WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Siapa Bisa Hadang Lin Dan

Lin Dan tengah berada di puncak penampilan
CHINA Masters punya kesan mendalam bagi Lin Dan. Legenda hidup nomor tunggal putra tersebut menjadi juara saat ajang tersebut kali pertama dilaksanakan pada 2005.

Bahkan, tahun lalu, dia kembali turun. Hasilnya, Lin Dan tetap menjadi juara.

 Dalam turnamen yang kini masuk dalam level grand prix gold tersebut, suami dari mantan ratu nomor tunggal Xie Xingfang tersebut sudah enam kali naik ke podium terhormat.

 Pada 2016, Lin Dan mengalahkan kompatriot (rekan senegara) Chen Long.Di Jiangsu, Super Dan, julukan Lin Dan, menang dua game langsung 21-17, 23-21.

 Tahun ini, Lin Dan kembali turun. Dengan ranking yang dimiliki, dua kali peraih emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut ditempatkan sebagai unggulan teratas.

 Dari undian yang ada, dia tak akan mengalami banyak kesulitan untuk menembus final. Bahkan, pintu juara pun terbuka bagi lelaki 34 tahun tersebut.

 Selain itu, konfidensi Lin Dan tengah tinggi. Alasannya, dia baru saja menjadi juara di turnamen super series premier, Malaysia Open 2017.

 Ini menjadi gelar pertamanya di turnamen tersebut. Lawan yang dikalahkannya pun bukan sembarangan, Lee Chong Wei, asal Malaysia. (*)

Kalah untuk Kali Keempat Beruntun

Marin dan Tzu Ying usai final Singapore Open 2017
BAGI Carolina Marin, Tai Tzu Ying bisa jadi momok yang ditakuti. Khususnya sejak 2016.

 Kok bisa? Ini disebabkan dia tak pernah bisa mengalahkan tunggal putri asal Taiwan tersebut.
 Padahal, sebelumnya, Tzu Ying lawan yang enteng bagi Marin.Dalam lima kali perjumpaan, Marin hanya sekali kalah.

 Tapi, semuanya menjadi berbalik sejak 2016. Pebulu tangkis Spanyol tersebut tak pernah menang dalam empat kali pertemuan terakhir.

 Kekalahan pemungkas dialaminya di Singapore Open 2017. Dalam laga final yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium pada Minggu waltu setempat (16/4/2017), Marin menyerah dua game langsung 15-21, 15-21.

 ''Kecewa dengan pertandingan tadi. Tapi,saya banyak belajar selama tiga pekan bertanding,'' tulis Marin di media sosialnya.

 Pekan lalu, gadis 23 tahun tersebut juga kalah dari Tzu Ying. Imbasnya, ranking pertama yang pernah diduduki sulit diambil lagi dari rivalnya tersebut. (*)

Tak Percaya Bisa Juara

Mathis Boe/Carsten Mogensen di podium (foto:twitter)
USIANYA sudah tak muda lagi. Tahun ini, Mathias Boe sudah 37 tahun.

 Tapi, itu tak mengurangi penampilannya di lapangan. Bahkan, berpasangan dengan Carsten Mogensen, mereka keluar juara di turnamen super series, Singapore Open 2017.

Dalam final yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium pada Minggu waktu setempat, Boe/Mogensen menang dua game langsung 21-13, 21-14 atas unggulan kedua asal Tiongkok Liu Yuchen/Li Junhui.

 ''Saya masih tak percaya bisa naik podium juara,'' tulis Boe dalam media sosialnya.

 Kemenangan ini juga menjadi ledakan akhir dari pasangan asal Denmark tersebut. Sebelumnya, di babak semifinak, Boe/Mogesen mempermalukan unggulan teratas asal Indonesia Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya dengan tiga game.

 Di Negeri Singa, julukan Singapura, Boe/Mogensen juga tak diunggulkan menjadi juara. Pertimbangannya, dalam  dua turnamen super series dan super series premier sebelumnya, All England dan India Open. Di All England, mereka terhenti babak I oleh pasangan Tiongkok Lu Kai/Zheng Siwei. Sedang di India, Boe/Mogensen menyerah di babak II dari wakil Taiwan Lee Jhe Huei/Lee Yang.

 Gelar di Singapura juga menjadi yang kedua bagi Boe/Mogensen. Mereka menjadi juara di awal tahun dalam Syed Modi International di India. (*)

Hasil Malaysia Open 2017

Ganda Campuran: Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok) v     Dechapol P/    Sapsiree (Thailand) 19-21 21-16 21-11

Ganda Putri: Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (    Denmark) v     Misaki Matsutumo/Ayaka Takahashi (Jepang)     21-18 14-21 21-15

Tunggal putra:  Sai Praneeth (    India) v Kidambi Srikanth (India)     17-21 21-17 21-12

Tunggal putri: Tai Tzu Ying [Taiwan) v     Carolina Marin (Spanyol)     21-15 21-15   

Ganda Putra: Mathias Boe/Carsten Mogensen (    Denmark) v Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) 21-13 21-14

Pasangan Gaek Hentikan Langkah Quat-trick

Sinyo/Kevin terhenti di semifinal Singapore Open (foto:PBSI)
RENTETAN kemenangan Marcus 'Sinyo' Gideon Fernaldi/Kevin Sanjaya terhenti. Mereka harus menyerah kepada pasangan gaek asal Denmark, Mathias Boe/Cartsen Mogensen.

Sinyo/Kevin kalah dengan rubber game 21-11, 11-21, 14-21 di babak semifinal Singapore Open 2017 pada Sabtu waktu setempat (15/4/2017). Sebelumnya mereka selalu menang. Bahkan, pasangan yang dijuluki Minion itu melakukan hat-trick atau tiga gelar berurut pada All England Open, India Open dan, Malaysia Open 2017.

''Namanya permainan. kadang menang, kadang kalah. Tapi kami puas aja dengan penampilan kami selama tahun ini,'' kata Kevin seperti dikutip media PBSI.

 Sinyo menambahkan, faktor stamina menjadi masalah. Ini, ujarnya, karena mereka sudah bertanding belasan kali tanpa henti.

''Tenaga kami juga sudah agak habis. Tadi juga berasa capek pas  game kedua diangkatin gitu, kaya kurang powernya,'' ungkapnya.

 Sinyo/Kevin membuka pertandingan semifinal ini dengan kemenangan. Penerapan bola-bola pendek dikatakan keduanya, menjadi strategi mereka untuk memperoleh poin.

 Namun memasuki game kedua dan ketiga, Sinyo/Kevin mulai dibuat kesulitan dengan rapatnya pertahanan lawan. Ditambah lagi tenaga mereka sudah mulai menurun. Ganda nomor satu dunia ini pun harus mengakui keunggulan Boe/Mogensen.

''Lawan hari ini mainnya rapat, nggak gampang mati. Tenaga kami sudah jauh lebih menurun dari sebelum-sebelumnya. Tiap hari kerjaannya cuma main terus, nggak pernah latihan yang lain. Jadi menurun banget tenaganya, jelas Kevin.(*)

Kembali Jadi Penguasa Ganda Putra

Sinyo/Kevin naik posisi satu setrip (foto;PBSI)
POSISI nomor satu dunia kembali ke pangkuan Marcus 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya. Keberhasilan keduanya di Malaysia Open Super Series Premier 2017 menjadi kunci utama.

 Dalam daftar yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), keduanya naik satu setrip. Sinyo/Kevin menggeser rival terberatnya dari Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen.

 Poin yang dikumpulkan keduanya jauh. Sinyo/Kevin mengoleksi 79.151 sedangan Junhui/Yuchen 'hanya' 72.718.

 Setelah era Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan memudar, pasangan yang dapat julukan Minion tersebut menjadi tumpuan. Apalagi, di awal 2017 ini, Sinyo/Kevin tengah berada di top performance.

  Hingga saat ini, keduanya belum terkalahkan. Hasilnya, tiga kejuaraan bergengsi telah dimenangi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut.

  Sinyo/Kevin berjaya di All England, India Open, dan Malaysia Open. Bahkan, tak menutup kemungkinan, mereka meraih gelar keempat. Saat ini, langkah mereka sudah sampai semifinal Singapore Open 2017. (*)

Posisi 5 besar ganda putra dunia
1. Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya (Indonesia)

2.Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok)

3.Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang)

4.Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia)

5.Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok)

Yong Bo Mundur dari Timnas

Li Yong  Bo (kanan) mendampingi Chen Long di Rio 2016
KEKUASAAN di kubu Tiongkok bakal berganti. Li Yongbo memutuskan mengundurkan diri sebagai pelatih kepala bulu tangkis di Negeri Panda tersebut.

Ini cukup mengejutkan. Alasannya, di tangannya selama 24 tahun, Tiongkok mampu menjadi raksasa di olahraga bulu tangkis. Bahkan, dalam enam olimpiade, negara tersebut selalu menyumbangkan emas.

Namun, pada Olimpiade Rio 2016 di Brasil, Tiongkok hanya mampu meraih dua emas. Ini capaian terburuk sejak Olimpiade 2000.

''Setelah melayani beberapa tahun, saya lelah.. dan saya harus menyerahkan kepada yang muda,'' kata Yong Bo seperti dikutip media lokal, Tengxun Sport.

 Regenerasi itu, ungkapnya, butuh pemikiran baru untuk memimpin Tiongkok. Langkah ini, terang media tersebut, diikuti oleh jajaran pelatih lain.

 Sayang, timnas Tiongkok tak mengeluarkan keterangan tentang kabar mundurnya Yong Bo. Saat hendak dikonfirmasi juga tidak ada balasan.

 Bersama Yong Bo, Tiongkok menjadi negara tersukses di cabang bulu tangkis di olimpiade. Total, negara terpadat di dunia tersebut mengoleksi 18 emas.

 Usai dari Rio, Yong Bo menjadi sorotan di All England. Dalam turnamen tertua di dunia tersebut, mereka pulang dengan hanya memperoleh satu gelar. Posisi terhormat tersebut disumbangkan dari nomor ganda campuran melalui Lu Kai/Juang Yaqiong. (*)

Kalahkan Korsel, Ketemu Wakil Negeri Ginseng

Jonatan Christie menembus perempat final Singapore Open
DI babak I, Jonatan Christie mengalahkan Son Wan-ho. Unggulan keempat dari Korea Selatan tersebut dikalahkan dengan dua game langsung 21-15, 21-18 di Singapore International Stadium Kamis waktu setempat (13/4/2017).

Namun, Jonatan kembali berjumpa duta Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan. Kali ini, dia menantang Lee Dong-keun. Di babak II, dia menumbangkan unggulan ketujuh asal Hongkong Ng Ka Long dengan 14-21, 21-12, 21-18.

Bagi Jonatan, bertemu dengan Wan-ho merupakan pertemuan pertama.Begitu juga dengan Dong-keun.

 Meski bukan unggulan, Dong-keun tak bisa dianggap remeh. Dia menjadi pembuat kejutan di babak I.

 Don-keun memaksa juara bertahan sekaligus mantan tunggal pertama Indonesia Sony Dwi Kuncoro pulang lebih dini.

 Pekan lalu di Malaysia Open 2017, Jonatan juga menemebus perempat final. Sayang,di turnamen level super series premier tersebut, dia menyerah di tangan legenda hidup asal Tiongkok Lin Dan.

 Di Negeri Singa, julukan Singapura, Jonatan menjadi tumpuan harapan. Itu setelah dua seniornya, Sony dan Tommy Sugiarto, tumbang di babak I. (*)

Sepekan Bertemu Lawan yang Sama

Selebrasi Sinyo/Kevin usai memastikan lolos babak II (foto:PBSI)
LANGKAH Marcus 'Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya di Singapore Open 2017 masih aman. Dengan kondisi kecapeken, keduanya masih bisa menembus babak II turnamen yang masuk kategori super series tersebut.

 Itu setelah Sinyo/Kevin menang straight game 21-11, 21-18 atas pasangan Korea Selatan Choi Solgyu/Kim Gi-jung di Singapore Indoor Stadium Rabu waktu setempat (12/4/2017). Wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut tampil dari babak kualifikasi.

 Di babak kedua, Sinyo/Kevin, yang ditempatkan sebagai unggulan teratas, berjumpa dengan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. Di babak I, wakil Jepang tersebut membuat kejutan dengan menundukkan pasangan tangguh Hongkong Or Chin Chung/Tang Chun Man dengan 21-12, 17-21, 21-15.

 Kans memetik kemenangan sangat terbuka. Pertimbangannya, dalam tiga kali perjumpaan, Sinyo/Kevin selalu menang.

 Kali terakhir, kedua pasangan bertemu di Malaysia Open 2017 pekan lalu. Saat itu, Sinyo/Kevin unggul dua game langsung 21-9, 21-19.

 Sebelum berlaga di Singapore Open, pasangan yang kini duduk di posisi kedua tersebut meraih tiga kali juara beruntun. Yakni di All England, India Open, dan Malaysia Open. (*)

Dua Juara Bertahan Langsung Tumbang

Sony kehilangan gelar di Singapura
NOMOR tunggal putra Singapore Open 2017 bakal punya juara baru. Pemenang tahun lalu, Sony Dwi Kuncoro, terjegal di babak I turnamen yang menyediakan hadiah total USD 350 ribu tersebut.

 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium, Sony kalah tiga game 21-19, 15-21,18-21 dari Lee Dong-keun dari Korea Selatan. Pertandingan keduanya memakan waktu 76 menit yang menguras tenaga. Kekalahan ini membuat dia selalu kalah di babak awal usai naik ke podium juara di Negeri Singa, julukan Singapura.

 Seperti dikutip situs BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), laga Sony versus Dong-keun berjalanan ketat. Setelah menang di game pertama, arek Suroboyo itu sempat berpeluang unggul straight game.

 Bahkan, di game ketiga, sempat terjadi skor imbang 18-18. Sayang,Dong-keun mampu menyapu bersih tiga angka terakhir. 

''Saya percaya diri bisa mengalahkan Sony. Strateginya adalah mempunyai pertahanan yang baik dan mengajak dia bermain reli yang lama,'' ungkap pebulu tangkis berusia 26 tahun tersebut.

 Sony sendiri mengakui Dong-keun tampil kuat. Dia juga bermain baik.

 ''Ranking saya pasti akan turun. Meski kalah sebenarnya penampilan saya baik,'' ujar Sony.

 Namun yang sama menimpa juara bertahan tunggal putri. Ratchanok Intanon dari Thailand menyerah kepada wakil Jepang Sayaka Sato 8-21, 18-21. (*)

Tontowi/Liliyana Pulang Terlalu Dini

Tontowi/Liliyana usai kalah di babak I (foto;PBSI)
KEJUTAN langsung tersaji di hari perdana Singapore Open 2017. Unggulan kedua nomor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, harus angkat koper lebih dini.

 Pasangan andalan Indonesia dalam turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut dipermalukan wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai 14-21 dan 16-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di National Indoor Singapore pada Selasa waktu setempat (11/4/2017)..

''Kami tampil under perform hari ini,'' kata Liliyana singkat usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

 Penampilan Tontowi/Liliyana sejak awal memang tak begitu baik. Mereka kerap melakukan kesalahan sendiri dan terus tertinggal dari lawan.  Keduanya bahkan tercatat tak pernah mendekati poin lawan pada game pertama.

Di game dua, Tontowi/Liliyana sempat membuka peluang dengan unggul tipis di poin-poin awal, 4-2. Namun setelah itu, mereka kerap beradu angka dengan ketat, hingga akhirnya balik tertinggal dari Puavaranukroh/Taerattanachai.

''Saya mainnya terasa kurang in di lapangan. Terus saya banyak melakukan kesalahan sendiri. Selain itu juga kami telat panas dari awal. Dari komunikasi juga kami hari ini agak kurang,'' ungkap Tontowi.

Hasil ini pun memupuskan harapan Tontowi/Liliyana untuk bisa melampaui capaiannya dari tahun lalu. Di Singapore Open Super Series 2016, Tontowi/Liliyana finis sebagai semifinalis. Mereka juga pernah juara pada 2011, 2013, dan 2014. (*)

Sudah Sepantasnya Lolos dari Kualifikasi

Hendra/Boon Heong (foto:thestar.my)
LOLOS dari babak kualifikasi bukan hal yang mudah bagi Hendra Setiawan/Tan Boon Heong. Semua ajang yang diikuti, mereka mampu melewati dan mampu menembus babak utama.

Begitu juga di Singapore Open 2017. Hendra/Boon Heong mampu memetik dua kali kemenangan di babak kualifikasi turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut.

 Dalam penampilan perdana di Singapura pada Selasa waktu setempat (11/4/2017), pasangan beda negara, Indonesia/Malaysia, tersebut menang tiga game 22-24, 21-11, 21-13 atas wakil Malaysia Tan Chee Tean/Tan Wee Gieen. Selang beberapa jam kemudian, Hendra/Boon Heong melibas Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) dengan 21-8, 21-15.

 Hanya, di babak utam, mereka bersua dengan wakil Thailand Kiitinupong/Dechapol. Di atas kertas, Hendra/Boon Heong  menang. Hanya, waktunya berkumpul masih membuat faktor kekompakan menjadi biang kekalahan. Mayoritas kekalahan dialami keduanya dari pasangan yang sudah matang. (*)

Pasangan Baru Korsel Bisa Menghadang

Sinyo/Kevin jadi unggulan I di Singapore Open
SELAMA karirnya, Kevin Sanjaya dan Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon belum pernah jadi unggulan teratas. Bahkan, itu saat mereka masih berpasangan dengan tandem lamanya.

Dulu, Kevin dipasangkan dengan Selvanus Geh dan Sinyo dengan Markis Kido. Namun, sekarang, mereka menjadi kandidat kuat di Singapore Open 2017.

 Ini tak lepas dari capaian Sinyo/Kevin. Saat drawing dilakukan, keduanya menempati posisi nomor satu dunia di nomor ganda putra. Juara di All England 2017 dan India 2017 melesatkan pasangan muda ini menduduki posisi teratas.

 Bahkan, posisi itu akan ditempati lagi pekan ini. Alasannya, Sinyo/Kevin baru saja menjadi juara di ajang super series premier, turnamen tertinggi di level BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

 Dengan posisi unggulan teratas, di babak awal, keduanya menemui lawan yang ringan di Negeri Singa, julukan Singapura. Pada penampilan perdana turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut, mereka  akan dijajal pasangan yang lolos dari babak kualifikasi.

 Besar kemungkinan, Sinyo/Kevin berjumpa dengan pasangan Korea Selatan. Di grup atas kualifikasi ada Kim Jae-hwan/Yoo Yeon-seong dan Choi Solgyu/Kim Gi-jung.

 Nama Yoo Yeon-seong dan Kim Gi-jung tak bisa dipandang sebelah mata. Yeon-seong pernah ditakuti di nomor ganda putra saat berpasangan dengan Lee Yong-dae. Sementara Gi-jung sering jadi penjegal pasangan kuat saat dengan Kim Sa-rang.

 Meski diunggulkan di posisi pertama, tapi Sinyo/Kevin tak berharap banyak bisa menjadi juara. Kelelahan yang mendera bisa menjadi sandungan untuk bisa menciptakan empat gelar secara beruntun (quat-trick). (*)

Tugas Superberat Sony

Lee Dong-keun akan jadi lawan Sony di babak I (foto:BWF)
DARI lima juara bertahan Singapore Open, hanya Sony Dwi Kuncoro dan Ratchanok Inthanon yang turun. Sisanya absen dengan berbagai alasan.

 Namun, kans keduanya untuk bisa kembali back to back pun sangat berat. Khususnya, Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra.

 Banyak hal yang mendasari. Salah satunya belum stabilnya mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut.

 Usai dari Singapura 2016, Sony tak pernah naik ke podium juara. Bahkan, terjegal di babak-babak awal sudah menjadi langganan.

 Kali terakhir, Sony tumbang di babak I Malaysia Open oleh pebulu tangkis yang belum terkenal dari Tiongkok Huang Yuxiang. Arek Suroboyo tersut menyerah dua game langsung 17-21, 9-21.

 Di Singapore Open 2017, Sony berjumpa dengan Lee Dong-keun dari Korea Selatan. Selama ini, bapak dua putri tersebut belum pernah bersua dengan Dong-keun.

 Dari sisi ranking Sony lebih unggul. Sekarang, dia di posisi 23 sedangkan lawannya di 34.

 Di nomor tunggal putra, di babak utama, selain Sony, Indonesia juga menempatkan Tommy Sugiarto dan Jonatan Christie. (*)

Yang Pertama bagi Lin Dan

Lin Dan (kiri) bertukar kaos dengan Chong Wei (foto:thestar)
RASA penasaran Lin Dan di Malaysia Open terobati. Pebulu tangkis Tiongkok tersebut akhirnya mampu menjadi pemenang dalam ajang yang tahun ini masuk kategori super series premier tersebut.

 Gelar itu diraihnya usai menundukkan andalan tuan rumah yang juga diunggulkan di posisi teratas Lee Chong Wei dengan dua game langsung 21-19, 21-14. Duel dua legenda tersebut berlangsuyng di Stadium Perpaduan Jaya, Kuching, Sarawak, pada Minggu waktu setempat (9/4/2017).

Kemenangan ini juga menggalkan Chong Wei untuk menggapai gelar ke-12 nya. Sebenarnya, Lin Dan sudah tiga kali menembus babak pemungkas.Namun, dia gagal pada 2005, 2006, dan 2015.

 Bagi Lin Dan, keberhasilan di Malaysia Open membuatnya mengoleksi gelar bergengsi di semua turnamen besar. Selain itu, ini juga menjadi kemenangan ke-26 dari 38 kali pertemuan.

 ''Sungguh luar bisa dapat mengalahkan Chong Wei di kandangnya sendiri. Ini gelar pertama saya di Malaysia,'' kata Lin Dan seperti dikutip media Malaysia.

 Dia mengaku selalu memberikan yang terbaik jika bersua dengan Chong Wei. Pada 2017, ungkapnya, merupakan salah satu partai terbaik yang dijalaninya bersama lawannya yang diberi gelar Datuk oleh Pemerintah Malaysia tersebut.

 Chong Wei mengakui game pertama sangat menentukan. Apalagi, dia sempat memimpin.

 ''Tapi, saya melakukan banyak kesalahan sehingga dia kehilangan fokus,'' ujar lelaki yang kini berusia 35 tahun tersebut. (*)

Berikutnya, Incar Titel World Champions

Ekspresi Sinyo/Kevin usai menjadi juara (foto: PBSI)
KONDISI kurang fit tak membuat Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya manja.Mereka tetap memutuskan ikut dalam Singapira Open 2017 yang bergulir mulai Selasa (11/4/2017).

''Kami sudah berdiskusi dan Marcus/Kevin tetap mau tanding di Singapura. Namun saya tidak membebani mereka target apa-apa di Singapura, mengingat kondisi mereka sudah habis-habisan. Saya rasa dengan tiga gelar berturut-turut adalah capaian yang bagus,” tambah Herry Iman Pierngadi, pelatih nomor ganda putra Pelatnas Cipayung .

 Tiga gelar berturut-turut itu adalah All England Super Series Premier 2017, India Open Super Series, dan Malaysia Open Super Series Premier 2017.

Apalagi, setelah dari Negeri Singa, julukan Singapura, tiga kejuaraan penting sudah menanti di hadapan Sinyo/Kevin yaitu Badminton Asia Championships, Piala Sudirman, dan Kejuaraan Dunia 2017.

 ''Selanjutnya kami mau jadi juara dunia. Saat ini kami masih belum ada apa-apanya kalau dibandingkan senior-senior kami yang gelarnya sudah lengkap,” ungkap Kevin.

 Kejuraan Dunia 2017 akan dilangsungkan di Glasgow, Skotlandia, pada 21-27 Agustus 2017. (*)

Kurang Fit Saja Bisa Juara

HAT-TRICK: Sinyo/Kevin di podium (foto: PBSI)
POSISI Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya tengah di puncak. Mereka mampu menjadi pemenang dalam tiga turnamen secara beruntun (hat-trick).

Dimulai dari All England 2017, kemudian India Open 2017, kini Malaysia Open berada dalam genggaman. Dalam final yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, mereka mengalahkan Fu Haifeng/Zheng Siwei (Tiongkok) dengan rubber game 21-14, 14-21, 21-12.

Pertandingan berlangsung sangat seru. Meski, Haifeng/Siwei bukan termasuk pasangan yang diunggulkan menjadi juara di Malaysia Open 2017.

''Tentu senang bisa dapat gelar super series lagi, berturut-turut dari All England, India dan Malaysia. Awalnya tidak menyangka kami bisa menang di sini (Malaysia), karena tenaga kami sudah terkuras, ungkap Sinyo usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Dia mengakui lawannya tampil bagus. Walaupun, ujar Sinyo, mereka pasangan baru.

''Di game kedua kami tidak antisipasi kalau mereka mau main bertahan, karena kami tidak siap untuk serang habis-habisan. Energi kami lumayan terkuras. Kemudian kami berdiskusi bersama dan mencari strategi lain,” tambahnya.

 Kevin menuturkan ia dan Sinyo tak punya rahasia khusus dalam mencetak hat-trick kali ini. Bahkan, dirinya dan Sinyo sedang dalam kondisi tidak fit karena kelelahan usai mengikuti tiga kejuaraan beruntun, mereka juga diserang flu dan batuk sejak di India.

''Tidak ada rahasia apa-apa  di balik keberhasilan kami hat-trick. Kami hanya melakukan yang terbaik, nggak terlalu mikirin menang atau kalah, pokoknya berjuang terus,'' jelas Kevin.(*)

Hasil Malaysia Open 2017 :
Ganda Campuran: Zheng Siwei/Chen Qingchen (1/Tiongkok) v Lu Kai/Huang Yaqiong (4/Tiongkok) 21-15, 21-18

Tunggal Putri: Tai Tzu Ying (1/Taiwan) v Carolina Marin (2/Spanyol) 23-25, 22-20, 21-13

Tunggal Putra: Lin Dan (7/Tiongkok) v Lee Chong Wei (1/Malaysia) 21-19, 21-14

Ganda Putri: Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) v Tang Jinhua/Huang Yaqiong (Tiongkok) 21-17, 18-21, 21-12

Ganda Putra: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (4/Indonesia) v Fu Haifeng/Zheng Siwei (Tiongkok) 21-14, 14-21, 21-12

Menunggu Pemenang Partai Ke-38

DI nomor tunggal putra, Lee Chong Wei dari Malaysia dan Lin Dan (Tiongkok) sudah termasuk kategori senior. Kini, usia keduanya sudah menginjak kepala 3.

Chong Wei sudah 35 tahun dan Lin Dan setahun di bawahnya. Meski sudah uzur, tapi keduanya tetap susah dikalahkan.

Bahkan, kini, di Malaysia Open 2017, Chong Wei dan Lin Dan kembali bertemu. Itu setelah keduanya mengalahkan lawan-lawannya di babak semifinal yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, pada Sabtu waktu setempat (8/4/2017).

Chong Wei, yang diunggulkan di posisi teratas, menang mudah dua game 21-12, 21-9 atas Wong Wing Ki (Hongkong) dan Lin Dan memupus asa pebulu tangkis Korea Selatan Son Wan-ho dengan tiga game 27-25,19-21, 21-16.

Sepanjang karir, pertemuan nanti menjadi duel ke-38 kali.Hanya pertarungan kedua sahabat ini di lapangan masih dimenangkan LIn Dan.

Super Dan, julukan Lin Dan, menang 25. Hanya, dalam dua kali pertemuan terakhir, Chong Wei lebih beruntung. Dia menang di Kejuaraan Asia 2016 dan Olimpiade Rio 2016.

Sayang, kemenangan di Rio tersebut bukan di final. Chong Wei melakukannya di semifinal.

Di perebutan emas, dia kalah oleh wakil Tiongkok lainnya yakni Chen Long. Sehingga, dia tiga kali beruntun hanya memperoleh perak setelah sebelumnya ditundukkan Lin Dan di Beijing 2008 dan London 2012.(*)

Menanti Har-trick Gelar

DUA gelar beruntun digapai Marrcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya. Meeka naik ke podium terhormat di All England Super Series Premier 2017 dan India Open Super Series 2017.

Kesempatan mencetak tiga gelar beruntun (hat-trick) pun sudah di depan mata. Sinyo/Kevin mampu menembus babak final Malaysia Open 2017.

Tiket tersebut ada di tangan pasangan binaan Pelatnas Cipayung tersebut setelah mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) dengan 21-16, 21-13 dalam pertandingan semifinal di Kuching, Sarawak, pada Sabtu waktu setempat (8/4/2017).

Kemenangan ini juga membuat Sinyo/Kevin mampu membalas dua kekalahan sebelumnya. Mereka pernah dikalahkan Kamura/Sonoda secara beruntun di Kejuaraan Asia 2016 dan Super Series Finals 2016.

Hanya, dua kekalahan tersebut tak membuat pasangan nomor dua dunia tersebut gentar. Keduanya justru begitu percaya diri.

Mereka langsung menemukan irama permainan sejak game pertama. Sempat ketinggalan 5-10, Marcus/Kevin tak mau ambil pusing, mereka terus berburu poin.

Pada game kedua, Kamura/Sonoda semakin kesulitan untuk mengembangkan permainan. Pasangan unggulan kedua ini hanya mampu meladeni permainan Sinyo/Kevin dan akhirnya terus bertahan di tengah hujan serangan yang dilancarkan Marcus/Kevin.

Diakui Sinyo/Kevin, pertandingan di perempat final melawan Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) Jumat malam memang lebih berat.

“Lawan hari ini memang tidak sesulit kemarin. Tetapi hari ini badan saya lemas sekali, masih belum fit. Untungnya kami hari ini lagi enak mainnya,” ujar Sinyo seperti dikuti media PBSI.

Di babak final yang dilaksanakan Minggu (9/4/2017), Sinyo/Kevin ditantang pasangan anyar Tiongkok Fu Haifeng/Zheng Siwei yang di semifinal melibas rekan sendiri Chai Biao/Hong Wei, yang juga unggulan ketiga,17-21, 21-14, 21-19.(*)

Kalah, Tontowi/Liliyana Salahkan Jadwal

TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir gagal mempertahankan gelar di Malaysia Open 2017. Langkah pasangan ganda campuran terbaik Indonesia tersebut hanya sampai babak semifinal.

Dalam semifinal yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Sabtu waktu setempat (8/7/2017), Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua, menyerah di tangan wakil Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong, dengan 8-21, 16-21.

Ini adalah kali pertama Tontowi/Liliyana ditaklukkan Kai/Yaqiong. Sebelumnya mereka memenangkan enam pertarungan.

 Tontowi/Liliyana pun mengakui kalau mereka tampil dibawah permainan normal mereka biasanya.Pasangan peraih emas Olimpiade Rio 2016 Brasil itu menyayangkan susunan jadwal pertandingan yang kurang menguntungkan.

Di laga perempat final Jumat malam, Tontowi/Liliyana bertarung sengit melawan Choi Solgyu/Chae Yoo-jung dari Korea Selatan. Laga yang berakhir dengan skor 16-21, 23-21, 22-20 ini berlangsung dalam durasi 82 menit.

 “Penampilan kami hari ini memang bisa dibilang underperformed. Dari segi tenaga, pertandingan di perempat final sangat menguras energi, kami berharap dapat recovery dan istirahat lebih lama, tetapi kami kaget saat melihat jadwal pertandingan. Semalam kami sampai hotel jam 12 malam, dan hari ini dari pagi sudah harus bersiap tanding lagi,” kata Liliyana seperti dikutip media PBSI.

 Selain itu, pasangan Tiongkok, ungkapnya, tampil lebih baik dan mereka sedang percaya diri setelah juara di All England dan India Open 2017. Liliyana tak ingin hal tersebut jadi kambing hitam.

''Pasti mengganggu di lapangan, tetapi saya nggak pikirin, yang penting fokus ke pertandingan saja,” tambah Liliyana.(*)

Kuncinya, Tak Mau Menyerah Dulu

Sinyo/Kevin usai memastikan ke semifinal (foto|; PBSI)
REAL final tersaji di babak perempat final ganda putra Malaysia Open 2017. Itu saat Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menghadapi pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen.

Kok bisa real final? Pertimbangannya, saat ini Junhui/Yuchen duduk di ranking satu dunia. Sedangkan Sinyo/Kevin ada di posisi kedua. Bahkan, pekan lalu, ganda merah putih tersebutlah yang menjadi nomor wahid.

 Di lapangan, tak salah kalau keduanya menduduki dua posisi teratas. Namun, Sinyo/Kevin akhirnya yang keluar sebagai pemenang dengan rubber game 7-21, 21-17, 21-17.Hasil tersebut membawa mereka menembus babak semifinal.

 Marcus/Kevin awalnya tampil kurang meyakinkan saat harus kalah telak di game pertama. Namun, di game kedua, mereka mulai menunjukkan perlawanan pada Junhui/Yuchen. Di game kedua ini, Marcus/Kevin juga seringkali tertinggal, pada akhir game pun Junhui/Yuchen masih memimpin 17-14.

 Tak mau menyerah begitu saja, Sinyo/Kevin langsung bangkit dan merebut tujuh poin berturut-turut. Mereka mengunci angka Junhui/Yuchen di poin 17.

 Di game ketiga, Sinyo/Kevin kembali tertinggal. Meskipun pertahanan Marcus/Kevin tak sekokoh biasanya, mereka mencoba untuk terus meraih angka demi angka dengan mengungguli bola-bola depan net.

 Lagi-lagi Sinyo/Kevin memenangkan adu mental dengan keluar dari tekanan dan balik unggul 17-16. Kala itu Marcus/Kevin sudah tak dapat dihentikan, mereka pun merebut game ketiga.

 ''Kami merasa lucky. Tidak bisa dipungkiri faktor keberuntungan dalam pertandingan itu penting. Sebetulnya kami tidak mengubah strategi di game pertama, tetapi kami lebih siap dengan serangan lawan di game kedua dan ketiga,'' kata Sinyo.

Permainan yang diterapkan, ungkapnya, sama saja, main no lob dan tidak angkat bola. Alasannya, lawan punya postur lebih tinggi.

 ''Permainan depan Liu (Yuchen) sedang bagus, tadi ngadu terus sama Kevin,” tambahnya.

 “Di game pertama,Sinyo mengakui mereka tidak menemukan ritme permainan. Shuttlecock yang dipakai, ujarnya, lajunya kencang.

''Jadi kami main net dan shuttlecock keangkat langsung diserang lawan. Kunci kemenangannya tadi adalah bertahan tak mau menyerah, mau ketinggalan berapapun pokoknya coba terus,'' jelas putra pelatih Kurnia Hu ini.

 Di semifinal, Sinyo/Kevin akan berjumpa dengan unggulan kedua asal Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.(*)