WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

15 Pebulu Tangkis Wima Serbu Jakarta

ANDALAN: Febriyan Irvannaldy 
WIMA Surabaya tak bisa berangkat bersama. Mereka terbagi menjadi dua untuk mengikuti Sirkuit Nasional Seri DKI Jakarta 11-17 Mei di GOR Asia-Afrika, Jakarta.
 ‘’Ada yang naik kereta api dan ada yang pesawat. Tiket banyak yang sudah habis, kalau ada harganya juga mahal sekali’’ terang Ferry Stewart,pembina Wima.
 Bahkan, dia sempat punya rencana memberangkat Febriyand Irvannaldy dkk dengan bus. Namun, itu dibatalkannya saat seseorang rekannya memberitahu ada jembatan yang dilewati ada perbaikan.
 ‘’Perjalanan bisa 24 jam. Saya nggak berani karena kondisi anak-anak harus fit di Jakarta,’’ ungkap Ferry.
 Di seri Jakarta, dia berharap anak asuhnya bisa mencuri gelar. Di kelompok dewasa, Febri, sapaan karib Febriyand Irvannaldy dan pasangan Riyo Arief/Rizky Hidayat menjadi tumpuan.
 Alasannya, kondisi mereka tengah on fire. Khusus untuk Febri, dia jika menang, akan menjadi gelar keempatnya tahun ini.
 Hingga Mei ini, lelaki yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu sudah memenangi Seri I di Makassar, Piala Wali Kota Balikpapan, dan Piala Wali Kota Surabaya. Febri absen di Seri Kepulauan Riau atau seri II karena jadwalnya bersamaan dengan Vietnam Challenge di Hanoi. 
 Total, di Seri Jakarta, Wima membawa 15 penggawa. (*)  

Saatnya Indonesia Akhiri Paceklik

Christian Hadinata: Manajer Tim Thomas Indonesia 

10 tahun sudah Piala Thomas terbang dari Indonesia. Satu decade bukan waktu yang sebentar.
 Dominasi Tiongkok selama itu susah ditumbangkan. Namun, Indonesia selalu berangkat dengan target juara.
 Sama halnya dengan tahun ini. Merah Putih diharapkan bisa kembali berkibar dalam event yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei 2014. Bahkan, optimisme itu lebih kencang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 Alasannya, Tiongkok dianggap sudah tak sekuat sebelum-sebelumnya. Tunggal dan ganda Indonesia bahwan yakin bisa mencuri kemenangan.
 Selain itu, anggota tim Indonesia juga tengan onfire. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan serta Simon Santoso diperkirakan bakal menjadi mesin poin. Selain itu, ada Tommy Sugiarto yang menjadi tunggal pertama kondisinya juga terus membaik setelah mengalami cedera.
 Jika Tommy fit, dia bakal turun di tunggal pertama. Sementara, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom, dan Simon bakal turun sebagai tunggal kedua dan ketiga.
 Masuknya Ihsan Maulana Mustofa membuat pebulu tangkis senior, Sony Dwi Kuncoro, tersingkir. Kondisi arek Suroboyo ini memang belum fit. Selain itu, tahun ini juga sudah tak ada nama Taufik Hidayat, yang sudah memutuskan pensiun setelah tampil di Indonesia Super Series Premier 2013.
 Dalam sejarah Piala Thomas, Indonesia menjadi kolektor terbanyak dengan 13 titel. Tiongkok masih di bawah dengan delapan gelar. (*)



Skuad Thomas Indonesia 2014
1.Tommy Sugiarto (5)
2.Dionysius Hayom Rumbaka (19)
3.Simon Santoso (34)
4.Ihsan Maulana Mustofa (203)
5.Angga Pratama
6.Rian Agung Saputro
7.Ricky Karanda Suwardi
8. Berry Anggriawan
9.Hendra Setiawan
10 Mohammad Ahsan

Gu Juan Tinggalkan Tim Uber Singapura


KABAR mengejutkan datang dari Tim Uber Singapura. Di saat tengah mempersiakan diri menghadapi putaran final yang dilaksanakan di New Delhi, India, 18-25 Mei, konsentrasi mereka terusik.
 Tunggal putri andalan Negeri Singa, julukan Singapura, Gu Juan, mengundurkan diri. Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA) pun tak melarang pebulu tangki peringkat 22 itu pergi.
 Alasannya, permainannya dianggap sudah tak berkembang lagi. Selain itu, cedera juga membuat SBA tak memberati perempuan 24 tahun tersebut bakal kurang optimal di India nanti.
‘’Kami melihat dia masih mengalami cedera dalam beberapa kali latihan,’’ kata CEO SBA Ronnie Lim seperti dikutip media lokal.
 Kepergian Gu Juan ini, terang dia, tak bakal banyak berpengaruh dengan tim.  Hanya, tak ada nama Gu Juan ini membuat pelatih Liu Qingdong terkejut.
‘’Dia masih bisa melakukan terobosan di masa mendatang bersama Singapura. Namun, dia malah memilih mengundurkan diri.
 Gu Juan yang berulang tahun setiap 26 Mei merupakan peraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia Junior 2007 di Auckland, Selandia Baru. Pada tahun yang sama, Gu Juan menjadi bagian Singapura saat masuk final di SEA Games 2007. Peringkat tertinggi yang pernah diduduki adalah 16 pada 2012 dan menjadi wakil Singapura pada Olimpiade London 2012. (*)


Juara Dunia Junior 2004 Berpasangan Lagi

MALAYSIA tengah memutar otak untuk mencarikan pasangan yang pas buat Tan Boon Heong. Ini dikarenakan dia tak punya parner yang tetap sejak tandemnnya selama tujuh tahun Koo Kien Keat meninggalkan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) awal tahun lalu.
 Padahal, pengalaman Boon Heong sangat dibutuhkan Malaysia untuk mengakhiri peceklik juara Piala Thomas. Bersama Kien Keat, Boon Heong sudah klop. Mereka pernah menjadi juara All England, emas Asian Games, dan runner-up Kejuaraan Dunia. Kien sendiri tak dipanggil masuk tim. Dia memutuskan bergabung dengan klub profesional asal Thailand Granular.
 Dalam putaran final Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 April, di sektor ganda Malaysia juga memanggil Hoon Thien How, Lim Khim Wah, Goh V Shem, Tan Wee Kiong, dan  Chan Peng Soon.
 Setelah berpisah dengan Kien Keat, Boon Heong bermain bersama Ow Yao Han di Malaysian Grand Prix Gold, India Super Series, dan Singapura Super Series. Permasalahannya,  nama Yao Han tak tercantum dalam Skuad Thomas Malaysia.  Kien Keat mengatakan dia siap dipasangkan dengan siapa saka, termasuk dengan pasangan lamanya Thien How. Mereka menjadi juara dunia junior 2004.
‘’Sudah 10 hari kami menjalani pemusatan latihan. Namun, pelatih belum memberikan informasi dengan siapa saya bakal berpasangan. Kami harus siap digandengkan dengan siapa saja,’’ ucap Boon Heong.
Dia mengakui punya kenangan manis di Piala Thomas 2010. Dia mampu membawa negerinya lolos ke semifinal dengan menyumbang satu angka. Berpasangan dengan Kien Keat, mereka mengalahkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Sayang, dalam event yangdilaksanakan di kandang sendiri,  Kuala Lumpur, mereka harus mengakui ketangguhan Tiongkok 0-3 di babak semifinal.
Lelaki kelahiran Kedah tersebut menjalani debut Piala Thomas pada 2006. Saat itu, dia berpasangan dengan Chew Choon Eng. Dua tahun kemudian, Boon Heong sudah bermain dengan Kien Keat. Pada Piala Thomas 2014 ini, Malaysia satu grup dengan Korea Selatan, Jerman, dan India. Dua terast akan menembus perempat final. (*)

Penampilan Jonatan Lagi Turun

Jonatan Christie (foto:sidiq)

USIA Jonatan Christie belum genap 17 tahun. Ini membuat dia berkesempatan untuk tampil pada Kejuaraan Dunia 2015.
 Jika itu terealisasi, event tersebut bakal menjadi Kejuaraan Dunia Junior kali ketiga bagi Jonatan. Sebelumnya, dia sudah membela Indonesia pada 2013 di Chiba, Jepang, dan Alor Setar, Malaysia, pada 2014.
 ‘’Namuan, semuanya terserah PP PBSI. Mereka yang menentukan Jonatan boleh berangkat atau tidak,’’ kata Andreas, ayah Jonatan, kepada smashyes.
 Pada 2013, Jonatan menyerah di babak perempat kepada pebulu tangkis Tiongkok Zhao Junpeng dengan dua game yang ketat 22-20, 21-18. Capaian ini kalah dengan rekannya, Ihsan Maulana Mustofa, yang melaju hingga semifinal.
 Tahun ini di Malaysia, lelaki yang membintangi film bertema bulu tangkis King tersebut juga tersingkir di perempat final. Lagi-lagi dia terganjal oleh wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok. Sebagai unggulan teratas, Jonatah kalah dua game kepada Lin Guipu 17-21, 18-21.  
 PBSI memegang peran besar dalam memutuskan status Jonatan karena dia sudah masuk kelompok prestasi atau kelompok senior. Pebulu tangkis Tangkas ini berlatih bersama Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, maupun Dionysius Hayom Rumbaka.
 Hanya, Jonatan tak masuk tim bayangan Piala Thomas 2014. Menurut sang ayah, saat ini bukan waktu yang pas.
 ‘’Dia masih terlalu muda dan saat ini permainannya lagi menurun,’’ ungkap Andreas yang juga menjadi manajer klub bulu tangkis Axist ini. (*)

Komplet, Optimisme pun KembaliTumbuh

KUAT: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto:victor)

Membedah Kekuatan Calon Juara Piala Thomas (3)

KOREA Selatan (Korsel) sempat pesimistis menatap putaran final Piala Thomas 2014.  Dua pebulu tangkis pilarnya di nomor ganda, Lee Yong-dae dan Kim Ki-jung dilarang tampil selama satu tahun oleh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Itu dikarenakan keduanya menolak menjalani tes doping.  Vonis itu dijatuhkan pada 28 Februari 2014. Artinya, hingga 28 Februari 2015, Yong-dae/Ki-jung tak boleh tampil dalam berbagai turnamen yang berada di bawah BWF.
 Semangat Negeri Ginseng, julukan Korsel, bersaing di putaran final pun langung meredup. Federasi bulu tangkis mereka pun mengajukan banding.
 Untung, pada pertengahan April perjuangan tersebut membuahkan hasil. Sanksi kepada Yong-dae dan Ki-jung dicabut. Mereka pun diizinkan membela negaranya dalam semua ajang.
 Tentu,ini membuat lawan-lawannya ketir-ketir.  Yong-dae dan Ki-jung mempunyai pasangan yang susah ditundukkan. Bersama Yoo Yeon-seong, pada 2013, mereka menjadi juara di tiga turnamen super series. Sang juara dunia ganda putra asal Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pun tak pernah menang dengan mereka.
 Sementara, tak kalah kuat Ki-jung yang berpasangan dengan Kim Sa-rang.Mereka merupakan finalis Kejuaraan Dunia 2013 sebelum ditundukkan Hendra/Ahsan.
Selama sejarah Piala Thomas digelar mulai 1949, Negeri Ginseng dua kali menembus final yakni pada 2008 dan 2012. Sayang, di final, mereka selalu kalah oleh Tiongkok. Kini, harapan menjadi juara tetap terbuka seiring kompletnya lagi formasi terbaik mereka. (*)

Tim Thomas Korea Selatan
1.Son Wan-ho (9)
2.Lee Dong-keun (32)
3.Soo Hwang-jong (104)
4.Park Sung-min (178)
5.Shin Baek-choel
6.Kim Sa-rang
7.Ko Sung-hyun
8.Kim Ki-jung
9.Yoo Yeon-seong
10. Lee Yong-dae

Kido Tak Sedih Gagal Masuk Tim

TERPENTAL: Markis Kido (kiri)/Sinyo

TRADISI Markis Kido di Piala Thomas patah. Dia tak membela Indonesia dalam putaran final event bulu tangkis beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei 2014.
 ‘’Sejak 2006, baru kali ini saya nggak masuk. Hanya, saya tak sedih meski gagal masuk tim,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido, kepada smashyes.
 Kabar tak masuknya lelaki 30 tahun tersebut disampaikan langsung oleh Pengurus PP PBSI pada 30 April lalu.  Saat itu, mereka yang tergabung dalam tim bayangan Piala Thomas 2014 dipanggil pengurus di Cipayung.
 Penilaian masuk tim itu didasarkan dari hasil latihan di Kudus sejak 15 April dan pertandingan simulasi yang digelar di Solo pada 26 Mei. Dalam pertandingan simulasi, Kido yang berpasangan dengan Markus Fernaldi, kalah oleh Mohammad Ahsan/Angga Pratama dengan 21-13, 16-21, 13-21.
 Dengan tercoretnya Kido juga diikuti Sinyo, panggilan Markus Fernaldi. Ini membuat PBSI memberikan satu tempat tersisa kepada Riky Karanda/Berry Anggriawan. Dua tempat sudah pasti menjadi milik Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Angga Pratama, dan Rian Agung Saputro.
 Sementara di tunggal, Indonesia mempercayakan tempatnya kepada Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Simon Santoso, dan Ihsan Maulana Mustofa.
 Kido sendiri sejak 2006 selalu menjadi pilihan bersama pasangan lamanya, Hendra Setiawan. Pada 2006 dan 2008, dia membawa merah putih lolos semifinal dan final pada 2010. Namun, di 2012, Kido menjadi saksi kegagalan Indonesia untuk kali pertama gagal lolos ke empat besar. (*)

Kapten Malayia Bukan Lee Chong Wei

KEDUA: Liew Daren (superstarbadminton)
ADA kejutan di Tim Thomas Malaysia. Kapten tim negeri jiran tersebut dalam  putaran final nanti bukan Lee Chong Wei.
Mereka menunjuk Liew Daren untuk memimpin tim dalam event yang dilaksanakan di New Delhi,India, pada 18-25 Mei mendatang tersebut. Sementara di Tim Uber, Malaysia akan dipimpin pebulu tangkis spesialis ganda  Amelia Anscelly.
Meski terkejut, Daren berharap bisa juga memberikan kemampuan terbaiknya. Meski, lelaki 27 tahun itu hanya turun sebagai tunggal ketiga.
‘’Saya terkejut karena tim memilih saya. Saya kira ini merupakan pilihan Chong Wei untuk ikut ambil bagian dalam tim,’’ terang Daren.
 Dia berharap bisa menjalankan tugas yang diberikan untuk bisa menjadi jembatan komunikasi antara atlet dan pelatih. Tampil di putaran final Piala Thomas 2014 ini menjadi kali kedua sepanjang karir.  Penampilan terbaik Daren adalah saat menjadi juara Prancis Super Series. Sayang, cedera membuat penampilannya labil.
 ‘’Saya lebih baik sekarang,’’ ucap Daren.
 Apalagi, dia sudah menjalani program kebugaran di pagi hari dan di lapangan sore haru selama tiga jam. Ini membuat Daren optimistis bakal memberikan kontribusi berarti India nanti.
Di ajang putaran final Piala Thomas 2014, Malaysia menghuni Grup C bersama Korea Selatan, Jerman, dan India.
Di posisi tunggal, ketiga, Daren punya rekor pertemuan dengan semua tunggal Tiongkok. Dia belum pernah memetik kemenangan. Begitu juga dengan wakil Korea Selatan Hwang Jang-soo.
 Namun, Daren unggul atas wakil Indonesia Simon Santoso, Takuma Ueda (Jepang), Vikto Axelsen (Denmark), dan R.M.V. Gurusaidutt (India).
‘’Penampilan pertama saya di Wuhan dua tahun lalu. Saya banyak mendapat pengalaman yang membuat saya siap tahun ini,’’ ungkap Daren.
 Dua tahun lalu, Daren naik jadi tunggal pertama saat menghadapi Tiongkok di perempat final. Ini dikarenakan Chong Wei mengalami cedera. Hasilnya, Malaysia menyerah 0-3 kepada tuan rumah yang akhirnya keluar sebagai juara. (*)

Malaysia Juara Piala Thomas: 1949, 1952, 1955,1967, 1992

Unggulan yang Tak Pernah Juara

Mathias Boe/Carsten Mogensen

Membedah Kekuatan Calon Juara Piala Thomas (2)

DENMARK selalu masuk unggulan setiap Piala Thomas digelar. Ini wajar karena negara tersebut paling tangguh di Eropa.
 Sayang, status tersebut seperti tenggelam saat Denmark berlaga di putaran final. Mereka seolah mati kutu di tangan negara-negara Asia.
 Indonesia, Tiongkok, dan Malaysia menjadi pengganjal ambisi negara di kawasan Skandinavia tersebut menjadi juara. Sejak kali pertama dilaksanakan pada 1949, Denmark belum pernah naik ke podium terhormat.
 Bahkan, pada 1949, negeri dengan ibu kota Kopenhagen tersebut sudah mampu lolos ke final. Sayang, mereka kalah 8-1 dari Malaysia (masih memakai format sembilan partai). Kegagalan serupa juga terjadi pada 1955, 1973, 1979,2004, dan 2006.
 Bagaimana dengan tahun ini? Denmark tetap masih menjadi favorit. Mereka mempunyai komposisi yang merata di tunggal dan ganda.
 Di tunggal, Denmark mengandalkan Jan O Jorgensen. Permainan pebulu tangkis peringkat ketiga dunia tersebut semakin matang. Di ganda ada pasangan senior Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Untuk menembus perempat final bukan hal yang susah. Hanya, ketika di semifinal, sandungan bakal berat. Indonesia dan Tiongkok masih lebih bagus materinya dibandingkan Denmark.
 Namun, semua masih bisa terjadi. Hanya, mengandalkan skill masih kurang bagi wakil Denmark. (*)

Skuad Thomas Denmark
1.Jan O Jorgensen (3)
2.Hans-Kristian Vittinghus (12)
3.Viktor Axelsen (14)
4.Emil Holst (55)
5. Carsten Mogensen
6.Mathias Boe
7.Mads Pieler Kolding
8.Mads Conrad-Petersen
9. Kim Astrup Sorensen
10.Joachim Fischer Nielsen

Wang Zhengming Jadi Korban

Bedah Kekuatan Calon Juara Piala Thomas (1)

TIONGKOK tengah mengejar sejarah di ajang Piala Thomas. Negeri terpadat penduduknya tersebut berambisi menjadi juara event bulu tangkis beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei 2014.
 Jika itu terealisasi, Tiongkok bakal enam kali beruntun menjadi juara Piala Thomas. Sejak 2004, mereka selalu naik ke podium terhormat.  Indonesia baru menjadi juara lima kali beruntun.
 Nah, untuk itu, Li Yongbo, selaku manajer Tiongkok pun tengah memeras otak guna menyusun strategi yang pas. Apalagi, banyak yang menyebut, Negeri Panda, julukan lain Tiongkok, tak sekuat tahun-tahun sebelumnya.
 Dari nomor tunggal,  kemampuannya masih imbang dengan para rivalnya seperti Indonesia, Malaysia, Denmark, dan Korea Selatan. Hanya, di tunggal, Tiongkok mempunyai kartu as yakni Lin Dan.
 Dengan kondisi yang tengah on fire dengan menjuarai dua kejuaraan beruntun, Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014 dan Kejuaraan Asia 2014, Lin Dan bakal tak terbendung. Apalagi, dia hanya turun sebagai tunggal karena ranking dunianya jeblok yakni 58 dunia.
 Buruknya posisi suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut dikarenakan dia absen hampir delapan bulan. Atau setelah Lin Dan menjadi juara dunia di depan publiknya sendiri di Guangzhou.
 Turunnya Lin Dan ini juga diharapkan bisa menutupi celah di nomor ganda. Setelah pisahnya ganda legendaris Cai Yun/Fu Haifeng tahun lalu, sampai saat ini Tiongkok belum  menemukan komposisi yang pas. Tentu, sangat riskan jika nomor tunggal ikut lemah.
 Namun, dengan masuknya Lin Dan ini juga membuat Wang Zhengming terdepak. Padahal, secara ranking, dia lebih bagus dibandingkan Tian Houwei karena berada di posisi ketujuh.

Skuad Tiongkok
1.Chen Long (2)
2.Du Pengyu (6)
3.Tian Houwei (16)
4..Lin Dan (58)
5.Fu Haifeng
6.Hong Wei
7.Chai Biao
8.Liu Xiaolong
9.Zhang Nan
10.Qiu Zihan

Tinggal Made yang Masih Bertahan di Singapura

BETAH: Made Citra 

BUKAN hal yang mudah bertahan lama di negeri bukan asalnya. Ini yang dilakoni Made Citra Darma Perdana.
 "Saya datangpada 2005. Hingga sekarang, saya masih betah," kata Made kepada smashyes.
 Dia datang atas ajakan pelatih yang juga pembina Wima Ferry Stewart. Jeda kedatangannya ke Negeri Singa, julukan Singapura, hampir bersamaan dengan Riky Widianto dan Febriyan Irvannaldy.
" Duluan Riky. Setelah itu, saya dan baru  Febri (sapaan karib Febriyand),"ungkap Made.
 Hanya, setelah dari Singapura, Riky dan Febri langsung masuk ke Pelatnas Cipayung. Sayang, di antara dua anak didik Ferry Stewart itu, hanya Riky yang masih bertahan di Cipayung.   Bahkan, dia menjadi andalan Indonesia di nomor ganda campuran selain Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sedang Febri kembali ke klub asalnya, Wima.
  Di Singapura, lelaki 27 tahun itu berstatus sebagai  sparring partner. Ini juga membuat dia tak harus menjadi warga Singapura seperti beberapa rekan-rekannya seperti Shinta Mulia Sari atau Danny Bawa Chrisnanta.
"Jadi, status saya masih warga negara Indonesia," tambah lelaki yang pernah masuk program Puslatda Jatim ini.
Bahkan, dia masih tak mau melepas status kewarganegaraan. Rasa kangen kepada orang tua yang tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur, pun sewaktu-waktu bisa dilepaskan kapan saja.
 ‘’Kalau libur, saya pasti balik ke Indonesia. Jadi kan nggak perlu susah-susah harus melepas kewarganegaraan,’’ ungkap Made.
Hanya, dia belum bisa memastikan kapan bertahan di Negeri Singa. Alasannya, selama Made masih dipakai, dia tetap akan mengais dolar Singapura buat tabungan masa depannya. (*)

Lompatan Menuju Jenjang Senior

Aya Ohori

GENGSI Piala Wali Kota 2014 terangkat tinggi, khususnya di sektor tunggal putri. Ini dikarenakan kehadiran Aya Ohori dalam event tahunan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, tersebut.
 Siapa Aya? Dia merupakan juara Asia 2013 dan runner-up Kejuaraan Dunia 2013. Memang, levelnya masih junior.
 Namun, belum pernah seorang juara dunia junior turun dalam Piala Wali Kota. Meski, dia datang dengan status nonunggulan karena banyaknya pebulu tangkis Indonesia yang rankingnya di atas gadis berusia 18 tahun tersebut.
 Dengan pengalaman dan kematangan yang dimiliki, Aya pun mampu menjadi juara tunggal putri. Di final yang dilaksanakan Minggu WIB (4/5), dia mempermalukan unggulan teratas Febby Angguni dengan tiga game 16-21, 22-20, 21-16.
 Gelar dari Piala Wali Kota ini diharapkan bisa menjadi obat kecewa setelah gagal tampil gemilang dalam Kejuaraan Asia dan Dunia Junior 2014. Dalam Kejuaraan Asia Junior, dengan status sebagai juara bertahan, Aya tersingkir di babak kedua oleh wakil Tiongkok Chen Yufei dengan rubber game 10-21, 21-13, 15-21.
 Sementara, dalam Kejuaraan Dunia 2014, Aya gagal mengulangi capaian menembus final. Langkahnya terhenti di babak semifinal oleh He Bingjiao (Tiongkok) dengan 13-21, 19-21.
 Tahun lalu, Aya memang menarik perhatian. Selain juara Asia dan runner-up Kejuaraan Dunia Junior, dia juga mampu menjadi juara di Rusia Grand Prix 2013. Di babak pemungkas, Aya mempermalukan pebulu tangkis tuan rumah Ksenia Polikarpova dengan 21-5, 21-10.
 Ke depan, Aya diprediksi bakal menjadi andalan Jepang di sektor tunggal putri. Jadi, public Surabaya sangat beruntung bisa menyaksikan aksinya. (*)
Prestasi Aya Ohori
2013:
-Juara Junior Asia
-Posisi II Kejuaraan Dunia Junior
-Juara Rusia Grand Prix

2014
-Posisi III Kejuaraan Dunia Junior
-Juara Piala Wali Kota Surabaya

Febri Juara Piala Wali Kota 2014

PODIUM: Febri
KEGAGALAN tahun lalu menjadi juara bisa diobati Febryan Irvannaldy. Pebulu tangkis Wima Surabaya tersebut mampu mengalahkan wakil Guangzhou, Tiongkok, Tang Junxian dengan tiga game 21-19, 9-21, 21-14 pada pertandingan final tunggal putra Piala Wali Kota 2014 yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Minggu petang WIB (4/5).
Tahun lalu, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, dipaksa harus mengakui ketangguhan Adi Pratama asal Jaya Raya dengan rubber game 14-21, 21-19, 12-21 juga di GOR Sudirman (9/5). Pada Kejuaraan Piala Wali Kota 2014 ini Adi absen karena sudah menjadi lawan tanding (sparring partner) tim bulu tangkis Austria di Wina.
 Bagi Febri, ini menjadi gelar ketiganya tahun ini. Sebelumnya, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut juara di Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Makassar dan Piala Wali Kota Balikpapan.
 Dalam Piala Wali Kota 2014 ini, lelaki asal Simo, Surabaya, tersebut hanya kehilangan game di babak final dan semifinal. Di semifinal, Febri harus bertarung tiga game 17-21, 21-18, 21-12 untuk menghentikan ambisi Rahmat Ar (Exist)
  Sayang, kemenangan ini tak mendongkrak ranking dunia. Alasannya, Piala Wali Kota tak masuk dalam kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Saat ini, Febri ada di posisi 252. Ranking terbaik Febri adalah 235. (*)


Hasil Final Piala Wali Kota 2014
Kelompok dewasa
Tunggal putra: Febriyan Irvannaldy (Wima x3) v Tang Junxian  (Guangzhou) 21-19, 9-21, 21-14

Tunggal putri: Ohori Aya (Tomioka Jepang) v  Febby Angguni (Djarum x1) 16-21, 22-20, 21-16

Ganda Putra: Afiat Yuris Wirawan/Yohannes Rendy Sugiarto (Djarum x4) v Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan (Djarum x2) 21-18, 21-19

Ganda Putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Jaya Raya/Pertamina x3) v Devi Tika/Kesya Nurvita (SGS x1) 21-16, 21-12

Ganda Campuran: Ardianyah/Devi Tika (Berkat Abadi/SGS) v Rizky Hidayat/Nadya Melati (Wima/Pertamina x3) 11-21, 21-17, 21-19

X=unggulan

Rizky/Riyo Gagal Hadang Dominasi Djarum

KOMPAK: Rizky (atas) dan Riyo

DJARUM Kudus memastikan membawa pulang satu gelar dari mPiala Wali Kota 2014. Itu setelah dua wakilnya di nomor ganda putra, Afiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto dan Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan, saling bertemu dalam babak final yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Minggu waktu setempat (4/5).
 Ya, klub asal Kota Kretek, julukan Kudus, tersebut sudah mendominasi sejak babak final. Hanya, pasangan Rizky Hidayat/Riyo Arief saja yang bukan berasal dari Djarum.Mereka merupakan pasangan asal Wima Surabaya.
 Sayang, di babak semifinal yang digelar Sabtu (3/5), mereka harus mengakui ketangguhan Rendra/Ryan, yang merupakan unggulan kedua, dengan straight game 15-21, 16-21. Sementara, Afiat/Rendy menundukkan rekan satu klubnya, Didit Juang/Muhammad Ulinnuha, juga dengan dua game 21-19, 21-15.
 Rizky/Riyo kalah karena secara pengalaman Rendra/Ryan lebih matang di lapangan. Mereka merupakan pebulu tangkis senior yang sudah lama malang melintang di berbagai event, baik lokal maupun internasional. (*)

Febri Tak Mau Gagal Lagi

PEREMPAT :Febriyan usai tampil.
FEBRIYAN Irvannaldy mengulang capaian 2013. Pebulu tangki andalan Wima Surabaya tersebut mampu lolos ke babak final tunggal putra Piala Wali Kota 2014.
 Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, menang tiga game 17-21, 21-18, 21-12 atas Rahmat Ar dari Exist pada babak semifinal yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya,pada Sabtu sore waktu setempat.
 Ini membuat pebulu tangkis yang pernah bermukim di Singapura itu berhadapan dengan wakil Guangzhou, Tiongkok, Tan Junxian, yang di semifinal menghentikan langkah Thomi Azizan Mahbub dari Djarum Kudus dengan rubber game 12-21, 21-18, 21-12.
 Dalam turnamen berhadiah total Rp 150 juta tersebut, Febri diunggulkan di posisi ketiga. Sedangkan lawannya datang dengan status nonunggulan.
 Meski bukan kandidat juara, tapi Junxian tampil on fire. Sebelum Thomi, yang diunggulkan di posisi keempat, dia juga memulangkan unggulan kedelapan Siswanto asal Suryanaga dua game langsung 21-18, 21-19.
 Tahun lalu, Febri juga mampu menembus babak final. Sayang, dia harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis Jaya Raya Jakarta Adi Pratama dengan rubber game 21-14, 19-21, 21-12.”Tahun ini, saya ingin juara setelah tahun lalu gagal,’’ kata Febri kepada smashyes.
 Namun, dia mengakui bukan pekerjaan mudah baginya. Lawannya asal Negeri Panda, julukan Tiongkok, merupakan pebulu tangkis yang tak gampang menyerah. (*)

Jadwal Final Piala Wali Kota 2014
Tunggal Putra: Febriyan Irvannaldy (Wima x3) v Tan Junxian (Tiongkok)

Tunggal Putri: Febby Angguni (Djarum x1) v Ohori Aya (Tomioka Jepang)

Ganda Putra: Afiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto (Djarum x4) v Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan (Djarum x2)
  
Ganda Putri: Devi Tika Permatasari/Keysha Nurvita (SGS x1) v Nadya Melati/Dian Fitriani (Pertamina x3)

Ganda Campuran: Ardiansyah/Devi Tika (Berkat Abadi/SGS x1) v Rizky Hidayat/Nadya Melati (Wima/Pertamina x3)

X=unggulan

Lin Dan Mengejar Tiket Kejuaraan Dunia

PRIMA: Lin Dan masih menakutkan (foto: gasian).
LIN Dan terus menebar ancaman. Kini, ranking dunia yang dimiliki melonjak tajam.
 Tunggal putra andalan Tiongkok tersebut mulai mendekati 50 besar dunia. Dalam ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 2 April, lelaki 31 tahun tersebut berada di posisi 58 dunia.
 Ini berarti Lin Dan melompat 35 peringkat dari pekan sebelumnya. Gelar juara Asia menjadi pijakan baginya untuk bisa kembali ke jajaran elite bulu tangkis dunia.
 Paling tidak, kans Lin Dan mempertahankan gelar juara dunia masih terbuka.  Hanya, syaratnya, dua kali peraih emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012 itu bisa menjuarai turnamen super series dan super series yang tersisa sebelum Kejuaraan Dunia 2014 dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus mendatang.
 Ini dkarenakan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) sudah tak memberikan fasiltas wild card lagi seperti tahun lalu. Dan fasilitas tersebut mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Lin Dan untuk bisa menjadi juara dunia untuk kali kelima. (*)
Lompatan demi lompatan Lin Dan
2 Januari 2014: 101
23 Januari 2014: 103
20 Februari 2014:104
27 Maret 2014:107
17 April 2014: 104
24 April 2014: 83
2 Mei 2014: 58

Marin Kembali ke Posisi Terbaik

BERSAMA PEMENANG: Carolina Marin (dua dari kiri).
CAROLINA Marin kembali menembus posisi 10 besar. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 2 Mei, perempuan asal Spanyol itu naik satu setrip dibandingkan pekan sebelumnya.
 Ini tak lepas dari keberhasilan Marin menjadi juara tunggal putri Eropa 2014. Dalam final yang dilaksanakan di Kazan, Rusia, pada Minggu waktu setempat (27/4), dia mengalahkan Anna Thea Madsen dari Denmark dengan tiga game 21-9, 14-21, 21-8.
 Kemenangan di Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, ini membuat Marin pulang dengan membawa 7 ribu poin. Donasi poin tersebut sudah cukup baginya untuk mendepak PV Sindhu dari India ke posisi kesebelas.
 Sebenarnya, posisi kesepuluh ini pernah diduduki Marin tiga pekan lalu. Sayang, dia hanya bertahan selama dua pekan.
 Menembus big ten merupakan capaian terbaik Marin. Bahkan, dia juga menjadi satu-satunya pebulu tangki Eropa yang masuk 10 besar.
 Wakil Benua Putih, julukan Eropa, yang terdekat dengannya adalah Kirsty Gilmour. Tunggal putri asal Skotlandia tersebut ada di ranking 18.
 Gelar Eropa ini juga membuat dia mengukir sejarah sebagai satu-atunya wakil Spanyol yang naik ke podium dalam event tersebut. Selain itu, capaian dari Kazan juga menjadi gelar perdananya pada 2014. Dalam empat turnamen yang diikuti, Korea Super Series, Korea Super Series Premier, Jerman Grand Prix Gold, dan All England Super Series Premier semua berakhir dengan kegagalan. (*)

Tunggal putri Eropa di ranking dunia (5 besar)
1.Carolina Marin (10)
2. Kirsty Gilmour (18)
3.Beatriz Corrales (26)
4.Kristina Gavnholat (Rep Ceko)
5.Linda Zetchiri (Bulgaria)

Christopher/Trikusuma Gagal Tembus Semifinal

JATUH: Christopher Rusdianto. (foto: sidiq)
LANGKAH unggulan teratas ganda putra Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana terhenti. Mereka gagal menembus babak semifinal Piala Wali Kota 2014.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Jumat malam WIB, Christopher/Trikusuma, yang berasal dari Suryanaga, menyerah kepada pasangan Djarum Kudus Didit Juang/Muhammad Ulinnuha dengan dua game langsung 21-19, 21-15.
 Secara ranking dunia, sebenarnya Christopher/Trikusuma unggul. Mereka ada di posisi 62 dunia sementara lawannya di ranking 249.
 Hanya, tenaga Christopher/Trikusuma banyak terkuras di babak babak ketiga yang dilaksanakan hanya jeda tiga jam dari babak perempat final. Mereka dipaksa kerja keras oleh pasangan Singapura Bimo/Loh Kean Hean dengan tiga game 21-16, 13-21, 22-20.
 Sementara bagi Didit/Ulinnuha, yang diunggulkan di posisi ketujuh, kemenangan ini membawa mereka bertemu dengan rekan satu klubnya yang juga unggulan keempat Afiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto yang di perempat final menghentikan laju Alvent Yulianto/Yonathan Suryatama Dasuki (Tjakrindo/Djarum) 20-22, 21-16, 21-15.
 Sementara di laga lainnya, unggulan kedua  Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan (Djarum Kudus) bersua dengan pasangan Wima Riyo Arief/Rizky Hidayat . Di perempat final, Rendra/Ryan menang 21-17, 21-19 atas Ferdinand Sinarta/Wilian Astan (Exist) dan Riyo/Rizky menghentikan perlawanan Fajar Alfian/Ridho Akbar (SGS/Halim) 21-19, 21-18. (*)

Jadwal semifinal Piala Wali Kota 2014
Tunggal putra: Tang Junxian  (Guangzhou) v Thomi Azizan Mahbub (Djarum Kudus x7); Rohmat AR (Exist) v Febriyand Irvannaldy (Wima)

Tunggal putri: Febby Angguni (Djarum x1) v Elizabeth Purwaningtyas (SGS Bandung) ; Intan Dwi Jayanti (Djarum x7) v Ohori Aya (Tomioka Jepang)

Ganda Putra: Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan (Djarum x2) v Riyo Arief/Rizky Hidayat (Wima x3) ; Didit Juang/Muhammad Ulinnuha (Djarum x7) v Afiat Yuris Wirawan/Yohannes Rendy Sugiarto (Djarum x4)

Ganda Putri: Devi Tika/Kesya Nurvita (SGS x1) v Apriani Rahayu/Jauza Fadhila Sugiarto (Puslatprov DKI Jakarta) ; Dian Fitriani/Nadya Melati (Jaya Raya/Pertamina x3) v Komala Dewi/Meiliana Jauhari (Djarum x3)

Ganda Campuran: Ardianyah/Devi Tika (Berkat Abadi/SGS) v Ridho Akbar/Imma Muthiah (Halim/Mutiara) ; Rizky Hidayat/Nadya Melati (Wima/Pertamina x3) v Anggun Nugroho/Dian Fitriani (Halim/Jaya Raya)

Razif: Ganda Putra Malaysia Lemah

LABIL: Lim Khim Wah/Goh V Shem (foto: thestar)
 MALAYSIA pernah punya pasangan kuat. Ada kakak beradik Razif Sidek/Jailani Sidek di era 1980-an dan 1990-an. Ini dilanjutkan oleh Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dalam decade 2000-an.
 Kehadiran kedua pasangan tersebut membuat Malaysia tenang setiap tampil di Piala Thomas. Namun,kali ini lain.
 Baru kali ini, di Piala Thomas 2014, negeri jiran tersebut tampil dengan pasangan yang diyakini belum untuk merebut poin. Alasannya, dua pasangan terkuat, Hoon Thien How/Tan Wee Kiong dan  Lim Khim Wah/Goh V Shem belum konsisten.
 Wajar kalau Razif menyebut ganda Malaysia terlemat dalam event yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei mendatang tersebut. Padahal, Thien How/Wee Kiong saat ini ada di posisi ketujuh dan Khim Wah/V Shem merupakan juara Malaysia Super Series Premier 2014. Ini masih ditambah pebulu tangkis senior Tan Boon Heong.
 Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) masih memilih satu pebulu tangki untuk masuk tim. Tempat itu akan diperebutkan Chan Peng Soon, Ow Yao Han, dan Koo Kien Keat. Putusan bakal diketok pada Sabtu (3/4).
 Peng Soon merupakan spesialis ganda campuran. Dia  punya banyak pengalaman. Yao Han masih muda dan bakal menjadi andalan Malayia di masa depan. Sementara, Kien Keat pada Maret lalu sudah meninggalkan BAM dan menjadi pebulu tangkis mandiri.
Razif menganggap Thien How/Wee Kiong dan Khim Wah/V Shem masih inkonsiten dan butuh banyak jam terbang untuk berlaga di putaran final Piala Thomas.
 ‘’Saya tak melihat mereka memastikan poin bagi Malaysia. Saya masih waswas,’’ jelas lekaki yang mengantarkan Malaysia juara Piala Thomas 1992 di Kuala Lumpur itu kepada media lokal Malaysia.
Khim Wah/V Shem memang, tambah dia, bisa juara Malaysia Super Series Premier 2014 Januari lalu. Hanya, dia menganggap Khim Wah jelek di servis.
 Kecemasannya semakin kuat. Ini disebabkan Malaysia saat grup dengan Korea Selatan dan Denmark. Negeri Ginseng, tambah dia, punya pasangan-pasangan ganda putra yang tangguh. Begitu juga dengan Jerman yang pernah mempermalukan Malaysia dalam Piala Sudirman tahun lalu. (*)

BWF Tak Berikan Wild di Kejuaraan Dunia


LIN Dan terancam kehilangan gelar juara dunia. Meski event tersebut baru dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada Agustu mendatang.
 Bukan karena cedera yang bakal membuatnya absen dari event bergengsi tahunan tersebut. Ini dikarenakan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tak lagi mengeluarkan wild card dalam Kejuaraan Dunia 2014.
 Dengan ranking sekarang yang masih di kisaran puluhan dunia susah bagi pebulu tangkis Tiongkok tersebut menembusnya. Apalagi jika aturan negara maksimal mengirimkan wakilnya.
 Keputusan tak memberikan wild card di Kopenhagen tersebut dikeluarkan BWF akhir bulan lalu. Surat itu ditanda tangani oleh manajer event BWF M. Venugopal.
 Sebenarnya, kans lolos masih ada. Hanya butuh perjuangan ekstrakeras bagi Lin Dan. Dia harus bisa merajai turnamen sisa  sebelum Kejuaraan Dunia dilaksanakan.
 Dalam daftar BWF, turnamen sebelum Kejuaraan Dunia 2014 antara lain Jepang Super Series (10-15 Juni), Indonesa Super Series Premier  Premier (17-22 Juni), Australia Super Series (24-29 Juni), dan Taiwan Grand Prix Gold (15-20 Juli). Namun, itu juga harus dibantu rekan-rekannya agar absen atau tampil jemblok dalam turnamen yang diikuti.
 Dalam ranking BWF yang ada, pebulu tangkis Tiongkok yang posisinya lebih baik dari Lin Dan adalah Chen Long (2), Du Pengyu (6), dan Wang Zhengming )7). Belum lagi deretan yang muda-muda seperti Tian Houwei (15), Chen Yuekun (34), serta Gao Huan (43).
 Tahun lalu, Lin Dan memperoleh wild card dari BWF. Ini mampu dimanfaatkan dengan baik dengan menjadi juara. Dalam final, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut mengalahkan saingan terberatnya Lee Chong Wei asal Malaysia. (*)

Lin Dan dalam Kejuaraan Dunia
2005: Finalis
2006: Juara
2007: Juara
2009: Juara
2011: Juara
2013: Juara