PASANGAN ganda campuran
TAKLUK: Fachriza Abimanyu/Apriani (foto:PBSI) |
Kekalahan ini membuat Indonesia tak bisa mengirim wakilnya di babak final yang dilaksanakan Mingu (5/7/2015). Ini disebabkan keduanya merupakan harapan terakhir merah putih dalam ajang bagi pebulu tangkis di bawah usia 19 tahun tersebut.
''Kami gagal total. Tak ada gelar yang bisa kami raih,'' kata Imam Tohari, salah satu pelatih Tim Junior Indonesia, kepada Smashyes.
Ya, sebelumnya, PP PBSI berharap mampu meraih juara. Bahkan, kans tersebut ada di beregu dan perorangan.
Sayang, di nomor beregu, merah putih dihentikan Korea Selatan dengan skor 2-3. Gelar beregu akhirnya dimenangkan Tiongkok yang melibas Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, dengan skor 3-0.
Sebenarnya, di nomor perorangan, harapan besar diletakkan di nomor tunggal putra melalui Firman Abdul Kholik. Alasannya, dia sudah pengalaman di level senior dan juga menduduki urutan teratas.
Tapi, siapa sangka, pebulu tangkis yang sudah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut sudah tersingkir di perempat final. Secara mengejutkan, Firman ditumbangkan Yuta Watanabe dari Jepang 21-23, 16-21.
''Lawan memang lebih bagus dan lebih siap,'' ungkap Imam.
Dia menegaskan akan menggembleng lebih keras. Apalagi, dalam dua tahun mendatang, mereka akan menjadi pesaing di level senior.
Pil pahit tahun ini membuat Indonesia puasa gelar selama tiga tahun terakhir.Kali terakhir pada 2012, Edi Subaktiar/Arya Maulana menjadi juara nomor ganda putra. (*)
Junior Indonesia yang juara di level Asia
2002:
Ganda campuran: Markis Kido/Liliyana Natsir
2007
Ganda putri:Richi Puspita Dili/Debby Susanto
2009:
Ganda putra: Angga Pratama/Yohanes Rendy Sugiarto
2011:
Ganda putri: Suci Riski Andini/Tiara Rosalia
Ganda campuran: Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia
2012:
Ganda putra: Edi Subaktiar/Arya Maulana