PATUH: Sony bersama Sumadji. |
Sony Dwi Kuncoro tengah berjuang untuk bisa bangkit kembali. Gelar Piala Wali Kota Surabaya 2015 merupakan yang pertama diraihnya tahun ini. Tapi, ada yang berbeda saat Sony tampil dan mampu menjadi juara.
---
SEORANG lelaki duduk di belakang Sony Dwi Kuncoro. Dia pun selalu memberikan arahan kepada mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut.
Sony pun patuh dengan instruksi yang diberikan. Saat interval game pun, peraih medali perunggu tunggal putra Olimpiade Athena 2004 itu pun serius mendengarkannya.
Ya, lelaki itu adalah Sumadji. Dia adalah ayah dari Sony.
Dengan status yang bukan lagi sebagai penghuni Pelatnas Cipayung, Sony memang sudah tak punya pelatih, baik dalam latihan maupun pertandingan. Apalagi, dia juga bukan lagi sebagai atlet PB Suryanaga setelah pindah ke Tjakrindo Masters pada 2015.
''Diofisiali Bapak yang baru ini di Piala Wali Kota Surabaya. Baru pertama juga,'' kata Sony.
Dia mengakui ditunggui ayahnya tersebut menambah semangatnya di lapangan. Meski, untuk strategi di lapangan, semuanya dikembangkan sendiri oleh lelaki yang sudah hampir 14 tahun tinggal di Pelatnas Cipayung tersebut.
Dengan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki Sony, dia nyaris tak pernah mengalami kesulitan. Di babak pertama, runner-up Kejuaraan Dunia 2007 itu memperoleh bye.
Kemudian, di babak kedua, Sony menundukkan Indra Setiawan (Pertamina) 21-17, 21-9.Tiket perempat final digapai usai menundukkan Lin Mingjie dari Tiongkok 21-8, 21-16.
Peraih emas SEA Games 2003 dan 2005 itu pun memperoleh tiket ke semifinal dengan cuma-cuma alias gratis. Calon lawannya, Moch Revindra (Djarum), memilih meninggalkan turnamen untuk bisa tampil di manca.
Sedangkan di semifinal, pebulu tangkis gaek Jeffer Rosobin (Rosobin Academy) dilibasnya 21-12, 21-10 . Sebelum akhirnya menuntaskan turnamen dengan juara usai melibas mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Shesar Hiren Rustavito, 21-15, 21-13 pada Minggu malam (31/5/2015)
Usai juara Piala Wali Kota Surabaya 2015, Senin pagi (1/6/2015), Sony pun terbang ke Jakarta untuk mengikuti Indonesia Super Series Premier yang mulai digulirkan 2 Juni. Dalam turnamen berhadiah total USD 800 ribu tersebut, bapak dua putri itu harus melalui dari babak kualifikasi karena rankingnya yang masih jeblok, 113.
Di babak pertama, Sony berjumpa dengan Sattawat Pongairat dari Amerika Serikat.Dari sisi ranking, dia kalah karena lawannya ada di posisi 62.
Apakah sang ayah juga mendampingi guna memberikan tambahan semangat di Jakarta. ''Saya sendiri,'' pungkasnya. (*)