KE TAIWAN: Sony Dwi Kuncoro |
Tentu, ini jauh dari ranking terbaik yang pernah didudukinya, yakni posisi keempat. Usaha untuk mendongkraknya pun sudah dilakukan Sony.
Tahun ini, dia sudah lima kali mengikuti turnamen internasional. Sayang, hasilnya belum ada yang memuaskan.Tiga kali Sony tumbang di laga pertama babak utama yakni di Malaysia Grand Prix Gold, Swiss Grand Prix Gold, dan Tiongkok Grand Prix Gold.
Bahkan, di Indonesia Super Series Premier 2015, bapak dua anak itu sudah tersingkir di babak kualifikasi. Sementara di Vietnam Challenge, Sony melaju hingga perempat final sebelum dihentikan pebulu tangkis junior Firman Abdul Kholik.
Namun, itu semua tak membuat mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu menyerah. Kini, namanya terdaftar di Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Taipeh pada 14-19 Juli 2015.
''Ya, saya ikut di sana,'' jelas Sony kepada smashyes.
Hanya, seperti biasanya, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut tak banyak sesumbar. Dia hanya ingin tampil sebaik mungkin.
Di babak pertama Taiwan Grand Prix Gold 2015, di babak pertama, Sony berjumpa dengan Hu Yun. Seteru asal Hongkong tersebut bukan yang asing baginya.
Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut pernah mengalahkannya pada 2011. Kebetulannya, eventnya sama dengan sekarang, Taiwan Open.
Selain itu, keduanya juga pernah bahu membahu membela Suryanaga, Surabaya, di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2013. Selain Sony, pebulu tangkis senior Indonesia, Simon Santoso, juga turun di Taiwan Grand Prix Gold 2015. (*)