PENUH:Penonton yang memadati GOR Sudirman saat final. |
PIALA Wali Kota Surabaya sudah memasuki edisi ke-17. Turnamen tahunan tersebut pun menjadin agenda tetap beberapa negara untuk menempa kemampuan pebulu tangkis mudanya.
Nama-nama seperti Kenichi Tago (Jepang) dan Lee Dong-keun (Korea Selatan) di sektor putra maupun PV Sindhu (India) di sektor putri pernah merasakan kerasnya menjadi juara Piala Wali Kota Surabaya. Tahun lalu, di sektor tunggal putri hadir Aya Ohori. Pebulu tangkis Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, ini merupakan juara junior Asia edisi 2013.
Pada 2015, gengsinya tetap terjaga. Dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Sudirman dan GOR Amerta itu, hadir peraih medali perunggu tunggal putra Olimpiade Athena 2004 dan juara Asia tiga kali Sony Dwi Kuncoro. Di ganda putra juga hadir pasangan yang kini menempati peringkat 40 dunia Adrian Liu/Derrick Ng dari Kanada.
Selain itu, Piala Wali Kota Surabaya 2015 ini juga diikuti oleh 1.300-an peserta. Hadiah total pun lumayan besar, Rp 250 juta.
Sayang, ajang yang sudah go international ini belum siap masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Salah satu slot yang bisa dimasuki adalah ajang international series atau strata terbawah dalam kompetisi BWF.
''Sebenarnya bisa. Meski di ajang yang sama, Indonesia sudah ada USM yang masuk international series,'' kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Timur Wijanarko Adi Mulya.
Hanya, ada pertimbangan lagi pihaknya tak ngotot menaikkan level Piala Wali Kota Surabaya. Apa itu?
''Kalau masuk BWF yang dipertandingkan hanya kelompok dewasa. Yang U-19 ke bawah tidak ada, kan rugi dalam sistem pembinaan,'' ujar Wijar, sapaan karib Wijanarko.
Ya, saat ini di Indonesia, level turnamen BWF sudah lengkap. Ada USM di international series, kemudian Indonesia Challenge yang tahun ini di Surabaya. Kemudian ada Indonesia Grand Prix Gold yang juga di Malang, Jawa Timur, untuk pelaksaan 2015. Satu lagi adalah Indonesia Open Super Series Premier yang tahun ini digelar di Jakarta 2-7 Juni mendatang. (*)