Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto:themalaysianinsider) |
Dalam final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu malam WIB (16/8/2015), pasangan yang diunggulkan di posisi ketiga tersebut menang dua game langsung 21-17, 21-14 atas Liu Xialong/Qiu Zihan, pasangan Tiongkok yang diunggulkan di posisi kesembilan. Kemenangan ini membuat Hendra/Ahsan mengulangi capaian dalam Kejuaraan Dunia 2013.
Hanya, saat itu, dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, tersebut, keduanya mengalahkan wakil Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan 21-13, 23-21. Di Jakarta, pasangan senior tersebut hanya sampai semifinal.
Raihan positif Hendra/Ahsan itu menjadi kado yang manis bagi Indonesia. Sehari setelah final (17/8/2015) merupakan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-70.
''Alhamdulillah, akhirnya Hendra/Ahsan mampu menjadi juara,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto.
Sayang, dari segi target, hasil dalam Kejuaraan Dunia 2015 tidak sesuai target. Sebelum ajang tahunan tersebut dilaksanakan, PP PBSI mematok asa dua gelar.
Satu posisi terhormat diharapkan lahir dari ganda campuran. Namun, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal merealisasikan.
Juara dunia 2013 tersebut terhenti langkahnya di babak semifinal. Keduanya dihentikan seteru beratnya, Zhang Nan/Zhao Yunlei, unggulan teraras dari Negeri Panda, julukan Tiongkok, dengan rubber game 22-20, 21-23, 12-21.
Hendra/Ahsan juga mempertegas ketangguhan Indonesia di ganda putra. Sejak Kejuaraan Dunia dilaksanakan 1977, merah putih sudah mengoleksi sembilan gelar. (*)
Koleksi gelar Indonesia di ganda putra
1977: Tjun Tjun/Johan Wahyudi
1980: Christian Hadinata/Ade Chandra
1993: Ricky Subagja/Rudy Gunawan
1995: Ricky Subagja/Rexy Mainaky
1997: Candra Wijaya/Sigit Budiarto
2001: Tony Gunawan/Halim Haryanto
2007: Markis Kido/Hendra Setiawan
2013: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
2015: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan