WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Korea Mengejar Sejarah di Rumah

Sung Ji-hyun menembus final (foto:BWF)
DUEL Korea Selatan versus Tiongkok tersaji di final Korea Open 2016. Dari lima laga pemungkas, empat partai turnamen berhadiah total USD 600 ribu tersebut mempertemukan wakil kedua negara.

Hanya di nomor tunggal putri, Negeri Panda, julukan Tiongkok, tak meloloskan dutanya. Di nomor ini, Sung Ji-hyun akan ditantang Akane Yamaguchi dari Jepang dalam final yang dilaksanakan di Seong-nam Indoor Stadium, Seoul, pada Minggu waktu setempat (2/9/2016).

Sedangkan di empat partai lainnya, ambisi Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, coba dijegal Tiongkok. Di tunggal putra, Son Wan-ho, yang diunggulkan di posisi keenam, bersua dengan pebulu tangkis nonunggulan Qiao Bin.

Di ganda putra, andalan tuan rumah yang juga unggulan teratas, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, menjajal unggulan ketujuh yang semakin menakutkan Li Junhui/Liu Yuchen. Ganda Tiongkok ini menumbangkan wakil Indonesia yang juga unggulan ketiga Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di babak perempat final.

Sementara, di ganda putri, Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan, wakil Korea Selatan yang diunggulkan di posisi teratas, menghadapi perlawanan unggulan ketiga Luo Ying/Luo Yu. Di laga pembuka final, yang mempertandingan nomor ganda campuran, Ko Sung-hyun/Kim Ha-na, unggulan teratas asal tuan rumah, harus bisa mengalahkan Zheng Siwei/Chen Qingchen.

Dalam sejarah Korea Open, sejak kali pertama dilaksanakan pada 1991, belum ada satu negara yang mampu sapu bersih gelar. Jika tahun ini terjadi, tuan rumah bakal mencetak sejarah besar. (*)

Tommy Makin Jauh dari 10 Besar

Tommy Sugiarto turun ranking dunianya
INDONESIA tak punya waki tunggal putra di ranking 10 besar dunia. Tommy Sugiarto yang semula lama berada di kisaran tersebut harus terlempar.

Dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru pada 29 September, putra legenda bulu tangkis Icuk Sugiarto tersebut berada di posisi 14. Pekan lalu, dia ada di posisi 11.

Melorotnya ranking Tommy tak lepas dari hasil beberapa ajang yang diilkuti. Kali terakhir, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut sudah langsung tersingkir di babak I Japan Open 2016.

Datang dengan status unggulan, Tommy dipermalukan wakil Tiongkok Shi Yuqi dengan dua game langsung 15-21, 7-21. Begitu pula di Olimpiade Rio 2016.

Langkah kakak pebulu tangkis putri Jauza Fadilah tersebut secara mengejutkan dihentikan Rajiv Ouseph dari Inggris. Padahal, seharusnya tiket minimal perempat final bisa di tangannya. Yang lebih tragis di Indonesia Open 2016. Bermain di kandang sendiri, Tommy kalah di babak I oleh Wei Nan dari Hongkong.

Rentetan kegagalan tersebut memberikan dampak, poin yang dikumpulkannya sedikit. Sehingga tak mengherankan jika Tommy sudah tergusur dari 10 besar dunia.

Di ranking terbaru BWF, posisi teratas tetap ditempati Lee Chong Wei dari Malaysia. Apalagi, dia baru saja menjuarai Japan Open 2016 dengan melibas Jan O Jorgensen dari Denmark. (*)

Duh, Tak Bisa Menang Lagi

Li Junhui/Liu Yuchen kembali mengalahkan Hendra/Ahsan
KEGAGALAN kembali mengiringi perjalanan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Kali ini, mantan pasangan ganda putra nomor satu dunia tersebut terhenti langkahnya di babak perempat final Korea Open 2016.

Lagi-lagi pasangan Li Junhui/Liu Yuchen mengandaskan Hendra/Ahsan. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Seoul pada Jumat waktu setempat, juara dunia 2015 tersebut menyerah dua game langsung 11-21, 16-21.

Ini membuat untuk kali keempat secara beruntun, Hendra/Ahsan kalah dari lawan yang sama. Pekan lalu, mereka juga dipermalukan dalam Japan Open 2016.

Pada 2016, Hendra/Ahsan hanya sekali menjadi juara. Mereka naik podium terhormat dalam Thailand Masters yang menjadi turnamen pembuka 2016.

Sayang, setelah itu, kesuksesan seolah menjauh dari keduanya. Bahkan, di kandang sendiri dalam Indonesia Open 2016, Hendra/Ahsan sudah tersingkir di babak kedua.

Lebih ironis lagi dalam Olimpiade Rio 2016. Digadang-gadang bakal meraih emas, Hendra/Ahsan tak mampu lolos dari babak penyisihan grup.

Sehingga, PP PBSI pun sementara akan menceraikan keduanya di Eropa bulan depan. Hendra akan dipasangkan dengan Rian Agung Saputro dan Ahsan dengan Berry Anggriawan. (*)

Rekor Kekalahan Bisa Semakin Lebar

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan punya tugas berat
TIGA kali kekalahan beruntun dialami Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan atas pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen.  Kali terakhir, pil pahit tersebut ditelan pasangan ganda putra terbaik Indonesia tersebut dalam Japan Open 2016 pekan lalu. Sementara, dua kekalah lain dialami Hendra/Ahsan di Singapore Open 2016 dan Kejuaraan Asia 2016.

Total, kini, mereka kalah 2-4 dalam rekor pertemuan dengan Li/Liu. Kekalahan perdana dialami Hendra/Ahsan di Malaysia Open 2014. Meski sebenarnya, pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut menang dalam perjumpaan pertama di Tiongkok Open 2014. Bahkan, Hendra/Ahsan sempat leading usai mempermalukan Li/Liu di Malaysia Open tahun ini.

Kini, ancaman semakin tertinggal terbentang. Hendra/Ahsan kembali bertemu dengan pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, pada babak perempat final Korea Open 2016.

Hendra /Ahsan melaju ke babak perempat final  setelah melewati laga tiga game. Kemenangan diraih Hendra/Ahsan atas Lee Jhe-Huei/Lee Yang (Taiwan), dengan skor 18-21, 21-14, 21-15.

Di game pertama, Hendra/Ahsan memang sudah kecolongan start saat tertinggal 0-4 dari Lee/Lee. Pasangan Taiwan yang tak diunggulkan ini semakin percaya diri ketika mampu terus mengungguli Hendra/Ahsan hingga 12-6 dan akhirnya mengamankan game pertama.

 Pada game kedua, Hendra/Ahsan mulai bermain lebih agresif dengan unggul di permainan depan. Perubahan strategi ini membuahkan hasil, Hendra/Ahsan unggul 17-11. Di game penentuan, Hendra/Ahsan yang sudah unggul 7-4, malah balik tertinggal 10-12. Saat kedudukan imbang 15-15, Hendra/Ahsan tak memberi kesempatan pada Lee/Lee dan mereka meraih enam poin berturut-turut menuju kemenangan.

“Pasangan Taiwan ini punya kecepatan dan kekuatan, di game pertama kami memang tertekan duluan. Di game selanjutnya, kami coba atur penempatan bola dan banyak bermain di depan net,” kata Hendra yang dihubungi di Seoul seperti dikutip media PBSI.

Sementara, di babak II, pasangan Li/Liu melibas rekan senegara Liu Cheng/Zheng Siwei dengan tuga game 22-20, 14-21, 24-22. (*)

Praveen/Melati Gagalkan DKI Sapu Bersih

Praveen/Melati meraih emas ganda campuran
DKI Jakarta gagal memborong medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis nomor perorangan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat.  Penggawa ibu kota hanya mampu meraih empat gelar.

Meski, sebenarnya, kans untuk membawa pulang semua emas terbentang. Mereka meloloskan wakilnya di lima nomor yang dipertandingkan.

Sayang, di final yang dilaksanakan di Cirebon pada Selasa waktu setempat (28/9/2016), pasangan Hafiz Fauizal/Shela Devi Aulia menyerah dua game langsung 14-21, 18-21 kepada unggulan teratas asal Jawa Tengah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani.

Sementara, di empat nomor lainnya, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri, ibu kota merajai. Di tunggal putra, wakil DKI Jakarta Jonatan Christie tak mengalami kesulitan untuk menundukkan Wisnu Yuli Prasetyo (Jawa Timur) dengan 21-16, 21-5. Sukses ini diilkuti oleh Fitriani. Dia memupus asa wakil tuan rumah Hana Ramadhini dengan 24-22, 21-12.

Di ganda putri, pasangan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris unggul 21-13, 21-11 atas Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia Nuraidah. Pesta ditutup pasangan ganda putra Markus ''Sinyo'' Gideon Fernaldi/Angga Pratama dengan memupus asa Kenas Adi Haryanto/Praveen Jordan (Jawa Tengah) dengan 21-17, 21-15.

Di nomor beregu sendiri, emas disabet semuanya oleh Jawa Barat. Di putra,mereka mengalahkan Jawa Tengah dan di putri menghentikan DKI Jakarta. (*)

Hanya Ulangi Hasil 2012

Jonatan Christie kalahkan Wisnu Yuli
HARAPAN Jawa Timur membawa pulang emas dari cabang olahraga bulu tangkis dari Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 pudar. Satu-satunya wakil yang tersisa, Wisnu Yuli Prasetyo, menyerah di babak final.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu WIB (28/9/2016), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut kalah oleh Jonatan Christie dari DKI Jakarta dengan dua game yang mudah 16-21, 5-21. Laga tersebut berlangsung selama 55 menit.

Sebenarnya, di atas lapangan, Wisnu lebih diunggulkan. Alasannya, di babak penyisihan grup beregu Grup B, dia menghentikan perlawanan Jonatan dengan 14-21, 21-19, 21-14.

Sayang, penampilan tersebut gagal dipertahankan di babak final perorangan. Meski sebelumnya, di semifinal, Wisnu, yang asli Tulungagung, melibas unggulan kedua Ihsan Maulana Mustofa (Jawa Tengah).

''DI PON 2016 ini, sebenarnya Wisnu bermain gemilang. Semua pebulu tangkis pelatnas dikalahkannya di beregu. Selain Jonatan, Ihsan dan Anthony Ginting (Jawa Barat) disikat Wisnu,'' ungkap Ketua Pengprov PBSI Jawa Timur Wijanarjko Adi Mulya.

Kekalahan Wisnu ini membuat Jatim harus puas dengan capaian tertinggi perak. Hal yang sama juga dilakukan pada PON 2012 di Pekanbaru, Riau.

Bedanya, kala itu, medali perak bukan dari tunggal putra. Aprilia Yuswandari mampu menembus final tunggal putri. Sayang, langkahnya dihentikan oleh Bellaetrix Manuputty yang membela DKI Jakarta. (*)

Modal Nekat Hadapi Jorgensen

Jan O Jorgensen diunggulkan di posisi ketiga (foto:yonex)
SONY Dwi Kuncoro bakal berjuang sendirian di Korea Open 2016. Dia menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tampil dalam turnamen berhadiah total USD 600 riu tersebut.

Tommy Sugiarto yang pekan lalu bersama Sony berjuang di Japan Open, di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, memilih absen. Dalam Japan Open, Tommy dan Sony meraih hasil buruk. Kedua mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut tumbang di babak I.

Di Korea Open, Sony juga mendapat tugas yang tak mudah. Arek Surooyo tersebut langsung berhadapan dengan unggulan ketiga Jan O Jorgensen dari Denmark.

Selama ini, Sony baru sekali berjumpa dengan Jorgensen. Itu terjadi di All England 2013.

Saat itu, Sony kalah 7-11. Pertandingan tak dilanjutkan karena bapak dua anak tersebut mengalami cedera.

''Saya bondo nekat aja melawan Jorgensen,'' kata Sony melalui pesan singkat.

Hanya, dia tetap mengaku tak minde. Meski, saat ini, Jorgensen tengah on fire.

Di Japan Open, dia mampu menembus babak final. Sayang, langkahnya dihentikan unggulan teratas dari Malaysia Lee Chong Wei.

Di Korea Open 2016, wakil Indonesia lainnya adalah pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Keduanya diharapkan menjadi pemenang di ajang yang dilaksanakan di Seoul tersebut. (*)

Tinggal Bertumpu pada Wisnu


Wisnu Yuli saat berlaga di Indonesian Masters
HARAPAN JAwa Timur meraih emas di Pekan Olahraga Nasional  (PON) 2016 dari cabang olahraga bulu tangkis semakin berat.  Kini, provinsi dengan ibu kota Surabaya tersebut hanya menyisakan satu wakil di semifinal nomor perorangan.

Wakil semata wayang tersebut adalah Wisnu Yuli Prasetyo di nomor tunggal putra. Tiket empat besar diperoleh usai mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung yang kini bernaung di klub Djarum Kudus tersebut mengalahkan Fikri Ihsandi Hadmadi dari DKI Jakarta dengan straight game 21-19, 21-17 di Cirebon, Jawa Barat, pada Senin WIB (26/9/'2016).

Hanya, untuk menembus babak final cukup berat. Wisnu akan menantang unggulan kedua asal Jawa Tengah Ihsan Maulana Mustofa. Pebulu tangkis masa depan Indonesia itu di perempat final melibas rekannya di pelatnas, Firman Abdul Kholik, dengan 21-18, 21-10.

Jika Wisnu kalah, ini menjadi hasil yang mengecewakan bagi Jawa Timur. Bahkan bisa dikatakan gagal total.

Meski, sebenarnya, di PON 2016, mereka diperkuat oleh pebulu tangkis papan atas. Selain Wisnu di tunggal, di ganda ada para barisan andalan Indonesia di ajang internasional. Sebut saja Kevin Sanjaya, Riky Widianto, Ronald Alexander, dan Edi Subaktiar.

Tapi, mereka hanya mengantarkan Jawa Timur hingga babak semifinal nomor beregu putra. Begitu juga di beregu putri yang juga terhenti langkahnya di empat besar.

Empat tahun lalu di Pekanbaru, Riau, Jawa Timur juga memperoleh perunggu dari beregu. Sedang di perorangan, Aprilia Yuswandari mempersembahkan perak di perorangan tunggal putri. (*)

Semakin Dekat untuk Dipisah

Hendra/Ahsan gagal bersinar di Japan Open 2016
KEGAGALAN kembali mengiring penampilan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Langkah pasangan ganda putra terbaik Indonesia saat ini tersebut hanya sampai babak semifinal Japan Open 2016.

Hendra/Ahsan dikalahkan Li Jinhui/Liu Yuchen dari Tiongkok dengan rubber game 13-21, 21-18, 15-21 di Tokyo pada Sabtu (24/9/2016). Ini menjadi kekalahan keempat juara dunia 2015 tersebut atas lawan yang sama.  Ironisnya, tiga kali kekalahan tersebut ditelan secara beruntun.

Hasil di Jepang Open 2016 bisa semakin mempertegas bahwa Hendra/Ahsan bakal diceraikan secara permainan. Apalagi, di Eropa dalam Denmark Open 206 dan France 2016, keduanya tak lagi berpasangan.

Rencananya,  mereka akan dimix dengan pasangan Rian Agung Saputro/Berry Anggriawan. Hendra dengan Agung dan Ahsan bersama Berry.

Usai menjadi juara dunia 2015, Hendra/Ahsan seperti sudah kehilangan kekuatan. Sempat memberi harapan dengan di awal tahun dengan menjadi juara di Thailand Masters 2016, keduanya terus layu.

Di semua turnamen yang diikuti, pasangan yang dibentuk pada 2013 tersebut selalu tumbang di kandang sendiri. Ironisnya, mereka sudah kalah dengan pasangan-pasangan yang secara kualitas dan ranking jauh di bawah.

Bahkan, dalam Indonesia Open Super Series Premier, Hendra/Ahsan sudah menyerah di babak II. Puncaknya di Olimpiade Rio 2016. Digadang-gadang membawa pulang emas, keduanya sudah tersingkir di penyisihan.

''Usai dari Eropa nanti, kami akan mengevaluasi penampilan Hendra/Ahsan. Tetap atau akan dipisah akan dilihat nanti,'' kata Ahmad Budiharto, Wasekjen PP PBSI. (*)

Tak Ingin Rekornya Pecah

Lee Chong Wei (kanan) dan Jan O Jorgensen (foto:channelasia)
LEE Chong Wei meraih gelar nomor tunggal Japan Open 2016. Ini merupakan juara keenam dalam turnamen yang kini masuk dalam level super series tersebut.

Sebelumnya, lelaki asal Malaysia tersebut naik ke podium terhormat pada 2007, 2010, 2012, 2013,dan 2014. Capaian tersebut membuat Chong Wei meraih rekor dengan capaian terbanyak. Bahkan, jauh dari wakil Indonesia Ardy B. Wiranata dan Lin Dan yang hanya tiga kali.

Gelar keenam Chong Wei digapai usai mengalahkan Jan O Jorgensen dari Denmark dengan rubber game 21-18, 15-21, 21-16 dalam pertandingan final Japan Open 2016 di Tokyo pada Minggu waktu setempat (25/9/2016).

Hasil tersebut membuat dia menang 17 kali dalam 18 kali pertemuan dengan Jorgsensen. Satu-satunya pil pahit ditelan lelaki bergelar Datuk tersebut di babak I Tiongkok Open 2009.

''Saya bangga dengan gelar keenam ini. Saya berharap tak ada yang bisa memecahkan rekor ini,'' kata Chong Wei usai pertandingan seperti dikutip media Malaysia.

Kunci kemenangan atas Jorgensen, ungkapnya, karena dia sudah melihat cara bermain lawannya itu saat di semifinal melawan On Wan-ho dari Korea Selatan. Saat itu, Jorgensen, ujarnya, tampil sangat bagus.

''Hanya, saya sudah sering menghadapinya dan selalu menang dalam tujuh tahun terakhir,'' ucap Chong Wei.

Dia sengaja memperlambat tempo permainan di awal pertandingan. Namun, di game kedua, lawannya tersebut mampu bangkit.

Semangat pantang menyerah tersebut terus dipertahankan Jorgensen di game ketiga. Dia sempat leading 6-2.

Chong Wei baru bisa leading saat skor 17-16. Apalagi, Jorgensen melakukan kesalahan yang membuat Chong Wei, yang akan berulang tahun ke-34 bulan depan, meraih gelar ke-44 di ajang super series.

Usai dari Negeri Sakura, julukan Jepang, Chong Wei akan tampil di Korea Open yang dimulai Rabu (28/9/2016) dilanjut ke Eropa untuk mengikut Denmark Open dan France Open pada Oktober. (*)

'' Banyak pebulu tangkis istirahat usai Olimpiade Rio 2016. Tapi saya harus tampil di Jepang karena permintaan spondor,'' ungkap Chong Wei.Dia baru istirahat usai berlaga nanti di Eropa. (*)

Hindari Hat-trick Kalah

Li Junhui/Liu Yuchen yang bisa jadi penjegal Hendra/Ahsan
SETELAH lama menanti, rasanya berada di semifinal kembali dirasakan pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.Kini, keduanya melakukannya di Japan Open 2016.

Kemenangan atas Huang Kaixiang/Wang Yilyu dari Tiongkok dengan dua game langsung 21-18,21-15 membuat mereka mempunyai kans menambah rak gelarnya. Hanya, itu bukan tugas yang mudah.

Di semifinal yang dilaksanakan di Tokyo pada Sabtu (24/9/2016), Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi kedua, berhadapan dengan Li Junhui/Liu Yuchen. Pasangan Tiongkok ini di perempat final  menghentikan langkah unggulan ketiga Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark dengan 21-17,21-18.

Bagi Hendra/Ahsan, Li/Liu merupakan lawan yang perlu diwaspadai. Dalam lima kali pertemuan, pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut hanya menang dua kali.

Bahkan, dalam dua kali pertemuan terakhir, Hendra/Ahsan menelan kekalahan yakni Singapore Open 2016 dan Kejuaraan Asia 2016.

Selama tahun ini, pasangan yang tengah menjadi sorotan tersebut baru sekali menjadi juara. Itu pun bukan di level atas karen hanya di grand prix gold. Gelar itu disabet Hendra/Ahsan dalam Thailand Masters. Sementara, di ajang super series atau super series premier, keduanya sudah menyerah sebelum ke empat besar. (*)

Tuan Rumah Kawinkan Gelar

JAWA BARAT sukses menggandengkan emas beregu di cabang bulu tangkis dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Ini setelah tim tuan rumah menyapu kemenangan dalam final yang dilaksanakan di Cirebon pada Jumat waktu setempat (23/9/2016).

Pebulu tangkis putra Jabar di atas podium juara
Di putra, Jabar menundukkan Jawa Tengah dengan 3-2. Skor yang sama juga terjadi ketika para mojang priangan menghentikan perlawanan DKI Jakarta.


Pada kelompok kaum hawa,Jawa Barat sempat tertinggal ketika di nomor tunggal pertama Anthony Ginting menyerah mudah 16-21, 13-21 kepada Ihsan Maulana Mustofa. Tapi, di partai kedua yang mempertandingkan ganda, Fajar Alfian/Ricky Karanda Suwardi membuka harapan dengan keunggulan rubber game 10-21, 21-13, 24-22 atas Kenas Adi Haryanto/Praveen Jordan.

Tapi, lagi-lagi di nomor tunggal, wakil Jawa Barat Firman Abdul Kholik tak bisa memberikan kemenangan. Dia menyerah 21-23, 7-21 atas Shesar Hiren Rustavito.

Nomor ganda memang menjadi penyambung nyawa tuan rumah. Berry Anggriawan/Hardianto menghentikan perlawanan Lukhi Apri Nugroho/Tedi Supriadi dengan straight game 21-19, 21-14.Dengan skor imbang 2-2, partai kelima yang mempertandingan tunggal putra jadi penentu.

Setyaldi Wibowo jadi pahlawan kemenangan bagi Jawa Barat. Dia melibas penghuni Pelatnas Cipayung Reksy Aureza Megananda dengan dua game langsung 17-21, 16-21.

Untuk kelompok putri, Febby Angguni menjadi penentu Jawa Barat bisa mempertahankan emas. Dia tak mengalami kesulitan saat menghadapi tunggal ketiga DKI Jakarta Aurum Oktavia Winata dengan 21-12, 21-17.

Empat tahun lalu di Pekanbaru, Riau, beregu putra jatuh ke tangan Jawa Tengah. (*)

Jangan Hanya Sampai Perempat Final

Hendra/Ahsan diunggulkan di posisi kdua.
LANGKAH Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di Japan Open 2016 sudah sampai perempat final. Tiket tersebut diperoleh setelah mereka mengalahkan pasangan Taiwan Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin dengan rubber game 21-11, 16-21, 21-17 di Tokyo pada Kamis waktu setempat (22/9/2016).

Ini menjadi kemenangan kedua Hendra/Ahsan atas wakil negeri yang sering disebut Tiongkok daratan tersebut. Sebelumnya, pasangan yang pernah duduk di nomor satu dunia tersebut menang di France Open 2015 dengan dua game langsung 21-12, 21-19.

Di babak semifinal, Hendra/Ahsan, yang ditempatkan sebagai unggulan kedua, akan dijajal Huang Kaixiang/Wang Yilyu. Ganda Tiongkok ini menembus perempat final usai menghentikan perlawanan Goh V Shem/Tan Wee Kiong, unggulan kelima asal Malaysia, dengan dua game 23-21, 21-12.

Hendra/Ahsan belum pernah bertemu dengan lawannya kali ini. Hanya, kemampuan Huang/Wang tak boleh dipandang sebelah mata.  Pasangan Malaysia yang dikalahkannya merupakan finalis Olimpiade Rio 2016.

Saat ini, Hendra/Ahsan tengah dalam sorotan. Semua tak lepas dari penampilan angin-anginan kedua.

Terakhir, mereka jeblok di Olimpiade Rio 2016. Diharapkan mampu meneruskan tradisi emas yang terputus di London 2012, Hendra/Ahsan sudah tersingkir di penyisihan.

Ini yang membuat keduanya bakal dipisahkan di Eropa bulan depan. Keduanya akan dipadukan dengan pasangan Rian Agung/Berry Anggriawan. (*)

Beregu Gagal Sumbang Emas

Poin yang disumbangkan Wisnu Yuli jadi sia-sia
KANDAS sudah harapan Jawa Timur membawa emas dari cabang olahraga (cabor) bulu tangkis nomor beregu PON 2016. Langkah mereka terhenti di babak semifinal, baik kelompok putra maupu kelompok putri.

Di beregu putra, Kevin Sanjaya dkk menyerah 1-3 dari tuan rumah Jawa Barat dalam pertandingan yang dilaksanakan di Cirebon pada Kamis waktu setempat (22/9/2016). Sedangkan di kelompok hawa, Jatim kalah telak 0-3 juga dari Jawa Barat.

Sebenarnya, di beregu putra, Wisnu Yuli Prasetyo membuka asa daerahnya lolos ke babak pemungkas. Pebulu tangkis asal Tulungagung yang kini bernaung di Djarum Kudus tersebut menundukkan Anthony Ginting dengan dua game langsung 21-14, 21-16.

Sayang, di partai kedua yang mempertandingkan ganda putra, pasangan yang sama-sama digembleng di Pelatnas Cipayung Kevin Sanjaya/Riky Widianto menyerah rubber game 21-18, 18-21, 15-21 dari Fajar Alfian/Ricky Karanda Suwandi.

Peluang nyaris kembali terbuka. Di tunggal kedua, Khrisna Adi Nugraha memenangi game pertama 21-16 atas Firman Abdul Kholik. Tapi, di game kedua, lelaki yang banyak menghabiskan waktunya di klub Suryanaga, Surabaya, tersebut takluk 14-21.

Di game penentuan, pertarungan semakin sengit. Sayang, ketidak beruntungan membuat Khrisna takluk 19-21.

Di partai keempat yang menjadi penentuan lolos tidaknya Jatim, pasangan Ronald Alexander/Edi Subaktiar, yang sama-sama spesialisa ganda campuran, menyerah straight game 13-21, 21-23 atas Berry Anggriawan/Hardianto.
Ini membuat partai kelima antara wakil Jatim Thomi Azizan Mahbub dengan Setyaldi Putra Wibowo urung dilaksanakan.

Sedang di kelompok putra, dua tunggal, Sri Fatmawati dan Dewi Yunita, serta pasangan Meirisa Cindy/Ni Ketut Mahadewi, tak berdaya di tangan wakil tuan rumah. (*).

Sudah Tertatih dalam Penampilan Pertama

Hendra/Ahsan melaju ke babak II Japan Open 2016
JALAN terjal sudah dihadapi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di Japan Open 2016. Unggulan kedua nomor ganda putra tersebut dipaksa bertarung tiga game yang ketat 25-27, 21-13, 24-22 melawan Peter Briggs/Tom Wolfenden dari Inggris dalam pertandingan babak I di Tokyo pada Rabu waktu setempat (21/9/2016).

Ini merupakan pertemuan perdana kedua pasangan.Hanya, melihat ranking, Hendra/Ahsan memang layak menang.

Bahkan, tak perlu memeras banyak keringat. Pasangan andalan merah putih tersebut ada di posisi kelima. Sedang lawannya di ranking 53.

Saat ini, Hendra/Ahsan tengah mendapat sororan.Itu tak lepas dari hasil jeblok yang diraih.Selama 2016, keduanya hanya mampu menjadi juara di ajang grand prix gold, Thailand Masters.

Di ajang super series atau super series, juara dunia 2015 tersebut tumbang sebelum mencapai babak akhir. Bahkan di kandang sendiri, Indonesia Open Super Series Premier, Hendra/Ahsan terhenti di babak II.

Puncaknya di Olimpiade Rio 2016.  Ditargetkan membawa pulang emas sekaligus menghidupkan tradisi, Hendra/Ahsan sudah terjegal di penyisihan grup.

Dari tiga kali penampilan, keduanya hanya sekali memetik kemenangan. Imbasnya, Hendra/Ahsan gagal menembus babak selanjutnya.

Tiga tahun lalu,Hendra/Ahsan mampu menjadi juara di Japan Open. Di final, mereka menghentikan laju pasangan Tiongkok Chai Biao/Hong Wei 22-20,21-16. (*)

Tommy-Sony Langsung Tumbang

Tommy Sugiarto tersingkir di babak I Japan Open (foto:PBSI)
 INDONESIA sudah langsung kehilangan peluang juara di nomor tunggal putra dalam Japan Open 2016. Dua wakil yang ikut ambil bagian dalam ajang berhadiah total USD 300 ribu tersebut, Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro, menyerah dari lawan-lawannya.

Tommy, yang diunggulkan di posisi ketujuh, secara mengejutkan kalah mudah 15-21, 7-21 kepada pebulu tangkis nonunggulan dari Tiongkok Shi Yuqi  dalam pertandingan yang dilaksanakan di Tokyo pada Rabu waktu setempat (20/9/2016).

Di atas kertas, sebenarnya, Tommy diunggulkan mememetik kemenangan. Saat ini, putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut berada di posisi kesembilan. Sementara, lawannya hanya peringkat 32.

Namun, di atas lapangan, ranking seakan tak berguna. Tommy tak berdaya di tangan Shi.

Sedangkan Sony menyerah dalam pertarungan dua game yang ketat 19-21, 21-21 kepada Ajay Jayaram dari India.Pertarungan keduanya memakan waktu 46 menit. Secara ranking, Sony memang kalah. Saat ini, arek Suroboyo tersebut ada di posisi 31 dan Ajay di posisi ke-19.

Bagi Sony, Japan Open merupakan turnamen yang pernah memberikan kenangan manis. Suami Gading Safitri ini menjadi juara pada 2008.

Usai meraih juara di Singapore Open 2016 pada April lalu, Sony belum lagi meraih hasil yang memuaskan. Semua turnamen yang diikuti selalu tumbang di babak-babak awal.

Sebelum ke Jepang, bapak dua ini juga hanya mampu bertahan di babak II Indonesian Masters 2016. Padahal, ajang tersebut dilaksanakan di kandang sendiri, Balikpapan, Kalimantan Timur. (*)

Sinyo Sudah Tampil Lagi

JADI LAWAN: Sinyo (kanan) dan Kevin Sanjaya
MARCUS Fernaldi Gideon turun lapangan lagi. Tapi, itu dilakukannya bukan di sebuah turnamen internasional.

Putra mantan pelatih nasional Kurnia Hu tersebut berlaga dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 yang tengah dilaksanakan di Jawa Barat. Cabang olahraga (cabor) bulu tangkis sendiri dilaksanakan di Cirebon.

Marcus turun dengan membela bendera DKI Jakarta. Seperti biasanya, lelaki yang akrab disapa Sinyo tersebut berlaga di nomor spesialisnya, ganda putra.

Dalam pertandingan Grup B, DKI berhadapan dengan Sulawesi Selatan. Dalam laga yang dilaksanakan pada Senin WIB (19/9/2016) tersebut, ibu kota unggul telak 5-0.  Berpasangan dengan sesama penghuni Pelatnas Cipayung, Sinyo/Angga Pratama menang mudah dua game langsung 21-13, 21-16 atas Alvin Musaddiq/Zulfikar Setiawan.

Menariknya, dalam laga PON 2016, Sinyo bakal berhadapan dengan pasangannya selama ini, Kevin Sanjaya. Dia membela bendera Jatim. Itu karena DKI dan Jatim satu grup di babak penyisihan.

Hanya, Sinyo dan Kevin sempat berpisah. Gara-garanya, dia mengalami cedera yang membuat Sinyo istirahat.

Sehingga, pada Indonesian Masters 2016 dua pekan lalu di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kevin berpasangan dengan Wahyu Nayaka, yang di PON 2016 membela DKI Jakarta.

Meski baru dipasangkan, Kevin/Wahyu mampu menjadi juara dalam ajang berhadiah total USD 120 ribui tersebut. Kini, keduanya sudah mempunyai ranking sendiri, yakni 144. (*)

Kehilangan Satu Partai dari Banten

TIM bulu tangkis Jawa Timur memulai langkah di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 dengan mulus. Mereka mampu menundukkan lawan-lawannya dalam penampilan perdana yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat, pada Senin waktu setempat (19/9/2016).

Di sektor putri, Jatim yang menghuni grup D kehilangan satu partai saat mengalahkan Banten dengan 4-1.Sementara, Kevin Sanjaya dkk di kelompok putra tanpa ampun melumat daerah yang sama, Banten, dengan 5-0.

Kemenangan tim putri dibuka oleh Sri Fatmawati. Dia dipaksa bekerja keras untuk menundukkan Lyanny Alessandra Mainaky dengan 27-25, 21-19. Pasangan Meirisa Cindy Sahputri/Ni Ketut Mahadewi memperbesar kemenangan usai menghentikan perlawanan Gebby Ristiyani Imawan/Mayrina Lukmanda dengan straight game 21-13, 21-10.

Dengan sistem the best of five, Jatim unggul 3-0 langsung. Itu berkat Devi Yunita yang bermain rubber game 21-16, 11-21,21-18 atas Vioni Florencya.

Satu partai yang lepas adalah di ganda kedua. Pasangan dadakan Marshella Gischa Islami/Winda Puji Astuti menyerah 13-21, 21-18, 16-21 kepada Della Augustia Surya/Ririn Amelia.

Untung di partai kelima, tunggal ketiga Marsa Indah Salsabila melibas Jesica Mulyadi dengan 18-21, 21-18, 16-21.

Pada pertandingan kedua yang dilaksanakan Selasa (20/9/2016), Jatim akan ditantang tim tangguh DKI Jakarta. Dalam pertandingan perdana Grup D, ibu kota menang sempurna 5-0 atas Sulawesi Selatan.

Dalam pesta olahraga empat tahunan kali ini, Jakarta diperkuat tiga tunggal tangguh yang merupakan penghuni Pelatnas Cipayung. Mereka adalah Fitriani di tunggal pertama diikuti oleh Ruselli Hartawan, dan Gabriel Meilani Moningka. (*)

Berjumpa setelah Pertarungan Tiga Tahun Lalu

SONY Dwi Kuncoro belum mau menyerah. Dia kembali berpetualang untuk mencari gelar dalam perjalanan karirnya.

Kali ini, arek Suroboyo tersebut terbang ke Jepang untuk tampil dalam Japan Open 2016.Hanya, bukan tugas mudah baginya untuk bisa berbicara banyak di Negeri Matahari Terbit, julukan Sony.

''Saya main di Jepang. Semoga bisa membuahkan hasil baik,'' kata Sony saat ditemui di GOR Sudirman, Surabaya.

Rintangan terjal sudah menanti di babak I. Sony berjumpa dengan wakil India Ajay Jayaram.

Dari rekor pertemuan, keduanya saling mengalahkan. Hanya, kali terakhir mereka beradu kekuatan tiga tahun lalu.

Sony kalah di Indonesia Open 2013 dengan 20-22, 12-21. Tapi, di Hongkong Open di tahun yang sama, gantian bapak dua anak tersebut unggul 21-18, 21-12.

Hanya, kali ini, posisi Sony underdog. Ranking dunia yang dimilikinya kalah dari Ajay.

Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Sony ada di posisi 31. Sementara, Ajay di ranking 19.

Penampilan Sony sendiri tengah naik turun. Dia membuat kejutan dengan menjadi juara di Singapore Open 2016, turnamen yang masuk level super series. 

Tapi, baru saja dia sudah tersingkir di babak kedua ajang grand prix, Indonesian Masters. Sony dipermalukan wakil Hongkong Lee Cheuk Yiu.

Di Japan Open 2016, di nomor tunggal, selain Sony, Indonesia hanya diwakili oleh Tommy Sugiarto.Di babak I, unggulan ketujuh dalam turnamen berhadiah total USD 300 ribu tersebut menunggu pebulu tangkis dari babak kualiikasi. (*)

Langsung Dapat Ranking 144

PASANGAN Kevin Sanjaya/Wahyu Nayaka usianya baru seumur jagung. Keduanya pun baru sekali berpasangan.

Tapi, hasilnya sungguh luar biasa. Kevin/Wahyu mampu menjadi juara turnamen grand prix gold atau level III dalam turnamen BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Indonesian Masters 2016.

Di babak final, keduanya menghentikan langkah pasangan Tiongkok Han Chengkai/Zhou Haodong dengan dua game langsung 21-16,21-18. Bahkan, sebelumnya, Kevin/Wahyu sukses menjungkalkan para kandidat juara.

Di perempat final,keduanya melibas juara bertahan yang sama-sama berasal dari Pelatnas Cipayung Rian Agung Saputro/Berry Anggriawan dan pasangan nomor dua Indonesia saat ini Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.

Otomatis, poin yang dikumpulkan Kevin/Wahyu melonjak. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF pada 15 September lalu, mereka menempati posisi 144 dunia.

Hanya, gelar juara di Indonesian Masters 2016 belum menjadi jaminan Kevin/Wahyu bakal bertahan lama. Alasannya, Kevin sudah dianggap klop dengan Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon.

Saat ini,keduanya tak bisa dipasangkan karena Sinyo tengah cedera. Penampilan keduanya pun tengah on fire.

Tahun ini, Kevin/Sinyo sudah meraih dua gelar yakni di India Grand Prix Gold dan Singapura Super Series. Sementara, Wahyu tak punya pasangan tetap usai dikembalikannya pasangan lamanya, Ade Yusuf,ke klub asalnya, Wima. (*)