WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

» »Unlabelled » Refree yang Juga Kepala Desa

MINTA IZIN: Marnani (foto: sidiq)

MENJADI refree tentu bukan profesi utama. Mengatur tugas wasit dalam sebuah pertandingan pun belum tentu cukup untuk penopang hidup.
  Ini membuat profesi refree diisi oleh dengan beragam profesi. Salah satunya Marnani. Kecintaannya kepada bulu tangkis membuat dia untuk sementara meninggalkan pekerjaan utama sebagai kepala desa jika dipercaya menjadi refree dalam turnamen bulu tangkis nasional ataupun internasional.
 ‘’Mulai Mei 2012, saya dipilih menjadi kepala desa Setono Rejo, Kabupatan Kediri. Ini merupakan amanat yang harus dijalankan dengan sebaik mungkin,’’ terang Marnani.
 Jika meninggalkan tugas untuk waktu yang lumayan lama, Marnani pun minta izin kepada Bupati Kabupaten Kediri. Ini dilakukan agar proses pemerintahan di lingkungannya bisa berjalan lancar.
 “Saya kan punya kepala dusun-kepala dusun yang siap membantu menjalankan pemerintahan di tingkat terbawah,’’ lanjut dia.
 Dia mengaku bisa menang karena mayarakat sudah percaya dengan dirinya secara personal. Di desanya, Marnani dikenal getol menggalakan olahraga. Bukan hanya bulu tangkis, tapi juga sepak bola.
 ‘’Klub kami namanya Arseto,’’ jelas dia.
 Eit, jangan salah sangka. Arseto ini bukan berarti Marnani punya hubungan dengan klub lama era Galatama asal Solo, Arseto.   Nama klub Marnani ternyata hanya singkatan dari Arek Setono.
 ‘’Ini mungkin yang membuat suara saya menang jauh dari pesaing,’’ tegas Marnani.
 Terpilihnya dia menjadi kepala desa juga membuatnya harus melepas profesi lainnya, yakni sebagai guru olahraga. Padahal, pekerjaan tersebyut sudah dijalaninya 20 tahun lebih.
 ‘’Saya izin tak aktif karena belum pensiun dan gaji tetap saya terima. Meski gaji itu tak sebanyak kalau saya aktif mengajar olahraga di sekolah,’’ ungkapnya.
 Marnani bisa menjadi guru olahraga karena dia mengantongi ijazah SGO (sekolah guru olahraga). Darah olahraga yang dimilikinya pun mengalir ke salah satu anaknya, Ari Yuli. Sang anak sempat menjadi pebulu tangkis lima besar di Indonesia setelah Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, serta Simon Santoso.
 Sayang, Ari Yuli tak lama di Cipayung. Dia pun kembali ke Djarum dan kini menjadi salah satu pelatih di klub asal Kota Kretek, julukan Kudus, itu.
‘’Meski tak lama di pelatnas, dia sudah membuat saya bangga,’’ tandasnya. (*)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama