|
Felix (dua dari kiri) di podium SBI 2014 di Surabaya |
Pensiun Muda, Pernah Berpasangan dengan Juara Dunia
Berhenti di usia muda sebagai atlet tak membuatnya patah semangat. Sebaliknya, Felix Anthonius tertantang mencetak pebulu tangkis berprestasi.
--
SEORANG lelaki tengah duduk di sebuah pojok restoran cepat saji. Dengan memakai jaket warna merah, dia tampak memenangi telepon seluler.
Penulis kemudian datang menghampiri. Tak lama kemudian, lelaki bernama Felix Anthonius tersebut mengajak penulis masuk dan memesan makanan.
Empat buah ayam dan dua bungkus nasi dipesannya. Dua piring pun dibawa ke meja di bagian luar.
Rupanya, Felix usai menangani anak asuhnya di Hi-Qua Wima Surabaya. Dia pun juga bakal segera kembali melatih anak asuhnya di klub yang sama.
''Istirahat sebentar.Habis ini melatih lagi,'' jelas Felix.
Karena kerja kerasnya itu nama lelaki kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 15 November 1974 tersebut masuk dalam jajaran pelatih yang sukses mencetak pebulu tangkis muda . Bukan hanya sebagai pelatih, sebenarnya saat menjadi pebulu tangkis, Felix sempat memberikan harapan besar.
Dia pernah direkrut klub besar, Djarum Kudus. Sebelumnya, Felix mengenal bulu tangkis di klub asal Surabaya, Wima, kini menjadi Hi-Qua Wima.
''Sejak usia 11 tahun saya mulai berlatih dan bergabung Wima. Ini karena keinginan saya untuk bisa menjadi pebulu tangkis,'' kenang Felix.
Hanya dalam waktu dua tahun, kemampuannya tercium Djarum. Pada 1988, Felix ditempa di Kudus yang menjadi markas klub yang disponsori perusahaan rokok tersebut.
Di Djarum, Felix mampu mempersembahkan prestasi. Felix ikut berkontribusi ketika Djarum menjadi juara Ardath Trophy and Masters 1990 di Bandung, Jawa Barat.
''Saya turun di nomor ganda. Ketika itu, saya dipasangkan dengan Sigit Budiarto,'' terang Felix.
Kelak di saat senior, Sigit menjadi salah satu andalan Indonesia di nomor ganda. Dengan capaiannya antara lain juara dunia 1997, All England 2001 dan 2003. Felix menganggap dia belum rezeki dan nasibnya tak bisa mengikuti jejak pasangannya tersebut.
''Cedera lutut yang membuat saya kemudian memilih keluar dari Djarum dan kembali ke Wima pada 1992. Saya cedera saat salah tumpuan dalam latihan,'' ujar Felix.
Wima, ujarnya, menjadi pilihan karena dia ingin membagi ilmu kepada pebulu tangkis muda yang dilatihnya. Apalagi, di klub tersebut ada sosok Ferry Stewart yang menjadi panutan Felix.
Ferry merupakan sosok pelatih yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencetak pebulu tangkis. Belajar dari Ferry, dia sukses melahirkan para atlet yang levelnya mendunia.
Tercatat ada nama Sony Dwi Kuncoro, Febriyand Irvanaldy, Ricky Widianto, Selvanus Geh, hingga Ade Yusuf. Nama-nama itu mampu menembus kerasnya persaingan di Pelatnas Cipayung.
Bahkan, Sony mampu meraih medali perunggu di Olimpiade Athena 2004. Sony juga pernah tiga kali menjadi juara Asia yakni pada 2002, 2003, dan 2005. Sedangkan Febriyand, yang juga turun di tunggal, pernah menjadi juara di ajang Sirkuit Nasional.
Sementara, Ricky, Selvanus, dan Yusuf merupakan pebulu tangkis spesialis nomor ganda. Ketiganya pernah menjadi penghuni Pelatnas PBSI. Namun, dari mereka, kini tinggal Ade yang masih bertahan.
Berkat polesan Felix dari junior, Ricky, Selvanus, dan Ade pernah mengharumkan Indonesia dengan menjadi juara di turnamen internasional.
Ricky pernah juara di India Grand Prix Gold 2015, Selvanus di New Zealand 2015 berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang kini menjadi ganda papan atas dunia dengan Marcus Gideon. Sedang Ade baru saja menjadi juara dengan Wahyu Nayaka di Vietnam Open 2017.
Karena itu, Felix sempat menjadi pelatih di Thailand. Itu dilakukannya pada 2005-2010 atau dia usai menangani Tim Jawa Timur dalam Kejurnas. Atlet yang ditangani salah satunya Tontowi Ahmad, yang kelak menjadi peraih emas Olimpiade Rio 2016 di nomor ganda campuran dengan Liliyana Natsir. Saat itu, dalam Kejurnas di Bali 2002, Tontowi menembus semifinal ganda putra berpasangan dengan Teguh Siswanto.
Pada 2005–2009, Felix menjadi pelatih di Trillert Udohthani.Salah satu anak asuhnya yang kini menjadi pebulu tangkis andalan Thailand adalah Saapshiree Taerattanachai. Kini, dia masuk peringkat 10 besar dunia di nomor ganda putri. Kemampuan Felix juga memikat Tananon Bangkok. ''Setahun saya di Tananon,'' ungkapnya.
Tapi, semua itu belum menghentikan keinginan Felix terus mencetak pebulu tangkis berbakat. Saat kembali ke Hi-Qua Wima pada 2010, ada beberapa anak asuhnya yang ditangani mulai menunjukan potensi besar.
Sebut saja Tabita Kristian/Jannatul A'la dan Lisa Anjeli. Tabita/Jannatul merupakan juara ganda putri kelompok pemula putri dalam Sirnas Li-Ning Jogjakarta 2013dan Kalimantan Open 2013. Tahun lalu, mereka juga naik ke podium terhormat ganda taruna putri di Sirnas Li-Ning Jatim.
Sedangkan Lisa merupakan juara Kejurkot Piala KONI Surabaya 2017 di nomor tunggal remaja putri.
Dari semua yang sudah dicapai, hasil dalam Djarum Superliga Badminton Indonesia 2014 yang paling berkesan. Dengan materi yang tak diunggulkan, Hi-Qua Wima mampu diantarkannya menembus babak semifinal dan akhirnya menduduki posisi ketiga dalam ajang yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, tersebut. (*)
Biodata
Nama: Felix Anthonius
Lahir: Surabaya,15 November 1974
Alamat: Kupang Panjaan IIIA/29 Surabaya
Pengalaman:
1984-1987: Wima
1988-1992: Djarum Kudus
Prestasi:
-Juara tunggal di Sinar Mutiara Tegal
-Posisi III Suryanaga Open Surabaya
-Posisi II Elang Open Jogjakarta
-Posisi III Bimantara Jakarta Open
-Juara Beregu Ardath Trophy XI, Bandung (berpasangan dengan Sigit Budiarto
-Juara Beregu Ardath Trophy XII, Jember (berpasangan dengan Sigit Budiarto)
-Juara Ardath Master I, Jakarta (berpasangan dengan Sigit Budiarto)
1993– 2000 : Pelatih PB Hi-Qua Wima Surabaya
Menangani Sony Dwi Kuncoro, Febriyan Irvanaldi , Ade Yusuf , Selvanus Geh, Ricky Widianto, Imam Tohari
2001 – 2004 : Tim Kejurnas Jawa Timur
Atlet yang ditangani Tontowi Ahmad
2005 – 2009 : Pelatih di Trillert Udohthani, Thailand
Atlet yang ditangani Saapshiree Taerattanachai
2009 – 2010 : Pelatih di Tananon Bangkok, Thailand
2010 – sekarang : Pelatih di P.B HI – Qua Wima, Surabaya
2014 : 1. Membawa Hi-Qua Wima di Posisi III Djarum Superliga Badminton Indonesia Beregu Putra
2015 : 1. Ofisial Hi-Qua Wima di Djarum Superliga Badminton Indonesia di Bali