Wijanarko (kanan) bersama kembar |
Hanya dari ketiganya, PBSI Jatim yang terang-terangan menyebutkan nominalnya, yakni Rp 10 juta. Sedangkan PBSI Surabaya Rp 3 juta, dan Eddwi merahasiakan apresiasi yang diberikan.
Syahrozi/Syahrizal yang digembleng di PB Pratama Surabaya tersebut mendapat penghargaan atas upaya yang diraih. Keduanya mampu menjadi juara nomor ganda taruna putra dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2018 yang dilaksanakan di Jakarta pada Desember.
Gelar yang diraih pasangan kembar kelahiran 9 Desember 2000 tersebut juga menjadi obat dahaga gelar Jatim yang cukup lama di ajang kejurnas junior. Sejak Hendrawan pada 1990, Jatim tak pernah menempatkan wakilnya menjadi juara di kelompok usia di bawah 19 tahun tersebut.
''Jadi, wajar kalau Kembar dapat apresiasi dari PBSI Jatim. Jangan dihitung nominalnya, tapi ini sebagai bentuk penghargaan kami kepada atlet yang mengharumkan Jatim,'' kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko usai menyerahkan penghargaan di GOR Sudirman, Surabaya, kemarin.
Dia ingin agar langkah yang dilakukan organisasi yang dipimpin bisa memacu pebulu tangkis Jatim lain untuk berprestasi di ajang nasional maupun internasional.
Atas keberhasilan menjadi juara Kejurnas 2018, Syahrozi/Syahrizal mendapat kesempatan magang selama enam bulan di Pelatnas Cipayung. Keduanya berusaha memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin.
''Kalau bisa, kami ingin terus di sana. Bukan lagi dengan status magang tapi penghuni tetap,'' ucap Syahrizal. (*)
Tulisan ini dibuat di Harian Jawa Pos Edisi 6 Januari 2019