BUDI Santoso dikenal sebagai pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia. Namanya pun terukir saat Indonesia meraih Piala Thomas di awal decade 2000-an.
Setelah pensiun, Budi pun terjun sebagai pelatih di nomor tunggal di klub Mutiara Bandung. Pada 2013, namanya pun masuk dalam jajaran pelatih Pelatnas Cipayung.
Tugasnya, tetap menangani tunggal putra. Hanya, bukan di level atas atau kategori prestasi. Bapak dua anak ini dipercaya memoles kelompok potensi atau yang dulu dikenal dengan nama pelatnas pratama.
Namun, kini, tugas baru diemban Budi. Mulai September 2014, dia dipasrahi memoles tunggal putri.
‘’Saya belum pernah jadi pelatih putri. Ini kali pertama saya menangani tunggal putri,’’ kata Budi.
Di sektor kaum hawa ini, suami mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung Eni Widiowati tersebut bakal bekerja sama dengan Sarwendah dan Bambang Supriyanto.
‘’Tapi, saya akan tetap jalani dan bisa memberikan apa yang diinginkan PP PBSI,’’ ungkap Budi.
Meski, dia mengakui bukan tugas mudah. Saat ini, dari lima nomor yang ada,nomor tunggal putri, dianggap paling lemah.
Bahkan, kekuatannya di Asia Tenggara bukan lagi yang pertama. Indonesia sudah kalah dibandingkan Thailand.
Negeri Gajah Putih itu pada 2013 telah melahirkan juara dunia melalui Rachanok Intanon. Ironisnya lagi, tahun ini, gelar juara tunggal putri disabet wakil Spanyol Carolina Marin. Pebulu tangkis Negeri Matador, julukan Spanyol, ini tahun lalu menimba ilmu di Pelatnas Cipayung. (*)
Kali Pertama Tangani Tunggal Putri
Tag: