebelum akhirnya berlaga di Jerman. Pandu sendiri yang awalnya dari Djarum kini tercatat sebagai atlet yang juga pelatih di Sarwendah Badminton Club, yang merupakan kepunyaan pasangan suami istri mantan pebulu tangkis nasional Sarwendah dan Hermawan Susanto. (*)

Malaysia Kehilangan Tunggal Keempat

STAGNAN: Mohd Arif Abdul Latif  (foto: thestar)

BERADA di pemusatan latihan sudah bukan tempat favorit bagi pebulu tangkis Malaysia. Sudah banyak jago olahraga tepok bulu tersebut memilih mandiri atau menjadi pebulu tangkis profesional.
 Kali ini giliran Mohd Arif Abdul Latif yang melakukannya. Padahal, lelaki berusia 23 tahun tersebut digadang-gadang bakal menjadi pelapis bagi Lee Chong Wei atau  menjadi tunggal keempat dalam Piala Thomas tahun depan.
 Arif, sapaan karib Mohd Arif Abdul Latif, merupakan runner-up junior Asia. Di lapangan, dia terkenal pebulu tangkis yang tak gampang menyerah.
 Dia merasa selama berada 10 tahun di timnas prestasinya stagnan. Untuk itu, dia pun sudah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
 Arif, yang kini ditangani pelatih asal Indonesia Hendrawan, menjadi pebulu tangkis dengan nama besar ketiga yang meninggalkan timnas. Sebelumnya, juara nasional, Misbun Ramdan Misbun,  dan Chan Kwong Beng.
 Langkah serupa sudah ditempuh Tan Chun Seang dan Lim Fang Yang (tunggal putra),  Vountus Indra Mawan (ganda putra), Sannatasah Saniru (tunggal putri),dan masih banyak lagi yang memilih out dengan alasan berbeda.
Saat ini Arif menjadi pebulu tangkis empat besar terbaik Malaysia setelah Lee Chong Wei,Chong Wei Feng, dan Liew Daren. Dia bergabung dengan BAM sejak 2003.
Pada 2007, dia mampu mengalahkan Chen Long dan membawa negaranya menjadi juara beregu junior Asia. Sayang, dia tak bisa mengulangi di nomor perorangan. Chen Long mengalahkannya dan membuat dia harus puas sebagai runner-up Asia.
Pada tahun yang sama, dalam Kejuaraan Dunia di Auckland, Selandia Baru, Arif terhenti pada babak perempat final karena kalah oleh Kenichi Tago dari Jepang.
‘’Saya bermain tanpa motivasi dalam beberapa bulan terakhir. Ini membuat saya harus mengambil keputusan,’’ terang Arif kepada media Malaysia.
 Dalam pengunduran dirinya tersebut, dia mengirimkannya kepada empat orang Presiden BAM Datuk Seri Nadzmi Mohd Salleh, General Manager Kenny Goh, kepala pelatih Ng Chin Chai dan Direktur Umum Datuk Zolkples.
‘’Saya mash cinta bulu tangkis dan bisa mewakili Malaysia dalam Kejuaraan Dunia dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016,’’ tegas dia. (*)

Trikus Belum Tahu Kapan Pensiun

HORMAT: Trikus dengan Ferry Stewart (foto; sidiq)
TRI Kusharjanto belum mau menyerah. Pada saat usianya sudah tak muda lagi, 39, dia masih mengayunkan raket dalam pentas internasional.
 Padahal, rekan-rekannya seusianya sudah  gantung raket dan beralih menjadi pelatih atau terjun di bisnis. Sebut saja Candra Wijaya, Sigit Budiarto, ataupun juga Bambang Supriyanto.
 ‘’Saya masih kuat dan mampu,’’ kata Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto, kepada smashyes saat ditemui sebelum tampil Indonesia Challenge di GOR Sudirman, Surabaya, pada Rabu (3/7).
 Di lapangan pun, dia tetap menghibur. Berpasangan dengan Nadya Melati di nomor ganda campuran, pukulannya masih tetap keras dan terarah.
 Bahkan, kalau tak mengenalnya, banyak yang tak yakin kalau Trikus usianya sudah hampir empat dasawarsa. Memang, badannya sudah terlihat gemuk. Namun, itu tak mengurangi kelincahannya di lapangan.
 Ya, Trikus memang layak masuk dalam daftar pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, khususnya di nomor ganda. Sudah banyak gelar yang disumbangkannya kepada negeri yang dicintainya, Indonesia.
 Trikus nyaris menyumbangkan emas bagi Indonesia dari nomor ganda campuran pada Olimpiade Sydney 2000. Berpasangan dengan Minarti Timur, keduanya mampu lolos ke final. Sayang, dalam laga final, keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan Tiongkok Zhang Jun/Gao Ling.
 Dua tahun kemudian, Trikus menjadi pahlawan kemenangan Indonesia mempertahankan juara Piala Thomas. Berpasangan dengan Halim Heryanto, keduanya mampu membawa Indonesia juara event beregu putra tersebut.
 Memang dengan usia yang terus merembet tua, dia kemudian harus meninggalkan pelatnas. Namun, itu tak membuat dia meninggalkan bulu tangkis.
 Di level nasional, Trikus masih sering tampil. Di sirnas pun, Trikus raja nomor ganda campuran dengan berpasangan bersama Vita Marissa atau Nadya. Jadi, selama masih mampu mengayunkan raket, wong Jogja ini masih menyandang status atlet dan berani bersaing dengan yang muda. Salut buat Trikus. (*)

TRiKUS ITU DI ANTARANYA:
-Ramah orangnya: Baru kenal pun bisa dibuatnya bercanda selama sosok tersebut bisa menghargainya.
-Selalu senyum di lapangan: Tak pernah marah. Kalau pun salah ataupun kalah, dia tak pernah emosi.
-Menghargai orang: Kepada sosok yang lebih tua dan dikenal, dia akan menyapa dulu dan memberikan salam.

Unggulan Teratas Masih Belum Temui Rintangan

KOMPAK: Febriyan dan Ferry Stewart (foto: sidiq)
PARA unggulan utama Indonesia Challenge 2013 belum menemui lawan berarti. Para calon kandidat utama juara tersebut bisa melaju ke babak kedua setelah menghentikan perlawanan rival-rivalnya dalam pertandingan perdana yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, kemarin (3/7),
 Di nomor tunggal putra, Alamsyah Yunus asal Indonesia menang mudah dua game 21-11, 21-15 atas wakil Malaysia Wong Kin Yik.  Pada babak kedua, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menghadapi Humblers Heymard (Guatemala) yang di laga perdana menang 21-16, 21-19 Arnou Renoud (Prancis).
 Begitu juga dengan Febby Angguni di nomor tunggal putri. Dia juga memupus asal duta negeri jiran Chiew Sien Lin 21-13, 21-17. Untuk bisa lolos perempat final, hari ini (4/7), Febby bakal dijajal rekannya sendiri Ana Rovita, yang di babak pertama memupus asa Febtria Adistra yang juga dari Indonesia 21-13, 19-21, 21-12.
 Hanya, kejutan nyaris terjadi ketika unggulan kedua tunggal putra asal Hongkong Chan Yan Kit dipaksa memeras keringat selama tiga game untuk menundukkan pebulu tangkis Indonesia yang membawa nama Jerman Yoga Pratama 18-21, 21-8, 21-14. Pada game ketiga, kepercayaan diri Yoga goyah ketika pukulannya di depan net saat kedudukan 14-16 keluar.
 ‘’Kalau masuk, saya yakin bisa menyamakan poin dan berbalik memenangkan pertandingan,’’ terang Yoga setelah pertandingan.
 Game kedua sengaja dilepasnya setelah dia tertinggal jauh. Lelaki asal klub Tangkas Jakarta tersebut bakal menyimpan energi untuk game ketiga. ‘’Strategi itu nyaris berhasil kalau pukulan saya masuk pada moment genting tersebut,’’  ucap pebulu tangkis yang tahun ini sukses membawa klubnya, TSV Trittau, promosi ke 1 Bundesliga, kompetisi bulu tangkis tertinggi di Jerman.
 Andalan Jawa Timur di nomor ini, Febriyan Irvalandy juga sukses menembus babak kedua. Atlet asal Wima ini menang tiga game atas Rodolfo Ramirez (Guatemala) 10-21, 21-16, 21-11. (*)

Sang Guru Lapangkan Jalan Murid ke Babak Utama

SUDAH BIASA: Pandu (kanan) gagal mengalahkan Andrew (foto: sidiq)
SIAPA yang menang, jika guru bertemu murid.Tentu, sang guru yang memenangkan pertarungan karena dia sudah tahu titik lemah muridnya.
 Selain itu, sang guru juga punya ilmu yang belum semuanya diberikan kepada sang murid. Namun, beda dalam Indonesia Challenge 2013.
 Sang murid malah yang memenangkan pertandingan. Sang murid adalah Andrew Susanto yang mampu mengalahkan Pandu Dewantoro, pelatih sekaligus rekannya berlatih di Sarwendah Badminton Clubm pada final babak kualifikasi Indonesia Challenge 2013 di GOR Sudirman, Surabaya, pada Selasa (2/7) 2013.
  ‘’Ya nggak berani menang. Bisa-bisa nggak dibayar dia,’’ kata salah satu referee Indonesia Challenge 2013.
 Andrew merupakan putra dari pasangan Sarwendah dan Hermawan Susanto. Keduanya merupakan mantan pebulu tangkis pilar Indonesia di era 1990-an. Kini, Sarwendah mempunyai klub sendiri dan salah satu pelatihnya Pandu. “”Memang Pandu pelatih Andrew,’’ ungkap Yoga Pratama, pebulu tangkis Indonesia yang berlaga di Jerman yang juga kakak Pandu.
 Wajar kalau dia memuluskan langkah anak asuhnya. Lolos ke babak utama tentu akan membuat Andrew mempunyai tambahan poin BWF.
 Pada babak kualifikasi, Indonesia nyaris tak memberi kesempatan pebulu tangkis asing lolos babak. Dari delapan tempat yang tersedia, tujuh slot milik wakil tuan rumah.
 Satu-satunya wakil manca yang menembus dominasi Indonesia adalah Ahmadi Saman asal Malaysia. Bahkan, dia nyaris tersungkur oleh Ryanivano Hutabarat asal Indonesia karena harus bertarung ketat selama tiga game 19-21, 21-12, 21-18.
 Dua pebulu tangkis luar negeri sudah tersungkur pada penampilan perdana kualifilasi yakni Jacob Maliekal (Afrika Selatan) yang memyerah Alvindo Saputro (Indonesia) 18-21, 21-15, 17-21 serta Tongchai Hengvivatanachai yang harus mengakui ketangguhan putra  mantan pasangan pebulu tangkis nasional Sarwendah dan Hermawan Susanto, Andrew Susanto, 12-21, 21-18, 19-21. Satu lagi yang angkat koper di babak pertama kualifikasi Andy Lam asal  Kanada yang disingkirkan Muhammad Nizar asal Indonesia dua game langsung 11-21, 13-21.
 Sebenarnya, selain Ahmadi, wakil Nanthakarn asal Thailand yang sempat lolos ke babak kedua atau final kualifikasi. Namun, langkahnya dihentikan Andri Wijaya asal Indonesia dengan dua game 19-21, 19-21. Dari kualifikasi ini, selain Andri, merah putih juga meloloskan Yogi Irvans, Hardianto, Andrew Susanto, Yoga Sidik, Vicky Angga Saputra, dan Rico Hamdani.
 ‘’Pebulu tangkis Indonesia kualitas dan kemampuannya memang lebih bagus di babak kualifikasi ini,’’ terang Sekretaris Panitia Indonesia Challenge 2013 Eddyanto Sabarudin.
 Begitu juga di nomor tunggal putri, dari delapan slot ke babak utama, tujuh menjadi milik wakil tuan rumah yakni Yulia Yosephin, Arinda Sari Sinaga, Rena Asela, Linda Mutiara, Gladys Virginia, Sekartaji Putri, dan Febtria Ratoputri. Indonesia gagal bersih karena pebulu tangkis Thailand Wisara Makasasitorn yang menundukkan Ervine Felicia (Indonesia) dengan 21-10, 21-19 dalam final kualifikasi.
 Babak utama akan mulai dilaksanakan hari ini dengan memakai lima lapangan. Karena jumlah pertandingan yang banyak, pertandingan dimulai pukul 08.30. Indonesia Challenge 2013 ini diikuti oleh 14 negara dan menyediakan hadiah total USD 20 ribu. (*)

Sentuhan Rony Agustinus Mulai Berbuah

CALON: Ho Yen Mei (foto: thestar)
RONY Agustinus baru tiga bulan menangani tim putri junior Malaysia. Namun, polesannya sudah membuahkan hasil.
 Dua anak asuh mantan pelatih pelatnas Cipayung tersebut bertemu di final ASEAN Schools Games di Hanoi, Vietnam, pada Minggu lalu.  Ho Yen Mei mampu mengakahkan rekannya sendiri yang sama-sama membela Bukit Jalil Sports School Yap Rui Chen dengan rubber game 21-19, 17-21,21-14.
 Ini menjadi bekal berharga bagi negeri jiran untuk tampil pada Kejuaraan Junior Asia yang dilaksanakan di Kota Kinibalu, Sabah,pada 7-14 Juli 2013. ‘’Tapi, saingannya juga berat. Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan juga punya wakil tunggal putri yang bagus,’’ kata Ronny kepada smashyes. Tapi, dia sudah mengintrusikan kepada anak asuhnya untuk bisa memberikan yang terbaik. 
 Yen Mei, yang masih berusia 17 tahun, bakal bergabung dengan lima rekan lainnya untuk unjuk kemampuan dalam Kejuaraan Junior Asia. Mereka adalah Rui Chen, Sylvia Kavita Kumares, S. Kisona, Lee Zii Yii, dan Lee Ying Ying.
 Rony sendiri datang tiga bulan lalu setelah tenaga dan kemampuannya tak lagi dipakai pelatnas Cipayung. Di Malaysia, dia diharapkan mampu melahirkan tunggal putri yang tangguh.
 Apalagi, selama ini, tunggal putri Malaysia dianggap paling lemah di antara empat nomor lainnya. Itu pun sudah terbukti pada Piala Sudirman lalu.
 Sektor putri tak menyumbangkan angka saat berhadapan dengan Taiwan dan Jerman pada babak kualifikasi. Imbasnya, Malaysia pun langsung tersungkur pada babak penyisihan grup. Padahal, pada event bulu tangkis beregu campuran tersebut, negeri jiran menduduki unggulan kedua. (*)




HASIL KEJUARAAN JUNIOR ASIA 2012 (DI GIMCHEON KOREA SELATAN)

TUNGGAL PUTRA: Kento Momota (Jepang) v Soong Joo Ven (Malaysia) 21-13, 22-20

TUNGGAL PUTRI:PV Sindhu (India) v Okuhara Nozomi (Jepang) 18-21,21-17, 22-20

GANDA PUTRA:Arya Maulana/Edi Subakhtiar (Indonesia) v Wang Chi Lin/Wu Hsiao Lin (Taiwan) 17-21,22-20, 21-10

GANDA PUTRI: Shin Seung-chan/Lee So-hee (Korsel x1) v Yu Xiaohan/Huang Yqiong (Tiongkok) 17-21,21-15, 21-17

GANDA CAMPURAN:  Choi Solo-kyu/Chae Yoo-jung (Korsel) v Wang Yi/Huang Dongping (Tiongkok) 17-21, 25-23,23-21

Panas di Kazan

TAIWAN: Tai Tzu Ying (foto: victor)

KOREA Selatan mengirim kekuatan terbaik. Tapi, ini bukan dalam Kejuaraan Dunia, Piala Thomas-Uber, Piala Sudirman atau turnamen resmi yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional).
 Lalu di mana? Universiade, kejuaraan yang hanya diikuti oleh para atlet dengan status mahasiswa. Tahun ini kegiatan yang sudah memasuki ke-27 tersebut dilaksanakan di Kazan, Rusia, pada 6-17
 Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan (Korsel), mengirimkan ganda putra peringkat pertama dunia saat ini   Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun.  Dengan peringkat yang dimiliki, sudah jaminan kualitas keduanya.
 Gelar juara atau emas pun tinggal menunggu waktu. Ini disebabkan lawan beratnya asal Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tak ambil bagian. Ahsan/Hendra memang menjadi momok bagi Yong-dae/Sung-hyun.
 Tiga kali lolos ke final super series dan super series premier 2013, ambisi Yong-dae/Sung-hyun selalu digagalkan Ahsan/Hendra yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series.
 Selain itu, Korea Selatan juga diperkuat ganda juara dunia junior dua kali
Lee So-Hee/Shin Seung-chan, juara tunggal putri Korea Super Series2013  Sung Ji-hyun dan peraih emas Universiade 2011 Jang Ye-na.
 Hanya, ambisi menjadi juara emas tak semudah membalikan telapak tangan. Tiongkok pun datang dengan pebulu tangkis dengan kualitas jempolan meski bukan sekekas Lin Dan atau Li Xerui.
 Di skuad Negeri Panda, julukan Tiongkok, ada nama peraih emas olimpiade Tian Qing, yang juga peraih perak Universiade 2007 serta emas di Universiade 2011. Ada juga juara tunggal putra Australia Grand Prix Gold 2013  Tian Houwei, Juara Makau  Sun Yu, serta runner-up Malaysia Super Series Yao Xue.
 Di antara keduanya, posisi Taiwan pun layak diperhitungkan. Dua tahun lalu di Shenzen, mereka mampu menempatkan dua wakilnya dalam final tunggal putrid.
 Kini, Taiwan mengandalkan pebulu tangkis peringkat delapan dunia Tai Tzu Ying, yang mengalahkan Yao Xue di final Malaysia, kalah dari Sun Yu. (*)

Pulang Sekalian Buru Poin Dunia


INDONESIA  Challenge 2013 punya arti ganda. Bukan hanyamenjadi arena untuk  berburu poin guna mendongkrak peringkatnya di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), tapi juga menjadi arena pulang kampung.
 Ada beberapa pebulu tangkis Indonesia atau berdarah Indonesia yang ikut ambil bagian dalam turnamen yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 2-7 Juli lusa tersebut.
 Di antara mereka antara lain Ary Trisnanto dan Yoga Pratama yang tampil dengan bendera Jerman ataupun juga Yuhan Tan yang tampil atas nama Belgia. Ya, Ary dan Yoga bisa tampil dengan bendera negara lain karena keduanya sudah beberapa tahun berlaga dalam kompetisi bulu tangkis di Jerman atau Bundesliga.
 Bahkan, pada tahun ini, keduanya mampu mengangkat klub yang dibelanya, TSV Trittau di Kota Tritta yang dekat dengan salah satu kota besar, Hamburg, promosi. TSV Trittau diangkat ke 1Bundesliga atau kompetisi bulu tangkis tertinggi di Jerman.
 ‘’Bundesliga sudah selesai dan kami pulang ke Indonesia. Kesempatan ini juga kami manfaatkan untuk bermain di Indonesia Challenge 2013,’’ kata Yoga kepada Jawa Pos.
 Bahkan, untuk mencapai hasil maksimal, dia pun kembali rutin berlatih di klub asalnya, Tangkas Jakarta. Dia bersama Ary mengikuti progran pelatih Tangkas.
 ‘’Sempat lama absen dari berbagai turnamen jadi saya harus bisa mengembalikan kondisi,’’ terang mantan pebulu tangkis pelatnas Cipayung berusia 24 tahun tersebut.
 Ary sendiri juga tak mau kalah di babak awal. Bahkan, setelah Bundesliga libur, dia sempat mengikuti dua turnamen yang masuk dalam kalender BWF, yakni Thailand Grand Prix Gold 2013 dan Indonesia Super Series Premier 2013. Sayang, pada dua turnamen tersebut, Ary kalah di babak awal.
 Sedangkan Yuhan Tan merupakan pebulu tangkis Belgia yang mempunyai darah Indonesia. Dibandingkan Ary dan Yoga, posisi dia lebih bagus.
 Dalam Indonesia Challenge 2013 ini, Yuhan menempati unggulan unggulan ketiga. Dia merupakan enam kali juara Belgia dan pada Olimpiade London 2012 lalu ikut ambil bagian.
 ‘’Kami senang dengan hadirnya mereka. Ini membuat Indonesia Challenge juga punya arti mendekatkan diri mereka dengan negara asalnya,’’ tambah Ketua Panpel Indonesia Challenge 2013 Abdul Chodir.
 Indonesia Challenge tahun ini diikuti oleh 14 negara dan menyediakan hadiah total USD 20 ribu. (dik)

BERDARAH INDONESIA MEMBELA MANCA
1.     Ary Trisnanto
Usia: 23
Negara: Indonesia
Membela: Jerman
Nomor: Tunggal Putra
Peringkat Dunia: 156

2.     Yoga Pratama
Usia: 24
Negara: Indonesia
Membela; Jerman
Nomor: Tunggal Putra
Peringkat Dunia: 179

3.     Yuhan Tan
Usia: 26
Negara: Belgia
Membela: Belgia
Nomor: Tungal Putra
Peringkat Dunia:89


Peringkat 102 tapi Kandidat Juara

DISIMPAN: Lin Dan (foto: twitter)
PERINGKAT  ada di 102 dunia. Tapi, dia tetap menjadi unggulan utama menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013.
 Siapa dia? Kok sampai-sampai menjadi favorit utama meski posisinya tengah jeblok. Tapi, kalau sudah tahu siapa dia, pasti akan berkata wajar. Ini disebabkan dia adalah Lin Dan.
 Lelaki ini adalah pemegang empat kali juara dunia serta dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012. Belum cukup itu, dia lima kali membawa Tiongkok meraih juara Piala Thomas, lambang kejuaraan beregu putra, serta empat kali Piala Sudirman, lambang kejuaraan beregu campuran. 
 Peringkatnya turun drastis bukan karena dia sudah kalahan dan merasa uzur usianya. Alasannya, dia absen lama dari berbagai turnamen setelah meraih emas Olimpiade London 2012 karena ingin berlibur.
 Lin Dan hanya sekali tampil setelah liburan yakni dalam Kejuaraan Asia yang dilaksanakan di Taiwan pada April lalu. Di sana, dia juga tak sampai juara dan mundur pada babak perempat final saat berhadapan dengan rekan senegaranya, Wang Zheng Ming.
Sebenarnya, di awal, dia sempat tercatat mengikuti kejuaraan Indonesia Super Series Premier di Jakarta pada 10-16 Juni 2013 serta Singapura Super Series pada 18-23 Juni 2013. Dalam undian pun, namanya sudah tercatat. Tapi, dia harus melaluinya dari babak kualifikasi dulu. 
 Sayang, menjelang turnamen Indonesia Super Series Premier, dia kembali absen. Begitu juga dengan di Singapura. Dia berdalih kondisinya belum 100 persen dan ingin konsentrasi penuh pada Kejuaraan Dunia.
 Dengan kemampuan yang dimiliki, Tiongkok pun memasukan Lin Dan dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di kandang sendiri, Guangzhou, pada 5-11 Agustus 2013. Lewatnya pun melalui jalur khusus, wild card.
 Pada Kejuaraan Dunia 2013, pebulu tangkis Malaysia Lee Chong Wei diunggulkan di posisi teratas. Dia diharapkan mampu menjadi tunggal putra Malaysia pertama yang berhasil menjadi juara dunia. (*)

TURUN-TURUN SAMPAI KELUAR 100 BESAR
12 November 2012: 1
28 Februari 2013: 13
21 Maret 2013:41
23 Mei 2013: 40
6 Juni 2013: 68
13 Juni 2013: 102