KEMBALI: Muhammad Nadib (foto: sidiq) |
VERAWATY Fajrin sukses saat menjadi atlet. Juara dunia tunggal putri pun mampu disandannya pada 1980.
Ini membuat dia menjadi perempuan Indonesia pertama yang menjadi world champion. Setelah itu, Susi Susanti baru mengikuti jejaknya di era 1990-an.
Namun, kejayaan itu tak bisa diikutinya ketika sudah berkecimpung sebagai pelatih. Kali terakhir, Ferawaty pun sudah tak dipakai PB Surya Baja, Surabaya.
‘’Kami tak melanjutkan kerja sama dengan Bu Vera. Ini terhitung awal tahun lalu,’’ kata Abdul Chodir, pemilik PB Surya Baja.
Hanya, dia enggan membuka ke publik tentang alasan tak memperpanjang kontrak perempuan yang juga pernah menangani Pelatnas Cipayung itu. Bagi dia, satu tahun sudah cukup menyerap ilmu dari Verawaty.
Kini, posisi pelatih kepala di Surya Baja pun berpindah tangan kepada Muhammad Nadib. Sebenarnya, dia juga menduduki pelatih kepala sebelum Verawaty didatangkan Chodir.
‘’Saya dipanggil Abah (sapaan Nadib kepada Chodir). Beliau meminta saya menjadi pelatih kepala lagi,’’ ungkap Nadib.
Dia berjanji bakal mengemban amanah tersebut dengan baik. Tentunya, tambah Nadib, dengan prestasi.
Ya, di tangan Nadib banyak pebulu tangkis muda yang dipolesnya mampu bersinar di berbagai turnamen dan sirkuit nasional. Salah satunya adalah Wisnu Yuli yang kini menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. (*)