WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

» »Unlabelled » Seandainya Final All England di DBL Arena

TINE: Persiapan menghadapi Ratchanok (foto: sidiq)

10 Maret 2013. Ratchanok Inthanon tak akan melupakan tanggal tersebut.
 Ambisinya menjadi pebulu tangkis Thailand pertama yang menjadi juara kandas,
 Dalam final tunggal putri yang dilaksanakan di National Indoor Arena (NIA), Birmingham, Inggris, Ratchanok menyeran rubber game 14-21, 21-16, 10-21 oleh pebulu tangkis senior Denmark Tine Baun.
 Rasa penasaran Ratchanok semakin berlipat karena setelah juara Tine menyatakan mundur dari pentas bulu tangkis. Tentu, perempuan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, berusia 18 tahun tak bisa membalas kekalahannya.
 Tapi, tak disangka dan diduga, nama Tine terdaftar sebagai bagian skuad Eropa All-Stars. Ini membuat Ratchanock punya peluang membalas kekalahan.
 Awalnya, sempat rasa waswas duel ulangan final turnamen bulu tangkis paling bergengsi itu urung terlaksana. Pada putaran kualifikasi I di DBL Arena, Tine tak hadir.
 Bahkan, pada laga penyisihan putaran II melawan Filipina (29/3), Eropa All-Stars masih menutunkan pebulu tangkis muda Spanyol Carolina Marin. Hanya, Tine sudah hadir. Juara tiga kali All England tersebut hanya duduk di dalam tim.
 Nah, pada hari II (30/3), Tine pun diturunkan. Lawannya pun Thailand dan juga menurunkan Ratchanok. Partai tunggal putri yang paling ditunggu-tunggu pada Axiata Cup dan menaikan gengsi turnamen berhadiah total USD 1 juta atau sekitar Rp 10 Miliar tersebut.
 Awalnya, Tine kembali memetik kemenangan di game perdana. Dia menang mudah 21-9. Namun, pada game kedua, gantian Ratchanok unggul 21-13. Kejadian di All England, pada game ketiga Tine yang unggul.
 Tapi, lain di DBL, pada game ketiga, Tine kalah 12-21.
 ‘’Saya kurang berlatih setelah All England. Jadi, kondisi saya memang tak sebagus di All England,’’ kata Tine kepada smashyes. (*)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama