MENUNGGU: Tee Jing Yi di GOR Sudirman |
Di laga perdana, Marin, yang berasal dari Spanyol, kalah 19-21 di game pertama. Tapi, dia mampu bangkit dan menang di dua game berikut dengan 21-14, 21-13.
Dalam ajang yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Agustus 2015 itu, Marin akhirnya menjadi juara. Tapi, perlawanan Jing Yi membuat dia harus konsentrasi penuh.
Jing Yi sendiri sebenarnya bukan pebulu tangkis jajaran atas tunggal putri. Rankingnya pun belum pernah menembus 10 besar dunia.
Dalam berbagai turnamen, Jing Yi lebih banyak tumbang di babak pertama. Memang, dia selalu berlaga di ajang turnamen grand prix dan super series.
Nah, sekarang perempuan 24 tahun itu pun menjajal turnamen yang levelnya lebih rendah, Indonesia Challenge 2015. Hasilnya, dia pun mampu menembus babak final turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut.
Di babak semifinal yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, Sabtu WIB (5/9/2015), pebulu tangkis yang diunggulkan di posisi ketiga itu menang dua game 21-18, 21-8 atas Kim Na-young asal Korea Selatan . Di final yang dilaksanakan Minggu (6/9/2015), Jing Yi, yang diunggulkan di posisi ketiga, akan ditantang wakil tuan rumah Gregoria Mariska, yang semifinal mengalahkan Hera Desi15-21, 21-17, 21-17.
''Meski challenge, tapi pebulu tangkis tunggal putri yang turun di sini kemampuannya bagus-bagus. Jing Yi pun selalu dapat perlawanan dalam setiap pertandingan,'' kata Roni Agustinus, pelatih tunggal putri Malaysia.
Mantan tunggal putra Piala Thomas Indonesia itu membantah jika level anak asuhnya itu memang di challenge atau kasta kelima turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Dia menerjunkan Jing Yi di Surabaya karena untuk menambah pengalaman bertanding. (*)