PRANCIS: Arnaud Bonnin (foto: sidiq) |
Tapi, yang membawa kamera tersebut bukan orang Indonesia yang bekerja di televisi lokal. Namun, yang terus menyoroti sosok Taufik selama berlaga di Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 di DBL Arena, Surabaya, adalah seorang bule.
‘’Ya, kami sedang membuat film dokumenter tentang bulu tangkis. Kami berasal dari Prancis,’’ kata Arnaud Bonnin, reporter sekaligus produser sport di Canal+.
Film dokumenter tersebut, jelasnya, fokus kepada kondisi olahraga tepok bulu di Indonesia. Kebetulan, tambah Bonnin, Taufik masih menjadi ikon bulu tangkis.
‘’Kami juga mengambil gambar anak-anak yang main bulu tangkis di Gresik. Sungguh olahraga ini masih punya banyak peminat di Indonesia,’’ pujinya.
Selain itu, pengambilan gambar di Cipayung, lokasi pelatnas PB PBSI, juga tak bisa diabaikan begitu saja. Bagamanapun, pelatnas masih menjadi kumpulan para pebulu tangkis terbaik di Indonesia.
Rencananya, ungkap Bonnin, film dokumenter tersebut akan tayang di Canal+ pada akhir Februari mendatang. Stasiun televisi tersebut merupakan stasiun televisi prabayar yang ada di Negeri Anggur, julukan Prancis.
Dalam pembuatan film dokumenter bulu tangkis tersebut, pihak Camal+ dibantu oleh Wenny Rachmawati. Dia merupakan mantan pebulu tangkis Suryanaga, Surabaya, yang menetap di Prancis. Suaminya, Arif Rasidi, pun juga tinggal di sana. Keduanya sempat membela bendera Prancis di berbagai turnamen internasional.
‘’Ketika dihubungi untuk pembuatan film dokumenter bulu tangkis di Indonesia ya saya langsung terima,’’ jelas Wenny.
Wanita asal Kediri yang mempunyai rumah di Oma Pesona Buduran, Sidoarjo, itu berharap film dokumenter itu bisa memacu semangat warga Prancis untuk bisa berprestasi di bulu tangkis. Apalagi, saat ini, tercatat jutaan warga negara di Benua Eropa itu bisa bermain olahraga tersebut. (*)