WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Kembali Rasakan Super Series

PERJUANGAN: Nitya/Yulfira (foto: PBSI)
Pemain ganda putri, Nitya Krishinda Maheswari akhirnya kembali turun ke panggung turnamen level super series, setelah menjalani operasi lutut kanan pada Desember 2016 lalu. Kini, Nitya menyatakan siap kembali bersaing di lapangan, bersama pasangan barunya, Yulfira Barkah.

“I’m happy dan rasanya enjoy sekali bisa comeback. Tekanan pasti ada, cuma karena saya lebih enjoy, jadi lebih enak aja di lapangan,” kata Nitya ditemui usai pertandingannya di Hongkong Coliseum, Kowloon, Hongkong, Rabu (22/11) seperti dikutip media PBSI.

Bersama Yulfira, Nitya resmi kembali bertanding pada USM Flypower Indonesia International Challenge 2017 Oktober lalu. Setelah itu ia juga bertanding di Macau Open Grand Prix Gold 2017. Dan kini keduanya turun bermain di Hongkong Open Super Series 2017.

Meski belum memperoleh hasil maksimal, Nitya/Yulfira mengatakan mulai bisa saling beradaptasi di lapangan.“Namanya pasangan baru, pastilah ada yang belum klik. Saya juga masih mencoba kembali ke permainan saya, ditambah harus penyesuaian dengan pasangan baru. Dua hal yang harus saya hadapi secara bersamaan. Saya rasa ini tantangannya lebih besar dibanding yang sebelumnya,” ungkap Nitya.

Yulfira pun mengaku senang bisa berduet dengan seniornya tersebut. Sayang, perjalanan mereka di Hongkong Open Super Series 2017 harus berkahir lebih awal.

Nitya/Yulfira dihentikan oleh runner up China Open Super Series Premier 2017, Kim Hye Rin/Lee So Hee, Korea. Nitya/Yulfira kalah dalam waktu 57 menit, dengan skor akhir 21-14, 18-21, 18-21.

“Di game pertama kami nggak coba main cepat, karena dengan begitu mereka senang. Kami lebih main satu-satu dulu. Di game kedua mereka mengubah pola permainan dan kami kebawa pola mereka. Kami baru bisa membalikkan keadaan pas sudah poin-poin akhir,” ungkap Nitya. (*)

Ada Apa Praveen/Debby

Praveen Jordan/Debby Susanto (foto;PBSI)
HASIL buruk kembali ditelan Praveen Jordan/Debby Susanto. Mereka langsung tersingkir dalam Hongkong Open Super Series 2017. Unggulan kedua ini kalah dari Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich dari Jerman dengan 15-21, 19-21.

Padahal di dua pertemuan sebelumnya, Jordan/Debby selalu bisa mengatasi lawannya tersebut dalam dua game langsung. Laga perdana mereka terjadi di BCA Indonesia Open 2015, lalu kemudian bertemu lagi di French Open 2015.

Setelah tertinggal di game pertama, Jordan/Debby sempat memimpin jauh di game kedua dengan 11-2, 14-4 dan 18-7. Namun di luar dugaan, Lamsfuss/Herttrich mampu mengejar ketertinggalan, hingga akhirnya Jordan/Debby kalah 19-21.

“Kami mainnya kurang tahan. Tadi ada sempat unggul jauh, tapi terkejar. Lebih ke faktor kurang tahannya saja,” kata Jordan ditemui usai bertanding di Hong Kong Coliseum, Kowloon, Hongkong.

Hasil ini pun jauh dari pencapaian Jordan/Debby di turnamen yang sama, tahun lalu. saat itu, keduanya, merupakan runner up Hongkong Open Super Series 2016, setelah kalah dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Terhenti di babak satu pada Hongkong Open Super Series 2017 dan China Open Super Series Premier 2017, pekan lalu, Jordan/Debby mengatakan akan mengevaluasi penampilan mereka.

Kehilangan Jordan/Debby di babak pertama, Indonesia masih mempunyai harapan dari dua wakil ganda campuran lainnya. Mereka adalah Alfian Eko Prasetya/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja. (*)

Ratu di Level Bawah

Ruselli Hartawan (foto;BWF)
MERAIH juara di sektor tunggal putri bukan hal yang mudah. Meski, itu hanya di level bawah.

Namun, Ruselli Hartawan bisa melakukan. Bahkan, dia mampu melakukannya dua kali.

Yang pertama, tunggal putri yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut mengukirnya di Singapore International Series. Kedua, Ruselli naik ke podium terhormat di Malaysia International Challenge 2017 yang berakhir Minggu (19/11/2017).

 Di final yang digelar di Johor, Ruselli menang tiga game 21-13, 10-21, 21-19 atas wakil tuan rumah Goh Jin Wei. Ini menjadi kemenangan kedua baginya. Pertemuan perdana terjadi di Negeri Singa, julukan Singapura.

 Sayang, saat tampil di level yang lebih atas, Ruselli kurang bertaji. Dia sering tumbang di babak-babak awal. (*)

Lima Gelar Sudah di Tangan

Kevin (kanan)/Sinyo meraih juara di Tiongkok (foto:PBSI)
KOLEKSI gelar pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus ''Gideon'' Fernaldi Gideon bertambah. Keduanya mampu naik ke podium terhormat di China Open Super Series Premier 2017.

Dalam final yang dilaksanakan Minggu (19/11), unggulan pertama ini mengalahkan lawan terberatnya saat ini, Mathias Boe/Carsten Mogensen ( Denmark) dengan 21-19, 21-11. Partai final kali ini merupakan pertandingan ulangan final China Open Super Series Premier 2016. Saat itu Kevin/Sinyo merebut podium utama setelah menang 21-18, 22-20, juga dari Boe/Mogensen.

Game pertama dimulai perolehan angka kedua pasangan ini terus terpaut tipis. Kevin/Sinyo tertinggal 10-11 di interval game pertama. Setelah akhirnya unggul 20-19, Kevin/Sinto memastikan kemenangan melalui sambaran keras Kevin ke kanan lapangan lawan usai menerima servis.

Berbeda dengan game pertama, game kedua Kevin/sinyo kontra Boe/Mogensen bisa dikatakan relatif tanpa perlawanan besar. Mudah saja bagi Kevin/Sinyo untuk menyelesaikan game kedua mereka dan memastikan kemenangannya.

“Game pertama cukup ketat. Tapi kami berusaha untuk tetap fokus. Perolehan poin juga cukup dekat sampai 20-19, tapi kami masih bisa mengatasi hal tersebut,” kata Sinyo dalam konferensi pers usai pertandingannya di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Tiongkok, seperti dikutip media PBSI.

Dua pasangan ini juga sudah sering kali berhadapan di lapangan pertandingan. Rekor pertemuan keduanya sejauh ini mencatat, Kevin/Marcus tertinggal 2-4 dari Boe/Mogensen. Sebelumnya, Kevin/Snyo memenangi gelar di All England, India, Open, Malaysia Open,  dan Japan Open

Tentu, kemenangan di Negeri Panda, julukan Tiongkok, semakin memperkukuh posisi Kevin/Sinyo di posisi teratas nomor ganda putra dunia. (*)

Koleksi Gelar Kevin/Sinyo selama 2017

.All England : Final v Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) 21-19, 21-14

2. India Open: Final v Ricky Karanda/Angga Pratama (Indonesia) 21-11, 21-15

3.Malaysia Open: Final v Fu Haifeng/Zheng Siwei (Tiongkok) 21-14, 14-21, 21-12

4. Denmark Open: Final v Liu ChengZhang Nan (Tiongkok) 16-21, 24-22

5. China Open: Final v Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) 21-19, 21-11

Masih Tampil di Level Bawah

Firman Abdul Kholik
NAMA Firman Abdul Kholik sempat melejit. Dia digadang-gadang bakal menjadi The Next Taufik Hidayat.

Pertimbangannya, di debutnya yang masih usia 18 tahun, Firman sudah menembus final Indonesia Challenge  dan Indonesia Grand Prix Gold.  Sayang, dia gagal mempertahankan penampilannya.

Hingga akhirnya, dia dilewati rekan-rekan seangkatannya seperti Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, dan Anthony Ginting. Ketiganya pun sudah merasakan ajang bergengsi super series maupun super series premier.

Bagaimana dengan Firman? Dia masih bermain di kelas internasional series dan challenge. Seperti yang dilakoni sekarang di Malaysia.

Di negeri jiran, Firman menjadi andalan Indonesia. Langkahnya sudah menembus babak semifinal.

Pada babak perempat final yang dilaksanakan di Johor pada Jumat waktu setempat (17/11/2017), dia menghentikan wakil tuan rumah Chong Ye Han dengan tiga game 21-17, 18-21, 21-17. Untuk bisa menembus babak pemungkas, Firman harus menyingkirkan wakil tuan rumah lainnya, Leong Jun Hao.

Dia lolos ke empat besar berkat kemenangan atas rekan Firman, Krisna Adi Nugraha, dengan 24-22, 21-19. (*)

Jaga Asa untuk Bisa Juara

LIMA gelar sudah diraih Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon. Tak menutup kemungkimam koleksi tersebut bakal bertambah.

Ini setelah keduanya menembus babak semifinal China Open Super Series Premier 2017. Dalam pertandingan yang berlangsung di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Jumat waktu setempat (17/11/2017) tersebut, Kevin/Sinyo mengalahkan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov dari Rusia dengan dua game langsung 21-19, 21-13. Pertandingan ini mmakan waktu 31 menit.

Game pertama di mulai, Kevin/Sinyo berhasil menguasai jalannya pertandingan dengan keunggulan. Namun, mereka sempat tersusul sebelum akhirnya menang tipis 21-19. Namun hal berbeda terjadi di game kedua. Kevin/Marcus berhasil terus unggul jauh dengan 7-1, 11-4 hingga merebut kemenangan 21-13.

“Game pertama cukup ramai, karena lawannya juga lumayan bagus. Servisnya juga bagus. Tapi kami lebih tenang aja. Mungkin awal-awal saya belum pas mainnya, tapi pas pertengahan sudah mulai mendingan,” kata Sinyo usai pertandingan.

Sebelumnya, Kevin/Sinyo sudah dua kali berhadapan dengan Ivanov/Sozonov dan selalu menang. Pertemuan terakhir mereka terjadi di BWF World Championships 2017 dengan kemenangan 21-19, 21-16 untuk Kevin/Marcus.

Selanjutnya di semifinal, Kevin/Sinyo, yang diunggulkan di posisi teratas, akan ditantang lawan beratnya yang juga andalan tuan rumah,  Li Junhui/Liu Yuchen. Di perempat final, mereka menghentikan laju rekannya  sendiri, Liu Cheng/Zhang Nan. (*)

Tumbang dari Wakil Kualifikasi

STATUS Gregoria Mariska Tunjung cukup mentereng. Dia merupakan juara dunia junior di nomor tunggal putri.

Tapi, ketika main di jenjeng  senior, status tersebut seakan tidak berarti. Buktinya, Gregoria langsung tersingkir di Malaysia Internatiobal Series 2017.

 Padahal, lawan yang dihadapi juga bukan pebulu tangkis. Gadis asal Wonogiri, Jawa Tengah, tersebut kalah tiga game 21-19, 19-21,20-22 oleh Lin Ying Chun, pebulu tangkis kualifikasi asal Taiwan di Johor pada Kamis waktu setempat (16/11/2017). Padahal, dalam ajang itu, Gregoria ditempatkan sebagai unggulan kedua. 

 Di level senior, prestasinya memang belum mentereng. Gregoria lebih banyak kalah di babak-babak awal.

 Tapi, itu tak mengurangi keinginan PP PBSI untuk memberikan Gregoria banyak pengalaman. Usai dari negeri jiran, dia bakal berlaga di Korea Masters yang dimulai pada 28 November mendatang. (*)

Dibikin Repot Wakil Taiwan

KANS Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon juara di China Open Super Series Premier 2017 masih terjaga. Kini, langkah keduanya sudah menembus babak perempat final.

Namun, untuk mendapatkan tiket itu bukan pekerjaan mudah. Kevin/Sinyo harus kerja keras. Mereka menang dua game 29-27, 21-18 atas pasangan Taiwan Lee Jhe Huei/Lee Yang, Taiwan pada Kamis waktu setempat (16/11/2017).

Game pertama dimulai, poin Kevin/Marcus kerap tertinggal dari lawan hingga interval 6-11. Mereka kemudian menyamakan kedudukan menjadi 17-17 hingga balik memimpin 20-19.

Tak mudah begitu saja, meski sudah meraih game point lebih dulu, pertandingan terus berjalan menegangkan. Kevin/Marcus dan Lee/Lee harus terlibat delapan kali setting point lebih dulu, untuk akhirnya menang 29-27.

“Saat poin ketat, kami mikirnya satu-satu saja, poin satu demi satu, nggak mau mikirin menang kalah. Karena lawannya nggak gampang mati. Defend dan drivenya bagus. Kami nggak boleh bikin salah,” kata Marcus usai pertandingannya di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Tiongkok, seperti dikutip media PBSI.

Masuk ke game dua, pertandingan tetap berjalan sengit. Beberapa kali Kevin/Marcus melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan.

Sementara Lee/Lee juga tak mudah untuk dimatikan langkahnya. Perolehan angka kedua pasangan ini pun tak jarang hanya terpaut tipis. Namun akhirnya Kevin/Marcus berhasil menunjukkan kualitasnya dengan unggul 20-18 dan menang 21-18.

“Lawan cukup bagus, nggak gampang mati. Punya drive yang kencang, power yang kuat dan serangannya juga bagus. Susah melawannya,” kata Kevin mengenai penampilan Lee/Lee.

Head to head dengan Lee/Lee sendiri sejauh ini tercatat ketat 3-2, untuk keunggulan Kevin/Marcus. Di pertemuan terakhir pun pada Singapore Open 2017, Kevin/Marcus menang 21-16 dan 21-14.

Di perempat final, Kevin/Sinyo akan menghadapi Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov. Dengan pasangan Rusia, dua kali berhadapan, dua kali pula Kevin/Marcus memetik kemenangan. Terakhir di BWF World Championships 2017 lalu Kevin/Marcus menang 21-19 dan 21-16.

“Yang pasti kami akan melakukan yang terbaik. Karena kami kan sudah pernah bertemu. Nanti dipelajari lagi. Nggak boleh lengah biarpun di pertemuan terakhir menang, tapi tetap harus fokus,” ungkap Sinyo. (*)

Menang setelah Lihat Lin Dan Tegang

Jonatan Christie menjungkalkan legenda
TAK mudah mengalahkan Lin Dan di kandangnya sendiri. Tapi, itu bisa dilakukan pebulu tangkis muda Indonesia, Jonatan Christie, di babak I China Open 2017.

Hebatnya, Superdan, julukan Lin Dan, dipermalukan di babak I turnamen yang masuk kategori super series premier tersebut. Dia menyerah kepada Jonatan dengan dua game langsung 19-21, 16-21 pada Rabu waktu setempat (15/11/2017).

“Poin paling penting ada di game pertama. Karena poinnya kan mepet terus. Saya nggak mau kecolongan di game pertama, karena bisa jadi di game kedua dia lebih percaya diri dan saya jadi ngedrop. Jadi sebisa mungkin poin-poin penting saya paksa. Apalagi pas 17 sama, saya banyakin smash dan cepetin di lapangan,” kata Jonatan usai bertanding seperti dikutip media PBSI.

Menang di game pertama, Jonatan meneruskan tren positif penampilannya di game kedua. Ia terus memimpin jalannya pertandingan hingga 20-9.

Suasana sempat menegang manakala Jonatan tak bisa mengalahkan Lin Dan begitu saja. Jonatan harus bersabar ketika Lin Dan mencoba menyusul hingga 20-16. Beruntung akhirnya tunggal putra Pelatnas PBSI tersebut bisa memenangkan game kedua dengan 21-16.

“Tadi saya sudah unggul 20-9, dari situ dia juga jadinya all out aja. Karena di game kedua awal dia agak tegang. Berasa dari game pertama kami salaman aja tangannya sudah dingin. Sebagai pemain kita bisa merasakan kalau  lawan lagi nervous. Saya juga kalau tegang tangannya suka dingin. Ternyata walaupun dia sudah juara Olimpiade dua kali, dia tetap ada tegangnya. Itu yang membuat saya percaya diri,” ujar Jonatan saat diwawancarai di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Tiongkok.

Hasil ini sekaligus memperkecil jarak rekor pertemuan Jonatan dengan Lin Dan menjadi 2-3. Sebelumnya, Jonatan tertinggal 1-3 dari Lin Dan, dengan pertemuan terakhir yang terjadi di Autralian Open 2017 lalu. Saat itu Jonatan kalah dua game langsung dengan 14-21 dan 19-21.

Selanjutnya di babak dua, Jonatan bertemu dengan wakil Hongkong Ng Ka Long Angus yang menundukkan rekan Jonatan di Pelatnas PBSI, Anthony Sinisuka Ginting. (*)

Sangat Berat Jonatan

Lin Dan yang tampil di kandang sendiri (foto:badzine)
USIANYA sudah mulai uzur, 34. Tapi, kemampuan Lin Dan tetap menakutkan.

Bahkan, kini, rankingnya masih di papan atas. Tepatnya di posisi ketiga nomor tunggal putra.

Jadi, tak banyak penurunan dari pebulu tangkis yang dua kali meraih emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut.  Tentunya, kondisi ini membuat Jonatan Christie mengemban tugas berat.

Dia akan menantang Superdan, julukan Lin Dan, di babak I China Open 2017. Tugas ini semakin berat karena dukungan publik pasti akan mendukung Lin Dan.

Yang membuat Jonatan dalam posisi tak diunggulkan lainnya adalah rekor pertemuannya dengan Lin Dan. Dalam empat kali pertemuan, Jonatan hanya sekali menang. (*)

Cedera, Kido/Irfan Kalah WO

PENONTON di GOR Sudirman, Surabaya, masih enggan beranjak. Meski, jam di tempat tersebut sudah lebih dari pukul 17.00 pada Sabtu (11/11/2017).

Partai pemungkas yakni final ganda putra sangat ditunggu-tunggu. Ini karena laga pemungkas mempertandingkan dua pasangan yang mempunyai nama besar di pentas dunia.

 Mereka adalah Markis Kido dan Hendra Aprida Gunawan. Hanya, di Sirkuit Nasional (Sirnas) Jatim Premier 2017 ini, keduanya bukan satu pasangan.Kido berduet dengan rekan satu klubnya di Jaya Raya, Irfan Fadilah. Sedang Hendra yang berasal dari Djarum Kudus bertandem dengan Rizko Azuro (Pertamina).

 Sayang, sebuah pengumuman mengabarkan bahwa Hendra/Rizko sudah dinobatkan menjadi juara. Lho apa apa? ''Irfan cedera. Dia tak bisa tampil di final,'' ujar Wasekjen PP PBSI Wijanarko Adi Mulya.

 Cedera itu, ungkap Wijar, sapaan karib Wijanarko Adi Mulya, dialami usai bertanding di final nomor ganda campuran. Berpasangan dengan Kesya Nurvita (Berkat Abadi Banjarmasin), mereka harus bertarung rubber game 15-21, 21-17, 15-21 dari pasangan mantan nomor delapan dunia Riky Widianto/Richi Dili (Tjakrindo Masters/SGS Bandung). Total waktu kedua pasangan bertarung selama satu jam. Karena batal tampil, Kido pun tak terlihat dalam acara penyerahan hadiah. (*)

Enam Kali Main, Lima Kali Juara

ACUNGAN jempol layak diberikan kepada Kento Momota. Mantan tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang tersebut selalu menembus babak final dalam setiap turnamen yang diikuti. Hebatnya lagi, hanya sekali dia gagal menjadi juara dalam enam event.

Kegagalan tersebut hanya terjadi saat dia mulai turun di awal ini yakni Canada Open Juli lalu. Selebihnya, di Graphics International Series, Belgian International, Czech Open, Dutch Open, dan Macau Open, Kento selalu juara.

 Di Macau Open yang berakhir Minggu (12/11/2017), Kento mengalahkan tunggal Indonesia Ihsan Maulana Mustofa dengan dua game mudah 21-16, 21-10. Ini menjadi kemenangan keduanya atas wakil merah putih tersebut.

 Sebelumnya, Kento menang dalam Kejuaraan Beregu Asia 2016 di India. Ketika itu, dia menang 21-17, 21-7.

Peringkat Kento sempat merosot hingga 200-an. Masalah hukum yang menjerat membuat dia harus absen lama.

Tapi, setelah bebas, rankingnya berlahan naik. Kini, dia sudah berada di posisi 77 dunia. Tak menutup kemungkinan, posisi Kento akan terus naik. (*)

Ade/Wahyu Bukukan yang Pertama

GELAR juara kembali disabet Ade Yusuf/Wahyu Nayaka. Itu setelah keduanya memenangi Macau Open 2017.

 Dalam turnamen yang masuk kategori grand prix gold tersebut, Ade/Wahyu, yang tak masuk unggulan, menang dua game 21-13, 21-14 atas pasangan Korea Selatan Kim Won-ho/Seung Jae-seo. Pertandingan dilaksanakan Minggu (12/11/2017) waktu setempat.

“Perasaannya senang pasti bisa juara di sini. Kami kan mulai dari nol lagi sebagai pasangan. Sebenarnya berat. Tapi tadi kami main yakin saja, nggak mau mikir jauh. Tapi fokus poin terus,” kata Wahyu seperti dikutip media PBSI.

 Sebelumnya, pada tahun ini, pasangan yang sempat berpisah tersebut sudah naik ke podium terhormat di Victor International Series dan Vietnam Grand Prix.

Sejak dilaksanakan kali pertama pada 2006, baru 2017 wakil merah putih mampu menjadi juara di nomor ganda putra. Sayang, sukses Ade/Wahyu gagal diikuti oleh Ihsan Maulana Mustofa di nomor tunggal. Pebulu tangkis yang juga digembleng di Pelatnas Cipayung harus mengakui mantan tunggal nomor satu dunia Kento Momota dari Jepang dengan straight game 21-16, 21-10.

Hasil ini menjadi capaian terbaik bagi Ihsan. Pebulu tangkis yang sempay dibekap cedera ini di berbagai turnamen yang diikuti lebih banyak tumbang di babak-babak awal. (*)

Tangguh di Bukan Kelasnya

LANGKAH unggulan teratas nomor ganda campuran kelompok dewasa Tri Kusuma Wardhana/Suci Rizki Andini terhenti. Keduanya gagal menembus babak final Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Timur Premier 2017.

Pada pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, Jumat (10/11/2017), Tri Kusuma Suci menyerah kepada pasangan nonunggulan Riky Widianto/Richi Dili dengan rubber game 16-21, 21-10, 21-19. Meski bukan unggulan, tapi kualitas pasangan beda klub, Riky dari Tjakrindo Masters Surabaya dan Richi (SGS Bandung) tak bisa dipandang sebelah mata.

Riky/Richi pernah menjadi ganda campuran nomor dua Indonesia setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Bahkan, mereka pernah menduduki peringkat delapan dunia pada 2015. Di tahun yang sama, Riky/Dili juga pernah menjadi juara India Grand Prix Gold. Tahun lalu, mereka menembus final India Super Series. Sayang, penampilan keduanya yang labil membuat mereka terpental dari Pelatnas PBSI.

Pada ajang Sirnas 2017, Riky/Richi pernah merasakan menjadi juara. Mereka mengukirnya di Seri Indonesia Timur yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara, pada Maret lalu.

Pada babak final Sirnas Jatim Premier 2017, Riky/Richi akan menantang Irfan Fadilah/Keshya Nurvita (Jaya Raya Jakarta/Berkat Abadi Banjarmasin). Di semifinal, mereka menundukkan unggulan kedua Tedi Supriyadi/Devi Tika Permatasari (Djarum Kudus/Berkat Abadi Banjarmasin) dengan 13-21, 21-17, 21-7.

Sebelumnya, Devi selalu merajai nomor ganda campuran di ajang sirnas. Hanya, pasangannya bukan Tedi tapi Ardiansyah. (*)

Babel Tuan Rumah Kejurnas 2017

PROVINSI Bangka Belitung dapat amanah dari PP PBSI. Daerah yang pernah menjadi bagian dari Sumetara Selatan (Sumsel) tersebut ditunjuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis 2017.

Ajang bergengsi itu dilaksanakan di Pangkalpinang pada 28 November hingga 2 Desember mendatang. Kepastian ini menyusul kesepakatan antara Ketua Harian PP PBSI, Alex Tirta dengan Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan hari ini (9/11).

"Ada dua hall yang akan dipakai yaitu GOR Sahabudin dan GOR Kacang Pedang", kata Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto.

Kejurnas 2017 akan memainkan kategori perorangan dan dibagi ke dalam dua divisi, yaitu divisi I dan divisi  II. Setiap divisi kemudian akan dibagi menjadi dua kelompok usia, dewasa dan taruna.

Setiap tahunnya, Kejurnas secara berseling mempertandingkan nomor perorangan dan beregu.

Tahun lalu, Kejurnas PBSI 2016 mempertandingkan nomor beregu. Pada laga yang berlangsung di GOR Sritex, Solo, Jawa Tengah, tersebut Djarum Kudus tampil sebagai juara. (*)

Hasil Kejurnas 2015

Tunggal Putra : Jonatan Christie

Tunggal Putri : Fitriani

Ganda Putra : Berry Angriawan/Rian Agung Saputro

Ganda Putri : Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari

Ganda Campuran : Rafiddias Akhdan Nugroho/Vita Marissa.

Eks Pelatnas Dominasi Tunggal Putra

PENAMPILAN para tunggal putra mantan penghuni Pelatnas PBSI cukup mendominasi di Sirkuit Nasional (Sirnas) Jatim Premier 2017. Dari empat semifinalis kelompok dewasa, tiga di antaranya pernah menyandang status pebulu tangkis nasional.
Mereka adalah Alamsyah Yunus, Wisnu Yuli, dan Riyanto Subagja. Satu semifinalis lagi adalah Vicky Angga Saputra.
 Dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, Kamis (9/11/2017), keempatnya mengalahkan lawan-lawannya. Alamsyah, yang kini membela Asep Suharno Badminton Academy Jakarta dan diunggulkan di posisi teratas, menang dua game 21-16, 23-21 atas Fahmi Mubarok (CWIBC Tangsel). Di semifinal, Alamsyah akan ditantang Wisnu Yuli, unggulan keempat yang kini membela Djarum Kudus. Wisnu lolos usai melibas pebulu tangkis Fastron Pertamina Setyaldi Putra Wibowo dengan straight game 21-4, 21-14.
 Sementara,Riyanto (Djarum Kudus) dipaksa bertarung tiga game 18-21, 22-20, 21-16 oleh Christofel Patricia (Mentari RBT). Unggulan keenam ini bersua dengan Vicky (Tangkas Jaksel), yang menempati unggulan kedua, yang di perempat final unggul 21-13, 21-14 atas Nugroho Andi Saputro.
 Pekan lalu di Sirnas Seri Nusa Tenggara Barat, Vicky mampu menjadi juara. Hasil tersebut membuatnya mengoleksi dua gelar setelah sebelumnya juga merajai Sirnas Wilayah Timur di Manado, Sulawesi Utara.
 Semifinalis lainnya yang pernah menjadi juara Sirnas 2017 adalah Wisnu. Mantan pebulu tangkis Surya Baja, Surabaya, ini menjadi pemenang di Sirnas Seri Jawa Barat. (*)


Juara Dunia Junior Pulang Awal

Juara Dunia Junior Angkat Koper

MEREKA datang ke Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Timur Premier 2017 dengan status mentereng. Rinov Rivaldy/Pitha Hayuningtyas merupakan juara dunia junior tahun ini yang dilaksanakan di Jogjakarta bulan lalu.

Gelar yang disumbangkan Rinov/Pitha mengobati kerinduan Indonesia yang gagal menempatkan wakilnya naik ke podium terhormat di nomor ganda campuran dalam empat tahun terakhir. Apalagi, dalam final, Rinov/Pitha mengalahkan rekannya sendiri, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia dengan tiga game 21-23, 21-16, 21-18.

 Tapi, gelar tersebut seakan tak berarti ketiak Rinov/Pitha naik ke jenjang senior. Bahkan, sungguh ironis.

 Rinov/Pitha langsung tersingkir di babak II nomor ganda campuran Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Timur Premier 2017. Keduanya dipermalukan pasangan anyar Jaya Raya Reza Dwi Cahya/Bellaetrix Manuputty dengan rubber game 15-21, 21-19, 16-21 di GOR Sudirman, Surabaya, Rabu (8/11). Di babak I, kedua pasangan sama-sama memperoleh bye.

 Nasib yang sama juga dialami Rehan. Runner-up juara dunia ini Hanya, di Sirnas Jawa Timur Premier 2017 ini bukan berpasangan dengan Siti. Putra salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia Tri Kusharjanto tersebut diduetkan dengan Angelica Wiratama. Pasangan ini kalah dua game langsung 20-22, 11-21 dari unggulan kedua Tedi Supriyadi/Devi Tika.

 Khusus bagi Bellaetrix, kemenangan di nomor ganda campuran ini jadi pengobat duka sehari sebelumnya. Turun di nomor yang sebenarnya menjadi spesialisnya, tunggal putri.

 Bella, sapaan karib Bellaetrix, kalah dari Isra Fadillah dari Pelatnas PBSI dengan rubber game 16-21, 24-22, 21-23. ''Saya latihannya banyak di ganda campuran, '' ungkap pebulu tangkis yang sudah dua tahun absen tersebut. (*)

Debut Buruk Mantan Tunggal Terbaik Indonesia

DEBUT mengecewakan Bellatrix Manuputty. Dia langsung tersingkir di babak I tunggal putri Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Timur Premier 2017.

Mantan andalan Indonesia tersebut menyerah tiga game 16-21, 24-22, 21-23 dari wakil Pelatnas PBSI Isra Faradila di GOR Sudirman, Surabaya, pada Selasa (7/11/2017). Penampilan di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, tersebut merupakan yang pertama di  nomor tunggal.

Sebelumnya, Bella, sapaan karib Bellaetrix, sudah berlaga di ajang internasional yakni di Vietnam Open 2017 September dan Indonesia International Challenge 2017 pekan lalu. Hanya, dalam dua event tersebut, dia turun di nomor ganda berpasangan dengan Brigita Marcelia Rumambi.

Di Vietnam Open, mereka kalah di babak kedua kualifikasi dan di Indonesia International Series tersingkir di babak 16 besar babak utama. Untuk tunggal, Bella belum sekali pun turun.

Dia absen lama dari pentas bulu tangkis.Bahkan, pada 2016, tak sekali pun Bella mengayunkan raket.

Ini setelah dia mengalami cedera saat membela Indonesia di pentas Piala Sudirman 2015 di Tiongkok. Petaka itu terjadi ketika Bella menantang andalan tuan rumah Li Xuerui dan unggul 5-3 di game pertama. (*)

Belum Berhasil Jadi Juara

PASANGAN Fajar Alfian/M. Rian Ardianto gagal menjadi juara di Bitburger Open 2017. Di final yang dilaksanakan di Saarbrucken pada Minggu waktu setempat (5/.11/2017), keduanya dikalahkan unggulan kedua asal Denmark Kim Astrup/Anders Rasmussen dengan tiga game yang ketat 19-21, 21-19, 18-21.

Kegagalan ini membuat Fajar/Rian belum pernah naik podium terhormat selama 2017. Capaian terbaik  sebelumnya hanya sampai babak semifinal.

 Ini merupakan pertemuan perdana dari kedua pasangan. Hanya, dari sisi peringkat, Fajar/Rian memang kalah. Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru, Kim/Anders yang ada di posisi ke-18 atau tiga setrip di atas wakil merah putih.

 Usai dari Jerman, Fajar/Rian akan dikirim lagi oleh PBSI. Terdekat, mereka turun di Hongkong Open 2017 yang dilaksanakan 21-26 November. Ajang dengan hadiah total USD 400 ribu ini masuk kategori super series. (*)

Rindu Menanti Bella Tampil

SUDAH hampir dua tahun Bellaetrix Manuputty menghilang. Cedera membuat mantan tunggal putri nomor satu Indonesia tersebut absen lama.

Namun, kini aksinya bisa disaksikan lagi. Nama Bella,sapaan karib Bellaetrix Manuputty, ada dalam daftar peserta Sirkuit Nasional Jawa Timur Premier 2017 yang dilaksanakan di Surabaya pada 6-11 November .

Tapi, tugas berat langsung menghadang pebulu tangkis yang berasal dari Jaya Raya Jakarta tersebut. Bella ditantang penghuni Pelatnas Cipayung Isra Faradilla.

Di atas kertas, Bella akan menang. Hanya jika kondisinya belum pulih 100 persen, dia bisa langsung angkat koper.

Bella sendiri mengalami cedera ketika membela Indonesia di Piala Sudirman 2015. Dia sempat naik ke meja operasi. (*)