WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

» »Unlabelled » Duh, Langsung Telan Pil Pahit

MUSUH BERAT: Du Pengyu, penakluk Sony (foto: sportskeeda)
PREDIKSI Indonesia pulang tanpa gelar dari Korea Super Series Premier terbukti. Satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa Sony Dwi Kuncoro terhenti langkahnya dalam babak semifinal.
 Pada turnamen yang menyediakan hadiah total USD 1.000.000 di Seoul Olympic Park, Olympic Gymnasium tersebut, Sony harus mengakui ketangguhan unggulan keempat asal Tiongkok Du Pengyu dengan rubber game 21-12, 21-17.
 Sebenarnya, kekalahan ini cukup mengejutkan. Ini disebabkan Sony  menang tiga kali dalam empat kali pertemuan.  Tiga kemenangan itu dipetik peraih perunggu Olimpiada Athena tersebut di All England 2010, Singapura Terbuka 2012, dan Tiongkok Terbuka 2012.  Satu-satunya kekalahan Sony dialami di kandang sendiri dalam Indonesia Terbuka tahun lalu.
 Meski gagal, lolosnya Sony ke babak semifinal sudah merupakan lompatan berarti. Dia tak diunggulkan dalam turnamen super series pembuka tahun itu.  Bahkan, tambahan poin dari Seoul ini bisa mengangkat kembali peringkatnya.
 Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Sony sudah masuk kembali ke posisi 10 besar. Tentu, hal tersebut memberi bukti bahwa Sony telah mendekati penampilan terbaiknya.
 Selain Sony, tak ada wakil Merah Putih yang lolos hingga babak semifinal. Bahkan, salah satu asa meraih posisi terhormat, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sudah tersungkur di babak perempat final setelah dipermalukan unggulan keenam asal Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dua game langsung 19-21, 20-22.
 Kegagalan ini mengulangi capaian tahun lalu. Saat itu, tak ada wakil Indonesia mampu membawa pulang posisi terhormat. Harapannya, tentu turnamen awal tahun tersebut tak melunturkan semangat pebulu tangkis Indonesia untuk terus mengejar prestasi.
 Apalagi, kini, PB PBSI punya nakhoda baru, Gita Wirjawan. Gebarakan-gebarakan serta inovasinya diharapkan bisa mengangkat kembali prestasi Indonesia yang tengah terpuruk dengan puncaknya gagal mempertahankan tradisi emas olimpiade. Padahal, sejak bulu tangkis dipertandingan di Olimpiade Barcelona 1992, lagu Indonesia Raya selalu berkumandang. Tapi, pada 2012 di London, hal itu patah. Tontowi/Liliyana yang diharapkan menjadi penerus tradisi emas, terhenti langkahnya di babak semifinal. (*)

Perjalanan Wakil Indonesia di Korea Super Series Premier
Babak I: Tommy Sugiarto (tunggal putra), Andriyanti Firdasari (tunggal putri), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Alvent Yulianto/Markis Kido  (ganda putra), Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Suci Rizky Andini/Della Destiara Haris (ganda putri)

Babak II: Aprilsasi Putri/Vita Marissa, Meiliana Jauhari/Gresyia Polii  (ganda putri), Muhammad Rijal/Debby Susanto (ganda campuran)

Perempat final: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Markis Kido/Pia Zebadiah  (ganda campuran)

Semifinal : Sony Dwi Kuncoro (tunggal putra)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama