WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Kesempatan Denmark Balas Dendam


MOSKOW, Rusia, 19 Februari 2013. Moment itu tak akan mau diingat oleh para pebulu tangkis Denmark.

Saat itu, kali pertama sejak 1996, gelar juara nomor beregu campuran Eropa lepas dari genggaman. Ironisnya, dalam final, Denmark dibantai dengan skor telak 0-3.

Derita salah satu kutub bulu tangkis dunia tersebut dimulai oleh Line Kjaerseldt. Turun di tunggal putri, dia menyerah mudah 9-21, 16-21 kepada Juliane Schenk.

Jerman memperbesar kemenangan melalui Marc Zwiebler yang turun di partai tunggal putra. Dia dipaksa tampil tiga game 21-17, 7-21,8-21 oleh Hans-Kristian Vittinghus.

Nah, di partai ketiga, pasangan terkuat Eropa di ganda putri Kamilla Rytter-Juhl/Christinna Pedersen  tumbang 19-21,15-21 kepada Birgit Michels/Juliane Schenk. Kini, kekuatan kedua sudah jauh berbeda.

 Para pebulu tangkis negeri di Skandinavia itu semakin matang. Sebaliknya dengan Jerman. Kini di Leuven, Belgia,Denmark memboyong kekuatan terbaiknya dan Jerman sudah tak ada nama Schenk dan Zwiebler yang terus menurun permainanya.

Nah, kesempatan membalas dendam itu kini terbentang. Denmark dan Jerman akan bersua di babak semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015.

Itu setelah kedua negara tersebut melibas lawan-lawannya di babak perempat final yang dilaksanakan di Leuven, Belgia, pada Jumat waktu setempat (13/2) atau Sabtu dini hari WIB (14/2).

 Denmark memetik kemenangan 3-1 atas Skotlandia. Sedangkan Jerman susah payah mengatasi perlawanan Prancis dengan skor 3-2.

 Satu pertain yang lepas dari Denmark terjadi di tunggal putri. Line menyerah tiga game 16-21, 23-21,11-21 kepada Chloe Magee.

 Di tiga partai lainnya, tunggal putra (Jan O Jorgensen), ganda putra (Anders Skaarup/Kim Astrup), dan ganda campuran (Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen) semuanya disapu bersih.

 Jerman sendiri nyaris malu. Mereka sempat tertinggal 0-2 ketika dua tunggalnya,Fabian Roth di putra dan Karin Schnaase, terjungkal.

 Sesuai perhitungan, di babak semifinal nanti, Denmark bisa mencuri kemenangan di tiga partai melawan Jerman yakni di tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri. Kualitas Jan O Jorgensen, Mathias Boe/Cartsen Mogensen, dan Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl   masih di atas semua wakil Jerman. (*)

Rusia Mencari Obat Kegagalan 2013


RUSIA menjadi tim pertama yang menggenggam tiket semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015. Pada babak perempat final yang dilaksanakan di Leuven, Belgia,Jumat waktu setempat (13/2), Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, menundukkan Skotlandia dengan skor 3-1.

Kemenangan Rusia dibuka dari nomor ganda campuran. Pasangan Vladimir Ivanov/Evgeniya Kosetskaya menang straight game 21-12, 21-16 atas Imogen Bankier/Robert Blair. Kemenangan ini cukup mengejutkan.

 Alasannya, dari ranking dunia, pasangan Imogen/Robert jauh lebih unggul. Mereka ada di posisi ke-18 sedangkan ivanov/Kosetskaya tak punya peringkat kedua.

 Rusia menambah kemenangan menjadi 2-0. Tunggal putra mereka, Vladimir Malkov menang mudah 21-17, 21-11 atas Kieran Merrilees. Ini menjadi kemenangaan ketiga dalam empat kali pertemuan Malkov  dengan Kieran.

 Dua kemenangan dipetiknya di Kroasia Internasional 2010 dan Bulgaria Internasional 2013.Malkov sekali tumbang di Piala Sudirman 2013.

 Kirstin Gilmour sempat membuka harapan bagi Skotlandia dengan mencuri kemenangan di tunggal putri. Peringkat 26 dunia tersebut tak mengalami kesulitan ketika menundukkan Ksenia Polikarpoa, ranking 53 dunia, dengan 21-15, 21-5.

 Tapi, pasangan ganda putra Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov menutup asa Skotlandia. Ganda ranking 14 dunia itu menundukkan Robert Blair/Paul Van Rietvelde 22-20, 21-16.

 Dengan skor 3-1 membuat partai ganda putri antara Ekaterina Bolotova/Evgeniya Kosetskaya (Rusia) versus Imogen Bankier/Kirsty Gilmour urung dilaksanakan.  Di semifinal, Rusia akan menghadapi Inggris yang di semifinal melibas Belanda dengan skor 3-1.

Dua tahun lalu, saat menjadi tuan rumah di Moskow, Rusia gagal menjadi juara.Langkahnya terhenti di babak semifinal. Juara digapai Jerman yang secara mengejutkan menundukkan Denmark.(*)

Skuad Rusia di Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015
Putra:

1.Vitalij Durkin (ranking ganda putra 1483, ganda campuran 24)

2.Vladimir Ivanov (ranking tunggal putra 71, ganda putra 14, ganda campuran 94)

3.Ivan Sozonov (ranking tunggal putra 2136,ganda putra 14, ganda campuran 171)

4.Vladimir Malkov (ranking tunggal putra 51, ganda putra 567)

5. Anatoly Yartsev (ranking tunggal putra 166, ganda putra 84, ganda campuran 40)


Putri
1.Ekaterina Bolotova (ranking tunggal putri 177, ganda putri 32, ganda campuran 55)

2.Anastasia Chervyakova (ranking tunggal putri 163, ganda putri 25, ganda campuran 153)

3.Evgeniya Kosetskaya (ranking tunggal putri 81, ganda putri 32, ganda campuran 40)

4.Ksenia Polikarpova  (ranking tunggal putri 53, ganda putri 93)

5.Nina Vislova (ranking ganda putri 25, ganda campuran 24)

Luber Peserta, Final Bisa Mundur

NAIK:Suasana pertandingan FIFA Cup (foto:sidiq)

FIFA Flypower 2015 banjir peserta. Ajang yang dilaksanakan di kawasan Bluru, Sidoarjo, mulai 8 Februari tersebut diikuti 1054 pebulu tangkis dari 104 klub.
 ‘’Kalau tak membatasi , peserta bisa tembus 1400-an. Kami menyambut gembira dari antusias peserta ini,’’ kata M. Thoriq, Pembina FIFA, kepada smashyes.
 Peserta itu, lanjut dia, bukan hanya berasal dari Jawa Timur. Peserta dari luar Jawa pun ikut memanaskan persaingan juara.
 ‘’Ada yang dari Kalimantan, ada juga yang dari Ternate (Maluku Utara),’’ lanjut Thoriq.
 Bahkan, dengan melubernya peserta ini membuat pihak FIFA berencana memundurkan partai final. Semua, agenda babak pemungkas dilaksanakan Sabtu (14/2).
 ‘’Bisa jadi final akan dilaksanakan pada Minggunya (15/2). Tiap tahun memang peserta yang datang luar biasa,’’ ungkap lelaki yang tinggal tak jauh dari venue pertandingan itu.
 Hanya, dia menyayangkan absennya para pengurus Pengkab PBSI Sidoarjo dalam acara pembukaan. Bukan hanya ketua umum, pengurus yang diundang pun tak ada yang menampakkan batang hidungnya.
 ‘’Separo badan aja nggak ada yang muncul,’’ canda lelaki yang pernah mengerkan proyek jembatan yang menghubungkan Jawa dan Madura, Suramadu, tersebut.
 Padahal, tambahnya, Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adimulya, dan jajarannya menyempatkan hadir. Wijar, sapaan karib Wijanarko,  yang membuka langsung kejuaraan. (*)

Kepong Rajai Purple League

JUARA:Kubu Kepong mengangkat trofi juara. (foto:thestar)

LAJU Kepong tak terbendung. Mereka akhirnya menjadi juara Purple League.
 Dalam final yang dilaksanakan di Genting Highland pada Minggu waktu setempat (8/2), Kepong menundukkan tim favorit juara Muar City dengan 13-8.
 Kepong sempat tertinggal dulu. Tungga putra pertama Muar City Mohd Arif Abdul  menundukkan Nur Azriyn Ayup 11-7, 11-8, 9-11, 11-1. Namun, Kepong membalasnya di tunggal  putri.
 Pebulu tangkis yang didatangkan dari Singapura Liang Xiaoyu  melibas perempuan asal Indonesia  Rusydina Antardayu dengan tiga game langsung 11-9, 11-6, 11-7.
 Kemenangan Liang menambah kepercayaan diri rekan-rekannya. Ganda putra pertama Kepong Ow Yao Han/Tan Boon Heong menghentikan perlawanan Tan Wee Kiong/Teo Kok Siang. 8-11, 11-7, 9-11, 11-6, 11-10 win.
 ‘’Pertandingan yang ketat karena kami hanya bisa menang dengan beda satu poin,’’ kata Boon Heong kepeda media lokal Malaysia.
 Hanya, dia mengakui bisa tampil rileks. Menurutnya, Muar City lebih difavoritkan dalam ajang yang merupakan kompetisi bulu tangkis antarklub di Malaysia tersebut.
 Pebulu tangkis spesialis ganda dari Indonesia Hendra Gunawan menjauhkan Kepong dari kejaran seterunya itu. Turun di nomor ganda campuran berpasangan dengan Mei Qili, mereka menjungkalkan  Mak Hee Chun/Vivian Hoo 11-7, 11-10, 11-5.
 Nah, lagi-lagi strategi jitu dengan menempatkan Goh Soon Huat sebagai tunggal putra kedua memberikan hasil yang manjur. Lelaki dengan ranking 126 itu menjungkalkan Tan Chun Seang 11-9, 11-9, 11-7. Di ranking dunia, sebenarnya Chuan Seang lebih unggul. Dia ada di posisi 63.
 Di partai terakhir, ganda putra kedua, Chow Pak Chun/Tan Bin Shen memastikan Muar City ke tangga terhormat dengan menang tiga game 11-9, 11-5,11-9 atas Low Juan Sheng/Soo Kar Seong.
‘’Xiaoyu membuka jalan kemenangan bagi kami. Dia bisa menang tiga game langsung dan pasangan Boon Heong/Yao Han ikut membangkitkan semangat dengan kemenangan yang dipetik,’’ kata Manajer Kepong  Samuel Nesan.
 Tempat ketiga diduduki Puchong United yang menang tipis 14-12 atas Cheras.
 Purple League diikuti oleh 12 klub di Malaysia. Sistem yang dipakai memang beda dengan kompetisi di negara lain.
 Pada babak penyisihan, kemenangan dinilai dari poin tiap game. Namun, mulai memasuki babak delapan besar dipakai sistem game kemenangan.
 Selain itu, partai yang digelar juga lain. Purple League tidak mengenal ganda putri dan menggantinya dengan dua partai tunggal putra dan dua ganda putra. (*)

Lolos karena Kepong Ubah Strategi

Rizky Hidayat di layar raksasa

PURPLE League sudah memasuki babak semifinal. Tapi, Petaling harus merelakan tak bisa berlaga dalam babak perebutan tempat ke final tersebut.
 Mereka dipaksa mengakui ketangguhan Kepong dengan 7-13 pada pertandingan babak delapan besar yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada Jumat  waktu setempat (6/2). Hanya, pebulu tangkis Indonesia yang  bergabung dalam Petaling mampu menyumbangkan kemenangan.
 Pasangan Ardiansyah Putra/Rizky Hidayat melibas wakil Kepong  Chin Chuan Jue/Soo Kar Seong 11-7, 6-11, 11-8, 11-8. Ini menjadi dua kemenangan yang dipetik Petaling dai enam partai.
 Satu lagi kemenangan disumbangkan pebulu tangkis Jepang Kenichi Tago. Dia tak mengalami kesulitan saat mengalahkan Ai Wei Jian 11-10, 11-, 11-6.
 ‘’Kepong mengubah strateginya. Mereka melepas tunggal putra pertamanya karena pasti kalah lawan Tago,’’ kata Rizky kepada smashyes.
 Ya, sebenarnya, Kepong mengandalkan Goh Soon Huat. Tapi, dia bakal tumbang jika bersua langsung dengan lelaki asal Negeri Sakura, julukan Jepang, itu. Secara ranking, Tago ungguh jauh. Dia ada di posisi 19 sedangkan Soon Huat di 126.
 ‘’Soon Huat pun dimainkan jadi tunggal putra kedua. Dia pun menang atas tunggal kedua kami, Soo Teck Zhi (11-5, 11-5, 11-1),’’ ungkap Rizky.
 Kekalahan telak itu pula yang membuat Petaling kalah jauh dalam game kemenangan. Ya, di babak delapan besar Purple League, sistem yang dipakai beda dengan penyisihan. Jika penyisihan menghitung poin, maka di delapan besar, game kemenangan yang dipakai.
 Kemenangan atasn Petaling membuat Kepong percaya diri. Di semifinal kompetisi klub bulu tangkis Malaysia pada Sabtu (7/2) tersebut,mereka menggilas Cheras dengan skor telak 17-6. Sama saat melawan Petaling, Puchong juga melepas tunggal putra pertama.
 Mereka menurunkan Nur Azryin Ayup yang dibabat habis oleh pebulu tangkis senior Malaysia Muhammad Hafiz Hashim 9-11, 11-7,6-11, 4-11. Soon Huat kembali turun sebagai tunggal kedua. Hasilnya, dia memetik kemenangan 11-6, 11-8, 11-8 atas Sim Fong Hao.
 Di Kepong, Indonesia diwakili Hendra Aprida Gunawan yang turun di ganda campuran. Di babak semifinal, dia berpasangan dengan Mei Qili dan menang 11-10, 11-9, 6-11 10-11, 11-8 atas Razi Abd Latif/Soong Fie Cho. (*)    

Cheras-Muar City Tunggu Lawan

HILANG POIN:Rusydina Antardayu

PURPLE League sudah memasuki babak delapan besar. Delapan tim teratas event yang merupakan kompetisi bulu tangkis Malaysia tersebut bakal melakukan pertarungan do or die.
 Nah, duatim, Cheras dan Muar City, akhirnya menjejakkan kaki ke babak semifinal. Itu setelah kedua tim melibas lawan-lawannya pada babak delapan besar yang dilaksanakan pada Kamis waktu setempat (5/2).
 Cheras mampu mengalahkan Petaling Jaya dengan 17-6 dan Muar City menghentikan langkah Serdang BC. Keduanya akan kembali tampil pada Sabtu waktu setempat melawan pemenang pertandingan semifinal kedua yang dilaksanakan Jumat waktu setempat (6/2). Babak empat besar hari kedua ini mempertandingkan Petaling melawan Kepong dan Puchong United versus Ampang Jaya.
Saat menang atas Petaling Jaya, Cheras nyaris sapu bersih. Dari lima partai yang digelar, mereka hanya kalah di tunggal putra kedua.  Ini terjadi ketika Sim Fong Hao dikalahkan Yogendran Khrisnan 4-11, 6-11, 11-8, 11-10,4-11.
 Sedangkan Muhammad Hafiz Hashim (tunggal putra pertama), Sarita  Suwanakijboriharn (tunggal putri), Muhammad Hafizi Hashim/Zakry Abdul Latif (ganda putra pertama), Razif Ab Latif/Soong Fie Cho (ganda campuran), dan Mohd Lutfi Zaim/Trawut Potieng memupus asa wakil Petaling.
 Dalam pertandingan kedua tim, hanya di kubu Petaling yang menempatkan pebulu tangkis Indonesia. Di tunggal putri, Millicent Wiranto, menyerah kepada Sarita 7-11, 6-11, 11-6,7-11.
 Sementara, dalam pertandingan kedua, hal yang sama juga terjadi.Muar City hanya kehilangan satu partai.Tunggl putri mereka asal Indonesia, Rusydina Antardayu, menyerah 11-7,11-5,10-11, 7-11, 5-11 kepada Goh Jin Wei dari Serdang.
Untung wakil Muar City dari Indonesia Fikri Hadmadi yang dipercaya sebagai tunggal putra kedua tak mengalami kesulitan menang 11-9, 11-5, 11-7 atas Lim Zhen Ting. (*)

Sony Merangkak dari Kualifikasi

EKSHIBISI: Sony Dwi Kuncoro dan Febriyan Irvannaldy

BERMAIN di babak utama sudah menjadi hal yang biasa bagi Sony Dwi Kuncoro. Itu terjadi di semua turnamen bergengsi berlabel super series premier.
 Tapi, itu terjadi saat rankingnya berada di kisaran 10 besar dunia. Beda dengan sekarang.
 Seiring cedera yang menimpa yang membuatnya absen di berbagai turnamen, ranking Sony pun jeblok. Imbanya, kini arek Suroboyo itu pun harus rela melalui babak kualifikasi.
 Bukan di ajang super series atau pun super series premier. Dalam ajang grand prix gold, Sony harus berjuang dari babak kualifikasi dulu.
 Seperti yang terjadi dalam Jerman Grand Prix Gold 2015. Dengan ranking 127, bapak dua anak ini pun harus rela berkeringat dulu untuk menembus babak elite.
 ‘’Iya, saya harus lewat babak kualifikasi di Jerman nanti,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Di Jerman Grand Prix Gold tahun ini yang dilaksanakan di Mulheim an der Ruhr pada 24 Februari-11 Maret 2015,Sony berhadapan dengan Kasper Lehikoinen dari Finlandia. Dari ranking dunia, pebulu tangkis yang kini membela Tjakrindo Masters tersebut masih unggul dibandingkan Kasper yang duduk di posisi 145. Namun, jika lengah, bisa jadi Sony gagal merasakan persaingan babak utama turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Sebelum belaga di Jerman Grand Prix Gold, Sony sudah menjajal kemampuannya dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2015. Dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada 25 Januari-1 Februari itu, dia membela Jaya Raya Jakarta.
 Hanya, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu tak selalu turun ke lapangan.Ini disebabkan posisinya sebagai tunggal keempat.
 Sony kalah rankingnya dibandingkan Tommy Sugiarto, Wei Nan asal Hongkong, dan Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand).
 Dia hanya turun saat timnya sudah memastikan lolos ke semifinal. Tampil sebagai tunggal ketiga, Sony mengalahkan Panji Ahmad Maulana dari Mutiara Bandung dengan 21-12, 21-10 serta Tatsuya Watanabe (Tonami Jepang) dengan 21-16, 21-9.
 Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu kembali tak masuk line up ketika Jaya Raya dipermalukan Djarum Kudus 0-3 serta menang 3-0 atas  Tonami dalam perebutan posisi III.
 Selain itu, Sony juga mengasah kemampuannya dengan tampil di laga ekshibisi melawan Febriyan Irvannaldy di sela-sela Kejurab di Pacitan, Jawa Timur. (*)

Wakil Indonesia di Tunggal Putra dalam Jerman GPG 2015
Kualifikasi:Sony Dwi Kuncoro,Thomi Azizan Mahbub,Firman Abdul Kholik
Utama:Tommy Sugiarto,Simon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka, Andre Kurniawan Tedjono

Habis Musuhan, Makan Bersama

LAWAN: Yuhan Tan (foto: badmintoneurope)

ANDRE Kurniawan Tedjono dan Yuhan Tan berasal dari dua negara yang berbeda. Andre dari Indonesia sedangkan satunya dari Belgia Meski pun, Yuhan punya darah Indonesia yang mengalir dari orang tuanya.
 Namun, itu tak membuat keduanya ada jarak. Andre dan Yuhan dikenal sebagai sahabat dekat.  Bahkan, kini,keduanya bergabung dalam satu klub di Jerman, Ludinghausen.
 ‘’Kami merupakan sahabat baik,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Tapi, dalam Austria Challenge 2015, untuk sementara waktu, persahabatan tersebut sejenak ditanggalkan. Ini dikarenakan Andre dan Yuhan bakal berebut tiket babak kedua.
 Ya, dalam drawing (undian) yang sudah dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Andre akan ditantang sahabatnya itu pada pertandingan babak pertama Austria Challenge yang dilaksanakan di Wina pada 18-21 Februari mendatang.
 Dari catatan BWF, keduanya sudah dua kali bersua dalam turnamen resmi. Kedua-duanya dimenangkan Andre. Pebulu tangkis didikan Djarum Kudus tersebut menang di Jerman Grand Prix 2013 dan Belanda Grand Prix 2014.
 ‘’Iya, memang kami sudah sering bertemu,’’ ungkap Andre.
 Bahkan, dia pun punya kans untuk menang lag. Dari sisi ranking, Andre lebih bagus. Mantan penghuni  Pelatnas Cipayung tersebut ada di posisi 40 sedangkan Yuhan di 84.
 ‘’Habis musuhan, kami makan bareng. Musuhannya di lapangan saja,’’ ungkap Andre.
 Tahun ini, Andre baru sekali tampil yakni di Malaysia Grand Prix Gold. Hasilnya kurang memuaskan.
 Dia langsung tersingkir di babak pertama. Lelaki 28 tahun itu menyerah 15-21, 13-21 kepada musuh lamanya, Derek Wong dari Singapura.
 Tahun di Austria Challenge, Andre mampu menembus babak final. Sayang, langkahnya dihentikan Sourabh Varma dari India 11-21, 23-21, 18-21. (*)

Jejak Andre Kurniawan Tedjono di Austria Challenge 2014
Babak I: Mathias Borg (Swedia) 21-13, 18-21, 21-12
Babak II: Tzu Wei Wang (Taiwan) 24-22, 15-21, 21-12
Perempat final: Michal Rogalski (Polandia) 8-21, 21-17, 22-20
Semifinal:Rasmus Fladberg (Denmark) 17-21, 21-14,21-12
Final: Sourabh Varma (India x5) 11-21, 23-21, 18-21

X=unggulan

Lakoni Debut di Wina

EROPA:Wisnu Yuli (foto:victorsport)

DEBUT  Wisnu Yuli Prasetyo berbaju Djarum Kudus tak dilakoni di dalam negeri. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut bakal berlaga di Austria Challenge yang dilaksanakan di Wina pada 18-21 Februari 2015.
 Hanya, dengan ranking yang dimiki, Wisnu harus melalui babak kualifikasi. Ya, dalam peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia ada di posisi  201.
 Ini dikarenakan Wisnu jarang tampil selama 2014. Tercatat, lelaki kelahiran 11 Juli 1992 tersebut hanya berlaga di enam turnamen. Hasilnya pun cukup mengecewakan.
 Wisnu sudah tumbang di babak-babak awal. Poin terbanyak diraihnya dalam Indonesia Super Series Premier dengan menembus perdelapan final. Langkahnya dihentikan Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark dengan straight game 16-21, 11-21.
 Dibandingkan rekan-rekannya saat di Pelatnas Cipayung, Wisnu kalah intensitas tampil di berbagai event. Selain itu, persaingan yang ketat membuat dia pun akhirnya memutuskan meninggalkan kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia itu.
 Lelaki yang juga akrab disapa Ucil itu pun kembali ke klub yang membesarkannya, Surya Baja, Surabaya. Namun, ketika kembali ke Kota Pahlawan, julukan Surabaya, sang pemilik klub, Abdul Chodir, lagi fokus dengan pekerjaan utamanya sebagai pemilik perusahaan pembuat mesin batako.
 Selain itu, dia juga menjadi senior di klub yang latihannya berpindah ke Candi, Sidoarjo, itu. Ini membuat Wisnu tak kuasa menolak saat rekannya di Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka, mengajak bergabung dengan Djarum.
  Di Wina, pada pertandingan pertama kualifikasi, Wisnu akan menjajal unggulan ke-16 asal Rusia Nikita Khakimov.Jika menang, dia masih butuh dua hasil manis lagi untuk bisa merasakan babak utama turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut.
 Selain Wisnu, di babak kualifikasi ada pebulu tangkis Indonesia lainnya yakni Adi Pratama, Setyadi Putra Wibowo,Firman Abdul Kholik, Riyanto Subagja, dan Thomi Azizan Mahbub serta Julian Arbitama. (*)

Larang ke SBI, eh Tampil di Purple League

KAJANG: Liliyana (dua kanan dari depan)

PP PBSI tak memberikan kesempatan kepada Liliyan Natsir tampil pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Padahal, klubnya, Djarum Kudus, ikut ambil dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada25 Januari-1 Februari 2015 lalu.
 Bahkan, Djarum mampu menembus babak semifinal beregu putri. Sayang, mereka gagal menembus final usai dikalahkan Jaya Raya dengan skor 3-2 pada babak semifinal yang dilaksanakan Jumat(30/1). Bisa jadi, salah satu penyebab kekalahannya adalah absennya Liliyana.
 Alasannya, pebulu tangkis asal Manado, Sulawesi Utara,tersebut tengah dipersiapkan menghadapi All England 2015. Turnamen berlabel super series premier tersebut akan dilaksanakan 3-8 Februari mendatang.
 Apalagi, perempuan berambut cepak tersebut sudah tiga kali beruntun (hat-trick) juara di ganda campuran berpasangan dengan Tontowi Ahmad. Pasangannya itu juga tak bisa membela Djarum Kudus di SBI 2015.
 Namun, ada yang aneh. Pada saat yang hampir bersamaan, Sabtu, 31 Januari 2015, Liliyana, berlaga di Purple League dengan membela bendera  Kajang.
 Bahkan, dia berlaga saat bersamaan dengan Djarum Kudus berlaga di perebutan posisi ketiga melawan Hokuto Bank Jepang dan memetik kemenangan 3-0.  Sementara di Purple League, Liliyana berpasangan dengan Songphon Anugritayawon asal Thailand.
 Mereka mengalahkan wakil Serdang Lim Zhen Ting/Sannatasah Saniru dengan 11-4, 11-6,11-3. Sayang, kemenangan ini tak mampu menolong Kajar dari kekalahan.
 Mereka menyerah 186-193. Hasil ini membuat Kajang berada di posisi kesebelas atau satu setrip di atas juru kunci, Bangsar Hawks.
 Dalam Purple League atau kompetisi bulu tangkis antarklub di Malaysia, banyak pebulu tangkis Indonesia ikut ambil bagian. Di tunggal putra tercatat nama-nama seperti Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro. (*)

Muar City Gagal Berlari Menjauh


:
PUNCAK:Pemain dan ofisial Muar City (foto:thestar)
MUAR City tersandung. Pimpinan klasemen Purple League itu dipaksa menyerah dalam laga terakhirnya pada Minggu (1/2). Secara mengejutkan, Muar City harus mengakui ketanggguhan Puchong United dengan 218-203.
 Dari enam partai yang digelar dalam ajang yang merupakan kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut, wakil Muar City hanya mampu memetik dua kemenanan dari sektor tunggal putra kedua dan ganda putra kedua. Di sektor tunggal kedua, Tan Chun Seang menundukkan duta Puchong, Khosit Phetpradub,11-7, 10-11,11-10, 11-8. Sedangkan pasangan Chow Pak Chuu/Tan Wee Kiong menang tiga game atas Tan Wee Gieen/Yew Hong Kheng 11-10, 11-9,11-10.
 Sayang, di empat partai lainnya, andalan Muar City bertumbangan, termasuk sektor tunggal putra pertama dan tunggal putri. Di tunggal putra, pebulu tangkis senior asal Singapura Ronald Susilo tumbang   8-11, 9-11, 10-11 kepada Liew Daren. Begitu juga Rusydina Antardayu asal  Indonesia yang menyerah 7-11, 3-11, 7-11 kepada juara Asia dan dunia Aya Ohori.
 Keperkasaan Puchong United juga terjadi di ganda putra pertama dan ganda campuran. Daeren Isaac/Wong Fai Yin tampil ektrasberkeringat untuk menundukkan Mak Hee Chun/Tan Bin Shen 11-7, 11-10,7-11, 9-11, 11-8 dan pasangan ganda campuran Tan Aik Quan/Lai Pei Jing melibas Teo Kok Siang/Chow Mei Kuan 11-10, 5-11, 11-10, 11-5.
 Untung, modal kemenangan di laga-laga sebelumnya membuat Muar City unggul 16 game atas rival terdekatnya, Petaling Jaya, dan 26 game dari Punchong United. Ya, Purple League memakai sistem perbedaan game menang dan game kalah untuk menentukan ranking dalam klasemen. Perbedaan dengan liga lainnya di dunia, enam partai yang digelar tak ada nomor ganda putri. (*)

Klasemen sementara (5 besar)
1.Muar City 76
2.Petaling Jaya 55
3. Puchong United 45
4.Kepong  27
5.Petaling 19

Okuhara Gagalkan Sapu Bersih Tiongkok

JEGAL:Nozomi Okuhara (foto:yonex)

TUAN rumah gagal sapu bersih juara dalam Tiongkok Challenge 2015. Satu nomor lepas dari genggaman pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 Adalah Nozomi Okuhara yang menjadi pengganjal langkah wakil negeri terpadat di dunia itu untuk mkeraih lima gelar. Dalam final turnamen berhadiah total USD 15 ribu pada Minggu waktu setempat (1/2) di Lingshui, Okuhara menghentikan langkah wakil Tiongkok Chen Yu Fei dengan dua game langsung 21-19, 21-16. Dari sisi ranking, Nozomi unggul jauh. Dia di possisi 21 sedangkan lawannya 484.
 Penampilan Okuhara memang tengah on fire. Pada 2015 yang baru memasuki bulan kedua, dia sudah mengantongi dua gelar. Sebelumnya, gadis 20 tahun tersebut menjadi juara di ajang Malaysia Grand Prix Gold.
 Tahun lalu, dia meraih tiga gelar yakni di Selaandia Grand Prix, Vietnam Grand Prix, dan Korea Grand Prix. Selain itu, Okuhara mampu menembus turnamen yang levelnya lebih tinggi, Hongkong Super Series. Capaian ini membuat rankingnya melonjak tajam.
  Sempat berada di kisaran 50-an, kini dia mampu berkutat di 20-an besar dunia. Bahkan, tak menutup kemungkinan, posisi akan melonjak lagi hingga ,mendekati 10 besar.
 Sayang sukses Okuhara gagal diikuti di nomor tunggal putra. Wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, Kazuma Sakai menyerah dua game 14-21, 12-21. (*)

HASIL Tiongkok Challenge 2015

Tunggal putra:Qiao Bin (Tiongkok) v Kazuma Sakai Jepang x2) 21-14, 21-12

Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang x2) v Chen Yu Fei (Tiongkok) 21-19, 21-16

Ganda putra:Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x2) v Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x1) 21-10, 22-20

Ganda putri: Dongni Ou/Yu Xiaohan (Tiongkok x2) v Ayane Kurihara/Naru Shinoya (Jepang x1) 14-21, 21-18, 23-21

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x3) v Liu Yuchen/Yu Xiaohan (Tiongkok x1) 15-21, 21-12, 21-13

X=unggulanTUAN rumah gagal sapu bersih juara dalam Tiongkok Challenge 2015. Satu nomor lepas dari genggaman pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 Adalah Nazomi Okuhara yang menjadi pengganjal langkah wakil negeri terpadat di dunia itu untuk mkeraih lima gelar. Dalam final turnamen berhadiah total USD 15 ribu pada Minggu waktu setempat (1/2) di Lingshui, Nozomi menghentikan langkah wakil Tiongkok Chen Yu Fei dengan dua game langsung 21-19, 21-16. Dari sisi ranking, Nozomi unggul jauh. Dia di possisi 21 sedangkan lawannya 484.
 Penampilan Okuhara memang tengah on fire. Pada 2015 yang baru memasuki bulan kedua, dia sudah mengantongi dua gelar. Sebelumnya, gadis 20 tahun tersebut menjadi juara di ajang Malaysia Grand Prix Gold.
 Tahun lalu, dia meraih tiga gelar yakni di Selaandia Grand Prix, Vietnam Grand Prix, dan Korea Grand Prix. Selain itu, Okuhara mampu menembus turnamen yang levelnya lebih tinggi, Hongkong Super Series. Capaian ini membuat rankingnya melonjak tajam.
  Sempat berada di kisaran 50-an, kini dia mampu berkutat di 20-an besar dunia. Bahkan, tak menutup kemungkinan, posisi akan melonjak lagi hingga ,mendekati 10 besar.
 Sayang sukses Okuhara gagal diikuti di nomor tunggal putra. Wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, Kazuma Sakai menyerah dua game 14-21, 12-21. (*)

HASIL Tiongkok Challenge 2015

Tunggal putra:Qiao Bin (Tiongkok) v Kazuma Sakai Jepang x2) 21-14, 21-12

Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang x2) v Chen Yu Fei (Tiongkok) 21-19, 21-16

Ganda putra:Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x2) v Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x1) 21-10, 22-20

Ganda putri: Dongni Ou/Yu Xiaohan (Tiongkok x2) v Ayane Kurihara/Naru Shinoya (Jepang x1) 14-21, 21-18, 23-21

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x3) v Liu Yuchen/Yu Xiaohan (Tiongkok x1) 15-21, 21-12, 21-13

X=unggulan

Wisnu Yuli Ikuti Ajakan Hayom

IZIN:Wisnu Yuli tinggalkan Surya Baja (foto:victor)

PELATNAS Cipayung sudah ditinggal Wisnu Yuli Prasetyo. Mulai akhir tahun 2014, dia terdeepak dari kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia tersebut.
 Alasannya klasik,dia dianggap kalah bersaing dengan para rival. Padahal, dari sisi usia, Wisnu masih punya jalan yang lapang.
 ''Wisnu sudah dikembalikan ke kami. Dia pun sempat berlatih bersama kami di Sidoarjo,'' kata Pemilik Surya Baja, Abdul Chodir, kepada smashyes.
 Hanya, keberadaan lelaki yang akrab disapa Ucil itu pun tak lama. Mulai Januari lalu, dia sudah bergabung dengan klub raksasa, Djarum Kudus.
''Dia diajak oleh Hayom (Dionysius Hayom Rumbaka, red) yang merupakan sahabat Wisnu. Rencananya, dia akan menjadi pendamping Hayom bertanding di luar negeri,'' ucap Chodir, panggilan karib Abdul Chodir.
 Wisnu, jelasnya, juga sudah minta izin kepadanya untuk berlatih di Kudus, yang menjadi home base Djarum. Untuk itu, surat keluar dari Surya Baja pun sudah ditandatanganinya.
 ''Hanya, statusnya tetap sebagai pebulu tangkis Jawa Timur untuk PON 2016. Klub boleh pindah tapi domisilnya tetap,'' ungkap Chodir.
 Dia tak ada Wisnu, lanjut dia, kini SUrya Baja bakal lebih fokus kepada pembinaan. Dia berharap klubnya bisa kembali mencetak Wisnu Yuli-Wisnu Yuli yang lain. Sebelumnya, Surya Baja juga pernah diperkuat mantan pebulu tangis Pelatnas Cipayung Tauiq Hidayat Akbar. (*)

Djarum Gagal Usik Posisi Musica

PERTAHANKAN: Selebrasi kubu Musica Champions Kudus

IKHSAN Maulana Mustofa tak kuat menanggung beban. Akibatnya, dia menyerah dengan tiga game kepada Jonatan Christie dengan rubber game 21-14, 11-21, 18-21 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Minggu waktu setempat (1/2).
 Kekalalahan Ikhsan pun membuat Djarum Kudus gagal merampas gelar dari Musica Champions Kudus dalam final Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Djarum pun menyerah 2-3.
 Ini sekaligus membuat Djarum belum pernah sekalipun memenangi kelompok beregu putra dalam SBI yang sudah dilaksanakan pada 2007, 2011, 2013, dan 2014 tersebut. Sebaliknya, bagi Musica, kemenangan Jonatan membuat klub  yang disokong perusahaan rekaman tersebut mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara.
 Sebenarnya, Djarum sempat  leading dalam pertandingan yang juga disiarkan sebuah stasiun televise swasta tersebut. Dalam partai pertama, pebulu tangkis tamu Djarum asal Korea Selatan Son Wan-ho mempermalukan Simon Santoso dengan rubber game 16-21, 21-9, 21-17.
 Bagi Simon, kekalahan ini di luar dugaan. Pada babak penyisihan akhir Grup A Kamis (29/1), mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu menang dua game langsung 21-13, 21-19. Selain itu, dalam pertemuan resmi, Simon unggul tiga kali dalam empat kali pertemuan.
 Namun, Musica mampu menyamakan kedudukan dari ganda pertama. Bintang asal Korea Selatan yang berpasangan dengan pebulu tangkis muda Fajar Alfian melibas Mohammad Ahsan/Berry Anggriawan 16-21,21-14, 21-15.
 Pasangan Yong-dae/Fajar merupakan hasil otak-atik dari kubu Musica. Mereka sempat mengandalkan Yong-dae yang dipasangkan dengan Vladimir Ivanov dari Rusia.  Sayang, saat di babak penyisihan, mereka tumbang kepada Ahsan/Berry.
 Nah, kemenangan ini pun menambah semangat tunggal kedua Musica Lee Hyun-il . Singa tua dari Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut menang mudah 21-10, 21-7. Pil pahit tersebut membuat Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, gagal melakukan revans. Pada India Super Series 2011, dia menyerah 16-21, 19-21.  Asa Djarum kembali terbuka saat pasangan Fran Kurniawan/Kevin Sanjaya memetik kemenangan 21-17,21-11 atas Markus Fernaldi/Wahyu Nayaka.
 Dua sebelumnya digapai Musica usai menundukkan Malaysia Tigers 3-1 pada 2013 dan Jaya Raya Jakarta dengan skor 3-2 setahun berikutnya. Pada 2013 dan 2014, SBI dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya. (*)

Hasil SBI 2015
Putra:
Juara: Musica Champions Kudus
Runner-up: Djarum Kudus
Posisi III:Jaya Raya
Posisi IV: Tonami Jepang

Putri:
Juara: Jaya Raya Jakarta
Runner-up: Renesas Jepang
Posisi III: Djarum Kudus
Posisi IV:Hokuto Bank Jepang

Duo Thailand Selamatkan Muka Jaya Raya

PODIUM: Kubu Jaya Raya usai meraih juara SBI 2015


JAYA Raya memastikan gelar nomor beregu putri dalam ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) tak terbang ke manca negara. Ini berkat kemenangan 4-1 atas Renesas Jepan dalam final yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali,pada Sabtu waktu setempat (31/1).
 Meski memakai nama Jaya Raya, tapi sukses mereka tak lepas dari penampilan gemilang dua tunggal putri asal Thailand, Ratchanok Intanon dan Busanan Ongbumrungpan. Mereka menyumbangkan kemenangan untuk tim ibu kota.
 Ratchanon, yang merupakan juara dunia tunggal putri 2013, menang mudah atas Kana Ito dengan dua game langsung 21-13, 21-13. Kemenangan ini membuat Jaya Raya leading 1-0.
 Tapi Renesa sempat menyamakan kedudukan melalui pasangan Miyuki Maeda/Reika Kakiiwa. Pasangan peringkat kelima dunia itu mempermalukan ganda terkuat Jaya Raya Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta 18-21, 14-21.
 Bagi Pia/Rizky, ganda Negeri Sakura, julukan Jepang, itu memang menjadi momok. Mereka dua kali berjumpa dan tak pernah menang yakni di Denmark Super Series Premier 2013 dan Malaysia Super Series 2013.
 Busanan kembali membuat Jaya Raya unggul. Gadis peringkat 19 dunia tersebut melibas Ayumi Mine dengan straight game 21-9, 21-11.
 Ini menjadi balas dendam Busanan. Dia pernah dipermalukan Ayumi dalam Vietnam Challenge 2012.Saat itu, Busanan menyerah 15-21, 12-21.
 Kemenangan Busanan tersebut mengangkat semangat rekan-rekannya. Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda pun sukses memastikan Jaya Raya juara kembali berkat keunggulan 21-19, 21-10 atas Naoko Fukuman/Kurumi Yonao.
 Hasil tersebut membuat Bellaetrix Manuputty tak perlu turun ke lapangan. Seharusnya, dia akan berhadapan dengan Yuki Fukushima. (*)

Distribusi Gelar Beregu Putri SBI 2015

2007:
Tangkas  Jakarta v Jaya Raya Jakarta 3-2

2011
Suryanaga Surabaya v Jaya Raya Jakarta 3-0

2013
Jaya Raya v Unisys Jepang 3-2

2014
Jaya Raya v Unisys Jepang 3-1

2015:
Jaya Raya v Renesas Jepang 3-1

Pasangkan Kevin dengan Sinyo

BARU:Kevin Sanjaya (foto:djarum)

MASUKNYA kembali  Markus Fernaldi ke Pelatnas Cipayung sempat menjadi tanda tanya.  Alasannya, dia dipanggil sendiri tanpa bersama pasangannya terakhir, Markis Kido.
 Sempat merebak spekulasi beberapa calon pebulu tangkis yang akrab disapa Sinyo tersebut. Nama Ade Yusuf, Wahtu Nayaka, hingga Rian Agung Saputro sempat beredar.
 Namun, yang dipasangkan dengan putra pelatih kawakan, Kurnia Hu, tersebut akhirnya jatuh ke tangan Kevin Sanjaya Sukamulya. Bisa jadi, ini dikarenakan Kevin sudah tak punya pasangan tetap.
 Tandem terakhirnya, Selvanus Geh, sudah tidak berada di Pelatnas Cipayung. Dia dikembalikan ke klub asalnya, Wima Surabaya.
 Pasangan Sinyo/Kevin langsung diuji dalam turnamen bergengsi, All England Super Series Premier, yang dilaksanakan di Birmingham, Inggris, pada 3-8 Februari 2015. Mereka pun langsung bisa berlaga di babak utama bukan lagi melalui babak kualifikasi.
 Ini dikarenakan poin yang dikumpulkan Sinyo dengan pasangan lamanya, Kido, cukup tinggi. Bahkan, dalam ranking dunia terakhir, keduanya masih menembus babak 10 besar.
 Sedangkan Kevin pun rankingnya tidak terlalu jeblok. Bersama Selvanus, keduanya masih tercatat duduk di posisi 32 dunia.
 Di All England 2015 pada nomor ganda putra, Indonesia masih mengandalkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang juga menyandang status juara bertahan.
 Selain itu ada juga Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan,Angga Pratama/Ricky Karanda dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka. Sedangkan pasangan anyar Kido/Agripinna Prima Rahmato masuk dalam daftar cadangan pertama. (*)


Langsung Fokus Tatap All England

BABAK AWAL:Riky/Richi tak mau gagal di All England.

RIKY Widianto memang menepati janji. Dia turun di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.
 Pebulu tangkis spesialias ganda ini membela klub yang membesarkan namanya, Wima Surabaya. Penampilannnya pada 2015 juga menjadi debutnya dalam SBI.
 Tahun lalu, dia absen karena tengah konsentrasi ke ajang All England. Sementara, pada ajang sebelumnya, Wima belum pernah unjuk kebolehan di babak bergengsi.
 Meski, untuk itu, Riky rela bercapek ria. Ini dikarenakan dia langsung datang dari India usai mengikuti India Grand Prix Gold 2015 di Lucknow. Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Riky menjadi juara ganda campuran berpasangan dengan Richi Puspita Dili.
Karena baru datang Selasa, Riky pun hanya tampil dalam dua pertandingan. Saat menghadapi Tanomi Jepang (28/1), dia berpasangan dengan Riyo Arief. Keduanya dipaksa menelan kekalahan 21-18,15-21, 18-21 kepada Hoki Takuro/Yugo Kabayashi.  ‘’Saya masih harus adaptasi dengan lapangan dan suasana pertandingan,’’ ungkap Riky.
 Kekalahan itu membuat Wima pun menyerah 1-4 dan gagal lolos ke babak semifinal sebagai wakil dari Grup B. Ini membuat klub binaan Ferry Stewart itu tak bisa mengulangi sukses 2014 dengan menduduki posisi III.
 Sehari setelah itu, Riky pun mulai panas. Berpasangan dengan pemain tamu, Muhammad Ulinnuha, mereka melibas ganda USM Yohanes Rendy Sugiarto/Arya Maulana 21-19, 21-13. Donasi poin ini menghindarkan Wima dari aib sebagai juru kunci grup.
 Hanya, usai dari SBI 2015, Riky tak bisa berleha-leha. Dia langsung  dipersiapkan menghadapi turnamen bergengsi All England yang dilaksanakan di Birmingham, Inggris, pada 3-8 Februari.
 Apalagi, tahun lalu, Riky/Richi mendapat hasil buruk. Mereka langsung kalah di babak pertama oleh pasangan dari babak kualifikasi Lu Kai/Huang dari Tiongkok. Pada 2013, Riky/Richi juga langsung angkat koper di babak perdana. (*)

Musica Mengejar Gelar Ketiga

YESS: Yong-dae bawa Musica ke final. (foto:djarum)
 Simon tak mengalami kesulitan berarti saat mengalahkan Sho Sasaki dengan 21-16, 21-13. Sasaki bukan lawan yang asing bagi Simon.
 Keduanya sudah delapan kali bertemu. Hasilnya, Simon enam kali memetik kemenangan.
 Sedangkan Jonatan juga menang dua game 21-16,21-16 saat meladeni Tatsuya Watanabe.Secara ranking, Jonatan unggul jauh. Dia ada di posisi 82 sedangkan lawannya di 359.
 Satu poin krusial lainnya disumbangkan pasangan dadakan Lee Hyong-dae/Fajar Alfian. Mereka bertarung tiga game 21-13, 19-21,21-16 untuk melibas Noriyatsu Hirata/Hirokatsu Hashimoto. Biasanya, Hyong-dae yang berasal dari Korea Selatan ditandemkan dengan raksasa asal Rusia Vladimir Ianov.
 Sayang, di dua laga lain, Lee Hyun-il asal Korea Selatan dan pasangan Markus Fernaldi/Wahyu Nayaka takluk. Hyun-il, yang baru saja menjuarai Malaysia Grand Prix Gold 2015, dipermalukan Riichi Takeshita 21-18, 19-21, 22-14 dan Markus/Wahyu tumbang 23-21, 17-21, 14-21 kepada Keigo Sonoda/Takeshi Kamura.
 Di babak final, Musica ditantang Djarum Kudus yang secara mengejutkan menang mudah atas finalis tahun lalu Jaya Raya dengan 3-0. Poin Djarum didonasikan oleh Son Wan-ho yang menghentikan ambisi Tommy Sugiarto 15-21, 21-12, 21-13. Wan-ho merupakan pebulu tangkis Korea Selatan yang kini duduk di posisi keempat dunia. Kemenangan atas Tommy juga membuatnya leading 3-2 dalam head to head.
 Ini juga diikuti oleh pasangan Mohammad Ahsan/Berry Anggriawan yang menjungkalkan juara dunia 2007 dan peraih emas Olimpiade Beijing 2008 Markis Kido/Hendra Setiawan dua game langsung 21-18, 21-15. Dan Dionysius Hayom Rumbaka tak mengalami hambatan ketika menang 21-12, 21-18 atas Wei Nan.
 Tiga kemenangan beruntun membuat partai ganda kedua dan tunggal ketiga urung dilaksanakan. (*)

Juara SBI
2007:
Putra: Suryanaga Surabaya  v Tangkas  Jakarta 3-0
Putri: Tangkas  Jakarta v Jaya Raya Jakarta 3-2

2011
Putra: SGS  Bandung  v Suryanaga Surabaya 3-2
Putri:Suryanaga Surabaya v Jaya Raya Jakarta 3-0

2013
Putra: Musica Champions v Malaysia Tigers 3-2
Putri:Jaya Raya v Unisys Jepang 3-2

2014
Putra:Musica Champions v Jaya Raya 3-2
Putri: Jaya Raya v Unisys Jepang 3-1

Wima Lepas dari Posisi Juru Kunci

MENYERAH: Febriyan Irvannaldy (foto:djarum)
WIMA terhindar dari posisi juru kunci. Ini setelah klub binaan Ferry Stewart tersebut memetik kemenangan 3-2 atas USM dalam pertandingan terakhir penyisihan beregu putra Grup B Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015 di GOR Lilia Bhuana, Denpasar, Bali,pada Jumat siang waktu setempat (29/1).
 Kemenangan ini menempatkan Wima di posisi keempat grup alias di atas juru kunci USM. Sebenarnya, angka yang dikumpulkan Wima sama dengan Mutiara Bandung. Hanya, klub asal Kota Kembang,julukan Bandung, itu menang poin menang kalah yakni 872-923. Sementara, Wima mengoleksi 797-869.
 Dalam pertandingan melawan USM, tiga kemenangan disumbangkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Panji Akbar, dan pasangan Riky Widianto/Muh. Ulinnuha.
 Anthony, yang dipinjam dari SGS Bandung, menang dua game langsung 21-11, 21-15 atas Thomi Azizan Mahbud. Kemudian Panji Akbar, tamu asal Pelita Bakrie, melibas Reksy Aureza Megananda, 21-19, 21-13 dan Riky/ Ulinnuha menghentikan perlawanan Yohanes Rendy Sugiarto/Arya Maulana 21-19, 21-13.
 Sementara partai yang lepas akibat kekalahan yang dialami Rizky Hidayat/Ade Yusuf dan Febriyan Irvannaldy. Rizky/Ade dipermalukan Afiat Yuris Wirawan/Kenas Adi  16-21, 19-21 dan Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, tumbang 24-26, 10-21 kepada Shesar Hiren Rhustavito.
 ‘’Ya, saya tadi kalah dan tak bisa menyumbangkan angka buat Wima,’’ jelas Febri melalui layanan pesan singkat.
 Ini juga menjadi kemenangan perdana setelah Wima tiga kali beruntun tumbang oleh Mutiara 2-3 (25/1), 0-5 kepada Jaya Raya Jakarta (26/1), dan Tonami Jepang 1-4 (28/1). Dengan duduk di posisi ketiga membuat Wima gagal mengulang tahun lalu.
 Pada SBI 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, Wima secara mengejutkan menembus babak semifinal sebelum akhirnya duduk di posisi ketiga. Wakil dari Grup B yang lolos ke empat besar adalah Jaya Raya dan Tonami Jepang. (*)

Kalahkan Rival Terdekat, Duduki Runner-Up

TAKLUK:Nguyen Tien Ming (foto:vietnamnews)

PETALING Jaya naik ke posisi kedua dalam klasemen sementara Purple League. Mereka mengkudeta tempat yang semula diduduki Puchong United itu dalam event yang merupakan kompetisi bulu tangkis antarklub di Malaysia tersebut.
 Ini setelah Petaling Jaya mengalahkan Puchong United 202-191 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (28/1) waktu setempat. Hanya, di dua nomor bergengsi, tunggal putra pertama dan tunggal putri, wakil Petaling Jaya tumbang.
 Nguyen Tien Minh, pebulu tangkis tamu yang didatangkan dari Malaysia,menyerah 11-7,10-11, 8-11, 10-11 kepada Daren Liew. Kemudian, pebulu tangkis putri Lyddia Chen kalah 8-11, 7-11, 5-11 kepada mantan juara Asia Aya Ohori.
 Untung, di empat partai lainnya, andalan Petaling Jaya mampu memetik kemenangan.  Ganda putra pertama Jagdish Singh/Roni Tan menang 11-7,11-4, 11-9 atas Tan Aik Quan/Yew Hong Keng. Kemudian Bodin Isara/Prajakta Sawant 9-11, 11-6, 11-9, 11-9 dan tunggal putra kedua Yogendran Krishnan melibas Khosit Phetpradub 11-10,2-11, 11-9, 11-9 serta ganda putra kedua Chan Kwong Beng/Vountus Indramawan menjegal langkah Goh Sze Fei/Tan Jinn Hwa 11-9, 11-7, 11-8.
 Posisi teratas masih ditempati Muar City yang unggul 26 game. Dalam Purple Game, sistem yang dipakai adalah selisih game menang dan kalah. Selain itu, dalam tiap pertandingan menggelar enam partai yakni dua partai tunggal putra, dua partai ganda putra, satu partai tunggal putri, dan satu partai ganda campuran. (*)