WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

» »Unlabelled » Kejar Peringkat via Bendera Austria

KOLABORASI: Adi Pratama dan John Dinesen 

2013 Adi Pratama masih mengorbit di pentas bulu tangkis Indonesia. Gelar juara Piala Wali Kota Surabaya pun masih disandangnya. Tapi, pada 2014, dia sudah membela Austria. Rekan smashyes yang juga wartawan harian di Jakarta, Ahmad Reza Khomaini, melaporkan dari Wina.



ADI Pratama pernah digadang-gadang bakal menjadi tunggal putra masa depan Indonesia. Posisi kelima dalam Kejuaraan Dunia 2007 pernah diduduki.
 Bahkan, rekan seangkatannya kini sudah menjadi pebulu tangkis papan atas dunia seperti Chen Long asal Tiongkok dan Kenichi Tago dari Jepang. Dalam peringkat dunia terbaru per 19 Januari 2014, Chen Long ada di posisi kedua dan Tago di posisi kelima.
 Lalu berapa ranking Adi? Jangankan 50 besar, 100 besar pun tidak. Lelaki kelahiran 1 Mei 1990 tersebut terdampat di posisi 375 dunia.
 Ini wajar karena dia sudah jarang tampil di event internasional setelah dicoret Pelatnas Cipayung pada 2012. Kalau pun ikut turnamen, levelnya hanya internasional series dan challenge dan sering tumbang pada babak-babak awal.
 Tapi, itu tak membuat pamornya pudar. Asosiasi Bulu Tangkis Austria (OVB) masih tertarik untuk mereekrutnya.
 Mereka menggaet Adi untuk menularkan ilmunya kepada pebulu tangkis nasional Austria. Nama dan fotonya kini sudah terpampang di situs resmi ÖVB http://www.badminton.at/cont/trainerteam.php .
 Saat ditemui di tempat latihan Timnas Austria di Maxx Centre, Wina, belum lama ini, John Dinesen, pelatih kepala Timnas Austria, mengatakan, curriculum vitae yang dimiliki Adi menjadi alas an utama pihak ÖVB mengikatnya. ’’Pebulu tangkis Indonesia punya cara bermain (bulutangkis) yang berbeda dengan negara-negara Asia lainnya. Adi juga punya skill netting dan trick shoot yang bagus sekali. Pengalaman dia di Pelatnas dan juga mengikuti sejumlah kejuaraan akan sangat bermanfaat bagi kami,’’ tutur John.
  Pelatih berkebangsaan Denmark ini mengaku lega bisa mendatangkan Adi ke Austria. Diceritakannya, proses pengurusan dokumen Adi dari Indonesia cukup panjang.
  ’’Kami memulainya pada Agustus tahun lalu dan kepastian visanya baru keluar Desember,’’ ucap John.
  Kontrak kerja Adi dengan ÖVB sendiri berdurasi 1 tahun dengan masa percobaan 3 bulan. Pada 3 bulan awal ini, Adi akan dinilai kinerjanya.
  ’’Kalau bagus dan sesuai dengan yang kami harapkan, yah berlanjut sampai akhir kontrak. Sejauh ini, saya cukup puas dengan apa yang diberikan Adi. Satu hal yang selalu saya minta kepada dia adalah jangan malas. Itu saja,’’ ujar John.
  Ditemui terpisah usai menjalani sesi latihan di Maxx Centre, Adi meluangkan waktunya untuk bercerita seputar tugas barunya di negeri berpenduduk 8,4 juta jiwa ini. Menurut dia, alasan utama menerima tawaran melatih di Austria adalah kesempatan bertanding di beberapa turnamen besar di Eropa yang cukup terbuka.
  Diterangkan Adi, level turnamen  di Eropa lebih tinggi dibandingkan di Asia. ’’Bukan materinya. Yang menjadi pertimbangan saya adalah kesempatan bertanding di Eropa. ÖVB memberikan dukungan itu ikut di berbagai kejuaraan. Ini juga bisa membantu menaikan peringkat saya di dunia,’’ ungkap pengagum Taufik Hidayat ini.
 Selama satu tahun ke depan, Adi minimal akan mengikuti enam kejuaraan  di Eropa. O VB  juga memberikan dukungan agar Adi mampu memanfaatkan setiap kejuaraan yang akan diikutinya tahun ini.
  ’’Dukungan finansial juga diberikan untuk ikut turnamen nanti. Jadi saya cukup bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini,’’ ucap Adi.
  Saat disinggung mengenai tugas barunya di Austria,  pebulu tangkis asal Jaya Raya, Jakarta, ini menerangkan sejauh ini dirinya bisa menjalani segala arahan dan program yang telah diberikan pelatih kepala dengan baik. Tugas utama yang dijalankan Adi adalah menjadi lawan tanding bagi para pebulu tangkis nasional Austria, khususnya tunggal putra.
  ’’Agar para pemain Austria terbiasa bermain dengan gaya permainan pemain Asia, terutama Indonesia. Main netting dan juga trick shoot,’’ ungkap  Adi.
  Namun, dia juga tidak menampik adanya program latihan yang berbeda dengan apa yang biasa dijalankannya di tanah air. Menurut dia, program latihan di Austria lebih intensif.
 Dia mencontohkan, untuk latihan selama dua  jam, para pebulu tangkis  bisa mendap atkan lebih dari tiga  program latihan berbeda. Sementara di Indonesia, dua jam latihan maksimal hanya tiga  program.  
 ’’Di Indonesia kan para pebulu tangkisnya  sudah memiliki dasar skill yang mumpuni. Berbeda dengan para pebulu tangkis Austria. Jadi menurut saya, program latihan di sini lebih banyak karena memang dasar skill pemainnya belum sepenuhnya mumpuni,’’ kata pria yang menginjak kakinya di Austria sejak 9 Desember 2013 itu.
 Sebelumnya, pihak OVB sempat melakukan pembicaraan dengan mantan pebulu tangkis pelatnas lainnya yang berasal dari Hi-Qua Wima, Surabaya, Febriyan Irvanaldy. Namun, komunikasi kedua berhenti di tengah jalan hingga akhirnya OVB lebih memilih Adi. (*)  


«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama