WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Bayangan Tumbang di Babak Kualifikasi

Sony Dwi Kuncoro di Malaysia Masters 2017
INDONESIA  Open bukan ajang yang asing bagi Sony Dwi Kuncoro. Bahkan, event tersebut pernah dimenanginya pada 2008 di nomor tunggal putra.

Namun, seiring perjalanan waktu dan usia yang terus bertambah, jalan untuk mengulangi capaian itu semakin terjal. Bahkan, untuk bisa berlaga di salah satu turnamen bergengsi di dunia tersebut, pebulu tangkis yang sudah menginjak usia 33 tahun tersebut harus melalui babak kualifikasi.

Ini dikarenakan ranking dunia yang dimiliki Sony belum bisa untuk langsung mendapat tiket ke babak utama. Saat ini, posisi babak dua putri ini ada di 33 dunia.

Di kualifikasi yang dilaksanakan 12 Juni 2017, Sony bersua dengan wakil Jepang Kazumasa Sakai.  Secara ranking, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu masih unggul. Sakai ada di posisi 48 dunia.

Hanya, penampilan yang sering labil bisa membuat Sony pulang lebih awal. Apalagi, catatan hasilnya selama 2017 cukup mengecewakan.

Dari semua ajang yang diikuti, Sony selalu kalah di babak awal. Ironisnya,hampir semua di babak I.

Selain Sony, di babak kualifikasi, Indonesia juga diwakili Ihsan Maulana Mustofa. Dia akan berjumpa dengan Wei Nan dari Hongkong. Jika sama-sama menang, Ihsan dan Sony akan saling berjumpa untuk bisa menembus babak utama. (*)

Lumayan, Bisa Dapat Dua Gelar

HARAPAN membawa pulang tiga gelar dari Thailand Masters 2017 melayang. Jonatan Christie yang digadang-gadang bisa menjadi juara harus menyerah dari lawannya.

Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Bangkok pada Minggu waktu setempat (4/6/2017), dia menyerah tiga game 21-17, 18-21, 19-21 kepada Sai Praneeth dari India. Kekalahan ini membuat wakil merah putih hanya naik podium di nomor ganda putra dan ganda putri.

Di ganda putra, Berry Anggriawan/Hardianto menang dua game langsung 21-16, 21-16 atas Germany Raphael Beck/Peter Kaesbauer. Ini menjadi gelar kedua bagi pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut.

Sebelumnya, Berry/Hardianto naik podium terhormat di Malaysia Masters 2017. Pasangan ini baru 2017 dipasangkan bersama.

Sedangkan di nomor ganda putri, hasil yang diraih Greysia Polii/Apriani Rahayu cukup mengejutkan.Sebab, Thailand Masters 2017 merupakan turnamen yang kali pertama diikuti.

Mereka baru sekali dipasangkan yakni di Piala Sudirman 2017. Ketika itu, keduanya tampil cukup impresif. (*)

Peluang Akhiri Dahaga Empat Tahun

SEBENARNYA, pundak harapan Indonesia bisa kembali banyak berbicara di tunggal putra ada di Jonatan Christie.Dengan postur ideal dan teknik lumayan komplet, dia pun digadang-gadang menjadi penerus terbaik Taufik Hidayat.

Sempat memberikan harapan, tapi Jonatan kadang tampil jauh di bawah perform terbaik. Seperti di Piala Sudirman 2017 lalu. Dipercaya turun, atlet yang pernah bermain di layar lebar dalam film King tersebut gagal menyumbang angka.

 Kekalahan Jonatan menjadi andil besar bagi kegagalan merah putih menembus babak kedua. Aib besar dalam ajang yang memakai nama tokoh bulu tangkis dunia asal Indonesia tersebut.

Sebagai ganti, Jonatan pun diharapkan bersinar di Thailand Masters yang dilaksanakan berdekatan dengan Piala Sudirman 2017. Dalam ajang berhadiah USD 120 ribu tersebut, atlet yang digembleng di Pelatnas Cipayung itu diunggulkan di posisi keempat.

Ternyata, langkah Jonatan lebih jauh. Dia mampu menembus final di event yang dilaksanakan di Bangkok itu.

Di semifinal pada Sabtu waktu setempat, Jonatan menundukkan wakil Malaysia Joo Ven Soong dengan dua game 21-9, 21-18. Di babak final, dia bersua dengan unggulan ketiga asal India Sai Praneeth.

Sejak 2013 atau empat tahun lalu, Jonatan belum pernah lagi juara. Dia naik ke podium juara dalam Indonesia Challenge di Surabaya, Jawa Timur. (*)

Ada Tiga Wakil di Final Thailand Masters

INDONESIA menempatkan tiga wakil di babak final Thailand Masters 2017. Ketiganya di nomor tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri.

Di tunggal putra, Jonatan Christie mampu mengatasi perlawanan wakil Malaysia Joo Ven Soong dengan straight game 21-9,21-18 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok pada Sabtu waktu setempat (2/6/2017). Ini merupakan pertemuan pertama bagi Jonatan dengan pebulu tangkis negeri jiran tersebut.

Di babak final, tunggal terbaik kedua di Pelatnas Cipayung tersebut akan berjumpa dengan Sai Praneeth. Di semifinal, tunggal India itu melibas wakil tuan rumah Pannawit Thongnuam dengan 21-11, 21-15.

Di ganda putra,Berry Anggriawan/Hardianto, yang diunggulkan di posisi kelima, menundukkan unggulan keempat Marcus Ellis/Chris Langridge dari Inggris dengan 22-20, 19-21, 21-9. Di babak pemungkas, wakil merah putih tersebut bersua dengan Raphael Beck/Peter Kaesbauer yang menghentikan ambisi rekan senegaranya, Mark Lamsfuss/Marvin Emil,dengan 21-18, 14-21, 21-19/

Satu wakil lagi adalah pasangan anyar Greysia Polii/Apriani Rahayu di ganda putri. Tiket final turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut diraih usai menjungkalkan andalan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, Savitree Amitrapai/Pacharapun C., dengan 24-26, 21-16, 21-13.

Pasangan yang kali pertama mengikuti turnamen itu dijajal pasangan tuan rumah lainnya, Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong, yang di semifinal mempermalukan Du Yue/Xu Ya dari Tiongkok dengan 21-19, 21-9. (*)

Pertama, Langsung Masuk Semifinal

PENAMPILAN impresif Greysia Polii/Apriani Rahayu berlanjut. Setelah pamer aksi di Piala Sudirman 2017, kini keduanya diberi kesempatan tampil di Thailand Masters 2017.

Ternyata, kepercayaan itu mampu dijawab. Langkah Greysia/Apriani sudah sampai semifinal.

Itu setelah mereka mengalahkan Setyana Mapasa/Gronya Somervile dari Australia dengan dua game langsung 22-20, 21-11 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok pada Jumat waktu setempat (2/6/2017). Pasangan Negeri Kanguru, julukan Australia, tersebut menduduki unggulan keempat.

Untuk bisa menembus babak final bukan hal yang mudah. Greysia/Apriani harus bisa mengalahkan pasangan Thailand Savitree Amitrapai/Pacharapun Chochuwong.

 Sebelumnya, Greysia dipasangkan dengan Nitya Krishinda. Mereka mampu menjadi pasangan yang disegani. Medali emas Asian Games 2016 pun mampu diraih.

Sayang, setelah itu, Nitya mengalami cedera. Greysia dipasangkan dengan Rizky Amelia Pradipta.

Namun, pasangan ini gagal berbicara banyak. Hingga akhirnya, PBSI memasangkan dia dengan Apriani. (*)


BAM Akan Panggil Peraih Perak Rio 2016

SOROTAN: Goh V Shem/Tan Wee Kiong
PASANGAN Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong pernah menjadi perbincangan hangat. Ini ketika mereka mampu menjadi nomor satu di ganda putra.

Sayang, prestasi tersebut gagal dipertahankan. Sebaliknya, ranking Shem/Kiong terus menurun. Kini, mereka malah berada di posisi keenam.

Penampilan Shen/Kiong dinilai belum kembali ke puncak. Imbasnya, mereka dinilai sebagai salah satu kegagalan Malaysia juara di Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia, pekan lalu.

Jangankan menembus final, negeri jiran hanya mampu sampai ke babak kedua. Lee Chong Wei dkk dijegal Jepang dengan skor 1-3.

Satu-satunya angka disumbangkan Chong Wei di nomor tungal putra. Shem/Kiong yang diharapkan mengikuti jejak Chong Wei tampil buruk.Pasangan peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu kalah oleh lawan yang seharusnya levelnya di bawah mereka, 5 Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.

Kondisi ini membuat Presiden BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) Datuk Seri Norza Zakaria memanggil mereka untuk ditinjau usai Kejuaraan Dunia di Glasgow, Skotlandia, pada Agustus mendatang.

''Itu benar mereka tidak bermain bagus di Piala Sudirman. Mereka juga berjuang dengan konsistensi,'' kata Pelatih Ganda Putra Malaysia Jeremy Gan.

Menurutnya, banyak alasan yang membuat anak asuhnya menurun. Shem misalnya. Dia disibukan dengan rencana pernikahan.

''Sedang Kiong berjuang dengan cedera lutut kanan. Lututnya membengkak ketika dipaksa latihan keras,'' ungkap Jeremy.(*)

Langkah Terjauh Ronald/Annisa

Ronald/Annisa di Singapore Open 2017
PENAMPILAN Ronald/Annisa Saufika pada 2017 cukup mengecewakan. Pasangan ganda campuran binaan Pelatnas Cipayung tersebut lebih banyak tumbang di babak I dalam setiap turnamen yang diikuti.

Tercatat, hanya di Thailand Masters 2017 dan Malaysia Masters 2017, Ronald/Annisa bisa bertahan hingga babak II. Selebihnya, di All England, Swiss Open, Kejuaraan Asia, dan Singapore Open, mereka langsung angkat koper sejak babak I.

 Namun, kini, di Thailand Open 2017, langkah Ronald/Annisa bisa lumayan jauh. Keduanya mampu bertahan di babak perempat final.

 Bahkan, tak menutup kemungkinan, tiket semifinal bisa diraih. Meski, pasangan yang kini duduk di posisi 24 dunia tersebut harus menantang unggulan kedua asal Singapura Yong Kai Terry/Tan Wei Han.

 Di nomor ganda campuran, Ronald/Annisa menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan di ganda campuran. Beberapa rekannya sudah tersingkir.

 Bisa jadi, Thailand menjadi negara yang bersahabat bagi Ronald/Annisa. Mereka adalah pasangan pelapis bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto. (*)

Sudah Siapkan Ganda Campuran Jadi Penentu

Chae Yoo Jung/Choi Solgyu penentu kemenangan
KEBERHASILAN Korea Selatan (Korsel) mematahkan dominasi Tiongkok di Piala Sudirman bukan tanpa strategi. Negeri beribukota Seoul tersebut sudah mengantisipasi jika bersua dengan raksasa bulu tangkis dunia tersebut.

"Kami memang mempersiapkan ganda campuran kami, tetapi penampilan mereka di perempat final dan semifinal tidak begitu menyenangkan. Tetapi mereka sudah melupakan hal ini dan mereka bisa fokus di setiap poin untuk bisa kemudian memenangkan pertandingan tadi," ujar pelatih kepala Korea Selatan Kang Kyung Jin.

Chae Yoo Jung, sang penentu kemenangan bersama Choi Solgyu, sebenarnya mengakui penampilannya tak sesuai harapan di perempat final dan semifinal. Akibatnya, mereka sempat kehilangan kepercayaan diri.

Laga Korea Selatan melawan Tiongkok harus dituntaskan hingga partai kelima. Tiongkok berhasil meraih poin dari dua peraih medali emas Olimpiade 2016, Zhang Nan/Fu Haifeng serta Chen Long. Tetapi Choi/Chae bisa mencuri kemenangan.

"Kemenangan kami ini seperti keajaiban. Kami hanya mencoba untuk terus menyemangati tim, dan membakar semangat mereka. Saya sendiri memposisikan diri untuk bisa seperti teman, pelatih, orang tua dan keluarga bagi semua pemain," tambah Kang. (*)

Hasil Pertandingan Korea vs Tiongkok

Ganda Putra: Choi Solgyu/Seo Seung Jae v Fu Haifeng/Zhang Nan 14-21, 15-21

Tunggal Putri: Sung Ji Hyun v He Bingjiao 21-12, 21-16

Tunggal Putra: Jeon Hyeok Jin v Chen Long 10-21, 10-21

Ganda Putri: Chang Ye Na/Lee So Hee v Chen Qingchen/Jia Yifan 21-19, 21-13

Ganda Campuran: Choi Solgyu/Chae Yoo Jung vs Lu Kai/Huang Yaqiong 21-17, 21-13

Tiongkok Kehilangan Gelar

Kemenangan Chen Long tak artinya (foto:zimbio)
KEGAGALAN kembali ditelan Tiongkok. Piala Sudirman yang sudah digenggaman Negeri Panda,julukan Tiongkok, selama 10 kali harus lepas.

Dalam final yang dilaksanakan di Gold Coast, Australia, Minggu waktu setempat, Lin Dan dkk dikalahkan Korea Selatan (Korsel) dengan skor 3-2. Sebenarnya, dalam ajang beregu campuran ini, Tiongkok diunggulkan di posisi teratas.

Bahkan, asa mempertahankan gelar terbuka. Di partai pertama yang mempertandingkan nomor ganda putra, pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan menyumbangkan poin bagi negerinya. Pasangan yang sudah lama tak dipasangkan tersebut unggul dua game 21-14, 21-15 atas Choi Solgyu/Seung Jae-seo.

Sayang, di partai kedua yang mempertandingkan tunggi putri, wakil Tiongkok He Bingjiao menyerah 12-21, 16-21 kepada Sung Ji-hyun. Chen Long kembali membawa negaranya unggul 2-1.

Peraih emas Olimpiade Rio 2016 Brasil tersebut hanya butuh 47 menit untuk mengatasi perlawanan Jin Hyeok-eon dengan 21-10 21-10. Tapi, lagi-pagi, Negeri Ginseng, julukan Korsel, mampu membuat kedudukan berimbang. Di partai ganda putri, wakil Korea Selatan Chang Ye-na/Lee So-hee melumat Chen Qingchen/Jia Yifan dengan straight game 21-17, 21-13.

Dari 15 kali penyelenggaraan, ini merupakan kali kelima Tiongkok gagal naik ke podium terhormat. Sebelumnya terjadi pada 1989,1991, 1993, dan 2003.

Pada 1989 saat kali pertama dilaksanakan, Piala Sudirman direbut tuan rumah Indonesia. Sedangkan tiga lainnya jatuh ke tangan Korea Selatan.     
''Sebelum kejuaraan, kami dianggap lemah,khususnya di ganda putra. Tapi, kami mampu membangun tim dengan semangat dan saya bisa,''  kata Kang Kyung Jin, pelatih kepada Korsel, seperti dikutip dari BWF. (*)

Tetap Aman di Grup I

POSISI Indonesia di Piala Sudirman 2017 adalah juru kunci Grup ID. Imbasnya, merah putih gagal menembus perempat final.

 Sebuah capaian yang terburuk bagi Indonesia sejak Piala Sudirman dilaksamakan kali pertama pada 1989. Bahkan, ketika itu, Pasukan Garuda mampu menjadi juara.

 Sayang, setelah itu, Lagu Indonesia Raya tak pernah lagi berkumandang. Termasuk pada 2017 ini.

 Malah sebaliknya, degdegan sempat melanda insan bulu tangkis Indonesia. Kenapa? Dengan posisi juru kunci grup, bisa jadi M. Ahsan dkk dua tahun lagi berlaga di level II.

 ''Indonesia tetap di Grup I.Seeding pemain Indonesia masih di Grup I,'' ujar Sekjen PP PBI Ahmad Budiarto melalui pesan singkat. Saat dihubungi, dia bersama Tim Indonesia tengah transit di Singapura sebelum balik ke tanah air dari Gold Coast, Australia, host Piala Sudirman 2017.

 Jadi, tambahnya, Indonesia tidak lolos dari fase grup saja. Tanpa ada embel-embel degradasi.

 Di Negeri Kanguru, julukan Australia, merah putih memetik sekali kalah dan sekali menang. Kekalahan ditelan dari India dengan 1-4. Tapi, sehari kemudian, Ahsan dkk menundukkan unggulan kedua Denmark dengan 3-2. Hanya, kemenangan tersebut tak bisa membantu lolos ke babak II.(*)

Rexy Tetap Berikan Pengaruh

SENTUHAN magis Rexy Mainaky sudah membuahkan hasil. Thailand dibawanya menembus babak semifinal Piala Sudirman 2017.

 Lawan yang dikalahkan bukan negara sembarangan. Denmark yang di ajang beregu campuran 2017 ini diunggulkan  di posisi kedua.

 Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, menang 3-2 dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Gold Coast, Australia, pada Kamis waktu setempat. Dua partai yang lepas dari tunggal putra dan ganda putra.

 Di tunggal putra,  Tanongsak Saensomboonsuk menyerah kepada andalan Denmark Viktor Axelsen dengan mudah 15-21, 6-21. Sedang di ganda putra, Bodin Isara/Nipitphon Phuangphuapet dihentikan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dengan 21-15, 18-21, 16-21.

 Untuk tiga partai lain, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran, Thailand mencuri kemenangan. Ganda campuran membuka poin berkat kemenangan pasangan  Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattachai yang unggul dua game ketat 21-19, 21-19 atas     Mathias Christiansen/Sara Thygesen.

 Pasangan yang diturunkan Denmark termasuk mengejutkan. Sebab, mereka punya ganda Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.

 Thailand yang sempat tertinggal 1-2, mampu menyamakan kedudukan. Srikandi mereka,  Ratchanok Intanon    melibas Line Kjaersfeldt dengan dua game langsung 21-15, 21-14.

 Lolosnya negeri dengan ibu kota Bangkok tersebut ditentukan dari ganda putri.  Jongkolphan Kititharakul/Sapsiree menjungkalkan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen dengan 21-15, 21-12.

 Sebelumnya, Thailand lolos ke perempat final dengan status runer-up Grup ID. Mereka di bawah Tiongkok yang mengalahkannya dengan 5-0. Satu partai lagi dimenangkan atas Hongkong dengan 3-2.Sementara Denmark merupakan juara Grup ID meski kalah dari Indonesia 2-3 di partandingan grup.
 Di semifinal yang dilaksanakan Sabtu (27/5/2017), Thailand akan bersua dengan Korea Selatan. Jika menang, itu akan jadi capaian terbaik mereka setelah lolos semifinal pada 2013. (*)

Ratchanok Gagal Selamatkan Thailand

KIPRAH Thailand di Piala Sudirman 2017 terhenti. Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, dikalahkan Korea Selatan dengan skor 1-3 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Gold Coast, Australia, pada Sabtu waktu setempat (27/5/.2017).

 Harapan menembus babak final untuk kali sebenarnya sempat terbuka. Thailand memetik kemenangan di partai pertama yang mempertandingkan nomor ganda campuran.

Dechapol Puavaranukroh/    Sapsiree Taerattanachai menang straight game 21-16, 21-12 atas Choi Solgyu/Chae Yoo Jung. Sayang, di tiga partai selanjutnya, Thailand gagal menyapu poin.

Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, menyamakan kedudukan dari nomor tunggal putra.  Son Wan-ho unggul rubber game     18-21,21-10,21-17 atas Suppanyu Avihingsanon.

Korea Selatan unggul 2-1 usai pasangan ganda putra Choi Solgyu/Seung Jae-seo menang mudah dua game 21-13, 21-16 atas Bodin Isara/    Dechapol. Harapan menyamakan kedudukan diletakan di pundak Ratchanok Intanon.

 Dia akan menantang Sung Ji-hyun. Dari rekor pertemuan kurang berpihak kepada Ratchanok. Dia hanya menang 6 dalam 14 kali pertemuan.  Ironisnya, dalam dua pertemuan terakhir, Ratchanok selalu kalah. 

Ternyata, kekalahan ketiga harus diterim. Ratchanok menyerah 13-21, 17-21 kepada Ji-hyun. Hasil ini membuat Thailand gagal mengukir rekor menembus Piala Sudirman untuk kali pertama. (*)
 

Pilihan yang Harus Dibayar Mahal

Selebrasi Anthony Ginting usai mengalahkan Viktor Axelsen
KEMENANGAN 3-2 atas Denmark termasuk sedikit mengejutkan. Kok bisa? Ini karena negeri di kawasan Skandinavia tersebut unggulan kedua dalam ajang Piala Sudirman 2017.

Materi yang dimiliki Denmark termasuk papan atas dunia. Hanya di sektor tunggal putri mereka dianggap lemah.

 Tapi, semua terperangah. Indonesia bisa langsung unggul 2-0. Hingga akhirnya bisa menang 3-2.

 Meski hasil tersebut tak membuat  merah putih Menariknya, dua kemenangan disumbangkan oleh wakil yang absen ketika Indonesia melawan India. Keduanya adalah pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto dan Anthony Sinisuka Ginting dari tunggal putra.

 Saat kalah lawan India 1-4, mereka tak dipasang. Tim pelatih lebih mempercayakan Tontowi Ahmad/Gloria Emanuelle Widjaja dan Jonatan Christie.

 Hasilnya, mereka tak bisa menyumbangkan angka alias kalah. Padahal, secara ranking, Praveen/Debby dan Anthony lebih unggul.

 Sayang, nasi sudah menjadi bubur. India kalah 1-4 dari India dan kemenangan 3-2 atas Denmark tetap tak bisa meloloskan Indonesia ke babak II ajang beregu campuran yang dilaksanakan di Gold Coast, Australia, tersebut.

 Pilihan yang harus dibayar mahal. Untuk kali pertama, Indonesia tersingkir di babak penyisihan grup dan tak bisa lolos babak II. (*)

Menang tapi Jadi Kunci Grup

Praveen/Debby usai menyumbang angka bagi Indonesia
EPISODE buruk Indonesia terjadi di Piala Sudirman 2017. Untuk kali pertama, merah putih gagal menembus babak II ajang beregu campuran tersebut.

Meski dalam pertandingan terakhirnya, Indonesia mengalahkan Denmark dengan skor 3-2 di Gold Coast, Australia, pada Rabu waktu setempat (24/5/2017). Namun, itu tetap tak menolong M. Ahsan dkk untuk menembus posisi dua besar Grup ID.

 Ini karena dalam pertandingan pertamanya, Indonesia kalah 1-4 dari India. Sementara, Denmark juga menang 4-1 dari India.

Sebenarnya, satu-satunya syarat untuk bisa lolos adalah mengalahkan Denmark dengan skor 5-0. Kalau pun menang 4-1 masih harus berhitung dalam game kemenangan.

Dan itu sudah nyaris terjadi.Indonesia yang mengandalkan para penghuni Pelatnas Cipayung langsung leading 2-0. Dua poin disumbangkan dari nomor ganda campuran dan tunggal putra.

Di ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto menang mudah dua game 21-12, 21-13 atas ganda kuat Joachim Fischer Nielsen/Kamilla Rytter Juhl. Setelah itu, Anthony Sinisuka Ginting mempermalukan pebulu tangkis papan atas dunia Viktor Axelsen dengan 13-21, 21-17, 21-14.

Kemenangan menjadi 3-0 sudah di depan mata. Pasangan ganda putra nomor satu dunia sekarang Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya turun ke lapangan.

Mereka dijajal ganda gaek Mathias Boe/Carsten Mogensen. Di game pertama. Sinyo/Kevin menang mudah 21-16. Tapi, di game kedua dan ketiga, keadaan menjadi berbalik.

Pasangan yang meraih tiga gelar selama 2017 itu kalah 22-24, 21-23. Kekalahan ini membuat posisi merah putih kembali genting.

Tapi, di tunggal putri, Fitriani membuat kejutan. Dengan posturnya yang kecil, dia unggul 22-24, 21-15, 21-14 atas lawannya yang jauh lebih jangkung, Mia Blichfeldt. Skor 3-1 membuat Indonesia butuh satu kemenangan lagi.

 Namun, harapan musnah. Pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu menyerah tiga game 18-21, 21-13, 13-21 kepada Camilla Rytter Juhl/Christina Pedersen.

Kekalahan ini membuat perjuangan putra putri Indonesia ikut berakhir di Piala Sudirman 2017. Catatan kekalahan 1-4 atas India membuat tim yang dimanajer Susy Susanti ini menjadi juru kunci grup 1D.

"Kami memang menang dari Denmark, atlet-atlet juga sudah berjuang maksimal. Mereka betul-betul tidak terpengaruh dengan hasil kemarin. Tetapi melalui perhitungan poin, kita harus terima kalau kita tersingkir dan gagal masuk ke delapan besar," ujar Susy  seperti dikutip media PBSI.

Dengan hasil ini, Denmark lolos ke perempat final sebagai juara Grup 1D disusul oleh India yang menjadi runner up. Sementara itu di Grup 1A, Taiwan berhasil menjadi juara grup setelah menang dari Korea Selatan yang akhirnya harus puas menjadi runner up.

Di Grup 1A, Tiongkok tak tergoyahkan menjadi juara grup disusul oleh Thailand, dan dari Grup 1C, Jepang dan Malaysia masih bisa melanjutkan perburuan gelar mereka. (*)

Jangan Salah Strategi (Lagi)

Jonatan Christie tampil tak sesuai harapan
KEKALAHAN dari India cukup menyesakkan. Karena lawan yang mengalahkan adalah negara yang sebenarnya secara kualitas masih di bawah merah putih.

Apalagi, itu terjadi di babak penyisihan. Memang, pada 2013, hal yang sama juga terjadi. Namun, ketika itu, Hendra Setiawan dkk kalah oleh Tiongkok.

 Kekalahan dari India ini bisa membuat Indonesia akan mengalami nasib terburuk sepanjang Piala Sudirman dilaksanakan sejak 1989. Yakni gagal menembus babak kedua dan menjadi juru kunci grup.

 Kenapa itu bisa terjadi? Kualitas pebulu tangkis Indonesia memang tengah mengalami penurunan. Sesebenarnya, nomor ganda putra dan campuran bisa menjadi ladang poin.

 Namun, cederanya Liliyana Natsir membuat nomor ini kurang bertaji. Selain itu, PP PBSI kurang berani menurunkan juara All England 2016 Praveen Jordan/Debby Susanto.

 Padahal jika turun, tak menutup kemungkinan mereka menang. Lama bermain bersama akan menjadi nilai lebih dibandingkan Tontowi Ahmad/Gloria Emanuelle Widjaja.

 Selain itu, di tunggal putra, keberanian menurunkan Jonatan Christie juga layak dipertanyakan.
Padahal, masih ada Anthony Sinisuka Ginting yang rankingnya lebih tinggi dibandingkan Jonatan.
Selain itu, Anthony juga tengah on fire.

 Memang, semua sudah terjadi. Kini, Indonesia harus bisa fokus mengalahkan Denmark. Tapi, di atas kertas, Denmark jauh lebih kuat dibadingkan India dan India. Mereka hanya lemah di tunggal putri. Empat nomor lainnya, Denmark dihuni pebulu tangkis papan atas dunia. (*)

Duh, Kalah Lawan India

Tontowi/Gloria Widjaja kalah di partai pertama
START buruk bagi Indonesia di Piala Sudirman 2017. Mohammad Ahsan dkk dipermalukan India dengan skor 1-4 dalam laga Grup ID di Gold Coast, Australia, Selasa waktu setempat (23/5/2017).

Sebenarnya, di atas kertas, Indonesia bisa menang. Namun, skenario berantakan saat di laga perdana yang mempertandinngkan nomor ganda campuran, wakil merah putih Tontowi Ahmad/Gloria Emanuelle Widjaja secara mengejutkan kalah tiga game 20-22. 21-17, 19-21 kepada pasangan Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnapa.

Gloria memang pasangan yang dipaksa bisa bermain dengan Tontowi. Ini karena pasangan Tontowi, Liliyana Natsir, mengalami cedera.

Kekalahan Tontowi/Gloria ini mempengaruhi rekan-rekannya. Jonatan Christie yang turun di partai kedua ikut tumbang. Dia menyerah dua game langsung 15-21, 16-21.

 Asa Indonesia kembali terbuka. Merah putih memperkecil ketinggalan menjadi 1-2 berkat kemenangan yang dipetik Marcus Gideon 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya. Pasangan ganda putra nomor satu dunia tersebut melumat wakil India Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dengan 21-9, 21-17.

Sayang, di laga keempat, tunggal putri yang diwakili Fitriani menyerah dua game langsung 8-21, 19-21 dari PV Sindhu. Ironisnya, di laga kelima, ganda putri Pelatnas Cipayung Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri takluk 12-21, 19-21 kepada Ashwini Ponnappa/Reddy N. Sikki.

Indonesia masih punya kesempatan lolos ke babak 2. Syaratnya, Ahsan dkk bisa mengalahkan Denmark dengan skor telak. Di partai sebelumnya, Denmark mengalahkan India dengan skor 4-1. (*)

Pemain Mandiri Wakili Malaysia ke Glasgow

Yap Rui Chen
SAMA halnya dengan Indonesia, Malaysia juga lemah di sektor tunggal putri. Namun, secara mengejutkan, mereka punya wakil dalam Kejuaraan Dunia 2017 yang dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia, 21-27 Agustus mendatang.

Sekretaris BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) Datuk Ng Chin Chai menjelaskan, wakil Malaysia nanti adalah
Yap Rui Chen. Dia adalah keponakan peraih perak olimpiade Yap Kim Hock.

Pihak BAM, jelasnya, mendukung penampilan Rui Chen. Sebelumnya, dua pebulu tangkis muda, Goh Jin Wei dan Soniia Cheah,  masuk di tahap I. Namun, BAM sudah memutuskan tak mengirim mereka.Nama keduanya dipersiapkan ke SEA Games 2017 yang dilaksanakan di kandang sendiri pada 19-30 Agustus.

''BWF menambahkan beberapa nama di fase kedua. Rui Chen ada di dalamnya,'' ungkap Chin Chai.

 Selain Rui Chen, dalam Kejuaraan Dunia 2017 juga akan diwakili Lee Chong Wei, Zulfadli Zulkiffli (tunggal putra); Goh V Shem/Tan Wee Kiong (ganda putra); Vivian Hoo/Woon Khe Wei dan Lim Yin Loo/Yap Cheng Wen (ganda putri), dan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (ganda campuran).

Chan Peng Soon/Goh Liu Ying juga lolos. Hanya, mereka absen setelah Liu Ying cedera bahu. (*)

Kalahkan Jerman, Malaysia Sudah di Perempat Final

Lee Chong saat menghadapi Jerman di penyisihan grup
JEJAK kaki Malaysia di Piala Sudirman 2017 sudah di perempat final. Ini setelah negeri jiran menang 5-0 atas Jerman dalam pertandingan Grup I D di Gold Coast, Australia, pada Selasa waktu setempat (23/5/2017).

Kemenangan Malaysia dibuka dari sektor ganda campuran. Pasangan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing  menang 21-17, 21-13 atas Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich.

Chong Wei menegaskan kemenangan negaranya. Tunggal putra nomor satu dunia tersebut tak mengalai kesulitan. Dia hanya butuh 34 menit untuk menang  21-12, 21-11 dari Fabian Roth.

Kepastian Malaysia menembus babak perempat final ditentukan dari ganda putra. Goh V Shem/Tan Wee Kiong Goh V Shem-Tan Wee Kiong bt Jones Ralfy Jansen-Josche Zurwonne 21-16, 21-19.

Di tunggal putri, Goh Jin Wei menghentikan perlawanan Fabienne Deprez 21-10, 21-13 dan ganda putri Vivian Hoo/Woon Khe Wei menutup kemenangan usai melibas Johanna Goliszewski-Isabel Herttrich 21-12, 21-11.

Bagi Jerman, kekalahan ini membuat mereka tertutup lolos babak berikut. Dalam pertandingan pertama Minggu lalu, mereka kalah 1-4 dari Jepang. (*)

Malaysia Lantang Tantang Tiongkok

PIALA Sudirman 2017 sudah digelar. Minggu (21/5/2017) menjadi hari perdana ajang beregu campuran yang dilaksanakan di Gold Coast, Australia, tersebut.

TIONGKOK diprediksi tak mengalami kesulitan menembus babak final.Lalu siapa lawan yang dihadapi?

 Malaysia dengan percaya diri optimistis bisa bersua dengan juara 10 kali Piala Sudirman tersebut. Asalkan, strategi yang mereka pakai berjalan dengan baik.

 ''Piala Sudirman kali ini sangat menarik. Setiap tim punya kekuatan dan kelemahan,'' Kata Direktur Teknik Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) Morten Frost Hansen seperti dikutip media Malaysia.

 Di Piala Sudirman 2017, negeri jiran dipimpin Lee Chong Wei. Lelaki yang diberi gelar datuk oleh Pemerintah Malaysia tersebut akan disokong Iskandar Zulkarnain Zainuddin, Lee Zii Jia (tunggal putra); Tan Wee Kiong-Goh V Shem, Teo Ee Yi-Mohd Izzuddin Rumsani (ganda putra); Goh Jin Wei, Soniia Cheah (tunggal putri); Vivian Hoo-Woon Khe Wei, Lee Meng Yean-Chow Mei Kuan (ganda putri); dan Tan Kian Meng-Lai Pei Jing, Chan Peng Soon-Cheah Yee See (ganda campuran).

 ''Pebulu tangkis senior akan berjumpa dengan yang muda-muda atau pendatang bary. Ini akan adu kecerdikan,'' ujar Frost Hansen yang berasal dari Denmark. (*)

Juara Bertahan Kecurian

TIONGKOK memulai langkahnya di Piala Sudirman 2017 dengan kemenangan. Hanya, juara bertahan kejuaraan beregu campuran tersebut tak bisa sapu bersih.

Tiongkok hanya mampu menang 4-1 atas Hongkong. Satu partai yang lepas dari nomor ganda campuran.

Pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, Chen Qingchen/Zheng Siwei kalah tiga game 21-10, 16-21, 18-21 Tang Chun Man/Tse Ying Suet. Nomor ganda campuran adalah nomor yang dipertandingkan dari pertemuan kedua negara penghuni Grup I A tersebut.

Empat partai sebelumnya, semuanya disapu bersih Tiongkok. Bahkan, semuanya dengan dua game langsung.

Kemenangan pemegang 10 kali trofi Piala Sudirman ini dibuka dari nomor ganda putra. Pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan menang 21-15, 26-24 atas Law Cheuk Him/Lee Chun Hei. Setelah itu, Sun Yu dari tunggal putri menang mudah 21-12, 21-13 atas Fan Ka Yan.

Poin ketiga disumbangkan Tiongkok dari legenda tunggal putra Lin Dan yang menghentikan perlawanan Hu Yun dengan 21-14, 21-13. Setelah itu di ganda putri, Bao Yixin/Tan Jinhua melibas Ng Tsz Yau/Yeung Ng Ting dengan 21-11,21-13.

Hasil tersebut membuat Tiongkok percaya diri menghadapi laga kedua. Rencananya, Lin Dan dkk dijajal Thailand pada 24 Mei mendatang.

 Di Piala Sudirman, dominasi Tiongkok sangat ketat. Ini disebabkan materi pebulu tangkisnya merata di semua nomor. (*)